PENDAHULUAN
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak
dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah
pengalaman sensori nyeri dan emosional yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh sering
kali dijelaskan dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas yang
terbaka, melilit seperti emosi perasaan kaku, mual dan takut (Judha 2015).
1
Masalah keperawatan yang sering muncul adalah nyeri, di ulu hati, mual, muntah,
dan anoreksia. Kecemasan berhubungan dengan adanya nyeri dan muntah darah, kurang
pengetahuan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi penatalaksanaan diet dan
factor pencetus iritan pada mukosa lambung (Arif, Mutaqqin dan Sari 2016 ). Masalah yang
menjadi prioritas pada diagnosa mmedis gastritis adalah nyeri.
Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang identik pada seorang individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama mengahsilkan
respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri merupakan sumber penyebab
frustasi baik klien maupun tenaga kesehatan.
Secara umum nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik, fisiologis, maupun dari emosional.
Nyeri lambung merupakan salah satu gejala pertama sakit lambung (magh) yang
dalam istilah medis disebut gastritis, sebenarnya lumayan popular di masyarakat.
Berdasarkan data dijakarta pada 2017 terhadap 1.645 orang, ternyata 6 dari 10 orang
mengalami sakit lambung. Sayangnya, masyarakat indonesia masih rendah kesadarannya
untuk menjaga kesehatan lambung padahal saat menyerang, sakit magh bisa sangat
mengganggu aktivitas, bahkan menurunkan produktivitas kerja. Berbagai penelitian
menyimpulkan bahwa 70-80 % kasus sakit magh. Nyeri lambung bisa terjadi akibat terlalu
banyak mimpi alkohol dan menggunakan obat-obatan anti radang streoid dalam jangka
panjang, seperti aspirin serta ibuproven. Tapi adakalanya juga nyeri lambung terjadi pada
pembedahan mayor, luka bakar atau infeksi yang parah (Widowati 2018).
Penyakit ini sering terjadi sekitar empat juta penduduk amerika serikat mengalami
gangguan asam lambung dengan tingkat mortalitas sekitar 15.000 orang per tahun. Angka
kejadian gastritis dari hasil penelitian yang dilakukan kementrian kesehatan Republik
Indonesia tercatat, Jakarta mencapai 50%, Denpasar 46%, Palembang 35,3%, Bandung
32,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (KemKes RI Profil Kesehatan Indonesia 2018).
Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada pasien,
perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri,
sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgetik. Dengan memahai konsep nyeri
secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan strategi-strategi yang dapat
mengatasi nyeri yang dirasakan pasien.
1.2. Tujuan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain
1.2.1. Tujuan Umum
1. Mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah nyeri pada pasien Tn
M
2. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja bagiperawatan
pasien selama fase darurat-resusitasi, fase akut dan fase rehabilitasi nyeri
abdomen.
1.3. Manfaat
1.3.1. Institusi
PENGELOLAAN KASUS
2.1.2 Klasifikasi
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua
garis besar yaitu :
Inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis
kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini
dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada
dinding lambung.
2.1.3 Etiologi
1. Gastritis Akut
a. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, biasanya
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambungHelicobacter
pylori. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga
pada peminum alkohol, dan merokok.
Pathway
2.1.4 Patofisologi
1. Gastritis akut
2. Gastritis Kronik
1. Gastritis Akut
a. Anoreksia
b. Mual
c. Muntah
d. Nyeri epigastrum
e. Perdarahan saluran cerna pada hematemasis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik
2.1.8 Penatalaksanaan
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan aupun
berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui jika seseorang pernah mengalaminya ( Tamsuri, 2014 ).
Secara umum bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Gejalanya
mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri
akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang
keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2. Nyeri Kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa diketahui bisa
tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak bisa desembuhkan.
Selain itu, pengideraan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita sukar
atau menunjukkan lokasinya. Dampak dari nyeri ini antara lain penderita
menjadi mmudah tersinggung dan sering mengalai insoma. Akibatnya, mereka
menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat
dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang tibul dalam periode waktu tertentu,
adakalanya penderita terbebas dari rasa nyeri, misalnyasakit kepala migrain.
1. Usia
Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak
dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang di temukan antara kedua
kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa
bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak yang belum mepunyai kosakata yang
banyak, mempunyai kesuitan mendeskripsikan secara verbal dan
mengekspresikan nyeri paada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak.
2. Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai
respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin
merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak
laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat
menangis dalam waktu yang sama.
3. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
budaya mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Nyeri
biasanya menghasilkan respon efektif eskipun pada uunya yang diekspresikan
berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu tenang dan emosi, pasien tenang umumnya akan
diam berkenaan dengan nyeri ereka memiliki sikap yang dapat menahan nyeri.
Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan
menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis.
4. Ansietas
Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri,
mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset tidak
memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietass dan nyeri.
Namun ansietas yang relavan atau berhubungan dengan nyeri dapat
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
5. Pengalaman masa lalu terhadap nyeri
Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya,
makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang
diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,
akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi parah.
Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak
terselesaikan seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis atau resisten.
6. Keluarga dan Suport Sosial
Faktor lain yang juga memperngaruhi respon erhadap nyeri adalah kehadiran
dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering
bergantung pada keluarga untuk mensuport membantu atau melindungi.
Ketidakhadiran keluraga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri
semakin bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal khusus yang penting
untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri.
7. Pola Koping
Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit
adalah hal yang sangat tidak tertahankan. Secara terus-menerus klien
kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri, klien sering
menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.
Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga dan
bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensuport klien
menurunkan nyeri.
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pegukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual,dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
tentang nyeri itu sendiri.
1. Karakteristik nyeri
Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan kemungkinan
penyebaran, durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama (terus-menerus, hilang
timbul, periode bertambah atau berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas
nyeri. (Tansuri, 2006)
2. Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Berbagai perilaku sering diidentifikasiklien sebagai faktor yang mengubah
intensitas nyeri,dan apa yang di yakini klien dapat membantu dirinya. Perilaku
ini seringdidasarkan pada upaya try and error (Tamsuri, 2006).
3. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
Misalnya, terhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan
orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai.Nyeri akut sering
berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang berhubungan dengan depresi
(Tamsuri, 2006).
4. Kekhawatiran individu tentang nyeri
Dengan meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi, prognosi serta
berpengaruh terhadap peran dan citra diri (Tamsuri, 2006).
2.1.12. Pengukuran Skala Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.2.1. Pengkajian
1. Nyeri Akut
2. Kurang pengetahuan
2. Kurang pengetahuan
a. Tujuan :
Informasi tepat dan
efektif. b. Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi Rasional
a. Beri pendidikan kesehatan Pengkajian/evaluasi secara periodik
(penyuluhan) tentang penyakit, beri meningkatkan
kesempatan klien atau keluarga pengenalan/pencegahan dini
untuk bertanya, beritahu tentang terhadap komplikasi seperti ulkus
32
peptik dan pendarahan pada lambung
33
2.3. Asuhan Keperawatan Kasus
2.3.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Tn M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 75 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Rembio Besar Talo
Tanggal Pengkajian : 21-10-2021
Diagnose Medis : Gastritis dan hipertensi
2. Keluhan Utama
Tn. M mengeluh nyeri, skala nyeri 6 (NRS) dibagian daerah abdomen kiri
bagian atas .
b. Konsep Diri
Gambaran diri
Pasien gemuk, dan pasien tidak ada masalah dengan keadaannya
sekarang
Ideal diri
Pasien mengatakan dia akan dapat segera sembuh, dan pasien takut
dengan keadaannya.
Harga diri
Pasien tidak merasa malu dengan kondisinya sekarang
Peran diri
Selama di rumah sakit pasien tidak dapat melakukan perannya seperti
seorang ibu yang diinginkan anak-anaknya.
Identitas
Pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang.
c. Keadaan emosi
Keadaan emosi masih dapat terkontrol (stabil).
d. Hubungan sosial
Orang yang berarti :
Tn. M mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya
Hubungan dengan keluarga :
Tn. M menjalin hubungan baik dengan keluarga
Hubungan dengan orang lain
Tn. M dapat berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan keluarga serta tetanga saling berinteraksi satu
sama lain.
7. Status Mental
Tingkat kesehatan : kompos mentis
Penampilan :Rapi
Pembicaraan : Sesuai
Alam kesadaran : Lesu
Afek : Sesuai
Interaksi selama wawancara : kooperatif dan kontak mata ada
Persepsi :Tidak ada
Proses fikir : Sesuai pembicaraan
Waham : tidak ada waham
Memori : masi dapat mengingat kejadian dulu dan
sekarang.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Baik
b. Tanda-tanda Vital
Suhu tubuh : 36,7ºC
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 18x/menit
Sekala nyeri :6 (nyeri sedang), pengukuran dilakukan dengan
pengukuran skla nyeri Numerical Rating Scale.
TB : 150 cm
BB : 84 Kg
c. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala rambut
Bentuk : Simetris
Ubun-ubun : Tidak dilakukan Pemeriksaan
Kulit kepala : Bersih
Rambut
Wajah
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan tidak ada
kelainan
Lubang hidung cuping hidung : Normal
Cuping hidung : Tidak ada tanda kelainan
Telinga
Leher
Pemeriksaan Thoraks/dada
Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, Funnel chest, pigeon chest, flail
chest, kifos koliasis).
Pernafasan (frekwensi, irama) : Frekwensi 24x/menit, irama
regular.
Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitas
bernafas
Pemeriksaan Abdomen
Fungsi Motorik
tympani
d. Abdomen
membesar/tidak
Simetris
e. Tanda-tanda vital
Sign
TD : 160/100 mmHg
HR: 84x/menit
RR : 18x/ menit
Temp: 36, 8ºC
Skala nyeri : 6
(NRS)
DS : Ansietas Kurang pengetahuan
a. Keluarga
mengatakan kurang Kurang informasi
menegtahui tentang
penyekakit gastritis Kurang pengetahuan
DO :
a. keluarga keliahatan
cemas terhadap
keadaan Tn. M
30
2.3.3 RUMUSAN MASALAH
1. Masalah Keperawatan
a. Nyeri
b. Kurang pengetahuan
2. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Kurang pengetahuan
2.1.4. PRENCANAAN KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut ditandai dengan wajah tampak meringis, perilaku distraksi
gelisah, keadaan umum lemah, skala nyeri atau nyeri sedang dengan skala
pengukuran ( Numerik Rating Scale).
a. Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan
nyeri sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.
b. Kriteria Hasil :
Pasien melaporkan nyeri hilang dengan skala nyeri 0-2
Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri dari skala 6 sampai
skala nyeri 2 dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).
2. Kurang pengetahuan
a. Tujuan :
Informasi tepat dan
efektif. b. Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi Rasional
a. Beri pendidikan kesehatan Pengkajian/evaluasi secara periodik
(penyuluhan) tentang penyakit, beri meningkatkan
kesempatan klien atau keluarga pengenalan/pencegahan dini
untuk bertanya, beritahu tentang terhadap komplikasi seperti ulkus
32
peptik dan pendarahan pada lambung
33
Memberikan pendidikan skala nyeri 6
kesehatan melalui penyuluhan ( NRS)
kesehatan kepada keluarga b. Keluarga
pasien tentang penyakit tampak
meliputi penyebab, gejala, serta cemas
fator pencetus gastritis A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Jum’at, Menganjurkan pasien untuk S:
22 Istrahat a. klien
Oktober Menganjurkan kepada pasien mengatakan
2021 untuk melakukan tehnik nyeri
relaksasi tarik nafas dalam berkurang
setiap nyeri kambuh b. Keluarga
Mengkaji tanda-tanda vitalk mengatakan
Pasien sudah
TD : 140/80 mmHg mengetahui
HR : 82x/menit apa tentang
RR : 21x/menit gastritis
Temp : 36,5◦C O : klien meringis
Nyeri : 4 (NRS) dengan skala nyeri 3
Mengkaji ulang tingkat (NRS)
pengetahuan keluarga tentang A : masalah teratasi
Gastritis sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
Sabtu, Evaluasi perilaku pasien S : klien
23 Menganjurkan untuk mengatakan sudah
Oktober menghindari aktivitas yyang Tidak nyeri
2021 meningkatkan peningkatan intra O : pasien tampak
Abdomen rileks dengan skala
Menjelaskan tehnik untuk nyeri 1 (NRS).
34
menghindari peningkatan A : masalah
tekanan intra abdomen teratasi
d. Anjurkan klien untuk istrahat P : intervensi
diruangan yang tenang Dihentikan
35
2.3.4 CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi
NO Hari / Pukul
tanggal
1 Jum’at, 22 14.00 a. Mengkaji nyeri, S : pasien
Oktober lokasi nyeri melaporkan
2021 14.30 b. Memberi klien Nyeri berkurang
posisi yang
nyaman pada O : skala nyeri 3
waktu tidur atau (NRS) klien
duduk. tampak tenang, dan
15.00 c. Mengajarkan tidak gelisah
tehnik relaksasi A : masalah
nafas dalam. Teratasi sebagian
15.30 d. Memberikan P : intervensi
kesempatan Dilanjutkan
pasien untuk
menceritakan
keluhannya
kepada perawat
e. Memberikan
pendidikan
kesehatan melalui
penyuluhan
kesehatan kepada
keluarga pasien
tentang penyakit
gastritis meliputi
penyebab, gejala,
serta fator
pencetus gastritis
36
Jum’at, 14.30 a. Mendorong S : keluarga
22 Oktober pasien untuk bertanya pada
2021 berobat apabila perawat mengenai
terdapat respon hal lain yang dapat
nyeri, bersin, dilakukan untuk
Batuk merawat klien
15.00 b. Menganjurkan Dirumah
pasien untuk O : keluarga
menjaga berat memahami dan
badan optimal dapat mengurangi
16.30 c. Mendorong kembali informasi
aktivitas sesuai yang tekah
toleransi dengan diajarkan perawat
periode istrahat A : masalah
periiodik teratasi
d. Mengkaji ulang P : intervensi
Tingkat Dihentikan
pengetahuan
keluarga tentang
gastritis
Sabtu, 0 a. Mengkaji tanda- S : klien
5
23 Oktober tanda vital klien melaporkan
2021 b. Mengkaji nyeri, nyerinya sudah
lokasi nyeri, dan jauh berkurang
skala nyeri O : tanda-tanda
c. Menganjurkan vital :
keluarga dan TD : 130/90
orang terdekat mmHg
klien untuk HR : 81x/menit
berbincang- RR20x/menit
bincang dengan Temp : 36,5◦C
klien Skala nyeri 0-1
d. Mengajarkan (NRS)
37
tehnik relaksasi Klien tampak
tarik nafas dalam. tenang terlihat
senang berinteraksi
dengan keluarga
A : masalah
Teratasi
P : intervensi
Dihentikan
38
BAB III
3.1 Kesimpulan
Data yang didapat saat pengkajian Kamis, 21 Oktober 2021 pukul 14.00 WIB,
pasien mengatakan nyeri pada abdomen kiri bagian atas disertai mual dan muntah TD
: 160/100 mmHg, RR : 20x/menit, HR : 82x/menit,. Pasien mengatakan beliau
mengalami mual muntah ±6 kali dalam satu hari. Pada kasus Tn.M dengan diagnose
medis Gastritis , maka muncul masalah keperawatan pada SDKI (2016-2017). Nyeri
akut ditandai dengan wajah klien tampak meringis, gelisah, keadaan umum lemah
skala nyeri 6 (NRS), kurang pengetahuan ditandai dengan keadaan umum klien
lemah dan tidak mengetahui sumber informasi ditandai dengan keluarga bertanya
mengenai penyebab penyakit yang terjadi.
Yang terjadi perioritas masalah dalam kasus ini adalah nyeri berhubungan
denga iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah klien tampak meringis, gelisah,
keadaan umum lemah skala nyeri sedang (NRS).
39
Pada rencana tindakan keperawatan meliputi criteria, tujuan, tindakan,
rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan denga teori dan memodifikasi tindakan
keperawatan melihat kondisi pasien denga mengikut sertakan keluarga pasien.
3.2 Saran
1. Bagi perawat
a. Pada saat melakukan pengkajian pada klien, perawat berperan aktif,
menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan keluarga
selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnose
keperawatan yang aktif.
b. Diagnose keperawatan yang ditegakkan hendaknya klien dan keluarga di
ikutsertakan, sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk mempermudah
pemecahan masalah.
c. Diharapkan kepada perawat memberikan helath education, kepada klien
dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat,
dan keluarga mengawassi pemakaian obat selama 3 bulan untuk mencegah
kekambuhan (infeksi sekunder), mengurangi aktivitas dan menganjurkan
pada klien untuk cukup istrahat.
d. Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, diharapkan
kepada perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncanakan
sesuai dengan perioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil
yang maksimall sehingga masalah teratasi.
2. Bagi klien dan keluarga
a. Perlu memeperhatikan pola istyrahat tidur klien agar klien dapat tidur
dengan tenang dan jam istrahat tidur klien terpenuhi.
b. Dan saran untuk ,e,batasi aktifitas yang akan mengganggu keadaan luka,
istrahat cukup sering yang dapat menghilangkan rasa nyeri.
Daftar Pustaka
Potter & Perry. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik,
Edisi 4. EGC
Setiawati, S, dkk (2016). Panduan Praktis Mengkaji Fisiok keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media.
Sigit Nian Prasetyo. (2015). Konep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama.
Surakarta. Graha Ilmu.
Suratun, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Edisi Pertama. Jakarta :
TIM, 2017.
SIKI,SDKI,SLKI 2017
Wartonah, T (2018), Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi-3. Jakarta :
Salamba Medika.