Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

“ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS”

Dosen Pembimbing: Ns. Heni Apriyani, M.Kep., Sp.KMB.

Disusun Oleh Kelompok 2:

DHEA JULIANTI (2214471 011)

PUTRI JINGGA A.P (22144 71016)

RANDYN SUCI NING CA HYA (2214471017)

ANINDA NUR SAKINAH (2214471029)

DESI FITRIYANI (2214471037)

EMA FITRIANI (2214471043)

FITRI NOVIYANI (2214471048)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN KOTABUMI

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sindaktili” ini tepat waktunya. Adapun tujua
n dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi. Selain itu makala
h ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi kami sendiri se
bagai penulis tentang langkah-langkah keselamatan pasien.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Heni Apriyani, S.Kep., M.Kep,Sp.KMB selaku
dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 yang telah memberikan tugas ma
kalah ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada kami. Tidak lupa juga ka
mi ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi membantu kami dalam me
nyelesaikan tugas makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan keterba
tasan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang b
ersifat membangun agar di lain waktu kami dapat mengerjakan tugas dengan lebih baik lagi.

Lampung, Agustus 2023

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau
penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri ulu hati, orang yang
terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman.
Biasanya keluhan yang diajukan penderita tersebut ringan dan dapat diatasi dengan mengatur
makanan, tetapi kadang-kadang dirasakan berat, sehingga ia terpaksa meminta pertolongan
dokter bahkan sampai terpaksa diberi perawatan khusus (Wardaniati, 2016).
Menurut WHO di Indonesia pada tahun 2012 angka kejadian gastritis mencapai 40,8% pada
beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa pendududuk. Selain
itu pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan kelima dengan jumlah penderita
218.872 dan kasus kematian 899 orang (Suryono, 2016).
Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor secara garis besar
penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi.
Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga
menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah satu penyebab kekambuhan
gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien dalam mencegah kekambuhan
gastritis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan gastritis?
2. Bagaimana etiologi gastritis?
3. Bagaimana patofisiologi gastritis?
4. Apa saja manifestasi gastritis?
5. Apa saja pengkajian gastritis?
6. Apa saja diagnosa gastritis?
7. Apa saja rencana keperawatan gastritis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian gastritis
2. Untuk mengetahui etiologi gastritis
3. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis
4. Untuk mengetahui manifestasi gastritis
5. Untuk mengetahui apa saja pengkajian gastritis
6. Untuk mengetahui apa saja diagnosa gastritis
7. Untuk mengetahui apa saja rencana keperawatan gastritis

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit
tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.
Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat
penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.
Secara histologis dapat dibuktikan dengan inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut
didasarkan pada manifestasi klinis dapat dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 : 127).
Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulcer) dan dapat
meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah
penyakit yang serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan.
Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa
penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah.
Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan
submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena
diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis
Bila mukosa lambung sering kali atau dalam waktu cukup lama bersentuhan dengan aliran balik
getah duodenum yang bersifat alkalis, peradangan sangat mungkin terjadi dan akhirnya malah
berubah menjadi tukak lambung. Hal ini disebabkan karena mekanisme penutupan pylorus tidak
bekerja dengan sempurna, sehingga terjadi refluks tersebut. Mukosa lambung dikikis oleh
garam-garam empedu dan lysolesitin (dengan kerja detergens). Akibatnya timbul luka-luka
mikro, sehingga getah lambung dapat meresap ke jaringan-jaringan dalam dan menyebabkan
keluhan-keluhan (Obat-obat Penting hlm 262).

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) :


1.Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
 Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan
kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi bakterial, obat
analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat
menyebabkan erosi mukosa lambung) ).
 Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan).
2.Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung,
atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2
tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun
sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan
infeksi Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

2.2 Etiologi
Secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang
memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi
dan infeksi. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam lambung mulai
berkurang sehingga menimbulkan peradangan (inflamasi). Kerusakan ini bisa disebabkan oleh
gangguan kerja fungsi lambung, gangguan struktur anatomi yang bisa berupa luka atau tumor,
jadwal makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol atau kopi yang berlebih, gangguan stres,
merokok, pemakaian obat penghilang nyeri dalam jangka panjang dan secara terus menerus, stres
fisik, infeksi bakteri Helicobacter pylori (Suryono, 2016).
Ketidakseimbangan antara faktor-faktor agresif (asam dan pepsin) dan faktor-faktor defensif
(resistensi mukosa) pada mukosa lambung dan duodenum menyebabkan terjadinya gastritis,
duodenitis, ulkus lambung dan ulkus duodenum. Asam lambung yang bersifat korosif dan pepsin
yang bersifat proteolitik merupakan dua faktor terpenting dalam menimbulkan kerusakan
mukosa lambung-duodenum. Faktor-faktor agresif lainnya adalah garam empedu, obat-obat
ulserogenik (aspirin dan antiinflamasi nonsteroid lainnya, kortikosteroid dosis tinggi), merokok,
etanol, bakteri, leukotrien B4 dan lain-lain (Katzung, 2004).
Pemakaian obat-obatan tertentu dalam jangka panjang beresiko mengakibatkan penyakit gastritis
karena obat-obat tersebut mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan mukosa pelindung
lambung menjadi tipis sehingga lebih mudah terluka. Selain itu, dapat pula disebabkan faktor
sosial, yaitu situasi yang penuh stres psikologis. Suatu pengamatan terhadap seorang pasien yang
menderita fistula pada lambungnya sehingga perubahan-perubahan pada lambung dapat diamati,
ternyata mengalami peningkatan produksi asam lambung saat dihadapkan pada situasi yang
menegangkan yang menimbulkan perasaan cemas. Timbulnya penyakit gastritis dan tukak
lambung dipicu oleh stres yang berkepanjangan. Stres yang berkepanjangan ini muncul karena
gaya hidup saat ini yang serba cepat akibat tuntutan hidup dan tuntutan kerja, misalnya mobilitas
yang tinggi maupun beban kerja yang dirasakan berat. Gaya hidup tersebut membuat individu
selalu berada dalam ketegangan sehingga berakibat pada munculnya stres. Selain itu pola makan
yang tidak teratur dan mengkonsumsi makanan instan sebagai akibat pola hidup serba cepat juga
merupakan salah satu pencetus penyakit gastritis (Subekti, 2011).
Helicobacter pylori merupakan penyebab utama penyakit gastritis. Menurut penelitian, gastritis
yang dipicu bakteri ini bisa menjadi gastritis menahun karena Helicobacter pylori dapat hidup
dalam waktu yang lama dilambung manusia dan memiliki kemampuan mengubah kondisi
lingkungan yang sesuai dengan lingkungannya sehingga Helicobacter pylori akan mengiritasi
mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium. Komplikasi yang dapat
timbul dari gastritis, yaitu gangguan penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis jika
dibiarkan tidak terawat, akan menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung. Serta
dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus
pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Adapun kasus dengan
penyakit gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan
masyarakat sehingga harus berupaya untuk mencegah agar tidak terjadi kekambuhan (Suryono,
2016).

2.3 Patofisiologi
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan merupakan
respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Patofisiologi terjadinya gastritis dan
tukak peptik ialah bila terdapat ketidakseimbangan faktor penyerang (ofensif) dan faktor
pertahanan (defensif) pada mukosa gastroduodenal, yakni peningkatan faktor ofensif dan atau
penurunan kapasitas defensif mukosa. Faktor ofensif tersebut meliputi asam lambung, pepsin,
asam empedu, enzim pankreas, infeksi Helicobacter pylori yang bersifat gram-negatif, OAINS,
alkohol dan radikal bebas. Sedangkan sistem pertahanan atau faktor defensif mukosa
gastroduodenal terdiri dari tiga lapis yakni elemen preepitelial, epitelial, dan subepitelial
(Pangestu, 2003).
Elemen preepitelial sebagai lapis pertahanan pertama adalah berupa lapisan mucus bicarbonate
yang merupakan penghalang fisikokimiawi terhadap berbagai bahan kimia termasuk ion
hidrogen (Kumar, 2005). Lapis pertahanan kedua adalah sel epitel itu sendiri. Aktifitas
pertahanannya meliputi produksi mukus, bikarbonat, transportasi ion untuk mempertahankan pH,
dan membuat ikatan antar sel (Kumar, 2005).
Lapisan pertahanan ketiga adalah aliran darah dan leukosit. Komponen terpenting lapis
pertahanan ini ialah mikrosirkulasi subepitelial yang adekuat (Pangestu, 2003).
Endotoksin bakteri setelah menelan makanan terkontaminasi, kafein, alkohol dan aspirin
merupakan agen pencetus yang lazim. Infeksi H. pylori lebih sering dianggap sebagai penyebab
gastritis akut. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan
mukosa pelindung, meninggalkan daerah epitel yang gundul. Obat lain juga terlibat, misalnya
OAINS (indomestasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamid, steroid, dan digitalis. Asam empedu,
enzim pankreas, dan etanol juga diketahui mengganggu sawar mukosa lambung. Apabila alkohol
diminum bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak dibandingkan dengan efek
masing-masing agen tersebut bila diminum secara terpisah (Price dan Wilson, 2005).

2.4 Manifestasi Klinis


2.5 Pengkajian Gatritis
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama : Bp. D
2) Tempat tanggal lahir : Magelang 09 – 07- 1939
3) Jenis Kelamin : Laki - Laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : PG. A
6) Pekerjaan : Pensiunan Guru
7) Status Perkawinan : Kawin
8) Suku / bangsa : Jawa
9) Alamat : Pabelan Rt 04 RW 08 Pancuran mos secang Magelang
10) Diagnosa Medis : Gastritis
11) No RM : 01-94-xx
12) Tgl masuk RS : 01 Juli 2018

b. Keluarga / penanggung jawab


1) Nama : Ny. M
2) Umur : 47 tahun
3) Pendidikan : S1 (Pendidikan )
4) Pekerjaan : Guru tidak tetap
5) Alamat : Pabelan Rt 04 RW 08 Pancuran mos secang Magelang
6) Hubungan dengan pasien : Putrinya
7) Status perkawinan : Kawin

2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan pasien
1) Keluhan utama saat dikaji Pasien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati dan perut bagian
kiri bawah
O (onzet) : pasien mengatakan nyeri di rasakan sekarang dan mulai timbul sejak 6 jam sebelum
masuk RS
P (provocative) : pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus
Q (Quality) : pasien mengatakan nyeri terasa seperti diremasremas
R (Region) : Pasien mengatakan nyeri di rasakan pada ulun hati dan perut kiri bawah
S (Scale) : Pasien mengatakan skala 4
T (Tretment) : Klien berusaha mengurangi gerakan agar nyeri terasa lebih ringan U
(Understanding) : Klien mengatakan paham nyeri yang dirasakan
V (Value) : Klien berharap nyeri cepat hilang dan lekas sembuh

2) Keluhan tambahan saat dikaji


Pasien mengatakan badannya lemas, perut terasa mual, muntah bab cair bercampur dengan
darah dan berwarna hitam.

3) Riwayat Kesehatan sekarang


a) Alasan utama masuk Rumah Sakit Pasien mengatakan badannya panas dingin, mulai habis
asyar pada tangal 01 Juli 2018 pukul 15.30 wib , Kemudian pukul 16.00 Wib pasien melakukan
kerokan , pasien mengatakan perut terasa mual muntah kemudian pasien datang ke Rumah sakit
dr SOEJONO Magelang pada pukul 22.00 wib, masuk di ruang IGD mendapatkan tindakan
keperawatan antara lain TD : 100/70 mmHg, Respirasi 24x/menit , Nadi 88 x/menit , Suhu 37⁰C
Terpasang infus RL 500 20 tpm, kemudian dipindahkan ke ruang Bougenvil untuk dirawat inap.
b) Riwayat Kesehatan Pasien Pasien mengatakan kontrol rutin ke poli penyakit syarat dengan
penyakit Hipertensi. Pasien pernah opname hernia pada tahun 2011
c) Riwayat Kesehatan Dahulu : Hipetensi, Post Op Hernia tahun 2011
d) Alergi : pasien mengatakan tidak ada alergi obat maupun makanan
e) Riwayat minum obat analgesic asam mefenamat

4) Analisis data
DS :
 Pasien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati dan perut kiri bawah
 pasien mengatakan nyeri di rasakan sekarang dan mulai 6 jam sebelum masuk RS
 pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus
 pasien menagatakan nyeri terasa seperti diremasremas
 Pasien mengatakan nyeri di rasakan ulu hati dan perut bagian bawah kiri
 Pasien mengatakan skala 4
 Klien berusaha mengurangi gerakan agar nyeri tidak terasa
 Klien Nyeri akut Agen biologis (iritasi mukosa lambung ) 44 mengatakan paham nyeri yang
dirasakan
 Klien berharap nyeri cepat hilang dan lekas sembuh
 Pasien mengatakan lemas, mual, muntah Pasien mengatakan hanya minum susu cerelak dan
air putih
 Paien mengatakan kurang mngerti tentang penyakitnya

Do :
 Pasien tampak gelisah dan tidak nyaman Klien wajahnya menyeringai
 Pasien terlihat lemas Diet Cair (3x200cc)
 Pasien terpasang Biocemical Hb : 12 Albumin : - Clinical : Psien terlihat lemas Diet : cair
3x200cc
 Pasien tampak bingung
 Pasien kurang mengerti tentang penyakitnya

2.6 Diagnosa Gastritis


1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologis
2.
2.7 Rencana Keperawatan Gastritis
Diagnosa keperawatan Tujuan keperawatan intervensi
Nyeri akut berhubungan Paint control Setelah di Pain menegent
dengan Agen cidera lakukan tindakan 1. Observasi tingkat nyeri
biologis (iritasi mukosa kepeawatan selama 3 x 24 klien secara konferhensif baik
lambung ) di tandai dengan jam diharapakan nyeri meliputi frekuensi, lokasi,
DS: berkurang atau hilang intensitas, reaksi.
 Pasien mengatakan dengan kriteria hasil : 2. Observasi tanda- tanda vital
nyeri pada daerah ulu 1. Klien mengatakan rasa 3. Ajarkan teknik relaksasi
hati dan perut kiri nyeri berkurang atau hilang nafas dalam
bawah 2. Tekanan darah 90/60- 4. Edukasi keluarga untuk
 pasien mengatakan 140/90 mmHg memberikan suasana nyaman
nyeri di rasakan 3. Nadi 60- 100x/menit 5. Jelaskan sebab - sebab nyeri
sekarang dan mulai 4. Respirasi 16- 24x/menit kepada klien
timbul sejak 6 jam 5. Nyeri 0-2 6. Kelola obat analgesik
sebelum masuk rs 6. Wajah klien tidak diberikan pada pukul 08.00,
 pasien mengatakan menyeringai 16.00, 24.00 WIB
nyeri dirasakan terus 7. Klien merasakan nyaman
menerus
 pasien menagatakan
nyeri terasa seperti
diremas- remas
 Pasien mengatakan
1.Observasi kebutuhan
nutrisi pasien seperti
makan dan minum
2.Kaji nafsu makan
klien saat pemberian
diit. nyeri di rasakan
padaulu hati dan perut
kiri bawah
 Pasien mengatakan
skala 3
 Klien berusaha
mengurangi gerakan
agar nyeri tidak terasa

DO :
 Klien wajahnya
menyeringai
 Klien tampak gelisah
dan tidak nyaman
Ketidakseimbanagan Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi kebutuhan
nutrisi kurang dari kepeerwatan selam 4 x 24 nutrisi pasien seperti makan
kebutuhan tubuh jam diharapkan diharapakan dan minum
berhubungan dengan klien dapat menunjukkan 2. Kaji nafsu makan klien
Menurunnya nafsu makan tidak adanya tanda-tanda saat pemberian diit.
mual, muntah di tandai ketidakseimbangan nutrisi 3. Kaji hal-hal yang
dengan kurang dari kebutuhan menyebabkan klien malas
DS : dengan kriteria : 1. Nafsu makan
 Pasien mengatakan makan baik 2. Porsi makan 4. Anjurkan klien untuk
lemas, mual, muntah dihabiskan 3. Berat badan makan porsi sedikit tapi
Pasien mengatakan normal, sesuai dengan tinggi sering.
hanya minum susu badan. 5.Anjurkan dan ajarkan
cerelak dan air putih melakukan kebersihan mulut
DO : sebelum makan. 6.Kolaborasi
 Pasien terlihat lemas dengan tim gizi dalam
Diet Cair (3x200cc) pemberian TKTP.
Pasien terpasang infus
Rl 20tpm Biocemical
Hb : 12 Albumin : -
Clinical : Psien terlihat
lemas Diet : cair
3x200cc
Defisit pengetahuan Diseaseprocces Setelah di 1. Observasi kemampuan klien
berhubungan dengan lakukan tindakan dalam pemahaman tentang
Kurang pengetahuan kepeerwatan selam 4x 24 penyakitnya
(Proses penyakit) di tandai jam diharapkan deficit 2. Bantu klien dalam memilih
dengan penegtahuan teratasi dengan diit yang tepat ketika kembali
DS : kriteria hasil : 1. Klien dan dirumah
 Psien mengatakan keluarga mampu 3. Pendidikan kesehatan
kurang mngerti menyatakan pemahaman tentang gastritis erosif
tentang proses tentang penyakit, kondisi, 4. Libatkan keluarga untuk
penyakitnya, prognosis dan program hidup sehat
penyebab, dan terapie pengobatan serta program
diet diit 2. Klien dan keluaraga
DO : mampu menjelaskan
 Pasien tampak kembali apa yang dijelaskan
bingung oleh perawat
 Pasien bertanya
tentang penyakitnya

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi. Gejala
gastritis diantaranya tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas,
mual, muntah, lambung merasa penuh, kembung, bersendawa, merasa cepat kenyang, perut
keroncongan dan sering kentut serta timbulnya luka pada dinding lambung.
Terapi yang diberikan pada penyakit gastritis berupa terapi farmakologi dan non-farmakologi.
Terapi farmakologi yang biasa digunakan diantarnya :
a. Antagonis reseptor H2 histamin : Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin
b. Antasida terdiri dari senyawa Natrium Bikarbonat, Magnesium Hidroksida dan
Alumunium Hidroksida : Antasida DOEN
c. Penguat Mukosa : Sukralfat dan Misoprostol
d. Inhibitor Pompa Proton (PPI) : Esomeprazol, Lansoprazol, Omeprazol,Tenatoprazole,
Pantoprazole dan Rabeprazole
Sedangkan terapi non-farmakologi diantaranya :
a. Atur pola makan
b. Olah raga teratur
c. Hindari makanan berlemak tinggi dan makanan yang menimbulkan gas di lambung
d. Hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas dan minuman dengan kadar
caffein, alkohol, dan kurangi rokok
e. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung
f. Kelola stres psikologi seefisien mungkin

3.2 Saran
1. Salah satu cara yang baik untuk terhindar atau mencegah terjadinya penyakit gastrtitis
baik yang kronis maupun akut yakni dimulai dari cara hidup sehat dan selalu
memperhatikan konsumsi makanan dan minum kita sehari-hari dan yang tidak kalah
pentingnya selalu memperhatikan kondisi psikologi agar tidak terlalu banyak fikiran
(stres).
2. Apabila telah memiliki riwayat penyakit gastritis baik akut maupun kronis dan telah
terbiasa mengonsumsi obat, hendaknya konsumsi obat juga diperhatikan agar tidak
terjadi peningkatan penyakit dan kembali lagi selalu memperhatikan asupan makan serta
minuman sehari-hari.
3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah
di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Arif et al. 2000. Kapita Selekta Kedoktern Edisi III Jilid 1. Media Aesculapiusn FK UI, Jakarta.
Crowin EJ, Schmitz G, Hans L. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Gupta, MK. 2008. Kiat mengendalikan pikiran dan bebas stres. Jakarta : PT Intisari Mediatama.

Hirlan. 2009. Gastritis dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta: InternaPublishing.

Jackson, S. 2006. Gastritis. Diambil dari http://www.gicare.com/pated /ecd9546.htm.

Katzung, B,G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik.Edisi 8. Jakarta: Penerbit buku kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai