Gastritis Akut
Disusun Oleh :
Group 1 kecil
Nama Nim
KARAWACI
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
1.2.2 Tujuan khusus :
3
BAB II
KONSEP DADAR TEORI
2.1.1 Definisi
Gastroenteritis atau diare (GEA) merupakan suatu keadaan pengeluaran
tinja yang tidak normal atau tidakseperti biasanya (dimulai dengan peningkata
volume) keeceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA, 2006)
Gastroenteritis akut (GEA) adalah keracunan makanan disertai inflamsi
mukosa lambung dan usus halus, biasanya disebabkan oleh zat kimia, jamur
beracun (Broker, 2009. Hal 571)
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang
memeberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali
disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang aiar besar
berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair dapat
disertai dengan darah atau lendir (Suratun, 2010. Hal 136).
4
Periode inkubasi untuk semua infeksi virus dan bakteri berkisar 6 jam sampai 4-5
hari.
5
Feses dapat saja mengadung leukosit dan organisme penyebab juga mukus dan
darah yang bervariasi jumlahnya.
Standar baku emas untuk C. difficile adalah uji netralisasi cytoxan yang
mengonfirmasi adanya toksin pada feses. Uji feses lain adalah uji aglutinasi latex
yang kurang sensitif daripada uji netralisasi cytoxan dan uji terbaru yaitu enzyme-
linked immunosorbent assay (ELISA), yang cepat dan terpecaya. Pemeriksaan
endoskopi akan menemukan usus yang mengalami inflamasi, edema, dan
mengadung sejumlah plak.
Mulut
6
memotong makanan menjadi potongan kecil, yang dibasahi oleh air liur sebelum
lidah dan otot lainnya mendorong makanan ke dalam faring.
Gigi
Gigi adalah 32 organ kecil dan keras yang ditemukan di sepanjang tepi anterior
dan lateral mulut. Setiap gigi dibuat dari zat mirip tulang yang disebut dentin dan
ditutupi lapisan enamel - zat tersulit dalam tubuh. Gigi adalah organ hidup dan
mengandung pembuluh darah dan saraf di bawah dentin di daerah lunak yang
dikenal sebagai pulpa. Gigi dirancang untuk memotong dan menggiling makanan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Lidah.
Lidah terletak pada bagian inferior mulut hanya posterior dan medial ke gigi. Ini
adalah organ kecil yang terdiri dari beberapa pasang otot yang tertutup lapisan
tipis, bergelombang, seperti kulit. Bagian luar lidah mengandung banyak papilla
kasar untuk mencengkeram makanan karena digerakkan oleh otot lidah. Cita rasa
di permukaan lidah mendeteksi molekul rasa dalam makanan dan terhubung
dengan saraf di lidah untuk mengirimkan informasi rasa ke otak. Lidah juga
membantu mendorong makanan ke bagian belakang mulut karena tertelan.
Kelenjar ludah.
Sekitar mulut adalah 3 set kelenjar ludah. Kelenjar liur adalah organ aksesori
yang menghasilkan sekresi encer yang dikenal dengan air liur. Air liur membantu
melembabkan makanan dan mulai pencernaan karbohidrat. Tubuh juga
menggunakan air liur untuk melumasi makanan saat melewati mulut, faring, dan
kerongkongan.
7
Faring
Kerongkongan
Perut
Perut adalah kantung otot yang terletak di sisi kiri rongga perut, hanya lebih
rendah dari diafragma. Dalam rata-rata orang, perutnya kira-kira seukuran dua
kepalan tangan mereka yang ditempatkan di samping satu sama lain. Organ utama
ini bertindak sebagai tangki penyimpanan makanan sehingga tubuh memiliki
waktu untuk mencerna makanan besar dengan benar. Perut juga mengandung
asam klorida dan enzim pencernaan yang terus pencernaan makanan yang dimulai
di mulut.
Usus halus
Usus kecil adalah tabung panjang dan tipis yang berdiameter sekitar 1 inci dan
panjangnya sekitar 10 kaki yang merupakan bagian dari saluran pencernaan
bawah. Hal ini terletak hanya inferior ke perut dan memakan sebagian besar ruang
8
di rongga perut. Seluruh usus kecil digulung seperti selang dan permukaan
dalamnya penuh dengan banyak punggung dan lipatan. Lipatan ini digunakan
untuk memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi. Pada saat
makanan meninggalkan usus kecil, sekitar 90% nutrisi telah diekstraksi dari
makanan yang masuk ke dalamnya.
Hati adalah organ aksesori kasar berbentuk segitiga dari sistem pencernaan yang
terletak di sebelah kanan perut, lebih rendah dari diafragma dan lebih tinggi dari
usus halus. Hati beratnya sekitar 3 kilogram dan merupakan organ terbesar kedua
di tubuh.
Usus
Hati memiliki banyak fungsi yang berbeda dalam tubuh, namun fungsi utama hati
dalam pencernaan adalah produksi empedu dan sekresinya ke dalam usus kecil.
Kandung empedu adalah organ berbentuk pir kecil yang terletak tepat di belakang
hati. Kandung empedu digunakan untuk menyimpan dan mendaur ulang kelebihan
empedu dari usus halus sehingga bisa digunakan kembali untuk pencernaan
makanan selanjutnya.
Pankreas
Pankreas adalah kelenjar besar yang terletak hanya inferior dan posterior ke perut.
Panjangnya sekitar 6 inci dan berbentuk seperti ular pendek dan kental dengan
"kepala" yang terhubung ke duodenum dan "ekornya" mengarah ke dinding kiri
rongga perut. Pankreas mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam usus kecil
untuk melengkapi pencernaan kimiawi makanan.
Usus besar
Usus besar adalah tabung panjang yang tebal berdiameter sekitar 2,5 inci dan
panjangnya sekitar 5 kaki. Hal ini terletak lebih rendah dari perut dan
membungkus di sekitar perbatasan superior dan lateral usus halus. Usus besar
9
menyerap air dan mengandung banyak bakteri simbiotik yang membantu
meruntuhkan limbah untuk mengeluarkan beberapa nutrisi dalam jumlah kecil.
Kotoran di usus besar keluar dari tubuh melalui saluran anus.
B. Fisiologi
1. Proses menelan
Fungsi pertama dari sistem pencernaan adalah menelan, atau asupan makanan.
Mulut bertanggung jawab atas fungsi ini, karena ini adalah lubang dimana semua
makanan masuk ke tubuh. Mulut dan perut juga bertanggung jawab atas
penyimpanan makanan karena sudah menunggu untuk dicerna. Kapasitas
penyimpanan ini memungkinkan tubuh untuk makan hanya beberapa kali setiap
hari dan menelan lebih banyak makanan daripada yang bisa diolah pada satu
waktu.
2. Sekresi
Dalam sehari, sistem pencernaan mengeluarkan sekitar 7 liter cairan. Cairan ini
termasuk air liur, lendir, asam klorida, enzim, dan empedu. Air liur membasahi
makanan kering dan mengandung amilase saliva, enzim pencernaan yang
memulai pencernaan karbohidrat. Lendir berfungsi sebagai penghalang pelindung
dan pelumas di dalam saluran GI. Asam hidroklorida membantu mencerna
makanan secara kimia dan melindungi tubuh dengan membunuh bakteri yang ada
dalam makanan kita. Enzim seperti mesin biokimia kecil yang membongkar
makromolekul besar seperti protein, karbohidrat, dan lipid ke dalam
komponennya yang lebih kecil. Akhirnya, empedu digunakan untuk mengemulsi
massa lipida dalam jumlah besar menjadi butiran kecil agar mudah pencernaan.
10
3. Pencampuran dan Gerakan
Menelan Menelan adalah proses menggunakan otot halus dan kerangka di mulut,
lidah, dan faring untuk mendorong makanan keluar dari mulut, melalui faring, dan
ke kerongkongan.
Segmentasi Segmentasi terjadi hanya di usus kecil sebagai segmen pendek dari
kontrak usus seperti tangan meremas tabung pasta gigi. Segmentasi membantu
meningkatkan penyerapan nutrisi dengan mencampur makanan dan meningkatkan
kontaknya dengan dinding usus.
4. Pencernaan
11
tindakan pankreas. Pankreas mengeluarkan koktail pencernaan yang sangat kuat
yang dikenal sebagai jus pankreas, yang mampu mencerna lipid, karbohidrat,
protein dan asam nukleat. Pada saat makanan telah meninggalkan duodenum,
telah dikurangi menjadi blok bangunan kimiawi-asam lemak, asam amino,
monosakarida, dan nukleotida.
5. Penyerapan
Begitu makanan telah direduksi menjadi balok bangunannya, maka tubuh siap
menyerapnya. Penyerapan dimulai di perut dengan molekul sederhana seperti air
dan alkohol yang diserap langsung ke aliran darah. Kebanyakan penyerapan
terjadi di dinding usus halus, yang padat dilipat untuk memaksimalkan luas
permukaan yang kontak dengan makanan yang dicerna. Darah kecil dan pembuluh
limfatik di dinding usus mengambil molekul dan membawanya ke bagian tubuh
lainnya. Usus besar juga terlibat dalam penyerapan air dan vitamin B dan K
sebelum kotoran meninggalkan tubuh.
6. Pengeluaran
Fungsi akhir dari sistem pencernaan adalah ekskresi limbah dalam proses yang
dikenal dengan buang air besar. Buang kotoran menghilangkan zat yang tidak
dapat dicerna dari tubuh sehingga tidak menumpuk di dalam usus. Waktu buang
air besar dikontrol secara sukarela oleh bagian sadar otak, namun harus dilakukan
secara teratur untuk mencegah pencadangan bahan yang tidak dapat dicerna.
2.1.5 Patofisiologi
12
Paatogen menyebabkan kerusakan jaringan dan inflamasi dengan
melepasakan endotoksinyang menstimulasi mukosa pelapis usus, sehingga terjadi
sekresi air dan elektrolit ke lumen usus. Sekresi aktif ion klorida dan bikarbonat
ke usus halus menyebabkan inhibisi reabsorbsi sodium. Untuk menyeimbangkan
sodium sejumlah besar cairan yang kaya protein yang disekresikan ke usus
pembebanan kemampuan usus besar untuk mengabsorbsi dan menyebabkan diare.
Patogen juga menyebabkan kerusakan dan inflamasi dengan menginvasi serta
merusak lapisan mukosa usus, menghasilkan peradangan dan ulkus bila integritas
saluran GI terganggu, kemampuannya untuk melakukan fungsi digestif dan
absorpsi dapat berubah.
2.1.6 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan
gastroenteritis menurut Betz (2009, Hal 190), antaranya adalah:
Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
Syok hipovalemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis
metabolic, perfusi sistemik buruk)
Kejang demam
Bakterimia.
2.1.7 Prognosis
13
kardiomiopatin, masalah paru, hipertensi kronis, dan esefalohati.HUS adalah
penyebab utama gagal ginjal pada anak.
14
sigmoidoskopi, biopsy rectum dan rujukan ke klinik
gastroenterology (Davey, 2007. Hal 102).
15
Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri,
stomatitis kekurangan vitamin, bau badan.
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang
dengan defekasi).
Tanda : Nyeri tekan abdomen/ distensi.\
h. Keamanan
Gejala : Lesi kulit (nyeri tekan, kemerahan, dan membengkak).
Tanda : Riwayat lupus eritematosus, anemia metabolik,
vaskulitis, peningkatan suhu 39,6-40, alergi terhadap makanan/
produk susu(mengeluarkan histamin kedalam usus dan
mempunyai efek inflamasi).
i. Seksualitas
Gejala : Frekuensi menurun/ menghindari aktivitas seksual.
j. Interaksi social
Gejala : Masalah hubungan/ peran sehubungan dengan
kondisi, ketidakmampuan aktif dalam sosial.
k. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus,
pertimbangan: DRG menunjukan rerata lama dirawat : 7,1 hari,
rencana pemulangan: bantuan dengan program diet, obat dan
dukungan psikologis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi
usus
b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan banyak cairan (diare berat dan muntah).
c. Hipertemia berhubungan dengan dehidrasi
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrient.
e. Ansietas berhubungan dengan factor psikologis / rangsang
simpatis (proses inflamasi).
f. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi
kulit, akskoreasi fisura oerirektal.
16
g. Koping indivudu tidak efektif berhubungan dengan proses
penyakit yang tidak diduga.
h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
mengingat informasi atau tidak mengenal sumber. (Brunner dan
Suddarth, 2000)
3. Intervensi Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi
usus.
Tujuan: Melaporkan penurunan frekuensi defekasi,konsistensi
kembali normal.
Intervensi Rasional
2. Membantu membedakan
2. Observasi dan catat penyakit individu dan mengkaji
frekwensi devekasi, beratnya.
karakteristi, jumlah
dan factor pencetus
3. Istirahat menurunkan mobilitas
3. Tingkatkan tirah baring usus juga laju metabolisme bila
infeksi atau perdarahan sebagai
komplikasi
17
7. Kolaborasi pemberian
terapi antibiotik 7. untuk membunuh kuman dan
mencegah infeksi.
Intervensi Rasional
18
tanda vital pasien yang dapat membantu
dalam diagnosis
19
Tujuan : Menurunkan rileks dan melaporkan
penurunan ansietas sampai tingkat yang dapat ditangani.
Intervensi Rasional
1. Dorong pasien untuk 1. Membuat hubungan teraupetik,
menyatakan perasaan, Membantu pasien / orang terdekat
berikan umpan balik dalam mengidentifikasi masalah
yang menyebabkan stress.
2. Akui bahwa ansietas
dan masalah mirip 2. Validasi bahwa perasaan normal
dengan yang dapat membantu menurunkan stress
diekspresikan orang lain
3. Belajar cara baru untuk mengatasi
3. Bantu klien belajar masalah dapat membantu dalam
mekanisme koping baru menurunkan stress dan ansietas.
misalnya tekhnik
mengatasi stress,
keterampilan organisasi 4. Memindahkan klien dari stress luar,
meningkatkan relaksasi, membantu
4. Berikan lingkungan menurunkan ansietas.
tenang dan istirahat
5. Di butuhkan bantuan tambahan
5. Rujuk pada perawat untuk meningkatkan control dan
spesialis psikiatri, mengatasi episode akut.
pelayanan social,
penasehat agama.
Intervensi Rasional
1. Dorong klien untuk 1. Mencoba untuk mentoleransi nyeri
melaporkan nyeri dari pada meminta analgesic.
20
faktor yang terhadap makanan) atau
meningkatkan atau mengidentifikasi terjadinya
menghilangkan nyeri. komplikasi.
21
program individu .
6. Tekankan pentingnya
kebersihan perorangan
dan lingkungan: cuci
tangan, kebersihan
kuku, BAB/BAK di WC,
pengelolaan sampah,
dsb
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
23
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
4.1.1 Penyebab
Merokok
Diabetes Mellitus
24
Kegemukan (obesitas)
Kurang olahraga
Stress
25