C
DENGAN MASALAH RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DI DESA
SUMBERAGUNG GANDUSARI BLITAR
Oleh :
DWI WINARSIH
NIM : 1910011
Asuhan keperawatan pada klien gastroenteritis atau diare dengan masalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
1.4 TUJUAN
1.5 MANFAAT
a. Bagi perawat
Dengan adannya penelitian ini dapat menjadi tolak ukur dalam memberikan
asuhan keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yang baik
khususnya klien Gasroenteritis/ Diare
b. Bagi Rumah Sakit
Untuk menambah pengetahuan bagi klien dan keluarga agar dapat memahami
keadaanya, sehingga bisa mengambil keputusan yang sesui dengan masalah serta
ikut memperhatikan dan melaksanakan tindakan yang yang di berikan oleh
perawat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 KONSEP GASTROINTERITIS
1.1.1 DEFINISI
1.1.2 ETIOLOGI
1.1.3 PATOFISIOLOGI
Gastroenteritis yang paling banyak adalah melalui infeksi Rotavirus.
Zat entroksin yang dikeluarkan virus ini akan menyebabkan terjadi lisis sel
enterosit traktus
gastrointestinal. Transmisi penyakit ini umumnya melalui rute fekal-oral dari
makanan dan minuman yang terkontamisnasi agen kausal penyakit.
Rotavirus yang masuk ke mulut akan menginfeksi lapisan mukosa usus kecil,
bereplikasi, kemudian virions akan dilepaskan ke dalam lumen usus, dan
melanjutkan replikasi pada area lebih distal dari usus kecil ( Jahja,2017)
Yang termasuk dampak dari timbulnya diare adalah :
a. Gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat,sehingga terjadinya pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
mengeluarkanya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi akibat rangsangan dari toksin pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus .
c. Gangguann mortilitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul
diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatka bakteri
tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula .
(WijayaPutri,2013)
1.1.4 MANIFESTASI KLINIS
Jenis diare ada dua yaitu diare akutdan diare persisten atau diare
kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari,
sementara Diare persisten atau diare kronis adalah diare yang berlangsung
lebih dari 14 hari.
1. Diare akut adalah Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja mejadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu
minggu. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya
lebih dari 3 – 4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi
masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi meningkat
normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi
laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna
2. Disentri didefinisikan dengan diare yang disertai darah dalam feses,
menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan
kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif. Penyebab utama disentri
akut yaitu Shigella, penyebab lain adalah Campylobacter jejuni, dan
penyebab yang jarang ditemui adalah E. Coli enteroinvasife atau
Salmonell. Pada orang deawasa muda, disentri yang serius disebabkan
oleh Entamoeba hislytica, tetapi jarang menjadi penyebab disentri pada
anak-anak (Sodikin, 2011)
3. Diare persisten adalah diare yang pada mulanya bersifat akut tetapi
berlangsung lebih dari 14 hari, kejadian dapat dimulai sebagai diare cair
atau disentri. Diare jenis ini mengakibatkan kehilangan berat badan yang
nyata, dengan volume feses dalam jumlah yang banyak sehingga berisiko
mengalami dehidrasi. Diare persisten tidak disebabkan oleh penyebab
mikroba tunggal, E. Coli enteoaggregatife, Shigella, dan Cryptosporidium,
mungkin penyebab lain berperan lebih besar. Diare persisten tidak boleh
dikacaukan dengan diare kronik, yaitu diare intermitten atau diare yang
hilang timbul, atau berlansung lama dengan penyebab noninfeksi seperti
penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang
menurun (Sodikin, 2011)
1.1.7 KOMPLIKASI
d. Bakteremia
h. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau
kronik)
1.1.8 PENATALAKSANAAN
Pemberian cairan rehidrasi dari ASI dan makanan per oral telah
dilaporkan menurunkan durasi diare. Pengembalian kemakanan oral
normal adalah penting, khususnya pada kasus sebelum terjadinya
malnutrisi. Pemberian antiemetik dan antispasmodik biasanya tidak
dianjurkan
Darah perifer lengkap, analisa darah dan elektrolit terutama (Na, ca, K
dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia dan dapat terjadi
karena malnutrisi atau malabsorbsi tekanan fungsi sumsum tulang
(proses inflamasi kronis) peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan
kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
c. Pemeriksaan elektrolit tubuh
1.2.1 DEFINISI
a. Osmosis
a. Pengkajian
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3 kali (diare) yang mendadak
dan berlangsung singkat dalam beberapa jam kadang disertai
muntah
3. Riwayat penyakit sekarang
1.5 EVALUASI
Desain penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah studi
kasus.Studi kasus merupakan suatu rancangan penelitian yang mencakup
satu unit.Satu unit disini berarti satu klien, keluarga, kelompok, komunitas,
atau institusi.Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis
baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-
faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul
sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap
suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Dalam studi kasus ini peneliti
menggunakan dua klien yang akan dikaji sesuai keluhan dan diberi asuhan
keperawatan yang sesuai denangan diagnosa klien tersebut (Notoatmodjo,
2012). Studi kasus yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah
digunakan untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami Gastroenteritis dengan masalah Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit di Desa Sumberagung Gandusari Blitar
3.3 PARTISIPAN
1. Lokasi Penelitian
Uji keabsahan data sering ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas.
Dalam penelitian kualtitatif, data dapat dikatakan valid bila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pad obyek yang diteliti. Sedangkan reliabilitas dalam penelitian
kualitatif realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah,
sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang sepertyi semula:
1. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan. Dengan perpanjangan
pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru. Hal ini berguna untuk membentuk hubungan
kedekatan yang baik antara peneliti dengan narasumber sehingga
informasi yang dikemukakan tidak ada yang disembunyikan lagi
2. Melakukan triangulasi data. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan begitu maka dalam karya
tulis ini akan dilakukan triagulasi sumber data dan triangulasi teknik
pengumpulan data.Triagulasi sumber data yaitu pasien, perawat dan
keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Sedangkan
triagulasi teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi
Sari, I. M. (2018). Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada pasien anak dengan
gastroenteritis di rumah sakit samarinda medika citra.
Ngastiyah . (2016). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep Dan Proses
Keperawatan . Jakarta: Medika salemba