Oleh :
MALANG 2021
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Dan Manajemen Bencana
D. Disabillities dikaji dengan menggunakan skala AVPU dan cek pupil pasien
2. Secondary Survey
Merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head to toe dari
depan hingga belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien
mulai stabil, tidak mengalami syok.
A. Anamnesis pemeriksaan data subjektif didapat dari anamnesis riwayat
pasien yang meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
medis, riwayat keluarga, sosial dann sistem. Anamnesis harus meliputi riwayat
AMPLE
A : Alergi
M : Medikasi / obat-obatan
P : Pertinent medical history / riwayat penyakit yang pernah diderita
L : least meal / obat atau makanan yang baru dikonsumsi
E : Events / hal-hal yang bersangkutan dengan cedera
B. Kaji keluhan nyeri dengan P,Q,R,S,T
- Kaji dengan cara look (Lihat gerakan dada), listen (dengarkan, apakah ada suara
napas tambahan), feel (rasakan embusan napas).
- Jika terjadi gurgling (sumbatan jalan napas berupa benda cair), Tanpa alat: lakukan
finger swap. Jika dengan alat: lakukan tindakan suction.
- Jika pasien muntah dan alat tidak tersedia posisikan pasien ke arah lateral (miring)
dengan kepala dan leher tetap in line.
- Jika terjadi snoring (sumbatan jalan napas karena lidah jatuh ke belakang) Jika
tanpa alat: lakukan head till dan chin lift (posisikan pasien setengah tengadah) atau
lakukan jaw trust (tengadahkan pasien dengan posisi gigi bawah di depan gigi atas).
Dengan alat: pasang oropharing atau naspharing (dengan syarat tidak ada fraktur basis
cranii)
- Jika terjadi stridor (sumbatan jalan napas pada pasien alergi atau luka bakar)
lakukan Intubasi RSI (Rapid Sequence Intubasion) ditambah dengan obat-obatan.
- Jika terjadi choking (tersedak) Tanpa alat: lakukan back blow, hemelich
manuver.Dengan alat: pasang needle cricotiroidotomi, surgical cricotiroidotomi,
trakeostomi.
- Kaji tanda-tanda tension pneumothorax (RR lebih dari 35 kali per menit, adanya
pernapasan cuping hidung, sianosis, peningkatan tekanan vena jugularis, pernapasan
asimetris, adanya deviasi trakea ke arah yang sehat.
- Lakukan needle thorakosintesis di intercosta 2 atas costa 3 midclavikula.
- Lakukan terapi cairan dan pasang Water Seal Drainage (WSD) jika perlu
- Kaji tanda fraktur basis cranii (adanya mata panda, perdarahan hidung, perdarahan
telinga, battle sign), kaji adanya takipneu, bradipneu, dan apneu.
- Untuk pasien yang masih bisa bernapas, gunakan alat bantu napas Jackson Rees. Jika
kondisi pasien sudah memungkinkan, ganti dengan masker sederhana.
- Untuk pasien yang sudah tidak bernapas (apneu) gunakan Bag Valve Mask
(BVM)dan pasang SPO2 pada ujung jari.
- Kaji tanda-tanda syok (kaji perfusi, CRT, nadi, tekanan darah, Mean Arterial Pressure
- Berikan posisi trandelenburg
- Pasang IV line double dan berikan cairan kristaloid 20 hingga 40 cc per kilogram
berat badan
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium.Stop perdarahan dengan bebat
tekan atau bidai.
Muttaqin Arif, 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan,
jakarta : Salemba Medika
Emergency Nurses Association, 2010, sheehy’s Emergency Nursing –E- Book: Principle and
practice. 6th ed. Mosby: Elsevier Inc
https://id.scribd.com/document/105069424/Askep-Gadar