Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN

GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

Di Susun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi Metodologi Penelitian

DOSEN PEMBIMBING:

SITI NUR HADIYAH, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :

DWI WINARSIH (1910011)

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

MALANG 2021
BAB 1

1.1 Latar Belakang


Seiring bertambahnya usia, seringkali lansia akan mengalami kemunduran secara
fisiologis dan psikologis yang menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan yang sering di alami oleh lansia adalah penyakit degenerative yang terjadi
akibat dari penurunan fungsi fisiologis dalam jaringan seperti hipertensi (Kholifah, 2016).
Hipertensi ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih.
Hipertensi sering disebut silent killer karena termasuk penyakit yang dapat membunuh
secara diam-diam tanpa disertai dengan gejala terlebih dahulu. Gejala-gejala hipertensi
yaitu penglihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, pusing, gemetar,
mual muntah, lemas, sesak nafas, gelisah, kaku ditengkuk (Fernalia et al., 2017).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi prioritas
masalah kesehatan baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Faktor penyebab
timbulnya penyakit hipertensi saat ini dipengaruhi oleh gaya hidup modern, pola makan
yang salah, dan berat badan yang berlebihan. Seseorang yang didiagnosa hipertensi tidak
bisa disembuhkan secara total kecuali dapat dikontrol dengan berbagai terapi, seperti
terapi diet makanan, obat-obatan dan olahraga. Ketidakpatuhan merupakan penyebab
terjadinya kegagalan dalam terapi, hal ini akan berdampak pada memburuknya keadaan
pasien karena akan menyebabkan terjadinya komplikasi seperti, kerusakan pada organ
otak, jantung, gagal ginjal dan pembuluh perifer, sedangkan kepatuhan pasien dalam
menjalankan dietnya hanya dilakukan pada saat tekanan darah meningkat, jika tekanan
darah sudah menurun dan pasien merasa kondisinya membaik, pasien sudah tidak
menjalankan diet yang di anjurkan. Maka diperlukan peran perawat dan dukungan
keluarga dalam mengontrol kepatuhan penderita dalam melaksanakan terapi diet
(Pramana,Dianingati&saputri,2019).
Menurut Data Worlh Health Organization (WHO) secara global, penyakit hipertensi
di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4%, angka ini kemungkinan akan
meningkat ditahun 2025. Dari 972 juta yang mengidap hipertensi, 333 juta berada di
negara maju dan 639 sisanya berada dinegara berkembang, termasuk indonesia. penderita
hipertensi lebih banyak wanita (30%) dan pria (29%). Prevalensi hipertensi di indonesia
berdasarkan Riset kesehatan dasar (2018) dari hasil pengukuran tekanan darah mengalami
peningkatan. Ditemukan pada tahun 2013 kejadian hipertensi adalah sebesar 25,8%
meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018. Selain itu ditemukan beberapa faktor
predisposisi kegemukan, terjadi kecenderungan meningkat yaitu adanya tren peningkatan
proporsi obesitas pada orang dewasa yaitu pada tahun 2007 sebanyak 10,5% meningkat
menjadi 14,8% pada tahun 2013 dan tambah meningkat lagi menjadi 21,8% pada tahun
2018. Sampai saat ini hipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia dan menurut
STP (Surveilans Terpadu Penyakit) di Jawa Timur total penderita hipertensi di tahun
2011 sebanyak 285.725 pasien (Dinkes Jatim, 2015). Pada tahun 2018 kejadian kasus
hipertensi meningkat menjadi 2.005.393di Jawa Timur, Sedangkan Angka kejadian
hipertensi dikabupaten Malang berjumlah 74.049 orang (14,49%) (Dinkes Kab. Malang,
2015).
Kejadian hipertensi terus meningkat setiap tahunnya dikarenakan oleh beberapa
faktor, yaitu: faktor perilaku atau gaya hidup, faktor lingkungan, faktor pelayanan
kesehatan, faktor genetik dan bisa disebabkan dari pengaturan pola makan yang tidak
terkontrol seperti mengonsumsi makanan instan, kadar garam yang tinggi, dan banyak
mengandung lemak. Kandungan lemak yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kadar
lemak dalam tubuh meningkat, terutama kolesterol yang menyebabkan kenaikan berat
badan sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan lebih besar (Depkes RI,
2016). Berdasarkan pola makan yang dikonsumsi penderita menjadikan ketidakpatuhan
pola makan menjadi masalah utama yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi
sehingga diperlukan pengontrolan dalam asupan makan sehari-hari. Beberapa alasan
ketidakpatuhan penderita hipertensi dalam menjalankan diet adalah mengonsumsi
makanan dengan diet rendah lemak dan garam sehingga menyebabkan selera makan serta
kemampuan mencerna makanan berkurang (Kiha et al., 2018).
Keberhasilan tindakan pencegahan dan kekambuhan di pengaruhi oleh kepatuhan
penderita hipertensi dalam mengontrol diet dan tekanan darah sehingga dapat mencapai
pengontrolan tekanan darah secara optimal. Perencanaan kepatuhan diet makanan
merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan pada penderita hipertensi. Lansia
dengan penyakit hipertensi yang memiliki pengetahuan yang minim tentang pola diet
yang baik dan benar akan mempercepat terjadinya komplikasi (Depkes,2012). Salah satu
pendekatan yang diperlukukan untuk mengotrol pola makan penderita yaitu dengan
melakukan pendekatan DASH (dietary approaches to stop hypertension), diet dengan
menekankan pola makan dengan rendah lemak dan rendah garam namun tetap
mengandung nutrisi seimbang seperti kalium, kalsium, dan magnesium yang efektif
menurunkan tekanan darah . Dalam menjalankan diet makanan diperlukan dukungan dari
keluarga dan petugas kesehatan. Perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran
sebagai edukator atau pendidik. sebagai seorang pendidik, perawat membantu klien dalam
mengenali masalah kesehatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan yang diperlukan
untuk membantu memulihkan atau memelihara kesehatan. Adanya informasi yang benar
dapat meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi untuk melaksanakan pola hidup
sehat (Manoppo & Masi, 2018).
Berdasarkan masalah tentang ketidakpatuhan diet yang sering terjadi dimasyarakat,
terutama pada lansia maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “
Hipertensi pada Lansia Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar”
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia Di Desa Sumberagung
Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar?
b. Bagaimana gambaran pengetahuan masyarakat terhadap hipertensi dan
pengobatannya pada lansia Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari Kabupaten
Blitar?
c. Bagaimana jenis pengobatan yang digunakan masyarakat Lansia dengan penyakit
Hipertensi Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia Di Desa Sumberagung
Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar
Tujuan Khusus
Mengidentifikasi pengkajian pada pasien lansia yang memiliki masalah keperawatan
hipertensi Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar
a. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pasien lansia dengan masalah keperawatan
hipertensi Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar
b. Mengidentifikasi intervensi keperawatan pada pasien lansia yang memiliki masalah
keperawatan hipertensi pada lanjut usia Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar
c. Mengidentifikasi implementasi kepada pasien lansia yang memiliki masalah
keperawatan hipertensi Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari Kabupaten
Blitar
d. Mengidentifikasi evaluasi pada pasien lansia yang memiliki masalah keperawatan
Hipertensi Di Desa Sumberagung Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar
1.4 Manfaat
Manfaat Teoritis
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam kemajuan dan pengembangan
Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tolak ukur dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Hipertensi pada Lansia
b. Bagi klien
Untuk menambah pengetahuan bagi klien dan keluarga agar dapat memahami
keadaanya, sehingga bisa mengambil keputusan yang sesuai dengan masalah serta
ikut memperhatikan dan melaksanakan tindakan yang yang di berikan oleh petugas
kesehatan
c. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif yaitu sebagai
referensi tentang Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan
menambah wawasan peneliti mengenai Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia

Anda mungkin juga menyukai