Anda di halaman 1dari 4

MODUL TERAPI INDIVIDU

"Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan jiwa "

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Ahni Alviah (1910001)


2. Dwi Winarsih (1910011)
3. Eko Suprianto (1910012)
4. Mustafa (1910024)
5. Risma Ayu Dwi Prasasti (1910027)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2021
MODUL TERAPI INDIVIDU
A、 Pengertian Terapi Individu
Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan pendekatan hubungan
individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Suatu hubungan yang terstruktur
yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien. Hubungan yang
dijalin adalah hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan
sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku klien
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan. Hubungan terstruktur dalam
terapi individual bertujuan agar klien mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya.
Selain itu klien juga diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta
mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
B. Tujuan terapi individu
Tujuan dari hubungan terstruktur dalam terapi individu adalah agar klien mampu
menyelesaikan konflik yang dialaminya. klien juga mengharapkan mampu meredakan
penderitaan distress emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya
C. Indikasi Terapi Individu
Indikasi adalah kondisi yang menyebabkan dilakukannya sebuah terapi, tindakan, atau
pemeriksaan penunjang. Indikasi dapat juga merupakan sebuah tanda yang membawa
pada kesimpulan klinis, atau diagnosis tertentu Indikasi dalam penerapan terapi individu
dapat diberikan kepada klien ataupun pasien yang mengalami gangguan individu : klien
dengan masalah keperawatan resiko bunuh diri, isolasi sosial, harga diri rendah dan defisit
perawatan diri
D. Pelaksanaan Terapi
1. Peralatan / setting
Alat ukur yang digunakan yaitu wawancara langsung secara terstruktur dengan pedoman
wawancara baik pre test dan posttest yang dilakukan dengan pasien dengan
mewawancarai tentang jenis halusinasi, isi halusinasi, waktu, frekuensi, dan situasi
munculnya halusinasi serta mengkaji respon terhadap halusinasi berapa banyak kejadian
halusinasi yang dialami oleh pasien dalam satu hari.
2. Langkah kegiatan
Tahapan hubungan dalam terapi individual meliputi:
a. Tahapan Orientasi
Tahap orientasi dilakukan ketika perawat pertama kali berinteraksi dengan
klien.dilaksanakan pada tahap ini, tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah
membina hubungan saling percaya dengan klien. Hubungan saling percaya antara perawat
dan klien sangat penting terjalin, karena dengan terjalinnya hubungan saling percaya,
klien dapat diajak untuk mengekspresikan seluruh permasalahannya dan ikut bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah yang dialami, sepanjang berhubungan dengan perawat.
Bila hubungan saling percaya telah terbina dengan baik, tahapan berikutnya adalah klien
bersama perawat mendiskusikan apa yang menjadi penyebab timbulnya masalah yang
terjadi pada klien, jenis konflik yang terjadi, juga dampak dari masalah tersebut terhadap
klien Tahapan orientasi diakhiri dengan adanya kesepakatan antara perawat dan klien
tentang tujuan yang hendak dicapai dalam Keperawatan Jiwa hubungan perawat-klien dan
bagaimana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Tahapan Kerja
Pada tahaap ini perawat memiliki peran yang sangat penting sebagai seorang terapis
dalam memberikan berbagi intervensi keperawatan. Keberhasilan pada tahap ini ditandai
dengan kemampuan perawat dalam mengali dan mengeksplorasiklien untuk
mengungkapkan permasalahan yang dialami. Pada tahap ini juga sangat penting seorang
terapis Pada tahap ini, klien dibantu untuk dapat mengembangkan pemahaman tentang
dirinya, dan apa yang terjadi dengan dirinya. Selain itu klien didorong untuk berani
mengubah perilaku dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
c. Tahapan Terminasi
Tahap terminasi terjadi bila klen dan perawat menyepakati bahwa masalah yang
mengawali terjalinnya hubungan terapeutik telah terselesaikan dan klien telah mempu
mengubah perilaku dari maladaptif menjadi adaptif. Pertimbangan lain untuk melakukan
terminasi adalah apabila klien telah merasa lebih baik, terjadi peningkatan fungsi diri,
social dan pekerjaan, serta yang terpenting adalah tujuan terapi telah tercapai.
3. Pelaksanaan
Terdapat beberapa pelaksanaan yang termasuk terapi individu dalam keperawatan jiwa
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan bimbingan Sosial kepada orang yang menderita penyakit parah(terminal
illnes), dan stress.
2. Membantu para pegawai yang menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK)dalam
memperoleh pelatihan dan pekerjaan baru.
3. Memberikan bimbingan sosial kepada pasangan muda yang baru menikah ataupelatihan
perenting skills kepada pasangan yang baru memiliki anak.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, A., Fitryasari PK, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa
.FERREIRA, E. (2020). PENGARUH GENERAL THERAPY HALUSINASI TERHADAP
KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH
SAKIT JIWA NAIMATA KUPANG (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS CITRA
BANGSA).
NS nurhalima 2016 modul bahan ajar cetak keperawatan"keperawatan jiwa" Jakarta: Kemenkes
Republik Indonesia
Efrayanti, E. (2012). Pengaruh Terapi Individu Generalis Dengan Pendekatan Strategi
Pelaksanaan Komunikasi Terhadap Frekuensi Halusinasi Pada Pasien
Halusinasi. NERS Jurnal Keperawatan, 8(1), 1-6.

Anda mungkin juga menyukai