Anda di halaman 1dari 5

HASIL BELAJAR MANDIRI

(TUTORIAL V )

DISUSUN OLEH

Nama : Nurfadilah

Nim : 70100119080

Kelas : Farmasi D

Nama Dosen :Nurshalati Tahar, S.Farm., M.Si.,Apt

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
SKENARIO

Seorang perempuan berumur 40 tahun datang ke UGD karena mengalami emesis,


demam dengan suhu tubuh 38°C, kram abdomen, dan buang air besar lebih dari
tiga kali sehari dengan konsistensi feses yang encer selama tiga hari berturut-turut.
Saat ini pasien telah menunjukkan gejala dehidrasi. Pasien diketahui baru saja
pulang dari perjalanannya berlibur mengunjungi negara-negara di Eropa. Dokter
mendiagnosa pasien mengalami diare.

STEP I KLARIFIKASI ISTILAH ASING

1. Emesis, merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda


(Menurut Manuaba, 1998).
2. Demam ,Sakit yang menyebabkan suhu badan menjadi lebih tinggi dari pada
biasanya .(KBBI)
3. Kram ,adalah kejang otot (pada otot kaki, perut dan sebagainya (KBBI)
4. Abdomen , bagian tubuh yang terletak di thorax dan pelvis, dan di dalamnya
terdapat rongga abdomen dan visera.(kamus saku kedoteran dorland edisi
28)
5. Feses atau tinja merupakan kotoran atau hasil buangan yang dikeluarkan dari
alat pencernaan keluar tubuh melalui dubur (KBBI).
6. Pasien , adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung maupun tidak lagsung kepada dokter(Undang-undang
Republik Inonesia Nomor 29 tahun 2004).
7. Dehidrasi, adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh.
Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan
(melalui minum). (Kraemer, dkk, 2012).
8. Gejala adalah keadaan yang menjadi nyata tanda –tanda akan timbulnya
(KBBI)
9. Diare, Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan
konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam).
(Cucu Sita WAti, 2016)

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja


dengan intensitas buang air besar secara berlebihan (lebih dari 3 kali dalam
kurun waktu satu hari). (jurnal promkes ,2019)

10. Diagnosa adalah Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit
(weakness, disease) apa yang dialami seorang dengan melalui pengujian dan
studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya (symptons) dan Keputusan
yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala
atau fakta tentang suatu hal (Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi
Kependidikan, 2012)
STEP II MENETAPKAN MASALAH
1. Apa faktor penyebab pasien mengalami diare?
2. Gambaran klinik dari diare?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit diare terhadap sistem pencernaan?

STEP III BRAINSTORMING


1. Faktor peyebab diare, yaitu :
Faktor lingkungan, faktor infeksi, dan faktor perilaku. Faktor
lingkungan yaitu kebersihan lingkungan,meliputi perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah (SPAL).
Faktor infeksi yaitu parasit ,bakteri dan virus serta jamur yang masuk
kedalam lambung. Faktor perilaku yaitu pemberian ASI eksklusif, dan
kebiasaan mencuci tangan serta mencuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi. (Journal Majority ,Volume 5 ,Nomor .4, 2016)

2. Gambaran klinis diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat
kali atau lebih dalam sehari, yang sering disertai dengan muntah,
badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir
dalam kotoran,rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare
yang disebabkan oleh virus. (JURNAL ILMIAH KTI ,2012).

3. Patofisologi dari diare :


Menurut Ngastiyah (2005) dan Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM (2007) mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya
diare diantaranya adalah:
a. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
c. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya
pada peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya juga akan timbul diare. Patogenesi pada
diare akut berawal dari masuknya jasad renik yang masih hidup
kes dalam usus halus, setaelah berhasil melewati rintangan asam
lambung, jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikas) di
dalam usus halus. Oleh jasad renik tersebut kemudian
mengeluarkan toksin yang mengakibatkan hipersekresi dan
menimbulkan diare.

STEP IV ANALISIS MASALAH

Bagaimana patofisiologi diare pada sistem pencernaan ?

STEP V MENETAPKAN TUJUAN BELAJAR

1. Mampu menjelaskan gambaran klinis dan factor resiko dari diare


2. Mampu menjelaskan patofisiologi dari diare pada sistem pencernaan.

STEP VI TAMBAHAN BELAJAR MANDIRI

 GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


Gangguan sistem pencernaan diartikan sebagai gangguan pada
saluran pencernaan yang dimulai dari rongga mulut sampai anus, berupa
kelainan kelenjar pencernaan atau organ saluran pencernaan. Gangguan
sistem pencernaan pada setiap umur akan berbeda, dimana pada anak usia
0-6 bulan secara umum gangguan yang ditemukan adalah berupa muntah,
diare dan konstipasi (sembelit).
Penyebab gangguan sistem pencernaan adalah meliputi faktor
makanan; makanan tambahan yang diberikan terlalu dini, makanan basi
dan makanan yang berlebihan, infeksi serta adanya kelainan pada alat
pencernaan. Pada dasarnya praktik pemberian makanan tambahan pada
anak akan direspon secara berbeda oleh setiap anak. Pada anak yang cukup
umur (lebih dari 6 bulan) serta pemberiannya dilakukan secara baik dan
benar, maka hal tersebut justru akan membantu dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan anak karena kebutuhan nutrisi mereka tercukupi dan
mendapatkan tambahan. Namun faktor hygiene makanan juga sering
menjadi masalah tersendiri seperti timbulnya gangguan system
pencernaan seperti diare atau muntah. Sedangkan pada beberapa anak
yang kurang umur (dibawah 6 bulan) terkadang praktik pemberian
makanan tambahan usia dini sering menimbulkan gangguan pencernaan
karena system organ yang belum sempurna sehingga pemberian makanan
tambahan pada usia ini sama seperti memaksakan organ pencernaan untuk
memproses makanan yang belum sesuai sehingga anak sering mengalami
muntah, diare atau konstipasi.
Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4
kali pada bayi atau lebih dari 3 kali pada anak yang disebabkan karena
faktor psikis, infeksi dan makanan seperti makanan tambahan usia dini,
Sedangkan muntah adalah keluarnya sebagian atau seluruh isi tabung
yang terjadi setelah agak lama makanan masuk lambung yang disertai
kontraksi lambung dan abdomen. Dan gangguan sistem pencernaan yang
lain adalah konstipasi, yaitu defekasi tidak teratur yang abnormal dan juga
pengerasan feses yang membuat fesesnya sulit dan kadang menimbulkan
nyeri.( Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat,Volume 1 ,
Nomor 1 ,2012)

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2012.Diagnosa. Psikologi Kependidikan Bandung:


PT Remaja Rosdakarya

Cucu, S.,W. 2016 .Diare . Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP.

Debby, Daviani ,P. 2019 . Faktor yang Mempengaruhi kejadian Diare .Jurnal
Promkes :The Indonesian Journal of Health Promotion and helath
Education Volume 7 ,Nomor 1 : Univeritas Airlangga Surabaya.

Depkes RI .2004 .Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek


Kedokteran. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dorland N. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi ke 28 .Jakarta :EGC.

Festy ,Adyanastri . 2012 . Etiologi dan Gambaran Klinik Diare Akut Di- RUSP
Dr Kariadi Semarang :Fakultas Kedokteran ,Univerditas Diponegoro.

Muchtadi. 2012 . Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat, Cendekia


Utama Volume 1 , Nomor 1.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia
Utama Kudus

Nurul ,Utami. 2016 . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada


Anak. Journal Majority , Volume 5, Nomor 4 : Fakultas Kedoteran,
Universitas Lampung.

Anda mungkin juga menyukai