OLEH KELOMPOK 9 :
A.NURJAYANI
A.AYUANDARI
HASLINDA
1. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai: Indonesia Sehat 2010.
Dengan adanya rumusan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan ialah
lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman
yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang saling tolong menolong.
Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes, 1999).
Salah satu yang menyebabkan tingginya angka kesakitan pada bayi dan anak balita adalah diare,
yang mana penyakit ini merupakan penyakit yang sangat berbahaya bila tidak ditangani dalam 1 x
24 jam yang dapat menimbulkan kehilangan cairan yang hebat dan mengakibatkan kematian.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data dan informasi dari berbagai referensi yang ada memberikan gambaran yang
cukup jelas, bahwa pasien dengan masalah diare mempunyai resiko yang sangat berat dan luas
sehingga membutuhkan asuhan keperawatan dengan memberikan tindakan yang maksimal
dengan harapan masalah dapat dikurangi / diatasi.
maka rumusan masalah yang kami kemukakan dalam makalah ini adalah :
1. Defenisi diare / Gastroenteritis ?
2. Apa etiologi dari penyakit diare.?
3. Bagaimanapatofisiologi/proses proses terjadinya diare ?
4. Bagaimana manifestasi klinik yang muncul pada pasien diare?
5. Komplikasi yang sering muncul pada pasien diare?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik?
7. Bagaimana cara penatalaksanaan terapeutik?
8. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien diare?
9. Bagaimana cara menentukan diagnosa keperawatan pada pasien diare?
10. Bagaimana Interversi keperawatan pada pasien diare?
3. TUJUAN
a. Tujuan umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
komprehensif serta untuk menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien
diare akut
b. Tujuan khusus
Dari rumusan masalah diatas , maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Dapat menjelaskan Defenisi diare / Gastroenteritis
2. Dapat menyjelaskan etiologi dari penyakit diare.
3. Dapat menjelaskan Patofisiologi /proses terjadinya diare
4. Dapat menjelaskan manifestasi klinik yang muncul pada pasien diare
5. Dapat menjelaskan Komplikasi yang sering muncul pada pasien diare
6. Dapat melakukan pemeriksaan diagnostik
7. Dapat mengetahui cara penatalaksanaan terapeutik
8. Dapat mengetahui proses asuhan keperawatan pada pasien diare
9. Dapat menentukan diagnosa keperawatan pada pasien diare
10. Dapat menjelaskan Interversi keperawatan pada pasien diare
4. METODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini,metode yang digunakan yaitu metode kepustakaan dengan
mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan baik melalui media internet maupun
materi kuliah yang di berikan oleh dosen pembimbing atau pengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI DIARE
Diare merupakan pengeluaran tinja yang tidak normal, frekuensi lebih dari 3 kali dengan atau
tanpa lendir darah. Tujuan dari penlitian ini adalah memberikan penjelesan terkait profil pasien,
tindakan yang diberikan kepada pasien baik farmakologi maupun non farmakologi dan beberpa
pasien dilakukan perawatan.
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (lebih dari tiga kali) dalam satu
hari. Kebersihan dalam kehidupan seharihari merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Seseorang mengalami
sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena menganggap bahwa
masalah kebersihan diri adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan dapat
mempengaruhi kasehatan secara umum bisa menyebabkan penyakit seperti diare (Tarwoto dan
Wartonah, 2008). Kebersihan lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum.
Ruang lingkup kebersihan lingkungan antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran
manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah),
rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya (Anwar, 2003).
B. ETIOLOGI
Faktor infeksi yang sering muncul pada pasien diare yaitu :
D. MANIFESTASI KLINIK
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Hematest feces, untuk memeriksa adanya darah (lebih umum dengan pada yang bakteria).
2. Evalusi faeces terhadap volume, warna, konsistensi, adanya pus.
3. Hitung darah lengkap dengan deferensial.
4. Uji antigen imunoesei enzim, untuk memastikan rotavirus
5. Kultur feces
6. Pemeriksaan tinja, pH, leukosit, glukosa dan adanya darah (Cecily, L Betz, 2002).
G. PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.
2. Anti piretik
3. Obat-obatan.
Ketiga dasar pengobatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan
umum.
a. Jenis cairan
1. Cairan peroral :
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak mau
minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan yang berisi NaCl dan
NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan sederhana
yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula
(NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan sementara
sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi
lebih jauh.
2. Cairan parenteral :
a. Belum ada dehidrasi
Peroral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap defekasi.
b. Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml/kg BB per oral (intragastrik). Selanjutnya : 125 ml/kg BB
/hari.
c. Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml/kg BB peroral /intragastrik (sonde). Selanjutnya ; 125 ml/kg
BB/hari.
d. Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, berat badan 3-10 kg.
yaitu 1 jam pertama : 40 ml/kg BB / jam = 10 tetes / kg BB /menit (set infus
berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes / kg BB /menit (set infus 1 ml : 20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml /kg BB/jam = 33 tetes / kg BB/ m atau 4 tetes / kg BB/menit.
16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
minum, teruskan dengan intravena 2 tetes/.kg BB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit
Untuk anak lebih dari 25 tahun dengan BB 10 – 15 kg :
1 jam pertama : 30 ml /kg BB/jam = 8 tetes/kgBB/menit. atau 10 tetes/kgBB/menit.
7 jam berikutnya : 10 ml /kg BB /jam = 3 tetes/kgBB/ menit. atau 4 tetes/kgBB/menit.
16 jam berikutnya : 125 ml /kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
minum dapat diteruskan dengan DG intravena 2 tetes/kgBB/m, atau 3 tetes/
kgBB/m.
Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan BB 2 – 3 kg.
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml /kg bb /24 jam. Jenis cairan
4 : 1 (4 bagian glukosa 5 % + 1 bagian NaHCO3 1 %) dengan kecepatan 4 jam
pertama = 25 ml / kg BB /jam atau 6 tetes/kgBB/menit., 8 tetes/kgBB/ menit.
20 jam berikutnya 150 ml /kg BB /20 jam = 2 tetes/kgBB/ menit. atau 2 ½
tetes/kgBB/menit.
b. Pengobatan dietetik
1). Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanan :
a.) Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tak
jenuh).
b). Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim).
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan.
2). Cara memberikannya :
a). Hari 1 : setelah dehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila diberi ASI/ susu
formula tapi masih diare diberikan oralit selang - seling.
b) Hari 2 – 4 : ASI / susu formula rendah laktosa penuh.
c) Hari 5 : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makanan biasa.
3). Obat-obatan
a). Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg. Klorpromazindosis
0,5 – 1 mg /kg bb /hari.
b). Obat spasmolitik.
c). Antibiotik (Ngastiyah, 1997).
Pengkajian data merupakan awal dan merupakan dasar proses keperawatan. Pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pada
pertahanan klien, mengidentifikasikan kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan
diagnosa keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri dari 4 kegiatan, yaitu :
1) Pengumpulan data
Terdiri atas identitas pasien : nama, umur , jenis kelamin, agama, alamat dan
diagnosa medis.
Terdiri dari identitas orang tua : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku /
bangsa, alamat.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Berat badan lahir, panjang badan lahir, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
g) Pola kebiasaan sehari-hari : makan, minum, istirahat / tidur, pola eleminasi BAB
atau tidak, selaput lendir mulut kering atau tidak, ada air mata saat menangis
atau tidak.
kussmaul.
(5) Sistem kardiovaskuler : denyut nadi, bunyi jantung I/II, suhu badan, tekanan
darah.
berat badan, mual /muntah, nafsu makan menurun, hiperaktif bising usus.
(8) Sistem integumen : turgor kulit, warna kulit, keadaan kulit daerah bokong.
(9) Genetalia dan usus : apakah ada kelainan atau tidak, keadaan kulit pada
(10) Status sosial : keadaan rumah dan lingkungan, status rumah kebanjiran atau
(11) Keadaan psikologis orang tua : tingkat pengetahuan orang tua, alasan orang
(a) Kultur tinja, untuk biakan kuman, biasanya ditemukan E.coli, shygella,
selain sebagai biakan kuman yang berfungsi untuk mendeteksi apakah klien
2)Klasifikasi data
3)Analisa data
Dengan melihat data subyektif dan data obyektif dapat menentukan permasalahan yang
dihadapi oleh klien dan dengan memperhatikan patofisiologi mengenai penyebab dari
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu, keluarga dan komunitas
terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial untuk pemilihan
intervensi keperawatan dalam mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien diare adalah :
1. Diare berhubungan dengan infeksi, ingesti makanan yang menyebakan iritasi atau gangguan
usus.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah atau diare.
3. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan seringnya defekasi dengan iritasi pada
daerah anal dan bokong.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah atau diare.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai perawatan di
rumah.
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi sakit
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Setelah merumuskan diagnosis keperawatan maka intervensi dan aktifitas perawatan perlu
ditetapkan untuk mengurangi dan menghilangkan masalah keperawatan klien. tahapan ini disebut
perencanaan keperawatan yang terdiri dari :
a. Menentukan tujuan dan kriteria tujuan.
b. Merumuskan intervensi dan aktifitas keperawatan.
Proses penentuan aktifitas dimulai dengan memprioritaskan diagnosis keperawatan. Urutan
diagnosis keperawatan yang berdasarkan prioritas ini bukan berarti satu diagnosis harus
dipecahkan secara total sebelum mengerjakan diagnosis berikut. Biasanya beberapa jenis
diagnosis dapat diatasi secara terpadu.
Penetapan tujuan dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosis keperawatan. Tujuan
dirumuskan untuk menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien.
Adapun kriteria tujuan adalah :
a. Berfokus pada pasien
b Dapat diukur
c. Jelas dan singkat
d. Realistis untuk kemampuan klien
e. Mempunyai batas waktu
Diagnosa 1: Diare berhubungan dengan infeksi, ingesti makanan pengiritasian atau gangguan usus.
Tujuan : Pola defekasi klien dapat kembali normal seperti sebelum dirawat di rumah sakit
Intervensi :
2) Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus.
Rasional : Istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju metabolisme bila
sesuai usia.
Intervensi :
Rasional : Catatan mengenai intake dan output dapat mendeteksi dini adanya
ketidakseimbangan cairan.
Rasional : Penimbangan berat badan harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan
cairan.
3) Pantau tanda dan gejala dehidrasi seperti : turgor kulit, warna kulit, keadaan ubun-ubun,
Rasional : Adanya turgor kulit yang jelek, ubun-ubun yang cekung, membran mukosa
4)
4) Beri cairan parenteral dengan pemberian cairan elektrolit sesuai pesanan.
Rasional : Pemberian cairan parenteral sangat dibutuhkan jika klien telah mengalami
Rasional : Pemberian cairan peroral dapat mengembalikan cairan dan elektrolit yang
Diagnosa 3 : Perubahan integritas kulit berhubungan dengan seringnya defekasi dengan iritasi pada
Tujuan : Kulit perineal mengalami pemulihan dengan kriteria warna kulit perineal
sama dengan area sekitarnya dan tidak terjadi lecet serta kemerahan.
Intervensi :
1). Jaga daerah pemasangan popok agar tetap bersih dan kering.
Rasional : Agar daerah perineal tidak lembab yang memudahkan terjadinya lecet.
3). Berikan perawatan kulit, berikan perhatian khusus pada lipatan kulit.
Rasional : Salep pelidung kulit mengurangi kontak kulit perineal dengan asam dan
cairan feces
Tujuan : Nutrisi dapat terpenuhi melalui intake yang adekuat dengan kriteria adanya
Intervensi :
timbangan ini memaksa isu kepercayaan pada pasien yang biasanya tidak
2) Awasi pemasukan diet jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga
paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan sulit pada
sore hari.
Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu
rumah.
dijalankan.
Intervensi :
Ajarkan pada orang tua tentang kegunaan obat- obat seperti antimuntah atau anti diare.
Rasional : Memberikan instruksi untuk meningkatkan pemahaman terhadap
aturan pengobatan. Pemahaman tentang efek samping harus disampaikan sehingga orang
tua dapat mencari bantuan jika diperlukan.
1). Jelaskan kepada orang tua untuk selalu memonitor adanya muntah atau diare pada anak
dan denyut nadi yang tidak teratur serta langsung melaporkan kepada dokter.
seimbangan cairan.
3). Diskusikan pentingnya masukan cairan yang adekuat serta kebutuhan pasien.
Tujuan : Menurunkan rasa takut dan cemas orang tua terhadap keadaan anaknya.
Intervensi :
4) Akui bahwa ansietas dan mirip dengan yang diekspresikan orang lain. Tingkatkan
Rasional : Validasi bahwa perasaan normal dan dapat membantu menurunkan stres.
5) Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan.
6) Bantu untuk mengidentifikasi atau memerlukan perilaku koping yang digunakan pada
masa lalu.
Rasional : Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah/stres
saat ini.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan. Untuk
itu pelaksanaan yang efektif, dituntut pengetahuan dan keterampilan yang luas dari tenaga
perawat, untuk memberikan pelayanan keperawatan yang baik dan bermutu yang telah ditentukan
dan direncanakan.
Segala informasi yang tercakup dalam rencana keperawatan merupakan dasar atau pedoman
Dalam mengidentifikasi reaksi / tanggapan klien dituntut upaya yang tidak tergesa-gesa,
cermat dan teliti agar menemukan reaksi klien sebagai akibat dari tindakan keperawatan yang
diberikan. Dengan melihat akan sangat membantu perawat dalam mengidentifikasi reaksi klien
Dengan cara membandingkan terhadap syarat-syarat dari hasil yang diharapkan. Langkah ini
merupakan syarat yang pertama yang dipenuhi bila perawat telah mencapai tujuan. Syarat
Merupakan proses yang kontinue dan penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawatan
yang diberikan dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk menetukan keefektifan rencana
perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Yang perlu dievaluasi adalah sebagai berikut :
a. Apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah tercapai atau belum ?
b. Apakah masalah yang ada sudah terpecahkan atau belum?
c. Apakah perlu pengkajian kembali?
Hasil yang diharapkan :
Pada bab ini penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan dan saran dalam peningkatan
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan penerapan proses asuhan
keperawatan pada klien An. “ F ” dengan gangguan sistem pencernaan ” Diare”, maka penulis dapat
1. Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak
dengan konsistensi feces encer, yang dapat mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor infeksi, faktor
keseimbangan cairan elektrolit, hypertermi, pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, perubahan
3. Perencanaan keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sistematis yang terdiri dari
4. Penanganan diare yaitu dengan pemberian cairan dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan
keadaan umum serta pemberian pengobatan anti piretik berupa obat cotrimoxazole ½ sendok dan
B. Saran
2. Mengingat bahwa merupakan masalah keperawatan diare dapat ditularkan melalui vektor maka
pencegahan yang penting yaitu tetap menjaga kebersihan perorangan (mencuci tangan sebelum
makan dan memakai alas kaki jika bepergian), membiasakan anak BAB di jamban, menjaga
kebersihan lingkungan, makanan harus selalu tertutup, mengajarkan kepada anak untuk tidak
membeli makanan yang dijajakan terbuka dan air minum harus selalu dimasak sampai mendidih
selama 15 menit.
3. Untuk perencanaan pencegahan terjadinya komplikasi yang berat berupa dehidrasi dan renjatan
hipovolemik, maka keluarga klien perlu diberikan HE agar keluarga dapat turut berpartisipasi
Buku Ajar, Modul Konsep Dasar Keperawatan Anak Sehat. Sandi Karsa 05 Makassar
Donnal Wong, 2004, pedoman klinis keperawatan pediatrik, Edisi 4, EGC. Jakarta.
Cecily, L. Betz et al, (2002), Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi V, Jakarta.
Depkes RI, (1999), Indonesia Sehat 2010; Visi baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Kesehatan, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, dkk (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Donna L. Wong, phD, RN,PNP, CPN, CPN, FAAN (2004), Keperawatan Pediatrik penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.
Keliat, Anna Budi, (1994), Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.
Kolopaking, MS, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI; Jakarta.
Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
Sacharin, Rosa M, (1993), Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8 Volume 2, EGC,
Jakarta.
Speer, Kathleen Morgan, (1999), Pediatric Care Planning, 3 rd, Springhouse Coorporation, Springhouse,
Pennsylvania.
Suriadi, Yuliani Rita, (2001), Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, CV. Sagung Setu, Jakarta.
Talbot, A. Laura, et al (1997), Pengkajian Keperawatan Kritis, Edisi 2, EGC, Jakarta.