Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE

Gracia Lontaan

711440119016

D3 Keperawatan/2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Diare/ Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/24 jam, lebih dari 3 kali sehari, dapat atau disertai darah dan lender, (ASPEN,
1998)
Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus. Gastroentritis
akut di tandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah-muntah berakibat kehilangan
cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn
Betz, 2009)
Diareakut yaitu diare yang berlansung kurang dari 15 hari atau pendapat lain kurang dari 14
hari dengan jumlah lebih banyak dari normal.
Diarekronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.Diare infektif adalah bila
penyebabnya infeksi, sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai penyakit
kasus tersebut.
Diare organic adalah bila ditemukan penyebab anatomi, bakteriologik, hormonal atau
toksikologik, sedangkan diare fungsional jika tidak dapat ditemukan penyebab organik, (Diare
ditinjau dari Aspek Kesehatan; Jkt, 2009)

2. Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
1. Faktor Infeksi
a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi :
1. Infeksi baketri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera
2. Infeksi virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
3. Infeksi jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca
b) Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti OMA,
broncopneumonia, tonsilofaringitis
2. Faktor malabsrorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat
 Malabsorbsi lemak
 Malabsrobsi protein
3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika
4. Post pembedahan usus
5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
6. Faktor psikologis

3. Tanda dan Gejala


Tanda-tanda klinis diare adalah :
 Feses lembek dan cair (mecret)
 Sakit perut / nyeri abdomen
 Kehilangan nafsu makan
 Haus terus menerus
 Bibir kering
 Feses yang dihasilkan dalam jumlah banyak
 Terus menerus ke toilet
 Dehidrasi

4. Klasifikasi Diare
Klasifikasi Diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi diare akut dan
diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut dibagi menjadi disentri, kolera dan diare akut
(bukan disentri maupun kolera). Sedangkan, diare kronik dibagi menjadi diare parsisten dan diare
kronik.
 Diare Akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti secara cepat atau
maksimal berlangsung selama 2 minggu, namun dapat pula menetap dan melanjut menjadi diare
kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila menyerang bayi biasanya disebut
gastroenteritis infantil. Penyebab tersering pada bayi dan anak-anak adalah intoleransi laktosa.
Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lendir dianggap disentri yang disebabkan oleh
shigelosis sampai terbukti lain. Sedangkan kolera, memiliki manifestasi kilinis antara lain diare
profus seperti cucian air beras, berbau khas seperti “bayklin/sperma”, umur anak lebih dari 3 tahun
dan ada KLB dimana penyebaran pertama pada orang dewasa kemudian baru pada anak.
Sedangkan kasus yang bukan disentri dan kolera dikelompokkan kedalam diare akut.
 Diare Kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan
berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi menjadi diare spesifik dan non spesifik. Diare spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Diare yang disebabkan oleh
makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang terkena, diare dapat diklasifikasikan
menjadi diare infeksi internal dan parenteral.
Diare persisten lebih ditunjukkan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya
disebkan oleh agen infeksi. Sedangkan diare kronik lebih ditujukkan untuk diare yang memiliki
manifestasi klinis hilang-timbul, sering berulang atau diare akut dengan gejala yang ringan yang
melanjut lebih dari 14 hari, umumnya disebkan oleh agen non infeksi.
5. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan feses
Berat feses > 300 gram/24 jam mengkonfirmasi adanya diare. Perhatikan bentuk tinja,
apakah setengah cair, cair, berlemak atau bercampur darah. Diare seperti air dapat terjadi
akibat kelainan pada semua tingkat system pencernaan, terutama usus halus. Adanya
makanan yang tidak tercerna merupakan manifestasi dari kontak yang terlalu cepat
antara tinja dan dinding usus yang disebabkan cepatnya waktu transit usus. Diare yang
bervolume banyak dan berbau busuk menunjukkan adanya infeksi dan dapat dilakukan
pewarnaan gram ataupun kultur.
6. . Penatalaksanaan Umum
1. Berikan oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi untuk menganti cairan dan elektrolit
dalam tubuh yang terbuang saat diare
2. Makan teratur untuk membantu klien pulih dengan cepat
3. Berikan antibiotik secara selektif pada saat indikasi, seperti diare berdarah dan diare karena
kolera

B. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat
memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:

a. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut
atau kronik tergantung dan lamanya serangan.

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap pasien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan
bagian tubuh mana yang terkena.

3) Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk berapa
lama tulang tersebut akan menyambung.

4) Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa
keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik

c. Pola-Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola Persepsi dan Pemelihara Kesehatan

Pada kasus diare akan timbul ketidakutan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien
seperti penggunaan obat yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol
yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak.

2) Pola Nutrisi Metabolik

Pada klien diare harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti
kalsium, zat besi, protein, dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan. Evaluasi
terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan
terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah.

3) Pola Eliminasi

Pada pola eliminasi feses dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada
kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
4) Pola Tidur dan Istirahat

Semua klien diare timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu
pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur,
suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur

5) Pola Aktivitas dan Latihan

Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu
dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien..

6) Pola Persepsi Kognitif

Pada klien diare daya rabanya berkurang, sedang pada indera yang lain tidak timbul
gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan.

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri

Dampak yang timbul pada klien diare yaitu timbul, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan
body image).

8) Pola Hubungan dengan Sesama

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena klien harus
menjalani perawatan.

9) Pola Reproduksi Seksual

Dampak pada klien diare yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani
perawatan dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien.

10) Pola Tata Nilai dan Keyakinan

Untuk klien diare tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama
frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien

11) Pola Koping dan Stress


Pada klien diare timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa
tidak efektif.
Pemeriksaan Fisik

Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan
gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini perlu untuk dapat melaksanakan
total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang
lebih sempit tetapi lebih mendalam.
1) Kesadaran Umum : ringan, sedang, berat.

2) Tingkat Kesadaran : Compos mentis, Apatis, Samnolen, letergi/ hypersomnia, Delirium,


Stupor atau semi koma, Koma

3) Tanda – Tanda Vital

- Tekanan darah

- Denyut nadi

- Suhu tubuh

- Pernapasan

4) Pemeriksaan fisik

- Kepala : Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan,
tidak ada nyeri kepala.

- Mata : Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (karena tidak
terjadi perdarahan)

- Wajah : Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi

maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.

- Hidung : Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.

- Mulut : Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.

- Telinga : Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.

- Leher : Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.

- Dada

Inspeksi : Gerakan dada simetris.

Palpasi : Tak ada pergerakan otot intercostae

Perkusi : Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan

Auskultasi : Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara

tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi.

- Abdomen

Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.


Palpasi : Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak

teraba.

Perkusi : Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.

Auskultasi : Peristaltik usus normal 20 kali/menit.

- Ekstremitas : Simetris, kekuatan otot, beraktivitas

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Proses penegakan diagnosis keperawatan diuraikan sebagai berikut :

1) Analisis Data, tahap pertama proses penegakan diagnosis keperawatan analisis data
yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut ini :

- Bandingkan data dengan nilai normal/rujukan. - Kelompokkan data. Tanda/gejala yang


dianggap bermakna, dikelompokan berdasarkan pola kebutuhan dasar.

2) Identifikasi Masalah,

setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah, mana
masalah yang aktual, resiko dan /atau promosi kesehatan. 3) Perumusan Diagnosis
Keperawatan, Formulasi diagnosis keperawatan penulisan 3 bagian adalah sebagai berikut:

- Diagnosis Aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan


Tanda/Gejala - Diagnosis Resiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Resiko - Diagnosis
Promosi Kesehatan : Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala

3. Rencana Keperawatan

Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat


mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan tertulis
mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana
perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang. Langkah – langkah
rencana keperawatan : 1) Memprioritaskan masalah 2) Merumuskan tujuan / hasil
yang diharapkan 3) Memilih intervensi keperawatan 4) Menulis rencana keperawatan

4. Implementasi Keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tahaptahap dalam
tindakan keperawatan adalah sebagai berikut : 1) Persiapan, tahap awal tindakan
keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap
perencanaan. 2) Intervensi, fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. 3)
Dokumentasi, pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan


keperawatan. Langkah – langkah evaluasi hasil : 1) Mengumpulkan data yang berhubungan
dengan hasil. 2) Membandingkan data dengan menghubungkan tindakan keperawatan dengan
tujuan/ hasil. 3) Menarik kesimpulan tentang status keperawatan 4) Melanjutkan
memodifikasi atau mengakhiri rencana asuhan.
C. Pathway
Study kasus

Pada tanggal 12 November 2020 seorang pemuda usia 19 tahun dirawat dengan keluhan BAB encer sebanyak 10 kali,
hal ini terjadi karena mengonsumsi makanan dipinggiran jalan (wartek) 3 hari lalu, keluhan ini disertai mual dan
muntah dan nyeri abdomen, klien langsung merasa mual dan muntah saat makan, klien tampak meringis kesakitan
sambil memengang perut bagian bawah dengan skala nyeri 3- 4 dan klien tampak gelisa , berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan

TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 80x/menit

RR : 24x/menit

SB : 37,5oC

BB : 56kg

FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


BERDASARKAN FORMAT GORDON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr K

DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIARE

12 NOVEMBER 2020

1. PENGKAJIAN

1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Sdr.K
Tempat/tanggal lahir : Lapi/30 November 2000
Umur : 19 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Lapi
Tanggal dirawat : 12 November 2020
Tanggal pengkajian : 12 November 2020
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama
Saat ini :
Klien mengatakan diare 3 hari yanglalu
2) Riwayat penyakit saat ini :
Klien menyatakan sudah diare 3 hari yang lalu. Klien BAB encer, dengan, badan panas warna dan
bau khas feses. Klien menyatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan dipinggiran jalan

b. Satus Kesehatan Masa Lalu


Klien menyatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini,

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM, Hipertensi dan penyakit
menurun lainnya.

d. Genogram

Ket:
: Laki-Laki

: Perempuan

: Klien
: Suami - Istri

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

1. Pola Persepsi Kesehatan –Penanganan Kesehatan


DS :
- Klien mengatakan sudah mengalami diare 3hari yang lalu
- Klien mengatakan sakit perut bagian bawah
DO:
- Klien tampak gelisa
- Klien tampak meringis kesakitan

2. Pola Nutrisi Metabolik


DS :
- Klien mengatakan makan makanan dipinggiran jalan 3 hari lalu
DO :

- Klien selera makan klien tidak seperti biasa

3. Pola Eliminasi
DS :
- Klien mengatakan BAB encer sebanyak 10 kali
- Klien mengatakan kotoran bahu khas
DO :

- Feses klien berbau khas


- Konsistensi feses klien encer

4. Pola Aktivitas dan Latihan


DS :
- Klien mengatakan sulit beraktivitas
DO :
- Aktivitas klien terganggu karena sering ke toilet

5. Pola Tidur dan Istirahat


DS :
- Klien mengatakan jika tidur keadaan tubuh seperti biasa
DO :
- Klien tidak terganggu dengan keadaan ini saat tidur

6. Pola Kognitif –Persepsi


DS :
- Klien mengatakan perut bagian bawah terasa sakit
DO :

- Klien terlihat memegang perut bagian bawah

7. Pola Persepsi Diri/Konsep diri


DS :
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh
- Klien mengatakan ingin beraktivitas seperti biasa
DO :
- Klien memiliki niat ingin cepat sembuh

8. Pola Peran-Hubungan
DS :
- Klien menggatakan mempunyai hubungan yang baik dengan teman-teman kostnya
DO :
- Klien menmpunyai hubungan yang baik dengan teman-teman kostnya

9. Pola Seksual-Reproduksi
DS : -
DO : -

10. Pola Koping –Toleransi Stress


DS :
- Klien mengatakan jika ada masalah selalu bercerita degan temannya
DO :
- Jika ada masalah klien sealalu bercerita dengan temannya
11. Pola Nilai-Kepercayaan
DS :
- Klien mengatakan sumber kekuatan dan kesembuhan berasal dari Tuhan

DO :

- Klien percaya sember kekuatan berasal dari Tuhan

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :Baik
Tingkat kesadaran : Koposmentis / apatis / somnolen / sopor/koma

b. Tanda-tanda Vital :

TD = 110 / 80 mmHg

N = 80x / menit
RR = 24 x / menit

SB = 37.5 o C

BB = 56 kg

c. Head to toe

a) Kepala : Normal
b) Rambut : Bersih, berwarna hitam
c) Mata : Cekung dan tidak mengalami gangguan penglihatan.
d) Hidung : Simetris,
e) Telinga : Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.
f) Wajah : Ekspresi wajah tampak cemas, dan gelisah.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
h) Paru – paru:
Inspeksi : Ictus simtetris ka/ki Palpasi
: Vocal fremitus ka/ki sama
Perkusi : Sonor ka/ki
Auskultasi : Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
i) Jantung
Menimbulkan aritmia jantung
j) Abdomen
Inspeksi : Perut simetris dan terlihat cembung
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada daerah perut bawah
Perkusi : Tympani (kembung)
Auskultasi : Bising usus >30 x / menit
k) Genetalia : Tidak terpasang DC, bersih.
l) Anus : Tidak ada hemoroid
m) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema,
Bawah : Tidak ada oedema, akral tidak dingin,
n) Kulit : Turgor baik

d. Pemeriksaan Penunjang
 Identifikasi penyebab diare
 Analisis tinja,
 Observasi TTV

2. ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1 DS :
- Klien mengatakan BAB encer
sebanyak 10 kali
- Klien mengatakan sakit perut bagian
bawah
- Klien mengatakan saat makan akan
langsung merasa mual dan muntah (D.0020)
DO : Inflamasi gastrointestinal DIARE
- TTV
 TD :110/80 mmHg
 N : 80x/menit
 RR : 24x/menit
 SB : 37,5oC
 BB : 56kg
- Klien merasakan nyeri abdomen
- Saat makan klien merasa mual dan
muntah
2 DS :
- Klien mengatakan mengonsumsi
makanan dipinggiran jalan (wartek) 3
hari yang lalu
DO : Faktor psikologi (D.0019)
- Porsi makan klien kurang dari (Keenganan untuk makan) DEFISIT NUTRISI
biasanya
- Berat badan klien menurun
- BAB klien encer
3 DS :
- Klien mengatakan sulit (D.0080)
berkonsentrasi
Kurang terpapar informasi ANSIETAS
DO :
- Klien tampak gelisa

 DIAGNOSA KEPER AWATAN

1. (D.0020) Diare b.d Inflamasi gastrointestinal d.d Defekasi lebih dari tiga kali dala 24 jam dan feses encer
2. (D.0019) Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis d.d Berat badan dan nafsu makan menurun
3. (D.0080) Ansietas b.d Kurang terpapar informasih d.d Sulit berkonsentrasi dan tampak gelisa

Keterangan :

b/d = berhubungan dengan

d/d = dibuktikan dengan

RENCANA KEPERAWATAN

D DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


X KEPERAWATA HASIL
N
1 (D.0020) (L.03019) (I.03101)
Diare b.d Fungsi gastrointestinal Manajemen diare
Inflamasi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
gastrointestinal keperawatan selama 3 hari, maka - Idendifikasi penyebab diare
d.d Defekasi Fungsi gastrointestinal membaik - Identifikasi riwayat pemberian makanan
lebih dari tiga kali dengan kriteria hasil : - Monitor warna,volume,frekuensi,dan
dala 24 jam dan - Mual : 5 kostitensi tinja
feses encer - Muntah : 5 Terspetik :
- Nyeri abdomen : 5 - Berikan asupan cairan oral
- Frekuensi BAB :5 Edukasi :
- Anjurkan makanan porsi kecil dan seiring
secara bertahap
- menghindari makanan pembentuk
gas,pedas dan mengandung laktosa
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas

2 (D.0019) (L.03030) (I. 03119)


Defisit Nutrisi Status nutrisi Manajemen nutrisi
b.d Faktor Setelah dilakukan tindakan Observasi :
psikologis d.d keperawatan selama 3 hari, maka - Identifikasi makanan yang disukai
Berat badan dan status nutrisi membaik dengan - Monitor asupan makanan
nafsu makan kriteria hasil : - Monitor berat badan
menurun - Porsi makanan yang Terapeutik :
dihabiskan :5 - Lakukan oral hygiene sebelum makan,
- Diare : 5 jika perlu
- Berat badan : 5 - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
- Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makan tinggi kalori dan tinggi
protein
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu

3 (D.0080) (L.09093) (I.09314)


Ansietas b.d Tingkat ansietas Reduksi ansietas
Kurang terpapar Setelah dilakukan tindakan Observasi :
informasih d.d keperawatan selama 3 hari, maka - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Sulit tingkat ansietas menurun dengan - Identifikasi kemampuan mengambil
berkonsentrasi kriteria hasil : keputusan
dan tampak gelisa - Perilaku gelisa : 5 Terapeutik :
- Frekuensi pernapasan : - Ciptakaan suasana terapeutik untuk
5 menumbuhkan kepercayaan
- Konsentrasi : 5 - Gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakiankan
- Motivasi menidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
Edukasi :
- Anjurkan melakukan kehiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
- Latih teknik relaksasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI/TANGGAL WAK IMPLEMENTASI EVALUASI


TU
12 November 2020 08:00 1. Melakukan bina hubungan saling S:
Klien mengatakan BAB encer dari
percaya pada klien untuk menjalin 3 hari yang lalu karena makan
kerja sama yang baik dan makanan dipinggiran jalan
komunikasi terapeutik O:
- Memberi salam 1. TTV :
- Memperkenalkan diri
 TD :110/80 mmHg
- Menjelaskan maksud dan
 N : 80x/menit
tujuan
 RR : 24x/menit
2. Mengobservasi TTV
08:30  SB : 37,5oC
 TD :110/80 mmHg  BB : 56 kg
 N : 80x/menit 2. Keadaan klien
 RR : 24x/menit Klien tampak meringis
keskitan
 SB : 37,5oC
Klien tampak gelisah
 BB : 56 kg
3. Mual dan muntah saat
09:00 makan
3. Idendifikasi penyebab diare
4. Frekuensi BAB tidak
- Mual : belum ada penurunan
teratur
- Muntah : belum ada
penurunan 5. Berat badan turun dari
- Nyeri abdomen : masih berat ideal
merasakan nyeri
- Frekuensi BAB : tidak teratur 6. Klien masih sulit
dan encer berkonsentrasi
09:30 7. Kolaborasi dalam bentuk
memberikan latihan teknik
4. Identifikasi riwayat pemberian relaksasi
makanan
- Menanyakan kepada klien A : masalah belum teratasi
10:00
makanan apa yang sering P : intervensi dilanjutkan
dimakan
5. Monitor warna,volume,frekuensi,dan
kostitensi tinja
- Keadan feses sudah mulai ada
peningkatan yang baik
10:30 6. Berikan asupan cairan oral
11:00 7. Anjurkan makanan porsi kecil dan
seiring secara bertahap
- Porsi makanan yang
dihabiskan :
 Bubur 3 porsi perhari
 5 gelas air minim per hari
- Diare : BAB encer dengan
frekuensi tidak teratur

11:30
8. Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas,pedas dan
mengandung laktosa
- Menganjurkan kepada klien untuk
tidak memakan, makanan yang
mengandung gas, pedas dan
manis
12:00 9. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas

12:25 10. Monitor berat badan


- Berat badan : 56 kg
12:30
11. Identifikasi makanan yang disukai
- Menanyakan kepada klien
makanan yang sering di makan

13:30 12. Monitor asupan makanan


- Tidak teratur
13:45 13. Lakukan oral hygiene sebelum makan
- Membersikan mulut setelah
makan

14:00 14. Sajikan makanan secara menarik dan


suhu yang sesuai
- Membuat makan yang disukai
klien dengan suhu yang pas

14:30 15. Berikan makan tinggi serat untuk


mencegah konstipasi
- Memberikan buah-buahan untuk
klien konsumsi

16. Berikan makan tinggi kalori dan


15:00 tinggi protein
- Memberikan telur dan susu untuk
klien konsumsi

17. Identifikasi saat tingkat ansietas


16:00 berubah
- Perilaku gelisah : klien maish
tampak gelisa
- Frekuensi pernapasan :
24x/menit

18. Identifikasi kemampuan mengambil


17:00 keputusan
- Konsentrasi : klien masih tidak
sanggup mengambil keputusan

19. Ciptakaan suasana terapeutik untuk


17:30
menumbuhkan kepercayaan

20. Gunakan pendekatan yang tenang dan


18:00
menyakiankan

18:30 21. Motivasi menidentifikasi situasi yang


memicu kecemasan

19:00 22. Anjurkan melakukan kegiatan yang


tidak kompetitif, sesuai kebutuhan

19:30 23. Anjurkan mengungkapkan perasaan


dan persepsi

20:00 24. Latih teknik relaksasi

13 November 2020 S:
1. Mengobservasi TTV
08:00 Klien mengatakan BAB encer dari
3 hari yang lalu karena makan
 TD :110/80 mmHg makanan dipinggiran jalan
 N : 80x/menit
O:
 RR : 22x/menit 1. TTV :
 SB : 37,5 C
o

 TD :110/80 mmHg
 BB : 58 kg
 N : 80x/menit
08:30 2. Idendifikasi penyebab diare
- Mual : cukup menurun  RR : 24x/menit
- Muntah : cukup menurun  SB : 37,5oC
- Nyeri abdomen : cukup
menurun  BB : 56 kg
- Frekuensi BAB : cukup
membaik 2. Keadaan klien
Klien sudah sedikit tidak
tampak meringis keskitan
09:00 3. Identifikasi riwayat pemberian
makanan Klien sudah sedikit tidak
 Bubur 4 porsi 1 piring tampak gelisah
 7 gelas air putih 3. Mual dan muntah saat
makan
09:30 Sudah ada perubahan
4. Monitor
dengan makan
warna,volume,frekuensi,dan
kostitensi tinja  Bubur 4 porsi 1
a. Keadan feses sudah mulai piring
ada peningkatan yang  7 gelas air putih
baik 4.Frekuensi BAB sudah
10:00 5. Berikan asupan cairan oral ada sedikit perubahan

10:30 5. Berat badan sudah ada


6. Anjurkan makanan porsi kecil sedikit peningkatan
dan seiring secara bertahap
- Porsi makanan yang 6. Klien masih sulit
dihabiskan : cukup meningkat berkonsentrasi
- Diare : cukup menurun
7. Kolaborasi dalam
bentuk memberikan
7. Anjurkan menghindari makanan
11:00 latihan teknik relaksasi
pembentuk gas,pedas dan
mengandung laktosa A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
8. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
11:30

9. Monitor berat badan


12:00 a. Berat badan : cukup
membaik

10. Identifikasi makanan yang disukai


12:25

11. Monitor asupan makanan


a. Cukup teratur
12:30
12. Lakukan oral hygiene sebelum
makan,
13:00
- Mencuci mulut saat selesai
makan

13. Sajikan makanan secara menarik


dan suhu yang sesuai
13:30
14. Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
13:45
- Memberikan buah-buahan
kepada klien untuk di
kinsumsi

15. Berikan makan tinggi kalori dan


tinggi protein
14:00 - Memberikan telur dan susu
untuk di konsumsi

16. Identifikasi saat tingkat ansietas


berubah
14:30 - Perilaku gelisah : cukup
menurun
- Frekuensi pernapasan : cukup
menurun

17. Identifikasi kemampuan


mengambil keputusan
15:00 a. Konsentrasi : cukup
membaik

18. Ciptakaan suasana terapeutik


untuk menumbuhkan kepercayaan
16:00

19. Gunakan pendekatan yang tenang


dan menyakiankan

17:00 20. Motivasi menidentifikasi situasi


yang memicu kecemasan

17:30
21. Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
18:00
22. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi

18:30
23. Latih teknik relaksasi
19:00

14 November 2020 08:00 S:


1. Mengobservasi TTV
Klien mengatakan BAB encer dari
3 hari yang lalu karena makan
 TD :120/80 mmHg makanan dipinggiran jalan
 N : 85x/menit
O:
 RR : 20x/menit 1. TTV :
 SB : 36,5 C
o

 TD :120/80 mmHg
 BB : 60 kg
 N : 85x/menit
08:30 2. Idendifikasi penyebab diare  RR : 20x/menit
- Mual : menurun
- Muntah : menurun  SB : 36,5oC
- Nyeri abdomen : menurun  BB : 60 kg
- Frekuensi BAB : membaik
2. Keadaan klien

09:00 Klien sudah tidak tampak


3. Identifikasi riwayat pemberian
meringis keskitan
makanan
Klien sudah tidak tampak
09:30 4. Monitor gelisah
warna,volume,frekuensi,dan
kostitensi tinja 3. Mual dan muntah saat
a. Keadan feses sudah makan
membaik 4. Sudah ada perubahan
10:00 5. Berikan asupan cairan oral dengan makan
 3 porsi
10:30 6. Anjurkan makanan porsi kecil dan
seiring secara bertahap makan/hari
- Porsi makanan yang dengan kriteria
dihabiskan : meningkat nasi,ikan dan
 3 porsi makan/hari sayur
dengan kriteria  8 gelas air
nasi,ikan dan sayur minum/hari
 8 gelas air minum/hari 5. Frekuensi BAB kembali
normal
- Diare : menurun
6. Berat badan klien kembali
normal
11:00 7. Klien sudah bisa
7. Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas,pedas dan berkonsentrasi
mengandung laktosa 8. Kolaborasi dalam bentuk
memberikan latihan teknik
11:30 8. Kolaborasi pemberian obat
relaksasi
antimotilitas
A : masalah teratasi
12:25
9. Monitor berat badan P : intervensi dihentikan
a. Berat badan kembali
normal 60 kg membaik

12:30 10. Identifikasi makanan yang disukai

13:30 11. Monitor asupan makanan


a. Kembali normal

13:45 12. Lakukan oral hygiene sebelum


makan

14:00 13. Sajikan makanan secara menarik


dan suhu yang sesuai

14:30 14. Berikan makan tinggi serat untuk


mencegah konstipasi

15:00 15. Berikan makan tinggi kalori dan


tinggi protein

16:00 16. Identifikasi saat tingkat ansietas


berubah
- Perilaku gelisa : menurun
- Frekuensi pernapasan :
menurun

17:00 17. Identifikasi kemampuan


mengambil keputusan
a. Konsentrasi : membaik

17:30 18. Ciptakaan suasana terapeutik untuk


menumbuhkan kepercayaan

18:00 19. Gunakan pendekatan yang tenang


dan menyakiankan

19:00 20. Motivasi menidentifikasi situasi


yang memicu kecemasan

19:30 21. Anjurkan melakukan kegiatan yang


tidak kompetitif, sesuai kebutuhan

22. Anjurkan mengungkapkan


20:00 perasaan dan persepsi

20:30 23. Latih teknik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai