DIARE
Gracia Lontaan
711440119016
D3 Keperawatan/2A
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Diare/ Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/24 jam, lebih dari 3 kali sehari, dapat atau disertai darah dan lender, (ASPEN,
1998)
Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus. Gastroentritis
akut di tandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah-muntah berakibat kehilangan
cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn
Betz, 2009)
Diareakut yaitu diare yang berlansung kurang dari 15 hari atau pendapat lain kurang dari 14
hari dengan jumlah lebih banyak dari normal.
Diarekronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.Diare infektif adalah bila
penyebabnya infeksi, sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai penyakit
kasus tersebut.
Diare organic adalah bila ditemukan penyebab anatomi, bakteriologik, hormonal atau
toksikologik, sedangkan diare fungsional jika tidak dapat ditemukan penyebab organik, (Diare
ditinjau dari Aspek Kesehatan; Jkt, 2009)
2. Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
1. Faktor Infeksi
a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi :
1. Infeksi baketri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera
2. Infeksi virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
3. Infeksi jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca
b) Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti OMA,
broncopneumonia, tonsilofaringitis
2. Faktor malabsrorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi lemak
Malabsrobsi protein
3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika
4. Post pembedahan usus
5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
6. Faktor psikologis
4. Klasifikasi Diare
Klasifikasi Diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi diare akut dan
diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut dibagi menjadi disentri, kolera dan diare akut
(bukan disentri maupun kolera). Sedangkan, diare kronik dibagi menjadi diare parsisten dan diare
kronik.
Diare Akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti secara cepat atau
maksimal berlangsung selama 2 minggu, namun dapat pula menetap dan melanjut menjadi diare
kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila menyerang bayi biasanya disebut
gastroenteritis infantil. Penyebab tersering pada bayi dan anak-anak adalah intoleransi laktosa.
Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lendir dianggap disentri yang disebabkan oleh
shigelosis sampai terbukti lain. Sedangkan kolera, memiliki manifestasi kilinis antara lain diare
profus seperti cucian air beras, berbau khas seperti “bayklin/sperma”, umur anak lebih dari 3 tahun
dan ada KLB dimana penyebaran pertama pada orang dewasa kemudian baru pada anak.
Sedangkan kasus yang bukan disentri dan kolera dikelompokkan kedalam diare akut.
Diare Kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan
berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi menjadi diare spesifik dan non spesifik. Diare spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Diare yang disebabkan oleh
makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang terkena, diare dapat diklasifikasikan
menjadi diare infeksi internal dan parenteral.
Diare persisten lebih ditunjukkan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya
disebkan oleh agen infeksi. Sedangkan diare kronik lebih ditujukkan untuk diare yang memiliki
manifestasi klinis hilang-timbul, sering berulang atau diare akut dengan gejala yang ringan yang
melanjut lebih dari 14 hari, umumnya disebkan oleh agen non infeksi.
5. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan feses
Berat feses > 300 gram/24 jam mengkonfirmasi adanya diare. Perhatikan bentuk tinja,
apakah setengah cair, cair, berlemak atau bercampur darah. Diare seperti air dapat terjadi
akibat kelainan pada semua tingkat system pencernaan, terutama usus halus. Adanya
makanan yang tidak tercerna merupakan manifestasi dari kontak yang terlalu cepat
antara tinja dan dinding usus yang disebabkan cepatnya waktu transit usus. Diare yang
bervolume banyak dan berbau busuk menunjukkan adanya infeksi dan dapat dilakukan
pewarnaan gram ataupun kultur.
6. . Penatalaksanaan Umum
1. Berikan oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi untuk menganti cairan dan elektrolit
dalam tubuh yang terbuang saat diare
2. Makan teratur untuk membantu klien pulih dengan cepat
3. Berikan antibiotik secara selektif pada saat indikasi, seperti diare berdarah dan diare karena
kolera
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat
memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut
atau kronik tergantung dan lamanya serangan.
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap pasien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan
bagian tubuh mana yang terkena.
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk berapa
lama tulang tersebut akan menyambung.
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa
keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik
Pada kasus diare akan timbul ketidakutan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien
seperti penggunaan obat yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol
yang bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak.
Pada klien diare harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti
kalsium, zat besi, protein, dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan. Evaluasi
terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan penyebab masalah dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan
terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah.
3) Pola Eliminasi
Pada pola eliminasi feses dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada
kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
4) Pola Tidur dan Istirahat
Semua klien diare timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu
pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur,
suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu
dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien..
Pada klien diare daya rabanya berkurang, sedang pada indera yang lain tidak timbul
gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan.
Dampak yang timbul pada klien diare yaitu timbul, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan
body image).
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena klien harus
menjalani perawatan.
Dampak pada klien diare yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani
perawatan dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien.
Untuk klien diare tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama
frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien
Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan
gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini perlu untuk dapat melaksanakan
total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang
lebih sempit tetapi lebih mendalam.
1) Kesadaran Umum : ringan, sedang, berat.
- Tekanan darah
- Denyut nadi
- Suhu tubuh
- Pernapasan
4) Pemeriksaan fisik
- Kepala : Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan,
tidak ada nyeri kepala.
- Mata : Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (karena tidak
terjadi perdarahan)
- Wajah : Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi
- Mulut : Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
- Telinga : Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
- Leher : Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.
- Dada
Perkusi : Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan
- Abdomen
teraba.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Proses penegakan diagnosis keperawatan diuraikan sebagai berikut :
1) Analisis Data, tahap pertama proses penegakan diagnosis keperawatan analisis data
yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut ini :
2) Identifikasi Masalah,
setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah, mana
masalah yang aktual, resiko dan /atau promosi kesehatan. 3) Perumusan Diagnosis
Keperawatan, Formulasi diagnosis keperawatan penulisan 3 bagian adalah sebagai berikut:
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tahaptahap dalam
tindakan keperawatan adalah sebagai berikut : 1) Persiapan, tahap awal tindakan
keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap
perencanaan. 2) Intervensi, fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. 3)
Dokumentasi, pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi
Pada tanggal 12 November 2020 seorang pemuda usia 19 tahun dirawat dengan keluhan BAB encer sebanyak 10 kali,
hal ini terjadi karena mengonsumsi makanan dipinggiran jalan (wartek) 3 hari lalu, keluhan ini disertai mual dan
muntah dan nyeri abdomen, klien langsung merasa mual dan muntah saat makan, klien tampak meringis kesakitan
sambil memengang perut bagian bawah dengan skala nyeri 3- 4 dan klien tampak gelisa , berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 24x/menit
SB : 37,5oC
BB : 56kg
12 NOVEMBER 2020
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Sdr.K
Tempat/tanggal lahir : Lapi/30 November 2000
Umur : 19 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Lapi
Tanggal dirawat : 12 November 2020
Tanggal pengkajian : 12 November 2020
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama
Saat ini :
Klien mengatakan diare 3 hari yanglalu
2) Riwayat penyakit saat ini :
Klien menyatakan sudah diare 3 hari yang lalu. Klien BAB encer, dengan, badan panas warna dan
bau khas feses. Klien menyatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan dipinggiran jalan
d. Genogram
Ket:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Suami - Istri
3. Pola Eliminasi
DS :
- Klien mengatakan BAB encer sebanyak 10 kali
- Klien mengatakan kotoran bahu khas
DO :
8. Pola Peran-Hubungan
DS :
- Klien menggatakan mempunyai hubungan yang baik dengan teman-teman kostnya
DO :
- Klien menmpunyai hubungan yang baik dengan teman-teman kostnya
9. Pola Seksual-Reproduksi
DS : -
DO : -
DO :
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :Baik
Tingkat kesadaran : Koposmentis / apatis / somnolen / sopor/koma
b. Tanda-tanda Vital :
TD = 110 / 80 mmHg
N = 80x / menit
RR = 24 x / menit
SB = 37.5 o C
BB = 56 kg
c. Head to toe
a) Kepala : Normal
b) Rambut : Bersih, berwarna hitam
c) Mata : Cekung dan tidak mengalami gangguan penglihatan.
d) Hidung : Simetris,
e) Telinga : Simetris, tidak ada gangguan pendengaran.
f) Wajah : Ekspresi wajah tampak cemas, dan gelisah.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
h) Paru – paru:
Inspeksi : Ictus simtetris ka/ki Palpasi
: Vocal fremitus ka/ki sama
Perkusi : Sonor ka/ki
Auskultasi : Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
i) Jantung
Menimbulkan aritmia jantung
j) Abdomen
Inspeksi : Perut simetris dan terlihat cembung
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada daerah perut bawah
Perkusi : Tympani (kembung)
Auskultasi : Bising usus >30 x / menit
k) Genetalia : Tidak terpasang DC, bersih.
l) Anus : Tidak ada hemoroid
m) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema,
Bawah : Tidak ada oedema, akral tidak dingin,
n) Kulit : Turgor baik
d. Pemeriksaan Penunjang
Identifikasi penyebab diare
Analisis tinja,
Observasi TTV
2. ANALISA DATA
1. (D.0020) Diare b.d Inflamasi gastrointestinal d.d Defekasi lebih dari tiga kali dala 24 jam dan feses encer
2. (D.0019) Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis d.d Berat badan dan nafsu makan menurun
3. (D.0080) Ansietas b.d Kurang terpapar informasih d.d Sulit berkonsentrasi dan tampak gelisa
Keterangan :
RENCANA KEPERAWATAN
11:30
8. Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas,pedas dan
mengandung laktosa
- Menganjurkan kepada klien untuk
tidak memakan, makanan yang
mengandung gas, pedas dan
manis
12:00 9. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
13 November 2020 S:
1. Mengobservasi TTV
08:00 Klien mengatakan BAB encer dari
3 hari yang lalu karena makan
TD :110/80 mmHg makanan dipinggiran jalan
N : 80x/menit
O:
RR : 22x/menit 1. TTV :
SB : 37,5 C
o
TD :110/80 mmHg
BB : 58 kg
N : 80x/menit
08:30 2. Idendifikasi penyebab diare
- Mual : cukup menurun RR : 24x/menit
- Muntah : cukup menurun SB : 37,5oC
- Nyeri abdomen : cukup
menurun BB : 56 kg
- Frekuensi BAB : cukup
membaik 2. Keadaan klien
Klien sudah sedikit tidak
tampak meringis keskitan
09:00 3. Identifikasi riwayat pemberian
makanan Klien sudah sedikit tidak
Bubur 4 porsi 1 piring tampak gelisah
7 gelas air putih 3. Mual dan muntah saat
makan
09:30 Sudah ada perubahan
4. Monitor
dengan makan
warna,volume,frekuensi,dan
kostitensi tinja Bubur 4 porsi 1
a. Keadan feses sudah mulai piring
ada peningkatan yang 7 gelas air putih
baik 4.Frekuensi BAB sudah
10:00 5. Berikan asupan cairan oral ada sedikit perubahan
17:30
21. Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
18:00
22. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
18:30
23. Latih teknik relaksasi
19:00
TD :120/80 mmHg
BB : 60 kg
N : 85x/menit
08:30 2. Idendifikasi penyebab diare RR : 20x/menit
- Mual : menurun
- Muntah : menurun SB : 36,5oC
- Nyeri abdomen : menurun BB : 60 kg
- Frekuensi BAB : membaik
2. Keadaan klien