Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DANASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. H.M DENGAN GASTROENTERITIS AKUT (GEA)


DI RUANGAN FREESIA 5
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II


STASE KDP

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS AKUT
A. DEFINISI
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran
serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari
dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan
usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai
dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau
tanpa lendir dan darah.

B. ETIOLOGI
1. Faktor Infeksi
1). Infeksi bakteri :Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia, aeromonas dan sebagainya.
2). Infeksi virus : Entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus, rotavirus, astovirus dan lain-lain.
3). Infeksi parasit : Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor Makanan : Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor Kebersihan: Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan
bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah buang
air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
mengkonsumsi makanan.
5. Faktor Psikologi : Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare
karena dapat merangsang peningkatan peristaltik usus.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah

D. KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak,
berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25%
sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5
sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
b. Diare kronik, ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih
(Sunoto, 1990).

E. PATOFISIOLOGIS
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,
Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat
pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui
fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan
air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic pada klien dengan gastroenteritis :
1. Laboratoris (pemeriksaan darah)
Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada
penyakit malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D,
peningkatan serum albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada
klien dengan malabsorbsi. Penuruna jumlah serum albumin pada klien
penyakit chron.
2. Radiologis
- Barrium Foloow through à penyakit chron.
- Barrium enema skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.
3. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan
kolon.

G. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita
diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan
a) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah
PWL (Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan
yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal
Water Losses).
b) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk.,
1994 dalam Wicaksono, 2011)
Ada 2 jenis cairan yaitu:
1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-
ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20
g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90
mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L
(Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa cairan rehidrasi oral:
a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3
dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-
komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan
yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini,
setiap jam perlu dilakukan evaluasi:
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994
dalam Wicaksana, 2011).
2. Antibiotik
Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada
diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.
3. Obat Anti Diare
Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil).
Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x
sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi
penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat
memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare. Bila diberikan
dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom
disentri obat ini tidak dianjurkan.

H. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
I. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian (data subjektif dan objektif)
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan
penentuan masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, dan
pemeriksaan fisik . Kaji data menurut Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
2.1.Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian
timbul diare.
2.2.Keluhan utama : Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak
air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit
berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4
kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu.
4. Riwayat penyakit keluarga.
5. Diagnosis Medis dan Terapi : Gastroenteritis Akut dan terapi obat
antidiare, terapi intravena, dan antibiotic.
6. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
1. Persepsi Kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik.
2. Nutrisi metabolic : diawali dengan
mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan berat badan pasien.
3. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
4. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain.
5. Tidur/istirahat : akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
6. Kognitif/perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun
kurang berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
7. Persepsi diri/konsep diri : pasien mengalami gangguan konsep diri
karena kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak
tercapai pada fase sakit.
8. Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada
penyakit.
9. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan.
10. Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang
berangsur-angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping
yang adekuat.
11. Keyakinan/nilai : pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang
sembahyang karena gejala penyakit.
7. Pemerikasaan fisik.
Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,
berat badan menurun,anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
8. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB
yang berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
Diagnosa 1
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d output yang berlebihan ditandai
dengan klien berak cair lebih dari 3 sehari, mual, muntah, klien lemah, turgor kulit
menurun.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawan selama 3 x 24 jam diharapkan
keseimbangancairan pasien kembali normal.
Kriteria hasil :
- Intake dan output seimbang
- Diare berhenti.
- Turgor kulit baik
- Tidak mual dan muntah
- Mukosa bibir lembab
- Kadar elektrolit dalam batasan normal :
* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l
* Kalium = 135-145 mEq/l
Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada penderita.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2. Catat frekuensi, jumlah dan konsistensi faces yang keluar.
R : memudahkan membuat asuhan keperawatan secara tepat untuk
intervensi selanjutnya.
3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering).
R : untuk mengganti caiaran yang hilang.
4. Kolaborasai dengan tim dokter dalam pemberian obat dan infus.
R : terapi yang tepat dan cepat dapat mempercepat kesembuhan dan
mencegah komplikasi secara dini.
5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi.
R : mendeteksi secara dini tanda-tanda dehidrasi.
6. Anjurkan penderita untuk tidak makan makanan yang merangsang
timbulnya diare.
R : untuk mencegah diare lebih lama lagi.
Diagnosa 2
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d absorbsi yang tidak adekuat ditandai
dengan klien mengalami anorexia, nause dan vomiting, klien tidak menghabiskan
porsi makan yang disajikan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan
kebutuhan nutrisi tubuh pasien dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
- Intake nutrisi yang adekuat.
- Mual, muntah tidak ada.
- Klien dapat menghabiskan porsi makan yang disajikan.
- Hb dalam batas normal = 12-17 gr%
- Klien tidak terlihat anemis
Rencana Tindakan
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2.Kaji tingkat nutrisi klien.
R : untuk mengetahui keadaan nutrisi klien.
3.Beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
R: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
4. Hitung BB.
R: untuk mengetahui apakah ada penurunan berat badan selama perawatan.
5. Kolaborasi dengan tim medis (kokter) dalam pemberian terapi.
R: untuk mengetahui jenis obat yang dapat diberikan

Diagnosa 3
Gangguan istirahat – tidur b/d eliminasi yang sering dan tidak terkontrol serta kram
abdomen ditandai dengan klien sering terbangun, pucat, gelisah dan lemah.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2 x 24 jam, diharapkan
pasien dapat istirahat – tidur dengan tenang.
Kriteria Hasil:
- Dapat istirahat tidur dengan tenang.
- Kram abdomen tidak ada.
- Diare berhenti.
Rencana Tindakan
1. Melakukan pendekatan pada penderita dan keluarganya.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2. Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan tenang.
R : dapat membantu kenyamanan dan ketenangan klien.
3. Kolaborasi dengan tim medis (dokter) untuk pemberian obat.
R : membantu proses kesembuhan.

Diagnosa 4
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan
gangguan integritas kulit dapat teratasi.
Kriteria hasil:
- Integritas kulit kembali normal.
- iritasi tidak ada.
- tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi:
Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

Diagnosa 5
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan
pengetahuan keluarga tentang penyakit meningkat.
Kriteria hasil :
- Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah
tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi :
- Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
tentang proses penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien
dengan melalui penkes. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang
belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada
klien.
- R: pemberian informasi mengenai kesehatan sangat bermanfaat bagi klien
untuk bisa menerapkan dalam kesehariannya.
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan
Diagnosa Medis : GEA (Gastroenteritis Akut)
Tanggal/jam MRS : 19 April 2023 – 12.00
No RM : 161095
Ruangan : Freesia 5
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. H.M
2. Umur : 28 tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Status : Menikah
5. Agama : Kristen
6. Suku/ bangsa : Indonesia
7. Bahasa : Indonesia
8. Pendidikan : S1
9. Pekerjaan : PNS
10. Penanggung jawab : Istri Ny. M.A

II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan Utama
BAB cair dan muntah
2. Riwaya Penyakit Sekarang
Klien mengatakan BAB cair sebanyak 6x dan muntah sebanyak ±
4x
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat kesehatan keluarga
sebelumnya
5. Susunan Keluarga (genogram)
Ket : : laki-laki
: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

6. Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan
Klien mengetahui sakitnya
2. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri
Aktivitas SMRS MRS
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi √ √
Berpakaian / berdandan √ √
Eliminasi / toileting √ √
Mobilitas di tempat √ √
tidur
Berpindah √ √
Berjalan √ √
Naik tangga √ √
Berbelanja √ √
Memasak √ √
Pemeliharaan rumah √ √
Skor 0 : mandiri 3 : di bantu orang lain & alat
1 : alat bantu 4 : tergantung / tidak mampu
2 : dibantu orang lain
b. Kebersihan Diri
Di rumah Di rumah sakit
Mandi : 2x / hari Mandi : 1x / hari
Gosok gigi : 2x / hari Gosok gigi : 1x / hari
Keramas : 14x / minggu Keramas : 1x /minggu
Potong kuku : 1x / minggu Potong kuku : 1x / minggu
c. Aktivitas sehari-hari
Sebagai pekerja
d. Rekreasi
Klien setiap minggu melakukan rekreasi bersama keluarga
e. Olahraga
Klien jarang olahraga

3. Pola istirahat dan tidur


Di Rumah Di Rumah Sakit
Waktu tidur : Siang : tidak Waktu tidur : Siang : 4 jam
Malam : 8 jam Malam : 6 jam
Jumlah jam tidur : +/-8 jam Jumlah jam tidur : +/1-0 jam
4. Pola Nutrisi Metabolik
A. Pola Makan
Di rumah Dirumah sakit
Frekuensi : 3x/hari frekuensi : 3x/ hari
Jenis : nasi, ikan, mie jenis : bubur
Porsi : sedikit
B. Pola Minum
Di rumah Dirumah sakit
Frekuensi : 5-7 gelas frekuensi : 5 gelas
Jenis : air putih &minuman kemasan jenis : air putih
5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 6x frekuensi : 3x
Konsisten : cair konsisten : cair
Warna : kuning berair warna : kuning berair
b. Buang air kecil
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 5-6 x frekuensi : 7x
Konsisten : - konsisten : -
Warna : kuning warna : kuning
6. Pola Kognitif Perseptual
Berbicara : normal
Bahasa sehari-hari : manado
Kemampuan membaca : baik
Tingkat ansietas : sedang
Kemampuan interaksi : baik
Vertigo :-
Nyeri :-
7. Pola Konsep Diri
Keluarga dan klien ingin cepat sembuh dan keluar dari RS
8. Pola koping
Masalah utama selama MRS : klien ingin cepat pulang
9. Pola Seksual-Reproduksi
-
10. Pola Peran – Hubungan
Pekerjaan : PNS
Kualitas bekerja : baik
Hubungan dengan orang lain : baik
Sistem pendukung : keluarga
11. Pola nilai – kepercayaan
Agama : kristen
Pelaksanaan ibadah : hari minggu
IV. PENGKAJIAN PERSISTEM
1. TTV
a. Suhu : 36,8ºC
b. Nadi : 60x/mnt
c. TD : 100/70 mmHg
d. Frekuensi Nafas : 20x/mnt
e. TB : 170 CM
f. BB : 65
g. Kesadaran : CM = E : 4 , M : 6, V : 5
2. Sistem Pernafasan
Tidak terpasang O2
3. Sistem Kardiovaskular
-
4. Sistem Pernafasan
KU : CM , GCS : 15
5. Sistem Perkemihan
Tidak terpasang kateter
6. Sistem Pencernaan
BAB cair ± 6x
7. Sistem Muskuloskeletal
Tidak terdapat fraktur
8. Sistem Integument
Edema (-)
9. Sistem Penginderaan
Mata : normal
Hidung : simetris
Telingah : simetris
10. Sistem reproduksi dan genetalia
-
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Hasil Nilai normal Satuan
pemeriksaan
HEMATOLOGI
Rutin
Leukosit 11.2 4.000-10.000 Ribu/UL
Erytrosit 5.47 4.7 – 6.3 Juta/UL
Hemoglobin 15.1 12 – 16 g/Dl
Hematokrit 47.3 37 – 47 %
MCV 86.5 80 – 100 Fl
MHC 27.6 27 – 35 g/dL
MCHC 31.9 30 – 40 Ribu/UL
Trombosit 192 150.000-400.000 pg
AUTO DIFF
Lymh# 1.8 0.8-4.0 Ribu/UL
Mid# 1.0 0.1-1.5 Ribu/UL
Gran# 8.4 2.0-7.0 Ribu/UL
Lymph% 16.2 20.0-40.0 %
Mid% 9.0 3.0-15.0 %
Gran% 74.8 50.0-70.0 %
KIMIA KLINIK
Karbohidrat
Glucose sewaktu 110 110-160 Mg/dL
ELEKTROLIT
Kalium 3.4 3.5-5.5 Mg/dL
Natrium 141 135-145 Mg/dL
Chlorida 105 98-108 Mg/dL

2. Photo rontgen
-
3. CT SCAN
-
4. USG
-
VI. TERAPI
1. IVFD NS 0.9 % 20 TPM
2. Ranitidine 2x1
3. Ondansentron 3x1
4. Paracetamol 3x1
1. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif : GEA Hipovolemia b/d
Klien mengatakan sudah BAB kehilangan cairan aktif
+/- 6x dengan konsistensi cair
BAB sering konsistensi cair
Data Objektif :
Klien tampak lemah
Cairan yang keluar banyak

Dehidrasi

Hipovolemia
Data Subjektif :
Klien mengatakan telah Risiko defisit nutrisi b/d
2. muntah +/- 4x Inflamasi Saluran Cerna ketidakmampuan
mencerna makanan
Data Objektif :
Klien tampak lemah dan pucat Mual Muntah

Resiko Defisit Nutrisi

2. Pathway

GEA
c)

BAB sering dengan Inflamasi saluran cerna


konsistensi cair

Mual muntah
Cairan yang keluar banyak

Dehidrasi
Risiko defisit nutrisi

Hipovolemia
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi
Hasil
Hipovolemia b/d Setelah dilakukan  Manajemen Hipovolemia
kehilangan cairan aktif tindakan keperawatan (I.03116)
(D.0023) 1x7 jam status cairan Observasi
pasien membaik, dengan - Periksa tanda dan gejala
kriteria hasil (L.03028) hipovolemia (misalnya,
 Frekuensi nadi frekuensi nadi, tekanan
membaik darah menurun, turgor kulit
 Tekanan darah menurun, membran mukosa
membaik kering).
 Turgor kulit - Monitor intake dan output
meningkat cairan
 Membran Terapeutik
mukosa membaik - Hitung kebutuhan cairan
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak
cairan oral
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis,
NaCl, RL).
Risiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan  Manajemen Nutrisi
b/d Ketidakmampuan tindakn keperawatan 1x7 (I. 03119)
Mencerna Makanan jam status nutrisi klien Observasi
(D.0032) membaik, dengan kriteri - Monitor asupan makanan
hasil (L.03030) - Monitor berat badan
 Membran Terapeutik
mukosa membaik - Berikan makanan yang
 Frekuensi makan tinggi kalori dan protein
membaik - Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi
- Ajarkan diet yang
diprogramkan (mis,
makanan yang sehat)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu.
4. Implementasi Keperawatan
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Kamis/20-4-2023 Hipovolemia b/d 1. Memeriksa tanda dan S = Klien mengatakan
Kehilangan cairan aktif gejala hipovolemia masih bab cair +/- 3x
(D.0023) - Frekuensi nadi = 60x/menit
teraba lemah O = Terlihat sering ke
- Tekanan darah = 100/70 toilet untuk bab
mmHg
- Turgor kulit = menurun A = Masalah belum
- Membran mukosa = kering teratasi
2. Memonitor intake dan
output cairan P = Lanjutkan
3. Memberikan asupan cairan Intervensi
oral sesuai kebutuhan cairan
klien.
- asupan cairan baik, klien
terlihat masih tampak lemah,
tetapi turgor kulit perlahan
membaik
4. Menganjurkan klien untuk
memperbanyak cairan oral
5. Kolaborasi pemberian
IVFD : Ns 0,9% 20
tetes/menit.
Kamis/20-4-2023 Risiko Defisit Nutrisi 1. Memonitor asupan S = Klien mengatakan
b/d Ketidakmampuan makanan (mis, makanan yang masih mual dan muntah
Mencerna Makanan sehat dan tinggi protein) serta tidak nafsu makan
(D.0032) 2. Memonitor berat badan
klien O = Terlihat klien
3. Memberikan suplemen sering ke toilet untul
makanan, jika perlu muntah
4. Mengajarkan klien dan
keluarga diet yang A = Masalah belum
diprogramkan teratasi
5. Mengkolaborasikan
pemberian medikasi : P = Lanjutkan
ondansentron 3x1 Intervensi
IVFD Ns 0,9% 20 tpm
6.Mengkolaborasikan dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
Daftar Pustaka
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1,
Ed.4, EGC, Jakarta
Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,
Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition,
Clarinda company, USA.

Anda mungkin juga menyukai