Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

S DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS
AKUT DI RUANG PERAWATAN ANAK

Mohamad Faujan Saleh

N 211240

Preceftor lahan Preceftor institusi

(CINDRA, S.kep, Ns) (SAHARULLAH, S.Kep, Ns, M.Kes)

PRODI PROFESI NERS


STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR
ANGKTAN TAHUN 2021 – 2022

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG PERAWATAN
ANAK

A. Konsep Teori
1. Pengertian
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2012).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari
4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA, 2014).
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar
berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair,
dapat disertai dengan darah atau lendir (Suratun, 2010. Hal 136).
Akut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi
atau penyakit yang tiba - tiba, dalam waktu relatif singkat dan biasanya
menunjukkan gangguan yang serius.
Jadi bisa disimpulkan bahwa gastroenteritis akut (GEA) adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar (tinja)
lebih dari biasanya (>3kali dalam sehari) dengan frekuensi sering dan
konsistensi encer terjadi secara tiba - tiba dalam waktu yang singkat dan
kalau tidak mendapat penanganan serius dapat menimbulkan gangguan yang
serius pada penderitanya.

2
2. Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyakit utama diare. Infeksi enternal ini meliputi :

● Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,


Campylobacter, Yersinia, Acromonas dan sebagainya.
● Infeksi virus : Enteroovirus ( Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis ), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
● Infestasi parasit : Cacing ( Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
Strongyloides ), Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis ), Jamur ( Candida albicans )
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis media akut ( OMA ), Tonsilofaringitis,
Bronkopneunomia, Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berusia dibawah usia 2 tahun
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa ), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psijkologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada hal yang lebih besar.

3
3. Patofisiologi
Gastroenteritis ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah
muntah, yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab utama
gastroenteritis akut adalah virus (rotavirus, adenovirus enteric, virus Norwalk,
dan lain lain), bakteri atau toksinnya (Campylobacter, Salmonella, Shigella,
Escherichia coli, Yersinia dan lain lain), serta parasit (Giardia lamblia,
Cryptosporidium). Pathogen pathogen ini menimbulkan penyakit dengan
menginfeksi sel-sel, menghasilkan enterotoksin atau sitotoksin yang merusak
sel. Atau melekat pada dinding usus. Pada gastroenteritis akut, usus halus
adalah alat pencernaan pencernaan yang paling sering terkena.
Sebagai akibat diare baik akut akan terjadi :
● Kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi ) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa ( asidosis, metabolik, hipokarlemia
dan sebagainya ).
● Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( intake makanan kurang,
pengeluarannya bertambah.
● Hipoglikemia.
● Gangguan sirkulasi darah.

Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute fekal-oral dari orang ke orang atau
melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Tinggal difasilitas day care juga
meningkatkan resiko gastroenteritis, selain berpergian ke negara berkembang.
Sebagian besar gastroenteritis dapat sembuh sendiri dan prognosisnya baik
dengan pengobatNy.Snak-anak malnutrisi dapat menderita infeksi yang lebih
berat dan lebih membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh (Betz,
2009. Hal 185).

4
4. Pathway GEA

5. Manifestasi Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja

5
makinlama makin berubah kehijau-hijauan karena tercampur dengan cairan
empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet dan kemerahan karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya
asam laktat, yang beasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus
selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelumatau sesudah diare dan
dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan
banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat
badan turun, turgor kulit berkurang , mata dan ubun-ubun besar menjadi
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi
ringan, sedang dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasama dapat
dibagi menjadi dehidrasi hipotoniik, isotonik dan hipertonik.

6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pemeriksaan tinja.
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah
atau astrup,bila memungkinkan.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.
5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui
jasad renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada
penderita diare kronik.
6. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya
biasanya tidak membantu untuk evaluasi gastroentritis akut (GEA) / diare
akut infeksi.
7. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan gastroenteritis
menurut Betz (2009, hal 190), antaranya adalah:

6
● Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
● Syok hipovalemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis metabolic,
perfusi sistemik buruk)
● Kejang demam
● Bakterimia.

8. Penatalaksanaan
1) Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita
diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan :
1. Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah
PWL (Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan
yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal
Water Losses).
2. Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk.,
1994 dalam Wicaksono, 2011)
Ada 2 jenis cairan yaitu:
1). Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh
WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L,
Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang dikandung
meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L,
bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005).
Ada beberapa cairan rehidrasi oral:

● Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan


glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
● Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-
komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan
yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.

7
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap
jam perlu dilakukan evaluasi:

● Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah


● Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam
Wicaksana, 2011).

2) Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :
Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses
berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi
lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk
diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg
(oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal),
Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-
14 hari oral atauIV).
3) Obat Anti Diare 
Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat
(lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4
mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat
tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan
sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi
diare. Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan
dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan
gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.

8
B. Konsep Asuhan Keperawatan GEA
1. Pengkajian
Identitas pasien: Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, asal suku
bangsa dan pekerjaan orang tua.
1) Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari BAB 10 kali (dehidrasi
berat). Apabila diare berlangung 
2) Riwayat penyakit sekarang 
● Suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada, dan diare.
● Feses cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
● Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi.
● Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare. 
● Apabila klien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi mulai tampak. 
● Diuresis terjadi oliguria. 
3) Riwayat kesehatan meliputi:

● Riwayat imunisasi. 
● Riwayat alergi terhadap makanan atau obat obatan 
● Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya. 

4) Riwayat nutrisi
● Asupan makanan 
● Keluhan nyeri abdomen. 
● Distensi abdomen, mual, muntah. 
● Berat badan biasanya turun. 

5) Pola eliminasi
● Frekuensi defekasi sering.3 kali sehari
● Feses cair, mengandung lendir dan darah. 
6) Pemeriksaan fisik 

9
● Keadaan umum: baik, sadar (tanpa dehidrasi). Gelisah, (dehidrasi
ringan dan sedang). Lesu, lungkai atau tidak sadar, tidak ada urine
(dehidrasi berat).
● Berat badan: klien diare dengan dehidrasi biasanya mengalami
penurunan berat badan: dehidrasi ringan: bila terjadi penurunan
berat badan 5%.
● Dehidrasi : sedang bila terjadi penurunan berat badan 5-10%.
Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 10-15%. 
● Kulit : Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan
pemeriksaan turgor kulit, inspeksi kulit perianal apakah terjadi
iritasi. 
● Mulut/lidah : Mulut dan lidah biasanya tanpa dehidrasi. Mulut
dan lidah kering (dehidrasi ringan sampai sedang). Mulut dan
lidah sangat kering (dehidrasi berat). 
● Abdomen : kemungkinan mengalami distensi, kram, nyeri dan
bising usus yang meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul klien Gastroenteritis adalah
sebagai berikut :

1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan mal absorbsi usus.


2. Kurang volume cairan berhubungan dengan out put melalui rute normal
(diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang
terbatas.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
4. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi kulit,
jaringan.

10
5. Cemas berhubungan dengan faksot psikologis/rangsangan simpatit (proses
inflamasi), ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan status
kesehatan.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat
dan tidak mengenal sumber informasi

3. Intervensi
1) Diagnosa. 1
Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan mal absorbsi usus.
Tujuan : Melaporkan penurunan frekuwensi defekasi konsistensi kembali
normal.
Kriteria Hasil : Mengidentifikasi/menghindari faktor pemberat.
Intervensi/Rasional
● Kaji penurunan jumlah feses, peningkatan konsistensi feses,
penurunan urgensi BAB. Rasional : Pengkajian feses membantu
mengevaluasi efektifitas agen antidiare dan pembatasan diet.
● Pertahankan lingkungan bebas bau untuk klien, pispot kosongkan
dengan segera, ganti linen yang bersih, berikan pengharum
ruangan. Rasional : bau fekal dapat menyebabkan rasa malu dan
kesadaran diri dan dapat meningkatkan stres hidup dengan PIU.
● Lakukan perawatan perineal yang baik. Rasional : Iritasi perineal
karena sering BAB berair harus dicegah.
● Turunkan aktivitas fisik selama episode diare. Rasional :
Penurunan aktivitas fisik menurunkan peristaltik usus.
● Tentukan hubungan antara episode diare dan mencerna makanan
khusus. Rasional : Mengidentifikasi makanan yang dapat
mengiritasi dapat menurunkan episode diare.

11
2) Diagnosa. 2
Kurang volume cairan berhubungan dengan out put melalui rute normal
(diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang
terbatas.
Tujuan : pemenuhan kebutuhan cairan adekuat.
Kriteria hasil : pengeluaran urine adekuat, tanda tanda vital dalam batas
normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler
kurang dari 3 detik.
Intervensi/Rasional
● Catat karakteristik muntah dan drainase. Rasional : untuk membedakan
distress gaster.
● Observasi tanda tanda vital setiap 2 jam. Rasional : perubahan tekan
darah dan nadi indicator dehidarasi.
● Monitor tanda tanda dehidrasi (membrane mukosa, turgor kulit,
pengisian kapiler). Rasional : untuk mengidentifikasi terjadinya
dehidrasi.
● Obsarvasi masukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan.
Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh.
● Pertahankan tirah baring. Rasional : untuk menurunkan kerja gaster
sehingga mencegah terjadinya muntah.
● Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasid. Rasional :
mencegah refluks dan aspirasi antasid.
● Berikan cairan peroral 2 liter/hari. Rasional : menetralisir asam
lambung.
● Jelaskan pada klien agar menghindari kafein. Rasional : kafein
merangsang produksi asam lambung.
● Berikan cairan intravena sesuai pram terapi medik. Rasional : untuk
pergantian cairansesuai derajat hipovalemi dan kehilangan cairan
● Pantau hasil pemeriksaan haemoglobin (HB). Rasional : untuk
mengidentifikasi adanya anemia.

12
● Berikan terapi antibiotik, antasid, Vit K, sesuai program medik.
Rasional : untuk mengatasi masalah gastritis dan hematamisis.
3) Diagnosa. 3
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil : Menunjukkan perubahan prilaku pola hidup untuk
meningkatkan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal
dan bebas malnutrisi.
Intervensi/Rasional
● Timbang Berat Badan setiap hari. Rasional : memberikan informasi
tentang kebutuhan diet
● Berikan nutrisi parenteral total (NPT), sesuai pesanan. Rasional : NPT
adalah tindakan pilihan bila terjadi penurunan berat badan,
kekurangan nutrisi dan gejala PIU berat
● Pertahankan status puasa. Rasional : Status puasa menurunkan
aktivitas.
● Berikan dukungan psikologis dan keyakinan pengistirahatan usus.
Rasional : Status puasa yang lama mengganggu baik secara sosial
maupun psikologis.
● Bantu klien untuk ambulasi dengan tiang intravena. Rasional :
Ambulasi meningkatkan rasa sejahtera klien dan membantu
mempertahankan atau memeperbaiki kondisi fisik.
4) Diagnosa. 4
Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi kulit,
jaringan.
Intervensi/Rasional
● Ketahui nyeri klien. Rasional : dengan mengetahui dan memvalidasi
nyeri klien dapat membantu mengurangi ansietas klien, yang dapat
menurunkan menurunkan nyeri.

13
● Minta klien menetapkan 1 sampai kala 5 (1 = tidak nyeri, 5 = nyeri
hebat), dan tingkat toleransi nyerinya (1 = dapat mentoleransi, 5 = tak
dapat mentoleransi sama sekali). Rasional : penentuan skala tersebut
memberikan metode yang baik untuk evaluasi pengalaman nyeri
subjektif.
● Tentukan hubungan antara makan dan minum serta nyeri abdomen.
Rasional : Klien dapat menghubungkan makan atau minum dengan
awitan nyeri abdomen, dan dapat membatasi masukan untuk
menghindari nyeri.
● Tetapkan hubungan antara pasase feses atau flatus dan nyeri mereda.
Rasional : Nyeri tidak hilang dengan pasase feses atau flatus mungkin
tanda obstruksi usus atau peritonitis.
● Tetapkan apakah nyeri terjadi selama malam hari atau tidak.
Rasional : Kram abdomen atau keinginan tiba-tiba BAB dapat
membangunkan klien di malam hari.

5) Diagnosa 5.
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan : Ketakutan klien dapat diatasi/diminimalkan.
Kriteria hasil : dapat menjadi derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat
juga berhubungan dengan kondisi fisik/status syok.
Intervensi/Rasional :
● Catat petunjuk perilaku contoh gelisah, mudah terangsang, kurang
kontak mata, perilaku melawan/menyerang. Rasional : indicator
derajat takut yang dialami pasien mis. Pasien akan merasa tak
terkontrol terhadap situasi atau mencapai status panik.
● Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik. Rasional :
membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien menerima perasaan
yang normal dapat membantu pasien merasa kuarng terisolasi.
● Berikan terapi suortif pada pasien dan keluarga selama pengobatan.
Rasional : memindahkan pasien dari stressor luar meningkatkan

14
relaksasi. Dorong orang terdekat tnggal dengan pasien/ Rasional :
membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan
menjadi seorang diri.
● Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi, Diazepam, klorazepat,
alprazoplam. Rasional : sedate/tranquilizer dapat digunakan kadang-
kadang untuk menurunkan ansietas.
6) Diagnosa 6
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat dan
tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
● Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan. Rasional :
Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan
pilihan berdasarkana informasi.
● Berikan informasi yang tepat. Rasional : Berat ringannya keadaan,
penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan
tindakan pengobatan.
● Identifikasi sumber stress. Rasional : Faktor psikogenik seringkali
sangat penting dalam memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
● Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat. Rasional :
Mencegah munculnya kelelahan.
● Instruksikan keluarga mengenai pencegahan untuk mencegah penyakit
infeksi. Rasional: untuk mencegah penyebaran penyakit
● Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi. Rasional : untuk
menjamin pengkajian dan pengobatan yang continue.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, Mochamad. 2017. Patofisiologi Nyeri (Pain). Volume 13. Universitas


Muhammadiyah Malang.

Hidayat, A. Aziz. 2012.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsepdan Proses Keperawatan Buku 2.Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal.2015.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2.Jakarta :
Salemba Medika

NANDA NIC-NOC. 2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan NANDA. Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

NIC. Bulechek,et.al. 2016. Nursing Interventions Classification. Edisi Enam.


Elsevier.

NOC. Bulechek,et.al. 2016. Nursing Interventions Classification. Edisi.


Enam. Elsevier.

16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG PERAWATAN
ANAK

Tgl/Jam MRS : 28 Februari 2022


Tanggal/Jam Pengkajian : 08.15
Metode Pengkajian : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut
No. registrasi :-

I. Kasus Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : An. S
b. Tempat/tgl lahir : Marisa, 22 maret 2017
c. Umur : 13 tahun
d. Pendidikan : SD
e. Alamat : Dusun Bula, Desa Padengo
f. Agama : Islam
g. Nama Ayah/Ibu :Tn. R/ Ny. T
h. Pekerjaan Ayah : Swasta
i. Pekerjaan Ibu : IRT
j. Pendidikan Ayah : SD
k. Pendidikan Ibu : SD
l. Agama : Islam
m. Alamat :
n. Suku Bangsa : Gorontalo

2. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan BAB cair 3-4x/hari selama ±7 hari.

17
3. Riwayat penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan ±3 hari SMRS BAB 3-4x/hari. BAB cair
berwarna kuning, tidak ada ampas, tidak ada darah. Keluhan ini
disertai demam, mual, dan muntah. An. S muntah 3x/ hari. Keluhan
ini muncul sesaat setelah anaknya makan jajanan yang dibeli
disekolahnya. Kemudian ibu pasien membawa anak nya ke IGD
kemudian pasien diperiksa lagi suhunya 37,8 C. Di IGD pasien
dilakukan tindakan pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan
GDS serta diberikan terapi infuse KAEN 3 B 16 tpm mikro.
dilakukan pengukuran tanda-tanda vital dengan hasil S: 37,8 ºC, N:
92 kali/menit, R: 23 kali/menit. Pasien terpasang infus ditangan
dengan cairan KAEN 3B 16 tpm mikro pada tangan kiri. Keadaan
umum tampak lemas, GCS 15 (E: 4, M: 6, V:5), CRT: <2 detik.

4. Riwayat Masa Lampau


Keluarga mengatakan saat ibu hamil An. S tidak ada keluhan apapun,
ibu memeriksakan kehamilannya di bidan dekat rumah, selama masa
hamil tidak ada masalah kesehatan apapun, ibu hanya meminum obat
yang diberikan oleh bidan yaitu vitamin dan tablet Fe. Pasien lahir
normal di bidan, dengan kondisi baik dan menangis spontan, pasien
lahir dengan BB 3000 gram. Keluarga mengatakan pasien
sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat diare. Imunisasi pasien
lengkap yaitu HB0 didapatkan saat baru lahir, BCG usia 1 bulan,
Polio 1 usia 1 bulan, Polio 2 saat usia 2 bulan, Polio 3 saat usia 3
bulan, Polio 4 saat usia 4 bulan. DPT/HB 1 saat usia 2 bulan,
DPT/HB 2 saat usia 3 bulan, DPT/HB 3 saat usia 4 bulan dan
imunisasi campak saat usia 9 bulan.

18
5. Riwayat Keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa An. S merupakan anak pertama dan
belum memiliki adik. Menurut ibu, tidak ada keluarga yang sedang
menderita penyakit serupa dengan klien dan tidak ada riwayat
penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan hipertensi.

Genogram

Keterangan:
= Laki-laki = Tinggal dalam satu rumah
= Perempuan = Pasien
= Hubungan Perkawinan

*Pasien merupakan anak ketiga dari pertama dan belum memiliki


saudara, pasien tinggal bersama ayah dan ibunya.

6. Riwayat Sosial
Pasien sekarang tinggal bersama ayah dan ibunya. Saat dikaji
pembawaan anak secara umum tampak ceria, dan periang. keluarga
mengatakan pasien merupakan anak ceria dan periang.

19
7. Keadaan Kesehatan Saat Ini
a. Diagnosa medis : Gastroenteritis Akut
b. Tindakan operasi : Tidak dilakukan tindakan operasi
c. Obat-obatan :
- IVFD KAEN 3B 16 tpm mikro
- Inj. Ondansentron 2 x 1,8 mg
- L. Bio 2 x 1 Sachet (Peroral)
- L. Zinc 1 x 2 sdt (Peroral)
d. Tindakan keperawatan : Pemasangan infus
e. Hasil laboratorium :
Jenis Pemeriksaan Nilai Satuan Hasil Keterangan
Normal Hasil
Leukosit 5.00-14.50 Ribu/ul 5.75 Normal
Eritrosit 3.7-5.70 Juta/ul 4.67 Normal
Hemoglobin 10.7-14.7 g/dl 12.0 Normal
Hematokrit 31-43 vol% 32.6 Normal
MCV 72-88 fl 69.9 Low
MCH 23-31 pg 25.7 Normal
MCHC 33-36 g/dl 36.8 High
Trombosit 150-450 ribu/ul 294 Normal
Golongan darah ABO O
Eosinofil % 1-5 % 2.3 Normal
Basofil % 0-1 % 0.6 High
Limfosit % 25-50 % 39.2 Normal
Monosit % 1-6 % 5.5 Normal
Neutrofil % 25-60 % 52.4 Normal

f. Hasil rontgen : Tidak ada

8. Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon

20
a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Ibu mengatakan pasien lahir secara normal dengan BBL= 3000
gram. Keluarga mengatakan pasien hanya melakukan
pemeriksaan kesehatan saat sedang sakit saja. Pasien mengatakan
saat di rumah sering bermain bersama temannya di lingkungan
sekitar rumah. Keluarga mengatakan menyimpan beberapa obat
warung di rumah namun tidak selalu.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Ibu mengatakan sebelum sakit pasien menyukai semua makanan.
Saat di rumah pasien biasa makan 3 kali sehari sesuai keinginan
dan minum susu formula 2x sehari di siang dan sore, keluarga
pasien mengatakan di rumah makan di suapi oleh ibu. Keluarga
mengatakan pasien lahir dengan berat badan 3000 gram dan
sekarang pasien memiliki berat badan 15 kg.
Ketika di rumah sakit pasien menghabiskan 2-3 sendok makan
dalam satu porsi makanan. Namun tiap kali makan selalu muntah.
Muntah sebanyak 3x sehari. Pasien mengalami penurunan nafsu
makan.
c. Pola Eliminasi
Ibu pasien mengatakan ketika di rumah, pasien rutin BAB sehari
sekali pada sore hari. Ketika di rumah sakit, pasien BAB cair
berwarna kuning sebanyak 3-4x sehari.
Ibu mengatakan di rumah pasien BAK 5-7x sehari. Ketika di
rumah sakit, pasien BAK setiap 5x-6x sekali sehari.
d. Pola aktivitas-latihan
Ibu pasien mengatakan pasien mandi sendiri di rumah 2 kali
sehari pada pagi dan sore hari di kamar mandi dengan
menggunakan sabun dan shampo. Ibu pasien mengatakan
kegiatan nya pada pagi hari yaitu bersekolah di taman kanak-
kanak dan setelah pulang sekolah An. S biasanya bermain ke
rumah tetangga yang mempunyai anak seusia pasien pada siang

21
dan sore hari. Saat dikaji pasien tampak tenang, dan tidak rewel.
Masih tampak terlihat ceria dan periang seperti biasanya. Ketika
di rumah sakit untuk keperluan mandi, makan, toileting dan
berpakaian pasien dibantu sebagian oleh keluarganya.
e. Pola Istirahat-Tidur
Keluarga mengatakan saat di rumah pasien biasa tidur jam
setengah 8 malam sampai jam 6 pagi, siang tidur 1 jam dan sore
terkadang juga tidur 1 jam.
Selama di rawat di rumah sakit keluarga mengatakan pasien baru
tidur jam 10 malam dan terkadang bangun ketika perut nya terasa
mules. Siang hari pasien tidur sekitar 1 jam. Orang tua pasien
mengatakan pola tidurnya mengikuti pola tidur anaknya, jika
anaknya belum tidur maka orang tua akan menemaninya.
f. Pola Persepsi-Kognitif
Pasien nampak tenang, tidak rewel dan masih terlihat ceria serta
periang. Terkadang pasien sedikit meringis ketika perut nya terasa
sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya mampu
mengidentifikasikan kebutuhannya seperti lapar, haus, nyeri, dan
tidak nyaman dengan cara mengungkapkan kepada orangtua nya.
g. Pola Persepsi Diri- Konsep Diri
Saat dikaji anak masih tampak tenang dan tidak rewel. Ibu pasien
mengatakan memiliki teman seusia pasien di rumah. Pasien
tampak tidak memiliki rasa takut ketika berhadapan dengan suster
ataupun dokter. Ibu berharap semoga anaknya lekas sembuh, agar
bisa segera sekolah dan bermain dengan teman-temannya. Ibu
mengatakan belum mengetahui tentang penyakit diare dan cara
pencegahannya. Ibu juga tampak cemas dan selalu bertanya
tentang kondisi anaknya.

h. Pola Peran – Hubungan

22
Pasien merupakan anakpertama dan belum memiliki saudara
kandung. Jika ada masalah Ayah pasien yang akan mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah yang ada. Ibu pasien selalu
ada disamping pasien. Anak tampak tergantung dengan
keberadaan ibunya, karena saat merasa sakit pasien akan
memeluk ibunya. Ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak
yang baik di rumah. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan
swasta dan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
i. Pola Seksualitas
Tidak dikaji
j. Pola Koping-Toleransi Terhadap Stress
Saat di rawat pasien tampak tidak takut ketika didekati perawat
ataupun dokter. Pasien tampak selalu tenang karena ibunya selalu
ada mendampinginya.
k. Pola Nilai-Keyakinan
An.B selalu mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang karena
ingin segera kembali bersekolah dan bermain dengan teman-
temannya. Pasien dan keluarga beragama islam. Ibu pasien
tampak selalu menyemangati anaknya untuk semangat dan yakin
terhadap kesembuhannya.

9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran composmentis
GCS : E4 M6 V5
Pasien tampak lemah
b. Tanda Vital
Suhu : 37,8ºC
N : 92x/menit, irama reguler
R : 23x/menit, irama regular
c. TB/BB

23
TB : 100 cm
BB : 15 kg
IMT : 18 (BB/TB(m)2)
d. Lingkar Kepala
LK : 46 cm
Bentuk simetris, ubun-ubun cekung, tidak ada lesi.
e. Mata
Mata simetris, mata tampak bersih, konjungtiva anemis, sclera
ikterik, kelopak mata tidak oedema, pupil isokor, gerakan bola
mata normal, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, mata
tampak cekung.
f. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada edema, lesi dan jaringan parut, fungsi
penghidu baik, tidak ada sekret, tidak ada nyeri sinus, tidak ada
polip.
g. Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, gusi berwarna merah
muda, tidak ada perdarahan maupun pembengkakan pada gusi,
gigi berwarna putih.
h. Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan tragus, tidak ada
sekret, fungsi pendengaran normal
i. Tengkuk/Leher
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan
limfe, tidak ada peningkatan vena jugularis
j. Dada
1) Paru-paru
Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada kanan dan kiri
sama, tidak ada jejas, suara nafas vesikuler, tidak ada suara
nafas tambahan, vokal fremitus dada kanan dan kiri sama,

24
bunyi nafas sonor, tidak ada krepitasi, taktil fremitus dada
kanan dan kiri sama
2) Jantung
Bunyi jantung pekak, irama jantung S1 S2, ictus kordis
teraba.
k. Abdomen
Perut datar, tidak ada jaringan parut, bising usus 20x/menit, tidak
ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan tympani saat
diperkusi, tidak teraba massa, turgor elastis.
l. Punggung
Bentuk simetris, tidak ada jejas, pergerakan kanan dan kiri sama,
suara nafas reguler, tidak ada suara nafas tambahan, vokal
fremitus kanan dan kiri sama, tidak ada krepitasi, taktil fremitus
kanan dan kiri sama
m. Genetalia
Tidak ada kelainan dan tidak ada keluhan
n. Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
Bentuk simetris, terpasang infus pada tangan kiri, terdapat
bekas suntik imunisasi pada tangan kanan, kekuatan otot 4/4,
CRT < 2 detik, terdapat reflek bisep dan reflek trisep, akral
teraba hangat, kuku jari tangan nampa kotor
2) Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris, kuku nampak kotor, terdapat reflek patella
dan babinski, kekuatan otot 4/4, akral teraba hangat, kuku jari

25
10. Pemeriksaan Perkembangan
(Penilaian berdasarkan format DDST/Denver II)
a. Kemandirian dan bergaul
- Anak mampu mengambil makan
- Anak mampu menggosok gigi tanpa bantuan
- Anak mampu bermain ular tangga
- Anak mampu memakai t-shirt
- Anak mampu menyebutkan nama teman
- Anak mampu mencuci tangan dan mengeringkan tangan
- Anak mampu berpakaian tanpa bantuan
b. Motorik halus
- Anak mampu mencontoh kotak yang ditunjukkan
- Anak mampu memilih garis yang lebih panjang
- Anak mampu mencontoh bentuk +
- Anak mampu menggambar orang 3 bagian
- Anak mampu mencontoh bentuk O
- Anak mampu menggoyangkan ibu jari
- Anak mampu membuat menara dari 8 kubus
c. Kognitif dan bahasa
- Anak mampu menghitung kubus
- Anak mampu mengetahui 2 kata sifat
- Anak mampu mengartikan 6 kata
- Anak mampu menyebut 4 warna
- Anak mampu mengerti tentang 4 kata depan
- Anak mampu bicara semua dimengerti
- Anak mampu mengetahui 4 kegiatan
- Anak mampu menyebutkan 3 benda
d. Motorik kasar
- Anak mampu berjalan tumit ke jari kaki
- Anak mampu berdiri 1 kaki 2 detik
- Anak mampu berdiri 1 kaki 3 detik

26
- Anak mampu melompat dengan 1 kaki
- Anak mampu berdiri 1 kaki 4 detik
- Anak mampu berdiri 1 kaki 5 detik

11. Informasi lain


Penghitungan Balance Cairan
Tanggal Input Output Balance
Cairan
24-2-2022 Minum : 100 cc Urine : 1000 cc Input – Output
Makan : 120 cc Feses : 600 cc = 1720 – 1800
Infus : 1500 cc Muntah : 120 = -100
+ cc
1720 cc IWL : 120 cc
+
1820 cc
25-2-2020 Minum : 120 cc Urine : 1100 cc Input – Output
Makan : 120 cc Feses : 500 cc = 1720 – 1780
Infus : 1500 cc Muntah : 60 cc = -40
+ IWL : 120 cc
1740 cc +
1780 cc
26-2-2022 Minum : 250 cc Urine : 1500 cc Input – Output
Makan : 300 cc Feses : 150 cc = 1800 – 1770
Infus : 1250 cc Muntah : 0 cc = +30
+ IWL : 120 cc
1800 cc +
1770 cc

27
B. Perumusan Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Nama : An.S No.RM : 02 – 60 - 06
Umur : 13 tahun Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut
Hari/ Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa
No
Tanggal/Jam
1 24 Februari 2022 DS: Kekurangan Makanan dan Kekurangan
- Ibu mengatakan volume minuman volume cairan
An. S sejak ± 7 cairan yang berhubungan
hari SMRS terkontamina dengan diare
BAB cair si oleh cair dan
berwarna bakteri muntah
kuning, tidak
ada ampas, Dikonsumsi
muntah sehari oleh anak
3x yang disertai
demam dan Infeksi pada
penurunan usus
nafsu makan.
DO: Muntah dan
− Mukosa bibir mencret
dan kulit
tampak kering Kekurangan
− Turgor kulit <2 volume
detik cairan
− Tanda-tanda
vital: Diare
S: 36,7ºC, N: 92 (dehidrasi
x/menit, R: 23 ringan)
x/menit
− Keadaan umum

28
tampak lemah,
GCS 15 (E: 4,
M: 6, V:5)
− Tampak
terpasang infus
KAEN 3B 16
tpm mikro di
tangan kiri
2 25 Februari 2022 DS: Ketidaksei Mual & Ketidakseimb
- Ibu pasien mbangan muntah angan nutrisi
mengatakan pasien nutrisi kurang dari
minum susu hanya kurang dari Mortilitas kebutuhan
sedikit, makan kebutuhan usus tubuh
hanya 3 sendok tubuh meningkat berhubungan
saja, tiap kali dengan mual,
makan selalu Sekresi asam muntah
muntah, mual dan lambung
muntah 3x/hari, menurun
nafsu makan
berkurang. Haus ingin
- DO: minum
- Pasien tampak
tidak nafsu Rongga usus
makan dan penuh dengan
minum susu air
hanya sedikit.
- Pasien tampak Perut terasa
muntah tiap kali penuh
makan
- Tanda-tanda Tidak selera
vital: makan

29
S: 36,7ºC, N: 92
x/menit, R: 23 Ketidakseimb
x/menit angan nutrisi
BB : 15 kg kurang dari
TB : 100 cm kebutuhan
IMT : 18 kg/m² tubuh
- Keadaan umum
tampak lemah,
GCS 15 (E: 4,
M: 6, V:5)

3 26 Februari 2022 DS: Kurang Anak diare Kurang


- Ibu mengatakan pengetahun pengetahuan
belum Ibu belum ibu tentang
mengetahui mengetahui penyakit
dengan jelas tentang berhubungan
tentang penyakit dengan
penyakit diare keterbatasan
dan cara Ibu tampak informasi
pencegahan. cemas &
DO: bertanya
- Ibu tampak
cemas Keterbatsan
- Ibu selalu informasi
bertanya
tentang Kurang
keadaan pengetahuan
anaknya

30
2. V Prioritas Diagnosa Keperawatan
1)Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare cair dan
muntah
2)Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah
3) Kurang pengetahuan ibu tentang penyakit berhubungan dengan
keterbatasan informasi

31
C. Intervensi Keperawatan
Nama : Ny.S No.RM : 02 – 60 - 06
Umur : 13 tahun Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut
N Tgl/Jam Dx.Kep Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
o (NOC)
1 24 Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan cairan oral dan
Februari volume keperawatan selama 3 x 24 parenteral sesuai dengan
2022 cairan b.d jam diharapkan kebutuhan program rehidrasi
diare cair dan cairan terpenuhi dengan 2. Pantau intake dan output
muntah dengan Kriteria Hasil: 3. Timbang BB anak setiap
● Tidak ada tanda-tanda hari
dehidrasi 4. Kaji warna kulit anak,
turgor kulit, tingkat
kesadaran, dan membran
mukosa.
5. Kaji tanda-tanda vital,
tanda/gejala dehidrasi dan
hasil pemeriksaan labor.
6. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
farmakologi
2 24 Ketidakseimb Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang BB anak
Februari angan nutrisi keperawatan selama 3 x 24 setiap hari
2022 kurang dari jam diharapkan kebutuhan 2. Jaga kebersihan mulut
kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan pasien
tubuh kriteria hasil terjadi 3. Berikan makanan
berhubungan peningkatan berat badan sedikit tapi sering
dengan mual, pada anak setiap 2-3 jam
muntah 4. Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi
5. Instruksikan keluarga

32
dalam memberikan diet
yang tepat

3 24 Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi pengetahuan


Februari pengetahuan keperawatan selama 3 x 24 ibu tentang penyakit
2022 ibu tantang jam diharapkan keluarga diare.
penyakit akan mengerti tentang 2. Berikan pendidikan
berhubungan penyakit dan pengobatan kesehatan tentang
dengan anaknya, serta mampu penyakit diare
keterbatasan mendemonstrasikan 3. Ajari cara hidup sehat
informasi perawatan anak diare 4. Kolaborasi dengan
dirumah. Dengan kriteria kesehatan lain untuk
hasil : informasi lebih lanjut
- Ibu 5. Ajarkan cara
mengungkapkan pencegahan diare
pemahaman dengan
tentang mempraktekkan cuci
penyakitnya. tangan yang benar
dengan sabun.
(Intervensi 1-5 berdasarkan
jurnal Upaya Pencegahan
Diare Berulang Pada Anak
Usia Todler (2017):
6. Ajarkan keluarga cara
pembuatan larutan gula
garam/oralit.

33
D. Implementasi Keperawatan
Nama : Ny.S No.CM : 02 – 60 - 06
Umur : 13 tahun Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut

Hari/ No Implementasi Respon Ttd


Tgl/Jam Dx
24 1 1. Memberikan cairan oral S:
Februari dan parenteral sesuai - Ibu mengatakan anaknya
2022 dengan rehidrasi masih BAB 3-4x sehari,
2. Memantau intake dan BAB cair, tidak ada
output ampas, feses berwarna
3. Menimbang BB anak kuning.
setiap hari - Ibu mengatakan An. S
4. Mengkaji warna kulit, tidak nafsu makan.
turgor kulit, tingkat Muntah tiap kali makan.
kesadaran, dan mukosa Makan hanya 2-3 sendok
bibir saja. Mual (+)
5. Berkolaborasi dengan O:
dalam pemberian terapi - pasien tampak lemah
farmakologi - mata tampak cekung
- mukosa bibir dan kulit
kering
- Turgor kulit <2 detik
- Tanda-tanda vital:
S: 36,7ºC
N: 92x/menit
RR : 23x/menit

34
24 2 1. Menimbang BB anak S:
Februari setiap hari - Ibu pasien mengatakan
2022 2. Mengkaji kebersihan anaknya tidak nafsu
mulut anak makan, makanan yang
3. Memberikan makan dimakan selalu
sedikit tapi sering tiap 2- dimuntahkan, muntah
3 jam 3x/hari.
4. Meningkatkan asupan O:
cairan dan nutrisi - An. S tampak lemas
5. Mengkaji intake dan - BB 15 kg
output klien - BAB 3-4x/hari
6. Memberikan pendidikan - Mukosa bibir kering
kesehatan tentang cara - Kulit tampak kering
mencuci tangan yang
benar dengan sabun
24 3 1. Observasi pengetahuan S:
Februari ibu tentang penyakit - Ibu mengatakan belum
2022 diare. mengetahui dengan jelas
2. Berikan pendidikan tentang penyakit diare
kesehatan tentang dan cara pencegahan.
penyakit diare - Ibu mengatakan sudah
3. Ajari cara hidup sehat diajarkan cara mencuci
4. Kolaborasi dengan tangan tapi belum begitu
kesehatan lain untuk paham.
informasi lebih lanjut O:
5. Ajarkan cara pencegahan - Ibu tampak cemas
diare dengan - Ibu selalu bertanya
mempraktekkan cuci tentang keadaan anaknya
tangan yang benar
dengan sabun.
6. (Intervensi 1-5

35
berdasarkan jurnal
Upaya Pencegahan Diare
Berulang Pada Anak
Usia Todler (2017):
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta).
7. Ajarkan keluarga cara
pembuatan larutan gula
garam/oralit.
25 1 1. Memberikan cairan oral S:
Februari dan parenteral sesuai - Ibu mengatakan bahwa
2022 dengan rehidrasi pasien masih sering
2. Memantau intake dan BAB namun frekuensi
output BAB sedikit berkurang
3. Menimbang BB anak menjadi 3x/hari dan
setiap hari pasien masih lemas
4. Mengkaji tanda-tanda O:
vital - pasien tampak lemah
5. Mengkaji warna kulit, - mata tampak cekung
turgor kulit, tingkat - mukosa bibir dan kulit
kesadaran, dan mukosa kering
bibir - Turgor kulit <2 detik
6. Berkolaborasi dengan - Feses tampak cair
dalam pemberian terapi - Tanda-tanda vital:
farmakologi S: 36,5ºC
N: 102x/menit
RR : 24x/menit

25 2 1. Menimbang BB anak S:
Februari setiap hari - Ibu pasien mengatakan An.
2022

36
2. Memberikan makan S sudah mau makan tapi
sedikit tapi sering tiap 2- jumlahnya masih sedikit.
3 jam Frekuensi muntah
3. Meningkatkan asupan berkurang hanya 1x/hari.
cairan dan nutrisi - O:
4. Mengkaji intake dan - An. S masih tampak
output klien lemas
5. Memberikan pendidikan - BB 15,2 kg
kesehatan tentang cara - An. S tampak makan
mencuci tangan yang disuapi oleh ibunya.
benar dengan sabun
25 3 1. Observasi pengetahuan S:
Februari ibu tentang penyakit Ibu mengatakan sudah
2022 diare. paham dan sudah bisa
2. Berikan pendidikan mempraktikkan cara
kesehatan tentang mencuci tangan yang benar.
penyakit diare O:
3. Ajari cara hidup sehat - Ibu tampak mengerti
4. Kolaborasi dengan dengan informasi yang
kesehatan lain untuk diberikan oleh perawat
informasi lebih lanjut - Ibu tampak bisa
5. Ajarkan cara pencegahan mempraktikkan cara
diare dengan mencuci tangan yang
mempraktekkan cuci benar
tangan yang benar
dengan sabun.
6. (Intervensi 1-5
berdasarkan jurnal
Upaya Pencegahan Diare
Berulang Pada Anak
Usia Todler (2017):

37
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta).
7. Ajarkan keluarga cara
pembuatan larutan gula
garam/oralit.
26 1 1. Memberikan cairan oral S:
Februari dan parenteral sesuai - Ibu mengatakan bahwa
2022 dengan rehidrasi pasien hanya BAB
2. Memantau intake dan 1x/hari. Konsistensi
output feses sedikit cair, banyak
3. Menimbang BB anak ampasnya.
setiap hari O:
4. Mengkaji tanda-tanda - pasien tampak segar
vital - Tanda-tanda vital:
5. Mengkaji warna kulit, S: 36,2ºC
turgor kulit, tingkat N: 104x/menit
kesadaran, dan mukosa RR : 23x/menit
bibir
6. Berkolaborasi dengan
dalam pemberian terapi
farmakologi
26 2 1. Menimbang BB anak S:
Februari setiap hari - Ibu pasien mengatakan An.
2022 2. Memberikan makan S sudah mau makan dan
sedikit tapi sering tiap 2- minum, muntah sudah tidak
3 jam ada, pasien juga dapat
3. Meningkatkan asupan menghabiskan 1 porsi
cairan dan nutrisi. makanan yang disediakan.
- O:

38
- BB 15,4 kg
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit lembab
- An. S tampak
menghabiskan 1 porsi
makanannya.

39
E. Evaluasi Keperawatan
Nama : Ny.S No.CM : 02 – 60 - 06
Umur : 13 tahun Diagnosa Medis : Diare
No. Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
Dx
1 Kamis, 24 Februari S : Ibu pasien mengatakan bahwa
2022/ 18.30 WIB anaknya masih BAB 3-4x/hari, tubuhnya
lemah dan tidak nafsu makan. Ibu
mengatakan anaknya muntah 3x/hari.
O:
- Anak tampak lemas
- Mata tampak cekung
- Mukosa mulut, bibir, dan kulit kering
- Turgor kulit <2 detik
- Feses cair
- BAB: 15 kg
- Suhu: 36,70 C
- Nadi: 92x/menit
- RR: 23x/menit
A : Masalah kekurangan volume cairan
belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
2 Kamis, 24 Februari S : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
2022/18.45 WIB nafsu makan, makanan yang dimakan
selalu dimuntahkan, muntah 3x/hari. Ibu
mengatakan belum paham tentang cara
mencuci tangan yang benar.
O:
- An. S tampak lemas

40
- BB: 15 kg
- BAB 3-4x/hari
- Mukosa bibir tampak kering
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
3 Kamis, 24 Februari S: Ibu mengatakan belum mengetahui
2022/19.00 WIB dengan jelas tentang penyakit diare dan
cara pencegahan.
O:
- Ibu tampak cemas
- Ibu selalu bertanya tentang keadaan
anaknya
A: Masalah kurang pengetahuan ibu
tentang penyakit belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

No. Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd


Dx
1 Jumat, 25 Februari S : Ibu pasien mengatakan bahwa
2022/14.40 WIB frekuensi BAB anaknya sedikit
berkurang yaitu 3x/hari, namun pasien
masih lemas.
O:
- Anak tampak lemas
- Mata tampak cekung
- Mukosa bibir dan mulut tampak

41
kering
- Turgor kulit <2 detik
- Feses cair
- Suhu: 36.50 C
- Nadi: 102x/menit
- RR: 24x/menit
A : Masalah kekurangan volume cairan
teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
2 Jumat, 25 Februari S : Ibu pasien mengatakan An. S sudah
2022/14.50 WIB mau makan tapi jumlahnya masih sedikit.
Frekuensi muntah berkurang hanya
1x/hari. Ibu mengatakan sudah paham
dan sudah bisa mempraktikkan cara
mencuci tangan yang benar.
O:
- An. S masih tampak lemas
- BB 15,2 kg
- An. S tampak makan disuapi oleh
ibunya.
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
3 Jumat, 25 Februari S: Ibu mengatakan sudah paham dan
2022 15.00 WIB sudah bisa mempraktikkan cara mencuci
tangan yang benar.
O:
- Ibu tampak mengerti dengan

42
informasi yang diberikan oleh
perawat
- Ibu tampak bisa mempraktikkan cara
mencuci tangan yang benar
A: Masalah kurang pengetahuan ibu
tentang penyakit teratasi

P: Intervensi dihentikan

No. Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd


Dx
1 Sabtu, 26 Februari S : Ibu mengatakan bahwa pasien hanya
2022 BAB 1x/hari. Konsistensi feses sedikit
cair, banyak ampasnya.
O:
- pasien tampak segar
- Tanda-tanda vital:
S: 36,2ºC
N: 104x/menit
RR : 23x/menit
A : Masalah kekurangan volume cairan
teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang
2 Sabtu, 26 Februari- S : Ibu pasien mengatakan An. S sudah
2022 mau makan dan minum, muntah sudah
tidak ada, pasien juga dapat
menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan.
- O:

43
- BB 15,4 kg
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit lembab
- An. S tampak menghabiskan 1 porsi
makanannya.
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang

44
45

Anda mungkin juga menyukai