Disusun Oleh:
IDA MAISAROH
21317053
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
Menurut Manjoer Arief (2000) tanda dan gejala gastroenteritis dapat
berupa bayi atau anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
nafsu makan menurun, mengalami diare, feses cair dengan darah
atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijauan karena tercampur
empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi
asam, dehidrasi dan berat badan menurun.
D. Patofisiologi
Secara patofisiologi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kerusakan mukosa lambung, meliputi: (1) kerusakan mukosa barrier
yang menyebabkan difusi balik ion H+meningkat; (2) perfusi
mukosa lambung yang terganggu; dan (3) jumlah asam lambung
yang tinggi (Wehbi, 2009 dalam Muttaqin dan Kumala 2011).
F. Penatalaksananan
1. Terapi cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada
penderita diare, harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare/ mual muntah
PWL (previous water losses) ditambah dengan banyaknya
cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernafasan
NWL (normal water losses).
b. Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih
terus berlangsung
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada
diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh
kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian
antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda
diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses,
mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan
pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare
Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500
mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis
tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg
(4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).
Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan
dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare
akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan.
G. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Kejang
3. Renjatan hipovolemik
4. Bakterimea
5. Hipoglikemia
6. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
3. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran
klinik tanda-tanda dehidrasi sedang, kesadaran menurun, koma,
otot-otot kaku sampai sianosis,
BIODATA PASIEN
Nama : An A
Umur : 4 Bln
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Register :
Alamat : Jl. Lintas Timur labuhan Ratu, Lampung Timur
Status : Belum menikah
Kekuarga terdekat : Maslia ( Ibu )
Diagnosa Medis : Gastroentritis akut (GEA/Diare)
Tanggal Pengkajian : 27 oktober 2021
ANAMNESE
Keluhan Utama (Alasan MRS) : Diare (konsistensi cair, frekuensi 6 x
/24 jam
Saat Masuk Rumah Sakit : Diare
Saat Pengkajian :
a. Riwayat Penyakit Sekarang : GEA
b. Riwayat Penyakit Yang Lalu : Tidak ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada
1. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tensi : Mmhg e. BB : 7 kg
b. Nadi : 110x/ mnt f. TB : 40cm
j. R : 20x/ mnt........ g. Setelah dihitung berdasar rumus Borbowith
k. Suhu : 36,70C .............. h. Pasien termasuk : ( )
B. KEADAAN UMUM
Comos Mentis
C. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( - ), Jaringan parut ( - ) Warna Kulit : Sawo matang
Bila ada luka bakar lokasi : Tidak ada dengan luas : Tidak ada %
Palpasi : Tekstur (halus), Turgor / Kelenturan (baik), Struktur ( keriput
/tegang ), Lemak subcutan (tebal),Nyeri tekan (-) pada daerah.........................................
Identifikasi luka / lesi pada kulit
a. Tipe Primer
Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - )
b. Tipe Sekunder
Pustula (-), Ulkus (- ), Crusta (- ), Exsoriasi (- ), Sear (), Lichenifikasi (- )
c. Kelainan- kelainan pada kulit :
Naevus Pigmentosus (- ), Hiperpigmentasi (- ), Vitiligo/Hipopigmentasi (- ), Tatto
(- ), Haemangioma (- ), Angioma/toh (- ), Spider Naevi (- ), Strie (- )
2. Pemeriksaan Rambut
a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata), Bau wangi shampoo rontok ( - ), warna hitam Alopesia (-
), Hirsutisme ( - ), alopesia ( - )
3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi dan palpasi, warna merah muda , bentuk panjang kebersihan baik
b. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan
Px. Kulit : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ), peradangan ( - ) luka ( - ),
benjolan ( - )
d. Bulu mata : Tidak rontok
e. Konjunctiva dan sclera : perubahan warna normal
f. Warna iris hitam , reaksi pupil terhadap cahaya normal \
g. (miosis / midriasis) isokor ( - ) Kornea : warna putih (normal), Nigtasmus ( - ),
Strabismus ( - )
h. Pemeriksaan Visus Dengan Snelen Card : OD tidak terkaji OS tidak terkaji,
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan (baik)
i. Pemeriksaan lapang pandang Normal
j. Pemeriksaan tekanan bola mata
k. Dengan tonometri tidak terkaji, dengan palpasi taraba tidak terkaji
3 Pemeriksaan Telinga
l. Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk simetris
Ukuran normal, Warna sawo matang, lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ),
penumpukan serumen ( - ).
Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna Putih keruh atau merah-
merah , transparansi tidak terkaji
perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik normal
- Dengan arloji normal
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : normal
- Uji swabach : sama
4. Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (tidak ada
pembengkokan)
Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran / polip ( - )
6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : rileks, Warna dan kondisi wajah klien :
normal, Struktur wajah klien : Normal, Kelumpuhan otot-otot fasialis ( - )
7. Pemeriksaan Leher
e. Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah leher Tidak
ada keluhan
b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama). Lebih bergetar sisi normal.
c. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
d. Auskultasi
1. Suara nafas
2. Suara Ucapan
3. Suara tambahan
d. Auskultasi
(-)
c. Palpasi
Ddiskripsikan :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney . nyeri tekan (
2. Pada Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih), lesi (- ),eritema (- ), keputihan (- ),
peradangan (/ - ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan (- )
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
J. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
……………
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
K. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )
a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-) lokasi
fraktur tidak ada, jenis fraktur - , kebersihan luka - ,
terpasang Gibs (-), traksi (-)
b. Palpasi
Oedem :
1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( + )
d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( + )
2. Reflek Pathologis
b. Reflek chaddok ( + )
c. Reflek schaeffer ( + )
d. Reflek oppenheim ( + )
e. Reflek Gordon ( + )
f. Reflek bing ( + )
g. Reflek gonda ( + )
V. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
1. Menurut Skala Intensitas Numerik
● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Menurut Agency for Health Care Policy and Research
No Intensitas Nyeri Diskripsi
24
e. Pola Interaksi
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di RS
: tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan
25
- Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan
spiritual : tidak ada
26
A. DARAH LENGKAP :
Leukosit : 5.500 ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
Eritrosit : 1,3 ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )
Trombosit : 250.000 ( N : 150.000 – 350.000 / µL )
Haemoglobin : 13.0 ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )
Haematokrit : 35.0 ( N : 35.0 – 50 gr / dl )
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
B. KIMIA DARAH :
Ureum : 40 ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : 0,8 ( N : 0,7 – 1.5 mg / dl )
SGOT : 13 ( N : 2 – 17 )
SGPT : 13 ( N : 3 – 19 )
BUN : 25 ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin : 1,0 ( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein : 6,8 ( N : 6.7 – 8.7 mg /dl )
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
keperawatan
C. ANALISA ELEKTROLIT :
Natrium : 125 mEq/L ( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium : 3,1 mEq/L ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )
Gula darah sewaktu : 155 g/dl
Clorida : 103 ( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium : 8,5( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )
Phospor : 4,5 ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )
Masalah Keperawatan : penurunan curah
jantung dan defisit nutrisi
D. ANALISA GAS DARAH
Saturasi Oksigen : 95% (N : >90%)
PH : 7,36 (N :7,35-7,45)
PaO2 : 85 (N : 80 - 100)
PaCo2 : 38 (N : 35-45mmHg)
27
Hco3 : 24 (N : 22 – 26 mEq/L)
Be : 2 (N : 2/+2)
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG,CT-Scan,
MRI, Endoscopy dll. (tidak ada)
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
I. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN : (indikasi, kontra indikasi,efek samping,
sinonim)
Terapi farmakologi kolaborasi (pemberian antibiotik) dan non farmakologi (teknik
relaksasi tarik napas dalam dan distraksi)
A. Analisa Data
Seorang pasien datang diantarkan oleh keluarganya dengan keluhan An A Demam,
menangis, rewel dan tidak mau menyusu sudah terjadi sejak 3 hari yang lalu, ibu klien
mengatakan klien mengalami mual muntah (+3 hr), ibu klien mengatakan konsistensi BAB
cair 6X dalam 24 jam. Klien mengatakan anaknya lemas dan tidak bisa tidur karna menangis
sepanjang sepanjang hari. Setelah dilakukan pengkajian di dapatkan hasil
TD : mmhg R : 18 kali/menit S : 38,01C N : 120 kali/menit RR 20x/mnt. Klien tampak
pucat, lemas. Terlihat mukosa bibir kering. Terlihat anus lembab dan berwarna kemerahan.
2. DS : (D.0020) Diare
- Keluarga Klien mengatakan
Klien muntah 3 kali
- Keluarga Klien mengatakan
Klien BAB dengan
konsistensi cair 6 kali dalam
sehari
DO :
- Pasien tampak lemas
- Anus pasien tampak lembab dan
kemerahan
29
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1. (D.0023) Hipovolemi
2. (D.0077) Diare
3. (D.0020) Gangguan pola tidur
30
No SDKI SLKI SIKI
1. Kategori : Setelah dilakukan intervensi I.03116 Manajemen
fisiologis keperawatan selama 1 x 24 Hipovolemia
Sub kategori : jam maka status cairan
nutrisi dan membaik dengan criteria Tindakan
cairan hasil : Observasi
(D.0023) - Periksa tanda dan
Hipovolemi L.03028 Status Cairan gejala hypovolemia
- Kekuatan nadi meningkat (frekuensi nadi
- Tugor kulot meningkat meningkat, nadi
- Perasaan lemah menurun teraba lemah,
- Frekuensi nadi membaik tekanan darah
- Tekanan darah membaik menurun, tekanan
- Tekanan nadi membaik nadi menyempit,
- Intake cairan membaik tugor kulit menurun,
- Suhu tubuh membaik membrane mukosa
kering, lemah)
Terapeutik
- Berikan asupan
cairan oral
- Hitung kebutuhan
cairan
- Berikan posisi
terlendburg
Edukasi
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
31
2. Kategori : Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare
fisiologis keperawatan manajemen 1.03101
Sub kategori : nyeri selama 1 x 24 jam
nutrisi dan diharapkan eliminasi fekal Tindakan
cairan dapat teratasi dengan kriteria Observasi
(D.0020) hasil: - Identifikasi penyebab
Diare diare (mis. inflamasi
L.04033 eliminasi Fekal gastrointestinal.iritasi
- Kontrol pengeluaran feses gastrointertinal,prose
meningkat s
- Nyeri infeksi,malabsorpsi,
abdomen ansietas,stres,n efek
menurun obat-obatan,
- Konsisten pemberian botol
si feses susu)
membaik - Monitor tanda dan
- Frekuensi gejala hypovolemia
defekasi (mis takikardia, nadi
membaik teraba lemah,
- Peristaltik usus membaik tekanan darah turun,
turgor kulit turun,
mukosa mulut
kering, CRT
melambat, BB
menurun)
- Identifikasi riwayat
pemberian makanan
Terapeutik
- Berikan asupan
cairan oral (mis.
larutan garam gula,
32
oralit, pedialyte,
renalyte)
- Pasang jalur
intravena
Edukasi
- Anjurkan makanan
porsi kecil dan
sering secara
bertahap Anjurkan
menghindari
makanan
pembentuk gas,
pedas dan
mengandung
laktosa
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas (mis.
loperamide,
difenoksilat).
34
menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu
tidur .
Implementasi Keperawatan
- Menganjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
35
- Mengidentifikasi penyebab diare (mis. frekuensi diare sudah berkurang.
inflamasi gastrointestinal.iritasi O : klien tampak lebih segar dan
gastrointertinal,proses infeksi,malabsorpsi, tidak lemas
ansietas,stres,n efek obat-obatan, pemberian A: masalah teratasi sebagian
botol susu) P : lanjutkan intervensi pola tidur
- Memonitor tanda dan gejala hypovolemia
(mis takikardia, nadi teraba lemah, tekanan
darah turun, turgor kulit turun, mukosa
mulut kering, CRT melambat, BB menurun)
- mengIdentifikasi riwayat pemberian
makanan
-memerikan asupan cairan oral (mis. larutan
garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)
- Memasang jalur intravena
- Mengnjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap Anjurkan
menghindari makanan pembentuk gas, pedas
dan mengandung laktosa
- Mengkolaborasi pemberian obat
antimotilitas (mis. loperamide, difenoksilat).
37
38