Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM RESPIRASI (FARINGITIS)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :
IAN SETIAWAN
21317052

PRORAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI
TANGERANG 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
FARINGITIS

A. Definisi
Faringitis adalah inflamasi atau infeksi dari membran mukosa
faring atau dapat juga tonsilopalatina. Biasanya merupakan bagian dari
infeksi akut orofaring yaitu tongsilofaringitis akut atau bagian dari
influenza (rinofaringitis). (Depkes, 2017).
Faringitis merupakan perandangan dinding faring yang disebabkan
oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain.
Jaringan yang mungkin terlibat antara lain nasofaring, orofaring,
hipofaring, tonsil dan adenoid. (kementrian kesehatan republik indonesia,
2015)

B. Etiologi
Banyak mikroorganisme yang dapat menyebabkan faringitis yaitu,
virus (40-60%) bakteri (5-40%) respiratory viruses merupakan penyebab
pada faringitis yang paling banyak teridentifikasi dengan rhonvirus
(±20%) dan coronaviruses (±5%). Selain itu juga ada influenza virus,
parainfluenza virus, adenovirus, herpes simplex virus tipe 1 dan 2,
coxsackie virus A, cytomegalovirus dan epstein-barr virus (EBV). Selain
itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan terjadinya faringitis.
Faringitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya oleh grup S.
Pyogenes dengan 5-15% penyebab faringitis pada orang dewasa. Grup A
streptococus merupakan penyebab faringitis yang utama pada anak-anak
berusia 5-15 tahun, ini jarang ditemukan pada anak berusia ≤3 tahun.
Bakteri penyebab faringitis yang lainnya (≤1%) antara lain neisseria
gonorrhoeae, corynebacterium difteriae, carynebacterium ulcerans,
yersinia eneterolitica dan trofonema pallidium, mycobacterium
tuberculosis.

1
2

Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang yang


menderita faringitis. Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang
dingin, turun nya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi,
konsumsi alkohol yang berlebihan.

C. Klasifikasi

Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Faringitis akut
Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang
sangat penting. Beberapa usaha yang dilakukan pada klasifikasi
peradangan akut yang mengenai dinding faring. Yang paling logis
untuk pengelompokan sejumlah infeksi-infeksi ini dibawah judul yang
relatif sederhana “faringitis akut”. Disini termasuk faringitis akut yang
terjadi pada pilek biasa sebagai akibat penyakit infeksi akut seperti
eksanterna atau influenza dan dari berbagai penyebab yang tidak biasa
seperti manifestasi herpes dan sariawan.
2. Faringitis kronis
a. Faringitis kronis hiperflasi
Faring kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa dinding
pusterior. Tampak mukosa menebal serta hipertrofi kelenjar limpe
dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior (lateral band).
Dengan demikian tampak mukosa dinding posterior tidak rata yang
disebut granuler.
b. Faringitis kronis atrofi (faringitis sika)
Faring kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atrofi.
Pada riniitis atrofi udara pernafasan tidak diatur suhu serta
kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi
faring.
3. Faringitis Spesifik
1) Faringitis luetika
3

a) Stadium primer
kelainan pada stadium ini terdapat pada lidah,
palatum mole, tonsil, dan dinding faring posteior. Kelainan
ini berbentuk becak keputihan ditempat tersebut.
b) Stadium sekunder
Stadium ini jarang ditemukan. Pada stadium ini
terdapat pada dinding faring yang menjalar kearah laring.
c) Satdium tersier
Pada stadium ini terdapat guma. Tonsil dan
pallatum merupakan tempat prediknesi untuk tumbuhnya
guma. Jarang ditemukan guma di dinding faring posterior .
2) Faringitis tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum
mole, tonsil, palatum durum, dasar lidah dan epiglotis. Biasaya
infeksi didaerah faring merupakan proses sekunder dari
tuberkulosis paru, kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan asam
jenis bovinum, dapa timbul tuberkulosis faring perimer.

D. Manefestasi klinis
Pada infeksi firus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring
mengalami peradangan yang berat atau ringan dan tertutup oleh selaput
yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah, tonsil menjadi
berwarna merah dan membengkak. Gejala lainnya adalah
1. Demam
2. Pembesaran kelenjar getah bening di leher
3. Peningkatan jumlah sel darah putih
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri,
tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Kenali gejala umum faringitis akibat virus sebagai berikut :
1. Rasa pedih atau gatal dan kering.
4

2. Batuk dan bersin.


3. Sedikit demam atau tanpa demam.
4. Suara serak atau parau.
5. Hidung meler dan adanya cairan dibelakang hidung.

E. Patofisiologi
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus
dapat secara langsung menginflasi mukosa faring dan akan menyebabkan
respon inplamasi lokal. Kuman akan menginfiltrasi lapisan epitel, lalu
akan mengikis epitel sehingga jaringan limpoid supervisial bereaksi dan
akan terjadi pembendungan radang dengan inviltrasi leukosit
polimorponuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemis, kemudian
edema dan sekresi yg meningkat. Pada awalnya eksudat bersifat serosa
tetapi menjadi menebal dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat
melekat pada dinding faring. Dengan keadaan hiporemis, pembuluh darah
dinding faring akan melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning,
putih atau abu- abu akan didapatkan didalam polikel atau jaringan limpoid.
Tampak bahwa polikel limpoid dan bercak – bercak pada dinding faring
posterior atau yang terletak lebih ke lateral akan menjadi meradang dan
membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat
menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal
(Baile,2006: Adam 2009)
Infeksi sreptoccocal memiliki karakteristik khusus yaitu infasi
lokal dan pelepasan ekstra selular toxsin dan protease yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein
dari steptoccocus β hemolyticusgrup A memiliki struktur yang sama
dengan sarkolema pada miokard dan di hubungkan dengan demam
reomatik dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan
gromerulonefritis akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat
terbentuknya komplek antigen antibody (Baile, 2006 : Adam 2009)
5

F. Penatalaksanaan
1. Antibiotik golongan penilicin atau sulfanomida
a. Faringitis streptokokus palong baik diobati dengan penicilin (125-
250 mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari)
b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125mg/6 jam
untuk usia 0-2 tahun dan 250 mg/6 jam untuk 2-8 tahun) atau
klindamisin
2. Tirah baring
3. Pemberian cairan yang adekuat
4. Diet ringan
5. Obat kumur hangat

Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat
sehingga penderita dapat menahan cairan dengan rasa enak. Gelas kedua
dan ketiga dapat diberikan air yang lebih hangat. Anjurkan 2 jam, obatnya
yaitu :
a. Cairan saline isotonik (1/2 sendok teh garam dalam 8 oncesair
hangat)
b. Bubuk sodium perbonat ( 1 sendok teh bubuk dalam 8 ounces air
hangat). Hal ini terutama berguna pada infeksi vincent atau
penyakit mulut (1 ounce = 28 g)
6. Pendidikan kesehatan
a. Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai
demam hilang. Hindari penggunaan alkohol, asap rokok, tembakau
dan polutan lain.
b. Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal
salin dan pelega tenggorokan bila perlu.
6

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil
membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel,
lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan
nyeri tekan, terutama pada anak.
2. Pemeriksaan Biopis
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran
pernafasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi.
Jaringan tersebut akan di periksa dengan mikroskop untuk mengetahui
adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
3. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik
penting dalam diagnosis etiologi penyakit. Warna, bau adanya darah
merupakan petunjuk yang berharga
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Sel Darah Putih (SPD)
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukan adanya
infeksi atau inflamasi
b. Analisa Gas Darah
Untuk menilai fungsi pernafasan secara adekuat, perlu juga
mempelajari hal-hal diluar paru seperti distribusi gas yang
diangkat oleh sistem sirkulasi.

H. Pengobatan dan Pencegahan

Karena hampir seluruh kasus disebabkan oleh virus, maka


antibiotik biasanya tidak diperlukan, infeksi oleh virus (misalnya : batuk,
pilek, radang tenggorokan) sama sekali tidak bisa disembuhkan dengan
antibiotik, infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya, tubuh akan
melawan dengan sistem kekebalan tubuh. penggunaan antibiotik yang
berlebihan justruakan merugikan karena akan membuat resisten dan
7

antibiotik yang menjadi tidak mampan untuk melawan infeksi saat di


butuhkan, terutama pada anak-anak.

1. Pengobatan dan Terapi

Penggunaan antimikroba telah merubah pengobatan rutin faringistis


akut dalam tahun-tahun terakhir. Hal ini akan berakibat perjalanan
penyakit menjadi lebih pendek dan insiden komplikasi akan menutun.
Penggunaan irigasi hangat pada tenggorokan, perawatan penunjang
yaitu pemberian cairan yang adekuat, diet ringan, dan aspirin jika
diperlukan masih pnting dalam mempercepat penyembuhan

2. Pengobatan Mandiri

Dibawah berikut dapat membantu menambah kenyamanan jika sedang


menderita faringitis:

a. Minum cairan lebih banyak, termasuk air dingin, es krim untuk


melegakan tenggorokan

b. Diperbanyak minum minuman hangat seperti teh

c. Jangan merokok karena hal ini akan memperparah faringitis

d. Jika usaha ini juga tidak berhasil, gunakan logenzes atau semburan
yang mengandungi bius (anastesi) setempat setiap 4-6 jam sekali
untuk menenangkan kadaan buat sementara waktu. Obat lozenges
ini tidak di sarankan untuk anak-anak

e. Jangan menghampiri mereka yang anda ketahui mengidap sakit


tekak

f. Hindari memakan makanan yang pedas, panas dan berminyak.

3. Pencegahan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah faringitis
yaitu:
8

a. Cukuip beristirahat
b. Berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari
c. Bagi perokok harus berhenti merokok
d. Banyak minum dan hindari makanan yang dapat menyebabkan
iritasi
e. Minum antibiotik, dan jika diperlukan dapat minum analgesik
f. Menghindari pemakaian pelembab udara yang berlebihan
g. Mencuci tangan secara teratur
h. Menghindari penggunaan alat makan yang terkena faringitis

FORMAT PEMERIKSAAN FISIK PASIEN DEWASA

( PSYSICAL ASSASSMENT )

BIODATA PASIEN

1. Nama : Tn. B

2. Umur : 23 tahun

3. Jenis Kelamin : laki-laki

4. No. Register :-

5. Alamat : kp. mekarbaru

6. Status : menikah

5. Kekuarga terdekat : orang tua

6. Diaqnosa Medis :faringitis

7. Tanggal Pengkajian :29 oktober 2021

1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :

Saat Masuk Rumah Sakit : Tn. B umur 23 tahun, alamat Mekar


Baru. Pasien mengeluh lemas, demam, dan batuk-batuk berdahak sejak 3 hari
yang lalu. Pasien mengatakan pilek, merasa nyeri di bagian tenggorokan, nyeri
9

seperti terbakar, terasa nyeri saat batuk, skala nyeri 5. Dia tidak merokok dan
tidak ada riwayat penyakit kencing manis, darah tinggi atau penyakit lainnya.
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan faring tampak merah, pembesaran kelenjar
getah bening pada leher, suara paru-paru normal. Td : 110/80 mmHg, N :
88x/menit, Rr : 28x/menit, S: 38,5ºC.

Saat Pengkajian : Td : 110/80 mmHg, N : 88x/menit, Rr :


28x/menit, S: 38,5ºC.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :-

C. Riwayat Penyakit Yang Lalu :-

D. Riwayat Kesehatan Keluarga :-

2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN


a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Makan/Minum

1 Jumlah / Pagi : 1 Pagi : ……………….


Waktu
Siang : 1 Siang : ……………..

Malam : 1 Malam : …………….

2 Jenis Nasi : putih. Nasi : ..........................

Lauk : ikan Lauk : ........................


.
Sayur : sop
Sayur : .......................
Minum : air
putih Minum/ Infus : .........

3 Pantangan -

4 Kesulitan -
Makan /
Minum
10

5 Usaha-usaha -
mengatasi
masalah

Masalah Keperawatan : tidak ada

b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit

Eliminasi BAB
/BAK

1 Jumlah / Waktu Pagi : 07.00 Pagi : ……………..

Siang : - Siang : …………

Malam : - Malam : ……….

2 Warna Kuning
kecoklatan

3 Bau ya

4 Konsistensi Lembek
sedikit keras

5 Masalah Eliminasi

6 Cara Mengatasi -
Masalah

Masalah Keperawatan : tidak ada

c. Pola istirahat tidur


No Pemenuhan Istirahat Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur

1 Jumlah / Waktu Pagi : - Pagi : …………..

Siang : - Siang : ………..

Malam : 23.00- Malam : ……….


05.00
11

2 Gangguan Tidur

3 Upaya Mengatasi -
Gangguan tidur

4 Hal Yang Memper- -


mudah Tidur

5 Hal Yang Memper- -


mudah bangun

Masalah Keperawatan : tidak ada

d. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :


No Pemenuhan Personal Di Rumah Di Rumah Sakit

Hygiene

1 Frekuensi Mencuci
Rambut
2 minggu 1x

2 Frekuensi Mandi 2x sehari

3 Frekuensi Gosok 2x sehari


Gigi

4 Keadaan Kuku pendek

Masalah Keperawatan : tidak ada

e. Aktivitas Lain
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan

f. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien


Kegiatan kemasyarakatan :karyawan
12

Konflik social yang dialami klien :-

Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya :cukup taat

Teman dekat yang senantiasa siap membantu :istri

Masalah Keperawatan :tidak ada

b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :-

Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana


mengatasinya :-

Masalah Keperawatan :tidak ada

3. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tensi : 110/80 e. BB : 60
b. Nadi : 88 f. TB : 167
c. RR : 28 G. Setelah dihitung berdasar rumus Borbowith
d. Suhu : 38.7 Pasien termasuk : ( Kurus / Ideal / Gemuk )
B. KEADAAN UMUM
baik

C. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( + /-), Jaringan parut ( + / - )

Warna Kulit : kuning kecoklataan

Bila ada luka bakar lokasi : -, dengan luas : -%

Palpasi : Tekstur (halus/ kasar ), Turgor / Kelenturan (


baik / jelek ), Struktur ( keriput /tegang ), Lemak subcutan
( tebal / tipis ),Nyeri tekan ( + / - ) pada daerah-

Identifikasi luka / lesi pada kulit

1. Tipe Primer

Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - )


13

2. Tipe Sekunder

Pustula ( + / - ), Ulkus ( + / - ), Crusta ( + / - ), Exsoriasi

( + / - ), Sear (+/-), Lichenifikasi ( + / - )

Kelainan- kelainan pada kulit :

Naevus Pigmentosus ( + / - ), Hiperpigmentasi ( + / - ),

Vitiligo/Hipopigmentasi ( + / - ), Tatto ( + / - ),

Haemangioma ( + / - ), Angioma/toh ( + / - ), Spider

Naevi ( + / - ), Strie ( + / - )

2.Pemeriksaan Rambut

a. Ispeksi dan Palpasi :


Penyebaran (merata / tidak), Bau - rontok ( + / - ), warna -Alopesia ( +
/ - ), Hirsutisme ( + / - ), alopesia ( + / - )

3. Pemeriksaan Kuku

a. Inspeksi dan palpasi, warna normal , bentuknormal


kebersihan ya

4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan

Px. Kulit : .-

Masalah Keperawatan : Hipertermi

D. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER


1. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong,

Brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan ( + / - ).


Hidrochepalu( + / - ), Luka ( + / - ), darah ( +/-), Trepanasi
( + / - ).
14

Palpasi : Nyeri tekan ( + / - ), fontanella / pada bayi (cekung


/ tidak)

2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :

a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + / - )


b. Ekssoftalmus ( + / - ), Endofthalmus ( + / - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( + / - ), ptosis ( + / - ),
peradangan ( + / - ) luka ( + / - ), benjolan ( + / - )

d. Bulu mata : rontok atau tidak


e. Konjunctiva dan sclera : perubahanwarna-
f. Warna iris coklat, reaksipupilterhadapcahaya+
g. (miosis / midriasis) isokor ( + / - )
Kornea :warnabening

Nigtasmus ( + / - )

Strabismus ( + / - )

h. Pemeriksaan lapang pandang


3 Pemeriksaan Telinga

i. Inspeksi dan palpasi


Amati bagian telinga luar: bentuk simetris
Ukuran baikWarna sesuai warna kulit lesi (
+ / - ), nyeri tekan ( + / - ), peradangan ( + / - ),
penumpukan serumen ( + / - ).
Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik ........................................
- Dengan arloji ..................................
- Uji weber : seimbang / lateralisasi kanan /
lateralisasi kiri
15

Uji rinne : hantaran tulang lebih keras / lemah /


sama dibanding dengan hantaran udara

- Uji swabach : memanjang / memendek / sama


4. Pemeriksaan Hidung

a. Inspeksi dan palpasi


Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi

( adakah pembengkokan Atau tidak )

Amati meatus : perdarahan ( + / - ), Kotoran ( + / - ),

Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip ( + / - )

5.Pemeriksaan Mulut dan Faring

a. Inspeksi dan Palpasi


Amati bibir : Kelainan konginetal ( labioseisis,

palatoseisis, atau labiopalatoseisis ), warna bibir

…………………., lesi ( + / - ), Bibir pecah

(+ / - ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + / - ),

Kotoran ( + / - ), Gigi palsu ( + / - ), Gingivitis ( + / - ),

Warna lidah : ……….Perdarahan ( + / - ) dan abses ( + / - ).

Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut :

Faring memerah terdapat sputum uvula ( simetris /


tidak ),

Benda asing : ( ada / tidak )

Adakahpembesarantonsil, T 0 / T 1 / T 2 / T 3 / T 4

Perhatikan suara klien : ( Berubah atau tidak )

Masalah Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif


16

6. Pemeriksaan Wajah

Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks,


Warna dan kondisi wajah klien : ………………….., Struktur
wajah klien : ………………….Kelumpuhan otot-otot fasialis
(+/-)

7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :

a. Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( + / - ),


jaringan parut ( + / - ), perubahan warna ( + / - ), massa
(+/-)
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( + / - )
c. Vena jugularis, pembesaran ( + / - )
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( + / - ), kelenjar tiroid
( + / - ), posisi trakea (simetris/tidak simetris)

Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah,


leher ............................................................................................

Masalah Keperawatan : ..-

E. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK


a. Inspeksi
Ukuran payudara ………., bentuk (simetris / asimetris),
pembengkakan (+ /-).
Kulit payudara : warna ..................., lesi ( + / - ), Areola :
perubahan warna (+ / - )
Putting : cairan yang keluar ( + / - ), ulkus ( + / - ),
pembengkakan ( + / - )
b. Palpasi
Nyri tekan ( + / - ), dan kekenyalan (keras/kenyal/lunak),
benjolan massa ( + /- )
c. Keluhan lain yang terkait dengan Px. Payudara dan ketiak :
…………………………………………………….
17

Masalah Keperawatan : tidak terkaji

F. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU


a. Inspeksi
Bentuk torak (Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest /
Barrel chest), susunan ruas tulang belakang (Kyposis /
Scoliosis / Lordosis), bentuk dada (simetris / asimetris),
keadaan kulit ..........................

Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + / - ),


retraksi suprasternal ( + / - ), Sternomastoid ( + / - ),
pernafasan cuping hidung ( + / - ).

Pola nafas :

(Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes /


Biot’s / Kusmaul)

Amati : cianosis ( + / - ), batuk (produktif / kering / darah ).

b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan
kiri teraba (sama / tidak sama). Lebih bergetar
sisi ............................

c. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )

d. Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial :
( bersih / halus /

kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )

2. Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ),
Pectoriloqy ( + / - )
18

3. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ),

Pleural fricion rub ( + / - )

4. Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru :

...............................................................................................

G. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Ictus cordis( + / - ), pelebaran ........cm

b. Palpasi
Pulsasi pada dindingtorakteraba : ( Lemah / Kuat /
Tidakteraba )

c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :

Batas atas : ………………….. ( N = ICS II )

Batas bawah : …....................... ( N = ICS V)

Batas Kiri : …………………... ( N = ICS V Mid Clavikula


Sinistra)

Batas Kanan : ……………….. ( N = ICS IV Mid Sternalis


Dextra)

d. Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler /
irreguler )

BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler /


irreguler )

Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm (+ /


-), Murmur (+ / - )

....................................................................................................
19

H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )

Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ),

Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)

b. Auskultasi

Frekuensi peristaltic usus ........... x/menit ( N = 5 – 35 x/menit,


Borborygmi ( + / - )

c. Palpasi

Palpasi Hepar :

Ddiskripsikan :

Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras /


lunak), permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar
(tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).

Palpasi Lien :

Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya.......

Dengan Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan


terletak pada garis Scuffner ke berapa ? .............
( menunjukan pembesaran lien )

Palpasi Appendik :

Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney .


nyeri tekan ( + / - ), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar
kontralateral ( + / - ).

Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak :


20

Shiffing Dullnes ( + / - ) Undulasi ( + / - )

Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.

Palpasi Ginjal :

Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ).

(N = ginjal tidak teraba).

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen :

..........................................................................................................

Masalah Keperawatan : ..........................................................

I. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )


a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas
(+ / -), fraktur (+ /-) lokasi fraktur ………………….., jenis
fraktur …………………… kebersihan
luka…………………….., terpasang Gib ( + / - ), Traksi ( + / - )

b. Palpasi
Oedem : -

Lingkar lengan : ………………………………….

Lakukan uji kekuatan otat :

Masalah Keperawatan : ..........................................................

J. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
21

1. Menilai respon membuka mata …………..


2. Menilai respon Verbal ………….
3. Menilai respon motorik …………..
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :

(ComposMentis / Apatis / Somnolen / Delirium / Sporo coma /


Coma)

b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak


Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku
kuduk ( + / -), mual –muntah ( + / -) kejang ( + / -) penurunan
tingkat kesadaran ( + / -)

c. Memeriksa nervus cranialis


Nervus I , Olfaktorius (pembau ) ………..

Nervus II, Opticus ( penglihatan )...............

Nervus III, Ocumulatorius .....................

Nervus IV, Throclearis ………………

Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : ...................

- Cabang maxilaris : .............................

- Cabang
Mandibularis : ..........................

Nervus VI, Abdusen …………………..

Nervus VII, Facialis .............................

Nervus VIII, Auditorius ..........................

Nervus IX, Glosopharingeal .................................

Nervus X, Vagus …………………..


22

Nervus XI, Accessorius .................................

Nervus XII, Hypoglosal ..................................

d. Memeriksa fungsi motorik


Ukuran otot (simetris / asimetris), atropi ( + / -) gerakan-
gerakan yang tidak disadari oleh klien ( + / -)

e. Memeriksa fungsi sensorik


Kepekaan saraf perifer : benda tumpul ………………..,
benda tajam ………………. Menguji sensai panas / dingin
……………….kapas halus ……….. minyak wangi
……………………..

f. Memeriksa reflek kedalaman tendon


1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + / -)
b. Reflek trisep ( + / -)
c. Reflek brachiradialis ( + / -)
d. Reflek patella ( + / -)

e. Reflek achiles ( + / -)

2. Reflek Pathologis

Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada


kasus-kasus tertentu.

a. Reflek babinski ( + / -)

b. Reflek chaddok ( + / -)

c. Reflek schaeffer ( + / -)

d. Reflek oppenheim ( + / -)

e. Reflek Gordon ( + / -)
23

f. Reflek bing ( + / -)

g. Reflek gonda ( + / -)

Keluhan lain yang terkait dengan Px. Neurologis :

.................................................................................................

V. RIWAYAT PSIKOLOGIS

a. Status Nyeri :
1. Menurut Skala Intensitas Numerik

● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Menurut Agency for Health Care Policy and Research

No Intensitas Nyeri Diskripsi

1 □ Tidak Nyeri Pasien mengatakan tidak

merasa nyeri

2 □ Nyeri ringan Pasien mengatakan sedikit nyeri


atau ringan.

Pasien nampak gelisah

3 □ Nyeri sedang Pasien mengatakan nyeri masih


bisa ditahan atau sedang

Pasien nampak gelisah

Pasien mampu sedikit


berparsitipasi dalam perawatan

4 □ Nyeri berat Pasien mangatakan nyeri tidak


dapat ditahan atau berat.

Pasien sangat gelisah


24

Fungsi mobilitas dan perilaku


pasien berubah

5 □ Nyeri sangat Pasien mengatan nyeri tidak


berat tertahankan atau sangat berat

Perubahan ADL yang mencolok

( Ketergantungan ), putus asa.

Masalah Keperawatan : Nyeri akut

c. Status Emosi

Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien :


…………………………………….., Tingkah laku yang menonjol :
…………………………………………………………. Suasana yang
membahagiakan klien : ………………………………………………
Stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman :

……………………………..................................................................

Masalah Keperawatan : ..........................................................

d. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya / tdk ),
apakah pola komunikasinya ( spontan / lambat ), apakah klien
menolak untuk diajak komunikasi ( ya / tdk ), Apakah komunikasi
klien jelas ( ya / tdk ), apakah klien menggunakan bahasa isyarat
ya / tdk ).

Masalah Keperawatan : ..........................................................

e. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon :
……………………………………… Siapa orang yang dekat
dan dipercaya klien : …………………
25

Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif / pasif ),


Apakah tipe kepribadian klien ( terbuka / tertutup ).

Masalah Keperawatan : ..........................................................

f. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam
mengatasimasalahnya : …………………………………

Masalah Keperawatan : ..........................................................

g. Dampak di Rawat di Rumah Sakit

Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di


rawat di RS : .......................................................

Masalah Keperawatan : ..........................................................

L. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL

1. Kondisi emosi / perasaan klien

- Apa suasana hati yang menonjol pada klien ( sedih / gembira )

- Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajahnya ( ya / tdk )

Masalah Keperawatan : ..........................................................

2. Kebutuhan Spiritual Klien :

- Kebutuhan untuk beribadah ( terpenuhi / tidak terpenuhi )

- Masalah- masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual :

..............................................................................................

Masalah Keperawatan : ..........................................................

- Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan


spiritual : ............................................................................................
26

Masalah Keperawatan : tidak terkaji

3. Tingkat Kecemasan Klien :

Komponen Yang Cemas Cemas Cemas Panik


No dikaji
Ringan Sedang Berat

1 Orintasi terhadap □ Baik □ Menurun □ Salah □ Tdk

Orang, ada reaksi


tempat,waktu

2 Lapang persepsi □ Baik □ Menurun □ Menyempit □ Kacau

3 Kemampuan □ Mampu □ Mampu □Tidak □Tdk


menyelesaikan dengan mampu
masalah bantuan ada
tanggapan

4 Proses Berfikir □ Mampu □ Kurang □Tidak □Alur fikiran


berkonse mampu mampu kacau
ntrasi mengingat mengingat
dan dan dan
menginga berkonsentra berkonsent
t dengan si rasi
baik

5 Motivasi □ Baik □ Menurun □ Kurang □ Putus asa

4. Konsep diri klien:

b. Identitasdiri :............................................................................
c. Ideal diri : ............................................................................
d. Gambaran diri : ........................................................................
e. Hargadiri :......................................................................
f. Peran : .............................................................................
.

Masalah Keperawatan : tidak terkaji


27

J.PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. DARAH LENGKAP :

Leukosit : .............................. ( N : 3.500 – 10.000 / µL )

Eritrosit : .............................. ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )

Trombosit : .............................. ( N : 150.000 – 350.000 / µL )

Haemoglobin : ............................... ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )

Haematokrit : ............................... ( N : 35.0 – 50 gr / dl )

Masalah Keperawatan : tidak terkaji

B. KIMIA DARAH :

Ureum : ............................. ( N : 10 – 50 mg / dl )

Creatinin : ............................. ( N : 0,7 – 1.5 mg / dl )

SGOT : ............................. ( N : 2 – 17 )

SGPT : ............................. ( N : 3 – 19 )

BUN : ............................. ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )

Bilirubin : ............................. ( N : 1,0 mg / dl )

Total Protein : ............................. ( N : 6.7 – 8.7 mg /dl )

Masalah Keperawatan : tidak terkaji

C. ANALISA ELEKTROLIT :

Natrium : ............................. ( N : 136 – 145 mmol / l )

Kalium : ............................. ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )

Clorida : ............................. ( N : 98 – 106 mmol / l )

Calsium : ............................. ( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )

Phospor : ............................. ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )

Masalah Keperawatan : tidak terkaji

D. ANALISA GAS DARAH


28

Saturasi Oksigen :............................(N : >90%)


PH :.............................(N :7,35-7,45)
PaO2 :.............................(N : 80 - 100)
PaCo2 :.............................(N : 35-45mmHg)
Hco3 :.......................... ..(N : 22 – 26 mEq/L)
Be :.............................(N : 2/+2)

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG,CT-
Scan, MRI, Endoscopy dll.

Masalah Keperawatan : tidak terkaji


29

DAFTAR PUSTAKA

Rusmarjono, Soepardi EA, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Dan
Tenggorokan Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, jakarta, 2016. hl 95-8.
Adam GL. Diseases of the nasopharynx and oropharynx. In: boies
fundamentals of otolaryngology. Text book of ear, nose and throat
diseases 6 Ed. 2009. hl 332-69.
Bailey Bj, Johnson JT, American Acedemy of Otolaryngology-Head and Neck
Surgery. Lippincott Williams & Wilkins, Fourth Edition, Volume One,
2006. hl 601-13
30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.B DENGAN MASALAH PADA


SISTEM RESPIRASI (FARINGITIS)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :
IAN SETIAWAN
21317052

PRORAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI
TANGERANG 2021/2022
31

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus

Tn. B umur 23tahun, alamat Mekar Baru. Pasien mengeluh lemas, demam,
dan batuk-batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan
pilek,merasa nyeri di bagian tenggorokan, nyeri seperti terbakar, terasa nyeri
saat batuk, skala nyeri 3. Dia tidak merokok dan tidak ada riwayat penyakit
kencing manis, darah tinggi atau penyakit lainnya. Hasil pemeriksaan fisik
ditemukan faring tampak merah, pembesaran kelenjar getah bening pada leher,
suara paru-paru normal. Td : 110/80 mmHg, N : 88x/menit, Rr : 28x/menit, S:
38,5ºC.

B. Pengkajian

1. Biodata
Nama : Tn. B
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Mekar Baru

C. Analisa Data

No Data Fokus Masalah Keperawatan


1 Ds : Domain 12. Kenyamanan
P: pasien mengatakan nyeri di bagian Kelas 1. Kenyamanan fisik
tenggorokan 00132 nyeri akut
Q: pasien mengatakan nyeri seperti terbakar
R: pasien mengatakan nyeri tidak menjalar
S: pasien mengatakan skala nyeri 3
T: pasien mengatakan nyeri saat batuk
Do: faring tampak merah
32

2 Ds : pasien mengatakan merasa lemas dan Domain 11. Keamanan/Perlindungan


demam Kelas 6. Termogulasi
Do : hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Td : 00007 Hipertemia
110/80 mmHg, S : 38,5ºC
3 Ds : pasien mengatakan batuk berdahak sejak Domain 11. Keamanan/perlindungan
3 hari yang lalu Kelas 2 Cedera Fisik
Do : faring tampak merah, 00031 Ketidak efektifan Bersihan Jalan Nafas

D. Intervensi Keperawatan

Masalah Keperawatan NOC NIC


1. Domain 12. Domain V. Kondisi kesehatan Domain 1. Fisiologi : Dasar
Kenyamanan yang dirasakan Kelas E. Peningkatan
Kelas 1. Kenyamanan Kelas V. Status gejala kenyamanan fisik
fisik 2109 tingkat ketidak nyamanan 1400 manajemen nyeri
00132 nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. lakukan pengkajian nyeri
keperawatan lebih dari 1 jam komprehensif yang meliputi
dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik, onset
atau durasi, frekuensi,
1. 210901 Nyeri (2-4) kualitas, intensitas atau
2. 210918 Meringis (2-4) beratnya nyeri dan faktor
3. 210916 Rasa gatal (2-4) pencetus
2. pilih dan implementasikan
tindakan yang beragam
(misalnya: farmakologi, non
farmakologi, interpersonal)
untuk memfasilitasi
penurunan nyeri sesuai
dengan kebutuhan
33

3. mulai dan modifikasi


tindakan pengontrol nyeri
berdasarkan respon pasien
2. Domain 11. Domain II. Kesehatan Fisiologi Domain 2. Fisiologi: Kompleks
Keamanan/Perlindungan Kelas I. Pengaturan Regulasi (lanjutkan)
Kelas 6. Termogulasi 0800 Termogulasi Kelas E. Termoregulasi
00007 Hipertemia Setelah di lakukan tindakan 3786 Perawatan hipertermia
keperawatan selama 16-30 menit 1. Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil : menggunakan alat yang
sesuai (misalnya,
1. 080019 Hipertermia (2-4) pemeerikasaan rektal atau
2. 080018 Penurunan suhu kulit esofagus).
(2-4) 2. Berikan metode pendinginan
3. 080015 Melaporkan eksternal (misalnya, kompres
kenyaman suhu (2-4) dingin pada leher, asbdomen,
kullit kepala, ketiak dan
selangkangan serta selimut
dingin) sesuai kebutuhan.
3. Jauhkan pasien dari sumber
panas, tindakan
kelingkungan yang lebih
dingin.
3. Domain 11. Domain II. Kesehatan Fisiologi Dimain . Fisiologi Kompleks
Keamanan/perlindungan Kelas E. Jantung Paru Kelas K. Manajemen Pernafasan
Kelas 2 Cedera Fisik 0410Status Pernafasan: 3230 Fisioterapi Dada
00031 Ketidak efektifan Kepatenan Jalan Nafas 1. Lakukan fisioterapi dada
Bersihan Jalan Nafas Setelah dilakukan tindakan minimal 2 jam setelah
keperawatan selama 31-45 menit makan
dengan kriteria hasil : 2. Monitor status respirasi dan
kardiologi (denyut nadi,
1. 041004 Frekuensi Pernafasan suara dan kedalaman
34

(2-4) pernafasan)
2. 041012 Kemampuan Untuk 3. Anjurkan untuk batuk
Mengeluarkan Secret (2-4) efektif
3. 041019 Batuk (2-4)

E. Implementasi

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


1. Kamis, 28 1. melakukan pengkajian nyeri S: P : pasien mengatakan nyeri di
Oktober 2021 komprehensif yang meliputi bagian tenggorokan
lokasi, karakteristik, onset Q : pasien mengatakan nyeri seperti
atau durasi, frekuensi, terbakar
kualitas, intensitas atau R : pasien mengatakan nyeri tidak
beratnya nyeri dan faktor menjalaar
pencetus S : pasien mengatakan skala nyeri
2. memilih dan implementasikan sudah berkurang dari skala 3 menjadi 2
tindakan yang beragam T : pasien mengatakan nyeri saat
(misalnya: farmakologi, non batuk
farmakologi, interpersonal) O: faring masih tampak merah
untuk memfasilitasi A: masalah keperawatan nyeri akut
penurunan nyeri sesuai dengan belum teratasi
kebutuhan P: lanjutkan intervensi
3. memulai dan modifikasi - modifikasi tindakan pengontrol
tindakan pengontrol nyeri nyeri berdasarkan respon pasien
berdasarkan respon pasien
2. Kamis, 28 1. Memonitor suhu tubuh S: pasien mengatakan masih merasa
Oktober 2021 menggunakan alat yang sesuai lemas dan demam
(misalnya, pemeerikasaan O: hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
rektal atau esofagus). Td: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, S:
2. memberikan metode 38,5 ºC
pendinginan eksternal A: masalah keperawatan Hipertermia
(misalnya, kompres dingin belum teratasi
35

pada leher, asbdomen, kullit P: lajutkan intervensi perawatan


kepala, ketiak dan hipertermi
selangkangan serta selimut
dingin) sesuai kebutuhan.
3. menjauhkan pasien dari
sumber panas, tindakan
kelingkungan yang lebih
dingin.
3. Kamis, 28 1. Melakukan fisioterapi dada S: pasien mengatakan masih batuk-
Oktober 2021 minimal 2 jam setelah makan batuk dahak
2. Memonitor status respirasi dan O: faring masih tampak merah
kardiologi (denyut nadi, suara A: masalah keperawatan kesulitan
dan kedalaman pernafasan) menelan belum teratasi
3. Menganjurkan untuk batuk P: lanjutkan intervensi
efektif - Melakukan fisoterapi dada
- Menganjurkan untuk meminum
air hangat

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


1. Jumat, 29 1. melakukan pengkajian nyeri S: P : pasien mengatakan nyeri di
Oktober 2021 komprehensif yang meliputi bagian tenggorokan
lokasi, karakteristik, onset Q : pasien mengatakan nyeri seperti
atau durasi, frekuensi, terbakar
kualitas, intensitas atau R : pasien mengatakan nyeri tidak
beratnya nyeri dan faktor menjalaar
pencetus S : pasien mengatakan skala nyeri
2. memilih dan implementasikan sudah berkurang dari skala 3 menjadi 2
tindakan yang beragam T : pasien mengatakan nyeri saat
(misalnya: farmakologi, non menelan
farmakologi, interpersonal) O: faring masih tampak merah
untuk memfasilitasi A: masalah keperawatan nyeri akut
36

penurunan nyeri sesuai dengan belum teratasi


kebutuhan P: lanjutkan intervensi
3. memulai dan modifikasi - modifikasi tindakan pengontrol
tindakan pengontrol nyeri nyeri berdasarkan respon pasien
berdasarkan respon pasien
2. jumat, 29 1. Memonitor suhu tubuh S: pasien mengatakan masih merasa
Oktober 2021 menggunakan alat yang sesuai lemas dan demam
(misalnya, pemeerikasaan O: hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
rektal atau esofagus). Td: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, S:
2. memberikan metode 38,5 ºC
pendinginan eksternal A: masalah keperawatan Hipertermia
(misalnya, kompres dingin belum teratasi
pada leher, asbdomen, kullit P: lajutkan intervensi perawatan
kepala, ketiak dan hipertermi
selangkangan serta selimut
dingin) sesuai kebutuhan.
3. menjauhkan pasien dari
sumber panas, tindakan
kelingkungan yang lebih
dingin.
3. jumat, 29 1. Melakukan fisioterapi dada S: pasien mengatakan masih batuk-
Oktober 2021 minimal 2 jam setelah makan batuk dahak
2. Memonitor status respirasi dan O: faring masih tampak merah
kardiologi (denyut nadi, suara A: masalah keperawatan belum teratasi
dan kedalaman pernafasan) P: lanjutkan interfensi
3. Menganjurkan untuk batuk - Melakukan fisoterapi dada
efektif - Menganjurkan untuk meminum
air hangat
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Sabtu, 30 1. melakukan pengkajian nyeri S: P : pasien mengatakan nyeri di
Oktober 2021 komprehensif yang meliputi bagian tenggorokan sudah berkurang
lokasi, karakteristik, onset Q : pasien mengatakan nyeri seperti
37

atau durasi, frekuensi, terbakar sudh tidak ada


kualitas, intensitas atau R : pasien mengatakan nyeri tidak
beratnya nyeri dan faktor menjalaar
pencetus S : pasien mengatakan skala nyeri
2. memilih dan implementasikan sudah berkurang dari skala 2 menjadi 1
tindakan yang beragam T : pasien mengatakan nyeri saat
(misalnya: farmakologi, non batuk sudah tidak ada
farmakologi, interpersonal) O: faring tidak tampak merah
untuk memfasilitasi A: masalah keperawatan nyeri akut
penurunan nyeri sesuai dengan teratasi
kebutuhan P: hentikan intervensi
3. memulai dan modifikasi
tindakan pengontrol nyeri
berdasarkan respon pasien
2. Sabtu, 30 1. Memonitor suhu tubuh S: pasien mengatakan sudah tidak
Oktober 2021 menggunakan alat yang sesuai lemas dan demam
(misalnya, pemeerikasaan O: hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
rektal atau esofagus). Td: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, S:
2. memberikan metode 37,3 ºC
pendinginan eksternal A: masalah keperawatan Hipertermia
(misalnya, kompres dingin teratasi
pada leher, asbdomen, kullit P: hentikan intervensi
kepala, ketiak dan
selangkangan serta selimut
dingin) sesuai kebutuhan.
3. menjauhkan pasien dari
sumber panas, tindakan
kelingkungan yang lebih
dingin.
3. Sabtu, 30 1. Melakukan fisioterapi dada S: pasien mengatakn batuk-batuk dahak
Oktober 2021 minimal 2 jam setelah makan berkurang
38

2. Memonitor status respirasi dan O: faring tidak tampak merah


kardiologi (denyut nadi, suara A: masalah keperawatan sedikit teratasi
dan kedalaman pernafasan) P: lanjutkan intervensi
3. Menganjurkan untuk batuk - Melakukan fisoterapi dada
efektif - Menganjurkan untuk meminum
air hangat

Anda mungkin juga menyukai