Anda di halaman 1dari 8

Presentasi Kasus

FARINGITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT

Presentator :
dr. Yosephine Nina Widyarini

Moderator :
dr. Dian Paramita W., M.Sc., Sp.T.H.T.K.L (K)

Departemen Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher


Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat & Keperawatan
Universitas Gadjah Mada / RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta
2019
PENDAHULUAN penatalaksanaan yang sesuai dan mencegah
penggunaan antibitiotik yang tidak diperlukan. 1,2
Faringitis merupakan inflamasi mukosa
faring, jaringan limfoid, otot, jaringan lemak dan Faringitis menurut waktu diklasifikasikan
fascia disekitarnya. Faringitis dapat disebabkan menjadi faringitis akut dan kronis. Faringitis akut
karena infeksi, maupun noninfeksi. Faringitis bersifat lebih umum, biasanya berlangsung kurang
merupakan salah satu penyebab tersering dari seminggu. Faringitis kronis eksaserbasi akut
kunjungan ke dokter. Hal ini disebabkan karena merupakan inflamasi mukosa faring, jaringan
adanya jaringan limfoid di faring dan sering limfoid, otot, jaringan lemak dan fascia
terpaparnya faring dengan dunia luar selama disekitarnya yang sifatnya berulang, namun saat
1
respirasi. ini mengalami eksaserbasi akut. Jaringan yang
terkena meliputi orofaring, nasofaring, hipofaring,
Faringitis paling sering disebabkan tonsil, dan adenoid. Karena memiliki jaringan
karena virus, baik pada dewasa maupun pada limfoid yang banyak, tempat-tempat tersebut
anak-anak. Persentase kejadian faringitis karena rentan terhadap perubahan reaktif, terutama dalam
virus lebih dari 80%, sedangkan faringitis karena merespon organisme patogen.1
bakteri Grup A Streptokokus β-hemolitikus sebesar
15%.2 Grup A β-hemolitikus Streptokokus Faringitis kronis dibedakan menjadi 2
(GABHS) adalah agen utama bakteri yang terlibat jenis yakni faringitis kronis hiperplastik dan
pada kasus faringitis. Terdapat lebih dari 15 juta faringitis kronis atrofi. Faringitis kronis
kunjungan per tahun karena GABHS, persentase hiperplastik memiliki faktor predisposisi rinitis
kejadian pada anak-anak (30-40%) lebih tinggi kronis dan sinusitis. Faringitis kronis hiperplastik
1
dibandingkan dewasa (5-15%). Angka kejadian memiliki manifestasi klinis seperti rasa gatal,
tertinggi faringitis bakteri dan virus terjadi pada kering dan berlendir yang sukar dikeluarkan dari
3
anak usia sekolah dasar, yaitu 5-15 tahun. tenggorokan, batuk serta perasaan mengganjal di
Faringitis, terutama infeksi GABHS, jarang terjadi tenggorokan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
1
pada anak yang lebih muda dari 3 tahun. penebalan mukosa di dinding posterior faring, hipertrofi
kelenjar limfe di bawah mukosa, mukosa dinding
Penyebab terbanyak faringitis adalah
faring posterior tidak rata (granuler), lateral band
virus, namun banyak ditemui penggunaan
menebal. 4,5
antibiotik yang tidak pada tempatnya. Urkin dkk
(2013) mengemukakan adanya 24,8% Faringitis kronis atrofi merupakan faringitis
penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan. Hal yang timbul akibat rangsangan dan infeksi pada
tersebut dapat menimbulkan masalah serius, faring karena terjadi rhinitis atrofi, sehingga udara
seperti resistensi antibiotik. Oleh karena itu, pernafasan tidak dapat diatur suhu dan
pentingnya melakukan analisis dan penegakkan kelembabannya sehingga menimbulkan
diagnosis penyebab faringitis dengan tepat, guna
1
rangsangan infeksi pada faring. Manifestasi klinis dinding faring sehingga timbul manifestasi klinik
faringitis kronis atrofi seperti tenggorokan terasa kering faringitis akut.7 Faringitis viral pada umumnya
dan tebal dan mulut berbau. Pemeriksaan fisik pada disebabkan oleh rinovirus, yang menimbulkan
mukosa faring terdapat lendir yang melekat, dan gejala rinitis dan beberapa hari kemudian akan
bila lendir itu diangkat akan tampak mukosa menimbulkan faringitis. Gejala viral lebih
dibawahnya kering. 4,5 bertahap bila dibandingkan dengan bakteri.
Faringitis viral menimbulkan gejala berupa
Faringitis kronis ditunjukkan oleh gejala demam yang disertai rinorea, batuk, dan diare.
yang menonjol, seperti nyeri tenggorok onset akut Selain itu dapat ditemukan konjungtivitis, coryza,
6
namun gejala ini sudah terjadi secara berulang. dan suara serak. Gejala dimulai 1-3 hari setelah
Adapun beberapa penyebab faringitis, antara lain: transmisi, dengan perasaan tenggorok gatal dan
infeksi virus merupakan penyebab terbanyak dari nyeri.6
faringitis, meliputi rhinovirus, coronavirus, para-
influenza, virus influenza tipe A dan B, virus Faringitis bakterial terutama disebabkan
Herpes Simpleks, virus Morbili, virus Epstein oleh Grup A Streptokokus β-hemolitikus. Bakteri
Barr, Cytomegalovirus, HIV, dan lainnya. Infeksi ini banyak menyerang anak usia sekolah (30%),
bakteria termasuk Grup A Streptokokus β- orang dewasa (15%), dan jarang pada anak yang
hemolitikus, Stafilokokus aureus, Stafilokokus berumur kurang dari tiga tahun.6 Puncak insidensi
salivarius, Corynebacterium diphtheria, terjadi pada usia 5-15 tahun.1 Masa inkubasi
Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, dan faringitis Streptokokus ialah 1-4 hari, setelah itu
beberapa bakteri lainnya. Infeksi jamur pasien akan mengalami nyeri tenggorok dan
disebabkan Candida albicans, Cryptococcus odinofagia, demam, malaise, nyeri kepala serta
neoformans, Rhinosporidiosis seeberi, keluhan gastrointestinal, seperti nyeri perut dan
Histoplasma capsulatum, Blastomyces muntah, dan pembesaran limfonodi yang nyeri.
dermatitidis, dan Paracoccidioides brasiliensis. Tidak adanya gejala virus, seperti batuk, pilek,
dan hidung tersumbat. Pada faring ditemukan
Dalam keadaan normal, mukosa faring mukosa orofaring yang eritema, termasuk beefy
yang terdiri dari lapisan epithelium berlapis dan red uvula dan petekie pada palatum mole.
bersilia terutama pada bagian atas faring memiliki Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal,
mekanisme pertahanan yang baik dengan dan nyeri pada penekanan.1
didukung oleh adanya organisme renik yang
bersifat komensal. Namun bila mekanisme Melalui pemeriksaan fisik umum,
tersebut terganggu oleh berbagai faktor, maka penderita tampak sakit ringan hingga berat
akan memudahkan penetrasi bakteri maupun virus tergantung penyebab dan respon imun tiap-tiap
patogen terhadap dinding faring yang selanjutnya penderita. Pada pemeriksaan dinding faring, akan
akan menimbulkan respon inflamasi mukosa tampak proses inflamasi yang ditandai dengan

2
mukosa faring hiperemis, menebal, dan dengan LAPORAN KASUS
sekret yang bervariasi dari yang serous hingga
purulen. Pembesaran kelenjar getah bening Pasien laki-laki usia 15 tahun datang ke

regional kadang ditemukan. Keterlibatan struktur Poliklinik THT RSUP Dr. Sardjito. Keluhan
nyeri menelan dirasakan sejak 3 hari sebelum
lain termasuk tonsil dan kavum nasi juga dapat
terjadi.8 berobat ke RSUP Dr. Sardjito, disertai dengan
batuk tanpa dahak. Nyeri dirasa berkurang jika
Pemeriksaan penunjang bagi faringitis pasien minum air yang hangat dan memberat jika
akut jarang dilakukan kecuali pada kondisi pasien menelan makanan. Serak disangkal, rasa
tertentu. Untuk menentukan penyebab faringitis mengganjal di tenggorokan disangkal. Orang tua
GABHS atau tidak, bisa dilakukan tes pasien mengatakan anaknya demam dan malas
laboratorium melalui pemeriksaan kultur beraktivitas. Pasien belum berobat dan belum
tenggorokan atau rapid antigen test. Kultur minum obat apapun. Keluhan pada kedua telinga
tenggorokan adalah gold standar untuk diagnosis dan hidung disangkal.
faringitis Streptokokus dengan angka false positif
Pasien tidak memiliki riwayat asma atau
yang tinggi.9,10 Untuk penatalaksanaan faringitis
alergi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
akut harus disesuaikan dengan penyebab yang
umum pasien tampak baik, kesadaran compos
mendasarinya. Oleh karena yang tersering adalah
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi
infeksi virus, maka seringkali terapi yang
nadi 84 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu
diberikan berupa edukasi kepada penderita dan
37,3 ⁰C, berat badan 50 kg, VAS Score 2.
obat-obat simptomatik karena bersifat self-
limiting. Istirahat dan asupan gizi yang baik akan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
membantu proses pemulihan. Obat-obat
pemeriksaan orofaring tampak mukosa dinding
simptomatik yang dapat diberikan seperti
faring hiperemis, secret encer bening dan
analgetik-antipiretik nonsteroid, antara lain,
bergranul. Tonsil T1-T1, tidak hiperemis dan
paracetamol, ibuprofen, kalium diklofenak, dan
tidak terdapat eksudat. Pemeriksaan telinga kanan
lainnya. Apabila faringitis akut disebabkan
dan kiri tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan
infeksi bakteri ataupun faringitis viral akut yang
rhinoskopi anterior dan pemeriksaan rhinoskopi
disertai infeksi sekunder, maka pemberian
posterior tidak ditemukan kelainan. Laringoskopi
antibiotik dapat diindikasikan.1,3,8
indirek dalam batas normal. Pemeriksaan kelenjar
limfe di leher tidak ditemukan adanya
Prognosis penderita umumnya baik,
pembesaran.
terutama karena sifat penyakit yang self-limiting,
sehingga umumnya sembuh spontan dalam waktu
Pasien didiagnosa sebagai Faringitis
kurang dari seminggu.1,3
Kronis Eksaserbasi Akut. Pada pasien diberikan
terapi medikamentosa Kalium Diclofenak 50 mg

3
tiap 12 jam. Edukasi kepada pasien untuk Orang tua pasien mengaku pasien sering
sementara mengurangi makanan yang bersifat mengalami riwayat penyakit yang sama. Anak-
iritatif, makan makanan sehat, istirahat cukup. anak dan orang dewasa umumnya mengalami 3−5
Evaluasi kembali di poli apabila keluhan menetap kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas
atau memberat. Masalah yang diangkat pada termasuk faringitis11. Frekuensi munculnya
kasus ini adalah manajemen terapi. faringitis lebih sering pada populasi anak-anak.
Kira-kira 15−30% kasus faringitis 12 pada anak-
DISKUSI anak usia sekolah dan 10% kasus faringitis pada
orang dewasa. Faringitis kronis bisa disebabkan
Pada kasus ini, pasien berusia 15 tahun,
karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut
hal ini sesuai dengan teori bahwa angka kejadian
atau karena iritasi faring yang bisa disebabkan
tertinggi faringitis bakteri dan virus terjadi pada
karena sering konsumsi minuman ataupun
anak usia sekolah dasar, yaitu 5-15 tahun.3 Pasien
makanan yang bersuhu ekstrim, dan batuk kronis
datang dengan keluhan nyeri telan selama 3 hari.
karena alergi. 4
Faringitis, terutama infeksi GABHS, jarang terjadi
pada anak yang lebih muda dari 3 tahun1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
dinding orofaring kemerahan. Pada faringitis yang
Dari anamnesis pasien mengatakan
disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat
terdapat nyeri telan, Dalam keadaan normal,
secara langsung menginvasi mukosa faring dan
mukosa faring yang terdiri dari lapisan epithelium
akan menyebabkan respon inflamasi lokal.
berlapis dan bersilia terutama pada bagian atas
Kuman akan menginfiltrasi lapisan epitel, lalu
faring memiliki mekanisme pertahanan yang baik
akan mengikis epitel sehingga jaringan limfoid
dengan didukung oleh adanya organisme yang
superfisial bereaksi dan akan terjadi
bersifat komensal. Namun bila mekanisme
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
tersebut terganggu oleh berbagai faktor, maka
polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat
akan memudahkan penetrasi bakteri maupun virus
hiperemis, kemudian edema dan sekresi yang
patogen terhadap dinding faring yang selanjutnya
meningkat. Pada awalnya eksudat bersifat serosa
akan menimbulkan respon inflamasi mukosa
tapi menjadi menebal dan kemudian cenderung
dinding faring sehingga timbul manifestasi klinik
menjadi kering dan dapat melekat pada dinding
faringitis akut, seperti adanya nyeri telan.7
faring. Dengan keadaan hiperemis, pembuluh
Pada pasien ini juga didapatkan adanya darah dinding faring akan melebar.2
demam, hal ini disebabkan oleh karena adanya
Pada pemeriksaan fisik pasien ini
respon inflamasi lokal, yang menimbulkan gejala
didapatkan adanya sekret encer bening. Penyebab
demam ataupun timbulnya tanda-tanda radang.
terbanyak faringitis adalah infeksi virus (30%-
60%) yang biasanya terjadi bersamaan dengan

4
common cold dan agen penyebab terbanyak dari didasarkan pada anamnesis pasien, hasil
golongan Rhinovirus. Gejala dan tanda biasanya pemeriksaan fisik, dan bila perlu dapat dilakukan
terdapat demam disertai rinorea dengan sekret pemeriksaan penunjang kultur tenggorokan atau
serous, nyeri tenggorok, sulit menelan. rapid antigen test. Kultur tenggorokan adalah
gold standar untuk diagnosis faringitis.1,9,10
Penyebab lain faringitis selain virus Meskipun untuk diagnosis pasti adanya infeksi
adalah karena bakteri. Bakteri yang paling sering virus dengan melakukan pemeriksaan serologi,
menyebabkan faringitis adalah Group A β- namun pemeriksaan tersebut biasanya tidak
Hemolyticus Streptococcus (GABHS) yang dilakukan karena mahal dan penanganan pada
merupakan flora normal di saluran nafas bagian kasus ini hanya bersifat simtomatis.1,9,10,11
atas dan rongga mulut. Bakteri tersebut lebih
sering menyerang anak-anak usia sekolah. Pada Terapi pada viral faringitis meliputi
pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan istirahat, intake makanan, dan obat simtomatis
tonsil hiperemis dan terdapat eksudat untuk meringankan gejala. Orang dewasa sehat
dipermukaannya. Beberapa hari kemudian timbul pada umumnya akan pulih dalam waktu 1 minggu.
bercak petechiae pada palatum dan faring. Antibiotik tidak diberikan dan hanya
Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal diindikasikan jika ada infeksi sekunder. Pada
dan nyeri apabila ada penekanan. GABHS pasien ini telah diberikan terapi medikamentosa
menyebabkan kurang dari 15% kasus faringitis berupa Kalium diclofenac 50 mg/12 jam. Pasien
pada orang dewasa dan 15 -30 % pada anak- ini diberi terapi yang bersifat simptomatik dengan
anak.1,2,3 analgetik untuk mengurangi gejala yang
mengganggu pasien. Terapi spesifik khusus baik
Untuk menegakkan penyebab dan itu antiviral maupun antibiotik belum diberikan
menentukan terapi pasien ini, dilakukan hasil
karena faringitis akut diharapkan mengalami
perhitungan centor score ( Modifikasi Mclsaac ) resolusi spontan terutama bila daya tahan tubuh
dan didapatkan skor 1, yang berarti kecurigaan pasien baik. Di samping terapi medikamentosa,
adanya infeksi GABHS hanya 5%, sehingga tidak pemberian edukasi kepada pasien menjaga daya
diperlukan adanya pemberian antibiotik ataupun tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi
pemeriksaan serologi. Selain itu pada pasien ini dan olahraga teratur, memberitahu keluarga untuk
tidak didapatkan adanya tanda-tanda infeksi berhenti merokok, menghindari makan-makanan
bakterial lain, sehingga kita dapat mencurigai yang dapat mengiritasi tenggorok, memberitahu
penyebab faringitis pada kasus ini adalah karena keluarga dan pasien untuk selalu menjaga
virus.
kebersihan mulut, dan untuk mencuci tangan
secara teratur.1,3,8,11
Tatalaksana pasien dengan faringitis
harus disesuaikan dengan penyebab yang
mendasarinya. Penegakan diagnosanya

5
Sedangkan untuk faringitis bakterial RINGKASAN
seperti pada Streptokokus, antibiotik harus
diberikan untuk menghindari komplikasi terutama Dilaporkan pasien laki-laki, berusia 15

demam rematik dan glomerulonefritis.1 Antibiotik tahun dengan diagnosis faringitis kronis

diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis eksaserbasi akut. Terhadap pasien ini telah

akut ini adalah grup A Streptokokus β diberikan terapi analgetik dan edukasi. Pasien

hemolitikus. Penisilin G Banzatin 50.000 diharapkan kembali kontrol apabila keluhan

U/kgBB, IM dosis tunggal atau amoksisilin menetap atau semakin memburuk.

50mg/kgBB dosis dibagi 3kali/hari selama 10 hari


DAFTAR PUSTAKA
dan pada dewasa 3 x 500mg selama 6-10 hari.
1. Hoff SR dan Chang KW. Pharyngitis. Dalam:
Dapat juga diberikan Amoxicillin+Clavulanat
Eibling DE dan Newlands SD, editor.
dengan dosis 45 mg/kgBB perhari, terbagi dalam Bailey’s Head and Neck Surgery
Otolaryngology. Edisi ke-5. Philadelphia:
2 dosis diberikan dalam 7-10 hari. Untuk pilihan Lippincott Williams & Wilkins; 2014. hal.
ketiga dapat diberikan azitromycin atau 757769.
eritromisin 10mg/kgBB untuk dosis tunggal, 2. Joachim L, Campos D, Jr, dan Smeesters PR.
Pragmatic Scoring System For Pharyngitis In
dilanjutkan 5mg/kgBB perhari dalam 5 hari. LowResource Settings. Pediatrics.
Untuk pilihan terakhir dapat diberikan 2010;126:608-14.
Cefuroxime asetil dengan dosis 30mg/kgBB 3. Accera JR. Pharyngitis [internet]. USA. 2010.
[diperbarui 5 Februari 2015; dikutip 28 Maret
perhari terbagi dalam 2 dosis, untuk pemberian 7- 2018]. Dapat diakses di:
10 hari.1,8 Evaluasi kembali apabila ada keluhan http://emedicine.medscape.com/artic
untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mencegah le/764304overview#aw2aab6b2b4aa.
4. Urkin J dkk. Acute Pharyngitis: Low
adanya komplikasi yang lebih berat.1,3,7
Adherence to Guidelines Highlight Need for
Grater Flexibility in Managing Paediatric
Penatalaksanaan menjadi masalah dalam Cases. Acta Pediatrica. 2013;102:1075-80.
kasus kali ini karena memang secara umum, 5. Chandy SJ. Consequences of Irrational Use of
Antibiotics. Indian Journal of Medical
beberapa referensi menyatakan bahwa penyebab Ethics. 2008;5(4):174-175.
tersering faringitis kronis eksaserbasi akut adalah 6. Kerrow WM dan Bradley PJ. Throat Pain.
akibat infeksi virus pada dewasa dan bakteri pada Dalam Ludman H dan Bradley PJ, editor.
ABC of Ear, Nose, and Throat. Edisi ke-6.
anak, namun tidak tertutup kemungkinan adanya Wet Sussex: Wiley Blackwell; 2013 Hal. 89-
penyebab lain, yang tentu saja memerlukan 93. 7. Bisno AL. Acute Pharyngitis. N Engl J
Med. 2001; 344(3), 205-211.
pembuktian lebih lanjut dengan pemeriksaan
7. Suurna MV. Acute Pharyngotonsilitis.
yang lebih mendukung terutama apabila setelah Dalam: Lalwani AK, editor. Current
Diagnosis & Treatment in Otolaryngology-
menjalani pengobatan, perjalanan penyakit tidak
Head and Neck. Edisi ke-3. New York: Mc
membaik atau bahkan menjadi lebih buruk.1,10 Graw Hill; 2012 hal. 363-365.
8. Ebell MH, Smith MA, Barry HC, et al. The
rational clinical examination. Does this

6
patient have strep throat?. JAMA. 2000 Dec
13. 284(22):2912-8.
9. Bisno A., Gerber M., Gwaltney J., et al.
Practice for Diagnosis and management of
Group A Streptococcal Pharyngitis.
Infectious Disease of America. 2002
10. McIsaac WJ, White D, Tannenbaum D, et al.
A clinical score to reduce unnecessary
antibiotic use in patients with sore throat.
CMAJ. 1998 Jan 13. 158(1):75-83.

Anda mungkin juga menyukai