TONSILOFARINGITIS
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
2.8 Prognosis
Kejadian komplikasi pada faringitis akut virus sangat jarang. Beberapa kasus
dapat berlanjut menjadi otitis media purulen bakteri. Pada faringitis bakteri dan virus
dapat ditemukan ulkus kronik yang cukup luas. Komplikasi faringitis bakteri terjadi
akibat perluasan langsung atau secara hematogen. Akibat perluasan langsung,
faringitis dapat berlanjut menjadi rinosinusitis, otitis media, mastoiditis, adenitis
servikal, abses retrofaringeal atau parafaringeal, atau pneumonia. Penyebaran
heatogen Streptokokus β hemolitikus grup A dapat megakibatkan meningitis,
osteomielitis, atau artritis septik, sedangkan komplikasi nonsupuratif berupa demam
reumatik dan glomerulonefritis.
BAB III
KESIMPULAN
Faringitis adalah keadaan inflamasi pada struktur mukosa, submukosa
tenggorokan. Jaringan yang mungkin terlibat antara lain orofaring, nasofaring,
hipofaring, tonsil dan adenoid. Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari
orang yang menderita faringitis. Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang
dingin, turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi
alkohol yang berlebihan.
Gejala dan tanda yang ditimbulkan faringitis tergantung pada mikroorganisme
yang menginfeksi. Secara garis besar faringitis menunjukkan tanda dan gejala-gejala
seperti lemas, anorexia, suhu tubuh naik, suara serak, kaku dan sakit pada otot leher,
faring yang hiperemis, tonsil membesar, pinggir palatum molle yang hiperemis,
kelenjar limfe pada rahang bawah teraba dan nyeri bila ditekan dan bila dilakukan
pemeriksaan darah mungkin dijumpai peningkatan laju endap darah dan leukosit.
Untuk menegakkan diagnosis faringitis dapat dimulai dari anamnesa yang cermat dan
dilakukan pemeriksaan temperature tubuh dan evaluasi tenggorokan, sinus, telinga,
hidung dan leher. Pada faringitis dapat dijumpai faring yang hiperemis, eksudat,
tonsil yang membesar dan hiperemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher.
Terapi faringitis tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah
bakteri maka diberikan antibiotik dan bila penyebabnya adalah virus maka cukup
diberikan analgetik dan pasien cukup dianjurkan beristirahat dan mengurangi
aktivitasnya. Dengan pengobatan yang adekuat umumnya prognosis pasien dengan
faringitis adalah baik dan umumnya pasien biasanya sembuh dalam waktu 1-2
minggu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dwi IA, Yulisna, Sulistyo G. 2017. Nekrosis Epidermal Toksik pada Pasien
Geriatri. J AgromedUnila Vol. 4 No. 1. Lampung: Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016.
3. Asnel MS, Putri RF. 2015. Nekrosis Epidermal Toksik. Padang: Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas
4. Cohen V.Toxic Epidermal Necrolysis.Medscape reference.2011.WebMD.