in Ekiti, Nigeria Disusun oleh: Himawan Widyatmiko, S.Ked 1765050050 Pembimbing: dr. Fransiskus Harf Poluan, Sp. THT-KL KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PERIODE 10 DESEMBER 2018 - 19 JANUARI 2019 JAKARTA 2018 1 2 PENDAHULUAN
3 Pendahuluan
■ Rinitis alergi terjadi ketika aeroallergen memicu pelepasan
histamine hidung hidung tersumbat, rinore, bersin dan hidung gatal. Keluhan pada mata, hidung dan tenggorok sering diikuti. ■ American survey 61% anak rhinitis alergi. ■ Rinitis alergi alergi menetap dan alergi musiman. ■ Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma (ARIA) intermiten dan persisten.
4 Pendahuluan
■ Rinitis alergi tungau debu rumah, serbuk sari rumput,
serbuk sari pohon, kecoak, hewan pengerat, serbuk sari gulma, kucing, anjing, dan jamur. ■ Rinitis non alergi cuaca, asap dan bau. ■ Komplikasi rhinitis alergi sinusitis akut/kronik, otitis media, gangguan tidur atau apnu, masalah gigi. ■ Tujuan dari penelitian menentukan prevalensi, sosiodemografi, penyakit komorbid, komplikasi dan kualitas hidup pasien. 5 METODE PENELITIAN
6 Bahan dan Metode
■ Jenis penelitian deskriptif
■ Lokasi penelitian Poli THT RS Universitas Ekiti, Nigeria ■ Waktu penelitian Juni 2015 – Mei 2017 ■ Sampel penelitian 265 anak (2341 anak) ■ Kriteria inklusi – Anak usia < 18 tahun dengan diagnosis rhinitis alergi ■ Analisa penelitian SPSS version 18
7 HASIL PENELITIAN
8 9 10 11 12 13 14 DISKUSI
15 Diskusi
■ Prevalensi rhinitis alergi 6.1% (lebih rendah dari penelitian
sebelumnya) – Mungkin karena mayoritas pasien dengan kondisi ini dirawat oleh dokter keluarga atau dokter anak di rumah sakit perifer. ■ Prevalensi laki-laki 63% (sama dengan penelitian lain, namua ada juga beberapa penelitian yang berbeda) – Temuan paritas jenis kelamin mungkin secara kebetulan. ■ Mayoritas anak prasekolah 40.4% (sebanding dengan penelitian lain) ■ Lingkungan yang mempengaruhi rhinitis alergi debu (59.6%), asap kendaraan (9.1%), rokok (18.9%) sebanding dengan penelitian lain. 16 Diskusi
berair (65.3%), sering bersin (58.5%) sebanding dengan penelitian lain. ■ Dalam pengelolaan pasien dengan rinitis alergi pada anak-anak dalam penelitian ini menggunakan pendekatan multidisiplin dokter umum, dokter anak, dokter THT, ahli alergi. – penghindaran alergen, intervensi medis dan terapi pembedahan terhadap penyakit komorbid.
17 KESIMPULAN
18 Kesimpulan
■ Rinitis alergi sangat umum dan mempengaruhi semua kelompok
usia anak. ■ Prevalensi rinitis alergi dalam penelitian ini rendah dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.