Rhinitis Alergi
Oleh:
OLSA AL SHAPIRA 102120013
Pembimbing
dr. Saiful Bahri Bangun, Sp. THT-KL
kasus rinitis alergi dapat menyebabkan gangguan pada aktifitas hidup seharihari
yang pada akhirnya menyebabkan beban pada masalah ekonomi dan kesehatan.
Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen
spesifik tersebut.
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat
setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E (WHO ARIA,
2001)
Epidemiologi Prevalensi rhinitis alergi bervariasi antara 0,8-14,9% pada usia
6-7 tahun dan 1,4- 39,7% pada usia 13-14 tahun di seluruh
dunia
2. Late Phase Allergic Reaction atau Reaksi Alergi Fase Lambat (RAFL) yang berlangsung 2-4 jam
dengan puncak 6-8 jam (fase hiperreaktifitas)setelah pemaparan dan dapat berlangsung sampai 24-
48 jam.
Gambar. Patofisologi Rhinitis Alergi
Benjamini E, Coico R, Sunshine G. Immunology: A Short Course. 4th ed. John Wiley & sons. 2000.
Klasifikasi Rhinitis Alergi
Yang gi Min. The Pathophysiology, Diagnosis and Treatment of Allergic Rhinitis. ARIA. Allergy Asthma Immunol Res. Vol 2. 2010.
Penegakan Diagnosis
Gejala Klinis
Hitung Eosinofil
Pemeriksaan IgE Spesifik
ditemukannya eosinofil sebanyak >30%
dengan RAST atau ELISA
memiliki spesifisitas sangat tinggi untuk
mendiagnosis rhinitis alergi
Polip hidung
Sinusitis Paranasal
Hipertrofi Adenoid
Terimakaasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik