Abstrak
Rinitis alergi merupakan gangguan fungsi hidung yang terjadi setelah terjadi reaksi alergi yang diperantarai IgE. Rinitis alergi
bukan suatu penyakit yang berat, namun dapat menurunkan kualitas hidup penderita. WHO-ARIA (Allergic Rhinitis and Its
Impact on Asthma) menganjurkan tes tusuk kulit (TTK) sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, tetapi
tidak semua sarana kesehatan memiliki fasilitas tersebut. Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan untuk
mendiagnosis rinitis alergi yaitu pemeriksaan eosinofil mukosa hidung. Pemeriksaan ini dapat dikerjakan di setiap sarana
kesehatan dengan pewarnaan sederhana.Suatu penelitian serial kasus dilakukan pada 8 subyek tersangka rinitis alergi di
poliklinik alergi Departemen THT-KL RSMH Palembang dan dlakukan pemeriksaan tes tusuk kulit dan eosinofil dari kerokan
mukosa hidung. Sebanyak 7 subyek menunjukkan TTK positif, 5 subyek terdapat eosinofil pada mukosa hidung, 4 subyek
positif terhadap kedua pemeriksaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemeriksaan eosinofil mukosa hidung mendukung
suatu rinitis alergi, tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak.
Kata kunci:eosinofil kerokan mukosa hidung, rinitis alergi, tes tusuk kulit
Korespondensi: dr. Adelien, Sp.T.H.T.K.L, alamatJl. Syakyakirti No. 60 Palembang, HP 08127888070, email
adelientaswin@gmail.com
Tabel 1. Karakteristik Jenis Kelamin dan Usia Dari 8 subyek yang dilakukan
Subyek Penelitian pemeriksaan TTK dan eosinofil kerokan
TTK hidung, 7 subyek menunjukkan TTK positif, 5
Karakteristik Positif Negatif Jumlah subyek eosinofil positif, dan 5 subyek positif
N(%) N(%) keduanya (Tabel 3).
Jenis
kelamin Tabel 3. Hasil Pemeriksaan TTK dan Eosinofil
Laki-laki 5 (62,5) - 5 (62,5) Kerokan Mukosa Hidung
Perempuan 2 (25) 1 (12,5) 3 (37,5) Tes Tusuk Kulit Jumlah
Eosinofil
Positif Negatif
Usia (tahun)
Positif 5 (62,5%) - 5 (62,5%)
<30 5 (62,5) - 5 (62,5)
Negatif 2 (25%) 1 (25%) 3 (37,5%)
≥30 2 (25) 1 (12,5) 3 (37,5)
Jumlah 7 (87,5%) 1 (25%) 8 (100%)