Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Anamnesis
• Gejala rhinitis alergi yang khas :
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan rhinoskopi anterior -> mukosa
edem, basah , pucat/livid.
• Pada anak -> allergic shiner, salute, crease
Pemeriksaan Penunjang
In vitro In vivo
• Hitung eosinofil darah tepi • Pemeriksaan tes cukit kulit
• IgE total • Uji intrakutan/intradermal
• IgE spesifik dengan Radio yang tunggal atau berseri
Immunosorbent Test) (Skin End-Point Titration)
atau • Provocative Dilutional Food
• Enzyme Linked Immuno Test dengan “Challenge
Sorbent Assay Test Test”
• Kerokan mukosa
Diagnosis Banding
Rhinitis Vasomotor Rhinitis Medikamentosa
• Bentuk rhinitis hipertrofik. • Umumnya juga dianggap
Etiologi tidak diketahui , sebagai suatu bentuk
meskipun telah diajukan rhinitis hipertrofik,berkaitan
factor psikosomatik. Dapat dengan penggunaan obat-
dikelirukan dengan rhinitis obat hidung topical secara
alergika. berlebihan.
Tatalaksana
1. Eliminasi Antigen
2. Medikamentosa
3. Operatif
4. Immunoterapi
5. Edukasi
Klasifikasi Antihistamin
Kelas 1 Etalonamin adalah antagonis H-1 yang sangat poten dan efektif. Efek
samping utama adalah sedasi. Efek samping saluran cerna jarang terjadi.
Kelas 2 Etilendiamin adalah antagonis H-1 yang sangat efektif. Efek samping
Kelas 3 Alkilamin merupakan salah satu antagonis H-1 yang paling aktif. Lebih
jarang menimbulkan sedasi. Tiga dari empat resep yang dibuat dokter
Juga tersedia bermacam-macam senyawa lain yang bukan anggota salah satu kategori
Polip Otitis
Hidung Media Efusi
Daftar Pustaka
1. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, VII ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2012.
2. Pengurus Pusat PERHATI-KL. Panduan Praktik Klinis di Bidang Telinga Hidung Tenggorok -
Kepala Leher. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok - Kepala
Leher; 2016. http://perhati-kl.or.id/wp-content/uploads/2016/06/PPK-PPKT-
CP_PP_PERHATI-KL_Vol-2.pdf (diakses 16 april 2017).
3. Novina Rahmawati, Suprihati. Faktor Resiko yang Mempengaruhi DIsfungsi Tuba Eustachius
Pada Penderita Rhinitis Alergi Persisten. ORLI 2011; 41(2): .
http://www.orli.or.id/index.php/orli/article/download/51/49 (diakses 16 april 2017).
4. F.Paulsen & J.Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, 23 ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran; 2013.
5. Melati Sudiro. Eosinofil Kerokan Muosa Hidung sebagai Diagnostik Rhinitis Alergi. MKB
2010; 42(1): . http://download. portalgaruda.org/article.php?article=66364&val = 4804
(diakses 16 april 2017).
6. Lynn S.Bickley. BATES Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan, 8 ed. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
7. Adams Boies Higler. BOIES Buku Ajar Penyakit THT, 6 ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran; 2015.
8. World Health Organization. ARIA At-A-Glance Pocket Reference. : ; 2016.
http://aaia.ca/learnthelink/images/ARIA_07_At_A_Glance_1st_Edition_July_07.pdf
(accessed 16 April 2017).