Pembimbing :
dr. M. Bima Mandraguna, Sp THT-KL
dr. Aditya Arifianto, Sp THT-KL
Allergic Rhinitis
Jamur Kepiting
musiman
Berdasarkan sifat
berlangsungnya
Sepanjang tahun
Rinitis Intermiten
Lama
alergi serangan
Menetap
Ringan
Derajat
sakitnya
Berat Klasifikasi
Patofisiologi Rhinitis Alergi
Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFC)
Berlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase hiperaktivitas) setelah
pemaparan dan gejala dapat muncul sampai 24-48 jam
Muncul 2-8 jam setelah kontak dengan alergen (tanpa kontak tambahan
dengan alergen)
Gejala berupa bengkak, kongesti, sekret kental karena infiltrasi sel peradangan
F S
a e
s n
e s
i
t
i
s
a
s
i
Gejala klinis
Gejala klinis rinitis alergi yang khas adalah serangan bersin
berulang
Gejala lain :
•Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak
•Hidung tersumbat
•Hidung dan mata gatal
•Kadang disertai banyak air mata keluar
(lakrimasi)
Diagnosis
– Anamnesis :
berupa bersin, rinore, hidung tersumbat
• Riwayat alergi terhadap bahan tertentu dan
adanya riwayat alergi pada keluarga
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior :
terlihat mukosa hidung edema, basah, pucat kebiruan, ditemukan sekret
encer yang banyak
In
In
vintro
vivo
Laboratorium Skin prick
Hitung kadar IgE
test
Penatalaksanaan
Non
farmakologi
Imunoterapi
Nonpharmacologic Therapy
• Antihistamin
– Antagonis yang bekerja secara inhibitor kompetitif pada reseptor H-1
– Mengurangi gejala bersin, rinore, gatal
• Decongestant agent
Gol. simpatomimetik beraksi pada reseptor adrenergik pada mukosa
hidung untuk menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan mukosa yang
membengkak, dan memperbaiki pernafasan
Kortikosteroid
– Kortikosteroid topikal
• Pilihan pertama untuk rinitis alergi persisten sedang-berat
efek antiinflamasi jangka panjang
• Mula kerja lambat (12 jam), efek maksimum beberapa hari
sampai minggu
• Budesonide, beklometason, fluticason,mometason furoat,
triamcinolon acetonide
• Dosis dws : 1 x II semprot/hr, anak 1 x I semprot /hr
– Kortikosteroid oral
• Jangan gunakan sebagai pengobatan lini I
• Terapi jangka pendek (3 – 5 hr). Dosis tinggi, tapp off
• Pada rinitis alergi berat yang refrakter
TERAPI LAINNYA
•Imunoterapi
•Operatif :
• Tindakan konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior),
• Konkoplasti bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan
dengan cara kauterisasi memakai AgNO3 25% atau triklor asetat
Kesimpulan
• Rinitis alergi adalah kelainan pada hidung
akibat terpapar alergen dan diperantarai IgE
• Diagnosa rinitis alergi ditegakkan dengan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (Skin test)
• Terapi rinitis alergi: edukasi pasien untuk
menghindari alergen, farmakoterapi
Daftar pustaka
• Yahya K. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Rinitis
Alergi Pada Usia 13-14 Tahun di Daerah Ciputat Timur
dengan Menggunakan Kuesioner International Study Of
Asthma And Allergy In Childhood (ISAAC) Tahun 2013.
2013.
• Soepardi, E. A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., & Restuti,
R. D. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala & leher. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
2007.