Anda di halaman 1dari 62

PEMERIKSAAN

NERVUS
CRANIALIS
12 pasang
nn.
kranialis

1. N. Olfaktorius 7. N. Fasialis
2. N. Optikus 8. N. (vestibulocochlearis)
3. N. Okulomotorius 9. N. Glosofaringeus
4. N. Trokhlearis 10. N. Vagus
5. N. Trigeminus 11. N. Asesorius
6. N. Abdusen 12. N. Hipoglosus
N. OLFAKTORIUS
 Fungsi : pembauan
• Persiapan : Pasien hrs sadar & kooperatif
• Bahan :kopi,teh,tembakau,jeruk, pepperminth,kamper,aq.rosarum
• Pemeriksaan :
1.Subyektif : Keluhan pasien
2.Obyektif
A.Inspeksi
• Periksa kedua lubang hidung
• yakinkan jalan pernafasan & mukosa baik.
B.Identifikasi:
1. Pasien diberitahu bahwa daya penciumannya hendak diperiksa.
2.Tutup mata pasien.
3.Pasien mengidenfikasi apa yang tercium olehnya bila suatu zat di dekatkan
pada lubang hidungnya.
• Interpretasi :
- Normal
- Hiperosmia
- Anosmia
- parosmia
- Hiposmia
- Halusinasi olfactorik
N. OPTIKUS

• Meneruskan rangsang cahaya dari retina ke lobus oksipitalis.


• Fungsi : penglihatan, reflek cahaya (aferen)
• Pemeriksaan :

☺Tajam penglihatan
☺Lapang pandang
☺Pengenalan warna  test ischihara
☺Funduskopi
Tajam penglihatan
• Pasien berdiri 6 m dari kartu snellen.
• Mata kiri ditutup dengan tangan kiri dan
visus mata kanan diperiksa.
• Dengan mata kanannya membaca huruf-
huruf dalam tabel snellen.
• Begitu jg sebaliknya u/ mata kiri.
INTERPRETASI
• 6/6 : dpt melihat huruf pd jarak 6 m, dimana oleh orang normal dpt dilihat pd
jarak 6 m
• 6/30 : dpt melihat huruf pd jarak 6 m, dimana oleh orang normal dpt dilihat pd
jarak 30 m
BILATDK DPT MELIHAT HURUFTERBSR , DILAKUKAN UJI HITUNG JARI
• 3/60 : dpt menentukan jumlah jari pd jarak 3 m, yg oleh orang normal dpt terlihat
pd jarak 60 mtr
• 1/60 : dpt menghitung jari pd jarak 1 m
BILA TDK DPT MENGHITUNG JUMLAH JARI, DILAKUKAN UJI LAMBAIAN TANGAN
DIMANA ORANG NORMAL DPT MELIHAT LAMBAIANTANGAN PD JARAK 300 M
• 1/300 : melihat lambaian tangan pd jarak 1 m
• bila hanya dpt melihat adanya sinar  visus = 1/~ orang normal dpt melihat
adanya sinar pd jarak tak terhingga ( ~ )
BILATDK MENGENAL SINAR SAMA SEKALI
• visus = 0 ( buta total )
Lapang pandang Metode test :
1. Tanpa alat :
– Test konfrontasi.
2. Dengan alat :
– Test kampimeter.
– Test perimeter.
• Gangguan lapang pandang menjadi petunjuk lokasi lesi
• Lesi di chiasma akibat dari fraktur sela, tumor gld pituitari, aneurysma a.
carotis int
• Lesi pada radiatio optika bisa disebabkan krn lesi di lob. parietalis,
temporalis, oksipitalis.
• Papil edema terjadi krn n. optikus diselimuti duramater, shg peningkatan
TIK disalurkan juga ke n. optikus.
• Trias TIK  (SOP) : nyeri kepala, muntah, papil edema
N. OKULOMOTRIUS (N. III)
N. TROKHLEARIS (N. IV)
N. ABDUSEN (N.VI)
• Mempersarafi otot2 penggerak bola mata
• N. okulomotorius :
- m.rektus medialis
- m. rektus superior
- m. rektus inferior
- m. obliqus inferior
- m. konstriktor pupil
• N. trokhlearis : m. obliqus superior
• N. abdusen : m. rektus lateralis.
Pemeriksaan gerakan bola mata

• Penilaian gerakan monokular


• Penilaian gerakan kedua
bola mata atas perintah
• Penilaian gerakan bola mata
mengikuti obyek bergerak
• Pemeriksaan gerakan
konjungat reflektorik (doll’s
eye movement)
Interpretasi gerakan bola mata
Normal :
• Geakan konjungat
• Gerakan diskonjungat/ gerakan konversion
• Dolls eye movement (+)
Kelainan :
• Tanda parinaud (+) (paralisis lirikan ketas)
• Stabismus
• Gerakan okulogirik
• Diplopia
• Gangguan gerakan bola mata kesamping
• Gangguan gerakan bola mata adduksi,
kebawah
Pemeriksaan & Interpretasi
Pupil-Reaksi pupil
Pemeriksaan :
• Observasi bentuk, ukuran pupil &
posisi pupil
• Perbandingan pupil kanan dan
kiri
• Pemeriksaan reflek pupil
– Reflek cahaya langsung
– Reflek cahaya tidak langsung atau
konsensuil
– Reflek pupil akomodatif / reflek pupil
konvergensi
N. TRIGEMINUS
• Memiliki akar sensoris dan motoris.
• Akar motoris mempersarafi otot 2 pengunyah:

- m. temporalis
- m. masseter
- m. pterigoideus lateralis
- m. pterigoideus medialis
Selain otot pengunyah juga :

- m. milohyoideus
- m. digastrikus anterior
- m. tensor veli palatini (di memb tympani)
Pemeriksaan
1. Fungsi motorik N. Trigeminus
2. Fungsi sensorik N.Trigeminus
3. Reflek Trigeminal

1. Fungsi Motorik N. Trigeminus


• Ps/ menggigit giginya sekuat-kuatnya, palpasi m.maseter &
temporalis
• Ps/ membuka mulutnya,perhatikan deviasi rahang bawah(
m.pterigoideus lateralis)
• Kayu tong spatel digigit bergantian, bandingkan bekas gigitan(
M.Pterigoideus Medialis)
• Akar sensoris meliputi daerah kulit wajah; mukosa mulut, hidung dan
sinus; gigi; duramater; dan sebagian besar pembuluh darah intra kranial.

• Bagian perifer terbagi :


- n. oftalmikus (n V.1)
- n. maksilaris (n. V.2)
- n. mandibularis. (n. V.3)

• Lesi supra nuklear  onion ring


3.Reflek Trigeminal
Pemeriksaan :
• Reflek Zigomatikus
• Reflek Kornea
• Reflek Bersin
• Reflek Nasal Bechterew
• Reflek Masseter
• Reflek Menetek
Neuralgia trigeminal
• Nyeri neuropatik yang dirasa di sebaran n.V.2 atau n. V.3
• Seringkali idiopatik, namun dapat karena :
- osteitis os petrosus
- kompresi akar saraf oleh arterial loop.

Trismus
• Spasme tonik otot pengunyah
• Ensefalitis akut pada pons krn tetanus, rabies.
N. FASIALIS

Fungsi :

ekspresi wajah
sekresi galndula lakrimalis, gld sublingualis, gld
submandibularis
pengecapan 2/3 depan lidah
mengurangi getaran stapes

Reflek kornea :

aff. N.V - eff. N. VII


Pemeriksaan

Pemeriksaan & Interpretasi fungsi motorik


• Observasi otot wajah dlm keadaan istirahat
KELAINAN
• Lesi infra nuklear (LMN)
- biasanya komplit, mengenai semua otot wajah,
hiperakusis, sekresi air mata dan liur ↓.
- contoh umum Bell’s palsy.
> tjd pembengkakan saraf shg konduksi tgg.
> pdu sembuh sempurna dalam bbrp
minggu.
> bbrp mengalami “crocodile tears”
- Ramsay Hunt syndrome krn Herpes Zoster otikus
tjd paralisis otot wajah, rash di meatus
akustikus ekst, nyeri
• Lesi nuklear

- topis lesi di pons, sering krn trombosis, perdarahan,


tumor, peradangan (polioensefalitis)
- sering menyebabkan hemiparesis alternan.

• Lesi supra nuklear (UMN)

- sering pada stroke

- otot dahi tidak paralisis, krn inervasi bilateral


N. Vestibulo koklearis
• Terdiri dari n. vestibularis & n. koklearis
• Sistem vestibularis tdd : labirin, n. vestibularis, jaras vest. sentral.
• Refl. Vestibulo okularis  mempertahankan mata pd obyek tertentu
• Gangguan menyebabkan :

- vertigo

- nistagmus
- hilang keseimbangan
• Sistem auditorius tdd telinga luar, tengah, dalam
• Telinga dalam tdd koklea (tdp organ korti) dan n.
akustikus (koklearis) serta jaras2.

Gangguan pendengaran (tuli)

Tuli konduksi
- kelainan pd. telinga luar & tengah
- et. serumen, otitis media, otosclerosis
Tuli persepsi = sensorineural deafness
- kelainan pd. telinga dalam
- et. Ketulian pd lansia, occupational deafness,
ototoxic deafness, infectious deafness (mumps,
rubela), acoustic neurinoma
PEMERIKSAAN
Tes Pendengaran garputala
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
Rinne Test Schwabach

Weber Test
Pemeriksaan N.Vestibularis
Pemeriksaan keseimbangan :
– Uji romberg
– Jalan ditempat dengan mata tertutup
– Mengerak-gerakkan kedua anggota bagian atas, keatas, kebawah dengan
mata tertutup
• Interpretasi :
– Romberg +
– Jalan berubah arah kesisi labirin yg rusak
– Deviasi kearah labirin yg rusak
N. GLOSOFARINGEUS
Fungsi :

Menelan
Sekresi liur gld. parotis
Pengecapan 1/3 belakang lidah
Aff. Reflek muntah
Aff. Baroreseptor pada sinus karotikus
Aff. Kemoreseptor pada glomus karotikus.
Jarang lesi hanya terjadi pada n. IX, seringkali bersamaan dg n. X dan n. XI

Penyebab lesi :

Fraktur basis kranii


Tumor basis fosa posterior
Aneurisma a. vertebralis dan basilaris
Paralisis bulbar progresif
Siringobulbi
Normal Oropharynx

Left CN9 Dysfunction: Patient status post


stroke affecting left CN9. Uvula therefore
pulled over towards right.
N. VAGUS
Merupakan komponen utama persarafan parasimpatis

Fungsi :
 Menelan  otot2 faring & palatum mole
 Bersuara  konstriktor faring, pita suara
 Sensoris  kulit telinga bag. posterior, meatus akustikus
ekst.
 Sensasi dari faring & laring
 Aff. refl. batuk
 Cardiac depresor, bronchoconstrictor,motilitas & sekresi GI
 Baroreseptor dan kemoreseptor pada bulbus dan sinus aorta
Lesi n. vagus :
 Intra kranial : tumor, hematom, trombosis, MS, ALS, siringobulbi,
meningitis
 Perifer : neuritis, tumor, penyakit kelenjar, trauma.

Paralisis lengkap bilateral n. vagus cepat menyebabkan kematian.

Gangguan menelan (disfagia)  paralisis n. IX dan n. X


PEMERIKSAAN Nervus Glosofaringeus &
Nervus Vagus ( N IX & N X )

Pemeriksaan Fungsi Motorik


A.INSPEKSI LENGKUNG LANGIT-LANGIT
• Minta penderita membuka mulut & suruh ucapkan “Ah,Ah”
• Perhatikan lengkung langit-langit dan posisi uvula
B. Pemeriksaan fungsi menelan
– Minta penderita minum air
– Perhatikan mampu minum air atau air masuk ke hidung

C.Pemeriksaan Fonasi suara


– Minta penderita mengucapkan “ a.a.a.a.a.”
• Interpretasi :
– Normal
– Ggn fonasi suara “sangau”
2.Pemeriksaan fungsi parasimpatis
– Inspeksi sekresi kelenjar ludah
• Interpretasi :
– Normal
– Kelainan : sekresi kelenjar ludah –

3.Pemeriksaan Fungsi Sensorik


– Reflek muntah  Sentuh bagian atas faring/palatum
molle
N. ASESORIUS

Mempersarafi : m. sternocleidomastoideus dan m. trapesius.

Lesi  kesulitan menolehkan kepala

Penyebab lesi :

Trauma kepala
Amiotropik lateral sclerosis
Tumor pd foramen magnum
PEMERIKSAAN

1.Pemeriksaan Fungsi M.Sterno Kleidomastodius


– Pasien memutar kepala ke sisi yg sehat.
– Pemeriksa meraba M.sterno kleidomastoideus sisi kontralateral.
• Interpretasi :
– Normal : Kontraksi +
– Kelainan : Kontkaksi -
2. Pemeriksaan Fungsi M.Trapezius
A.Saat Istirahat
B.Saat bahu digerakkan
• Interpretasi :
– Normal : simetris
– Kelainan :
 Asimetris
 kelemahan pd
 bahu yg sakit
N. HIPOGLOSUS
Mempersarafi otot2 lidah : stiloglosus, hioglosus, genioglosus

Lesi unilateral  disartria


Lesi bilateral  disartria dan disfagia

Lesi unilateral; supraneklear  kelemahan, et: trombosis, hematom,


tumor, MS
Lesi bilateral, nuklear  kelemahan dan atrofi, et : paralisis bulber,
ALS, siringobulbi, poliomielitis
Macam2 disartria :
 Spastik
 Cerebelar
 Ekstra piramidal
 LMN

Berdasar organ yg terganggu :


 Lingual
 Labial
 Palatal
Pemeriksaan

• Inspeksi lidah saat istirahat


• Inspeksi lidah saat dijulurkan
• Pemeriksaan artikulasi kata “ ular loreng
lari lurus dilorong”
• Interpretasi :
– Normal : Deviasi –
– Kelainan : Deviasi +
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai