Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN FISIK THT

M u h ammad A l ma W i jaya

Preseptor:
R. Ayu Hardianri , dr., Sp.T.H.T.K.L
STATUS LOKALIS - TELINGA
Notes:
• Selalu mulai dari telinga yang normal terlebih dahulu
• Inspeksi dan palpasi telinga luar: cuci tangan, memakai
gloves, masker dan headlamp
Inspeksi dan Palpasi Telinga Luar
• Preaurikular, aurikular, retroaurikular
◦ Kelainan kongenital
◦ Tanda peradangan (dapat diperiksa dengan menarik telinga ke
arah posterior atau menekan daerah tragus)
◦ Fistula, fluktuasi, sikatriks
◦ Sekret dan tanda pendarahan
STATUS LOKALIS - TELINGA
Pemeriksaan Canalis Acustikus Externa dan Membran Timpani
• Menggunakan Otoscope dan Headlamp
• Bila terdapat kotoran maka dapat dibersihkan terlebih dahulu
• Pegang daun telinga, ibu jari & jari tengah membuka daun telinga, jari telunjuk menarik tragus
kedepan.
• Pemeriksaan meliputi :
◦ Keadaan umum CAE
◦ Sekret, serumen
◦ Edema, jaringan granulasi
◦ Massa, kolesteatoma
◦ Penampakan MT (bentuk, warna, keutuhan dan cahaya)
TES PENDENGARAN
A. TUNING FORK TEST (512 Hz)
Rinne Test
• Pegang garpu tala dengan 1 tangan
• Getarkan, lalu tempatkan di tulang mastoid hingga pasien tidak
mendengar suara
• Pindahkan garpu tala ke depan lubang EAC dan tanyakan apakah
pasien masih mendengar suara/tidak
• Lakukan prosedur yang sama pada telinga satunnya
INTERPRETASI:
• Rinne test (+) : pasien masih mendengar saat garpu tala dipindahkan
kedepan CAE
• Rinne test (-) : pasien tidak mendengar saat garpu tala dipindahkan
kedepan CAE
TES PENDENGARAN
A. TUNING FORK TEST (512 Hz)
Weber Test
• Pegang garpu tala dengan 1 tangan
• Getarkan, lalu tempatkan di tengah dahi
• Tanyakan apakah suara lebih terdengar pada sisi
kanan/kiri atau pasien mendengar sama keras di
kanan&kiri
INTERPRETASI:
• Normal : suara simetris, terdengar sama keras di kanan & kiri
• Unilateral sensoryneural hearing loss: suara lateralisasi ke sisi yang sehat
• Unilateral conductive hearing loss: suara lateralisasi ke sisi yang sakit
Interpretasi Rinne & Weber Test
TES PENDENGARAN
B. TES BISIK/SUARA
• Digunakan untuk mengetahui keparahan hearing loss
• Jarak pasien & pemeriksa 1 meter, dilakukan di ruangan
kedap suara. Pasien duduk menyamping sehingga telinga
menghadap pemeriksa. (posisi ini juga mencegah pasien
membaca gerakan bibir pemeriksa saat berbicara)
• Telinga yang sedang tidak diperiksa diberikan masking voice
seperti barany noice box/noisy ticking wrist watch
• Minta pasien mengulang kata yang diucapkan pemeriksa, 5-
10 kata.
TES PENDENGARAN
Interpretasi pendengaran:
• Normal ( 0-25 dB): Mendengar suara berbisik
• Mild hearing loss (26-40 dB): Dapat mendengar dan mengulang kata-kata dengan suara
normal saat berbicara.
• Moderate hearing loss (41-60 dB): Dapat mendengar dan mengulang kata-kata dengan suara
berteriak.
• Severe hearing loss (61-80 dB): Dapat mendengar dan mengulang kata-kata dengan suara
berteriak di samping telinga.
• Profound hearing loss (> 80 dB): Tidak dapat mendengar dan mengulang kata-kata dengan
suara berteriak di samping telinga.
TES KESEIMBANGAN
Tes Romberg
• Minta pasien berdiri.
• Jelaskan prosedur sambil memperagakan.
• Salah satu kaki pasien ada di depan kaki lainnya; jari-jari kaki belakangnya
menempel tumit kaki depannya.
• Tangannya disilangkan di depan dada dan tutup mata. (Bisa juga tangannya ke
depan).
• Posisi pemeriksa ada di belakang pasien, takut pasien jatuh.
• Apabila pasien jatuh, catat kemana jatuhnya. Pasien akan jatuh ke arah telinga
yang sakit.
Tes Tendem Gait
• Sama seperti Romberg, tapi pasien diminta jalan dan mata dibuka.
• Pasien akan jatuh ke arah telinga yang sakit.
STATUS LOKALIS - HIDUNG
Pemeriksaan Wajah
• Inspeksi: simetris, deformitas, luka, bengkak
• Palpasi bagian tulang frontal, temporal, maxilla, zygomatic, mandibular, dan mental
(benjolan, tanda infeksi, fraktur, atau deformitas)
• Perkusi pada sinus frontalis dan sinus maxillaris (sakit/tidak)
STATUS LOKALIS - HIDUNG
Rinoskopi Anterior
• Posisi kita berhadapan dengan pasien. Agar kita nyaman,
pasien bisa diminta mendongak, jangan sampai kita yang
menunduk.
• Gunakan nasal speculum. Cara pegang: Jempol di joint
speculumnya, telunjuk di speculum bagian atasnya. Sisa 3
jarinya pegang bagian bawah, untuk buka-tutup.
• Masukkan ke dalam lubang hidung. Saat sudah masuk,
horizontalkan, buka speculumnya. Tangan satunya lagi bisa
membantu buka lubang hidungnya.
STATUS LOKALIS - HIDUNG
• Cek bagian mukosa: Apakah ada :
• tanda inflamasi,
• mukosa tampak pucat atau kebiruan,
• ada pembengkakan?
• Apakah ada cairan keluar
• Polip, atau tumor?
• Krusta
• Apakah ada deviasi septum? Keadaan inferior dan middle turbinate?
• Pasase udara?
• Keluarkan speculum. Caranya, tutup speculum sedikit (jangan full), tarik keluar, baru tutup
full.
• Laporkan hasilnya setelah mengeluarkan speculumnya, jangan saat masih diperiksa
STATUS LOKALIS - HIDUNG
Rinoskopi Posterior
• Lakukan penyemprotan pada rongga mulut dengan lidokain spray 2%.
• Tunggu beberapa menit.
• Ambil kaca laring ukuran kecil.
• Masukkan/pasang kaca laring pada daerah ismus fausium arah kaca ke kranial.
• Evaluasi bayangan-bayangan di rongga hidung posterior (nasofaring).
STATUS LOKALIS - HIDUNG
Lihat bayangan di nasofaring :
◦ Fossa Rossenmuler
◦ Torus tubarius
◦ Muara tuba auditiva Eustachii
◦ Adenoid
◦ Konka superior
◦ Septum nasi posterior
◦ Choana
STATUS LOKALIS – FARING DAN LARING
Laringoskopi Indirek
Faring, nilai:
◦ Mukosa
◦ Granula
◦ Post nasal drip

Laring, nilai:
◦ Epiglotis
◦ Kartilago aritenoid
◦ Plika ariepiglotika
◦ Plika vestibularis
◦ Plika vokalis
◦ Rima glottis
◦ Trakea (mukosa, warna, secret, edema, tumor)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai