KELAINAN REFRAKSI
OLEH
Aulia Putri Karima 130112170628
Farahdina Shahnaz Nuramalia 130112170651
Nadya Rizki Pasha 130112170629
REFRACTION ANOMALIES
Normal : Emetropia
Anomalies : (ametropia)
Myopia
Hypermetropia
Astigmatism
Presbiopia
Emmetropia
Pada pemeriksaan
1. Bilik mata depan dalam karena otot
akomodasi tidak dipakai.
2. Pupil lebar (midriasis) karena kurang
berakomodasi.
3. Mata agak menonjol pada miopi tinggi.
4. Pada pemeriksaan oftalmoskopi, retina
dan koroid tipis disebut fundus tigroid.
Komplikasi:
Asymptomatic
Asthenopic symptoms
Defective vision with asthenopic symptoms
Defective vision only
TANDA
Ukuran bola mata lebih kecil
Kornea sedikit lebih kecil dari normal
Kamar anterior terlihat dangkal
Pemeriksaan fundus menunjukkan optic disc yang kecil
dengan banyak vaskular terlihat, batas tidak jelas, dapat
ditemukan papillitis, retina terlihat bersinar
A-scan ultrasonography: antero-posterior lebih pendek
KOMPLIKASI
Hordeolum eksterna, blefaritis, kalazion yang rekuren
Acommodative convergent squint
Amblyopia
Primary narrow angle glaucoma
PENGOBATAN
Optikal
Operasi
PRESBIOPIA
Definisi:
Hilangnya kemampuan akomodasi mata bersamaan
dengan bertambahnya usia
PATOFISIOLOGI:
Mata emetropi dapat melihat jauh dalam jarak tak
hingga dan melihat dekat sesuai dengan usia (7 cm pada
usia 10 tahun, 25 cm pada usia 40 tahun, dan 33 cm
pada usia 45 tahun). Berdasarkan perhitungan kekuatan
refraksi, pada usia 10 tahun kemampuan refraksinya:
D = 1/0,07 D = 14 dioptri
Pada usia 40 tahun, kekuatan refraksi menurun menjadi 4
dioptri dan akan terus mengalami penurunan seiring
bertambahknya usia. Kondisi penurunan penglihatan
dekat disebabkan oleh usia disertai pertambahan
punctum proksimum disebut dengan presbiopia
PENYEBAB:
Disebabkan oleh bertambahnya usia.
Menurunnya elastisitas lensa
Menurunnya kemampuan otot siliar
Presbiopia prematur bisa disebabkan oleh:
Hipermetropia yang tidak dikoreksi
Sklerosis pada lensa
Kelemahan pada otot siliar
Chronic simple glaucoma
MANIFESTASI KLINIS
Definisi
Suatu kelainan refraksi dimana
didapatkan bermacam-
macam derajat refraksi pada
bermacam-macam meridian
sehingga sinar sejajar yang
datang difokuskan pada
macam-macam fokus pula.
ETIOLOGI
Kelainan kornea
Perubahan lengkung kornea: kongenital atau akuisita akibat
kecelakaan, inflamasi, operasi
Kelainan lensa
katarak insipien atau imatur
KLASIFIKASI
Berdasarkan keteraturan meridian:
Astigmatisma reguler : permukaan kornea tidak teratur atau
karena terdapat kekeruhan lapisan kornea.
Astigmatisma ireguler :semua titik-titik pembiasaan letaknya
pada sumbu utama
Berdasarkan letak meridian:
Astigmatism with the rule
meridian vertical lebih kuat daya refraksinya daripada meridian
horizontal
Astigmatism against the rule
meridian horizontal lebih kuat daya refraksinya daripada
meridian vertikal
Astigmatisma oblik
astigmatisma regular yang meridian utamanya tidak terletak
dalam 20 derajat horizontal dan vertikal
PATOFISIOLOGI
Kelainan kornea/lensa Sinar dibiaskan tidak
sama pada semua arah satu titik fokus pembiasan
pada retina
PEMERIKSAAN MATA
Kipas astigmatisma
Cakram placido
Test fogging
Uji celah stenoptik
Uji silinder silang
TERAPI
Kacamata
Kacamata
silindris yang
sering
dikombinasi-kan
dengan lensa
spheris
DAFTAR PUSTAKA
Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. General
Ophtalmology. 17th edition,2007
Khanski Jack J, Brad Bowling. Clinical Ophtalmology A
Systematic Approach. 7th edition. 2011
Khurana, AK. Ophtalmology. 4th edition,2007
TERIMA KASIH