Preceptor:
Prof. Arief S. Kartasasmita, dr., Sp.M(K)., M.Kes., Ph.D
Dr. Irawati Irfani, dr., Sp.M(K)., M.Kes
MERAH
Muhammad Alma Wijaya
Mata merah 1. Fisiologis misalnya: sehabis
dibagi atas menangis dan bangun tidur.
dasar proses
yang
mendasarinya: 2. Patologis: karena pecahnya
pembuluh darah, iritasi,
proses inflamasi, infeksi, dan
sumbatan pembuluh darah.
Konjungtiva diperdarahi oleh arteri konjungtiva yang
berasal dari arteri palpebra. Sedangkan, intraokular
diperdarahi:
1. Koroid diperdarahi oleh arteri siliaris posterior brevis.
2. Iris, dan korpus siliaris diperdarahi oleh arteri siliaris
posterior longus.
Dengan demikian bila terjadi proses patologis atau
peradangan di segmen anterior bola mata akan timbul
mata merah. Sedangkan jika kelainan terjadi di segmen
posterior bola mata tidak disertai mata merah.
Mekanisme • Bertambahnya asupan pembuluh darah.
• Berkurangnya pengeluaran pembuluh darah. Misalnya
Konjungtivitis
Klasifikasi
• Sentral
• Marginal
Etiologi
Pseudomonas aeruginosa Lesi awal bewarna kelabu atau kekuningan, disertai nyeri hebat.
Lesi menyebar ke segala arah. Lesi tumbuh cepat karena enzim
proteolitik patogen dan dapat mengakibatkan [erforasi korneas
serta infeksi intraokuler berat. Eksudat bewarna hijau kebiruan
Staphylococcus aureus, Sering kali ditemukan pada mata dengan terapi steroid topikal.
Staphylococcus Ulkus bersifat superfisial
epidermidis, dan
Streptococcus alfa-
hemolitik
Etiologi Spesifik Ciri Khas Ulkus
Fungi Ulkus indolen dengan infiltrat kelabu dan batas ireguler, memiliki
satelit, ulserasi superfisial dan peradangan bola mata yang jelas
Herpes simpleks Seringkali unilateral, diawali dengan iritasi, fotofobia, dan mata berair.
Terkadang tidak terasa nyeri. Ulkus membentuk lesi dendritik,
gambaran khas untuk herpes simpleks. Ulkus geografik dapat terjadi
saat lesi dendritik meluas dengan batas yang seperti bulu disertai sensai
kornea yang menurun. Ulkus perifer dapat ditemui di kornea
Varicela zoster Lesi amorfik, dengan pseudodendrit linear, opasitas stroma, dan
infiltrasi selular ringan. Penyakit stroma dapat mengakibatkan nekrosis
dan vaskularisasi
Acanthamoeba Gejala awal adalah nyeri di luar proporsi dari temuan klinis, mata
merah, dan fotofobia. Ciri khasnya adalah ulkus indolen, cincin stroma
dan infiltrat perineural
Diagnosis Anamnesis,
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
• Pemeriksaan tajam penglihatan (dengan snellen chart dan pinhole)
• Pemeriksaaan tekanan intraokular (TIO) dengan menggunakan
tonometri non-kontak atau dengan palpasi
• Pemeriksaan slit lamp
• Pemeriksaan sensibilitas kornea, fluoresens, dan tes fistula
• Pemeriksaan oftalmoskop
• Pemeriksaan Gram, KOH10% dan biakan
Tatalaksana
Tatalaksana diberikan sesuai dengan etiologinya.
1. Terapi antibiotik lokal :
Terapi empirik : fluorokuinolon (0,3%)
Kokus gram positif : cefuroksim (0,3%), vankomisin 5%
Batang gram negatif : gentamisin (1,5%), fluorokuinolon (0,3%) atau seftazidim
(5%)
Kokus gram negatif : fluorokuinolon (0,3%), seftriakson 5%
Mycobacterium : amikacin (2%), klaritromisisn 1% atau trimetropin-
sulfametoksazol 1,6%:8%
2. Terapi antifungal lokal :
Candida : amphotericin B 0.15%, natamycin 5%, atau fluconazole 2%
3. Terapi antiviral lokal :
Herpes simpleks : salep asiklovir 3%
Varicella zoster : asiklovir oral 800mg/hari selama 7-10 hari
Pertimbangkan pemebrian terapi oral sesuai dengan tingkat keparahan penyakit.
Berikan antiglaukoma apabila ulkus melewati 1/3 stroma
Tindakan operatif jika terbentuk desmatokel atau perforasi
Pterigium
Endoftalmitis
Panoftalmitis
Gejala. Ini termasuk:
Nyeri mata dan sakit kepala yang parah,
Kehilangan penglihatan sepenuhnya,
Profuse watering,
Sekret purulen,
Mata merah dan bengkak, dan
Gejala konstitusional terkait adalah malaise dan demam.
Tanda-tandanya sebagai berikut:
1. Tutup menunjukkan edema dan hiperemia yang ditandai.
2. Bola mata hanya dapat sedikit digerakkan, gerakan okular terbatas dan
menyakitkan.
3. Konjungtiva menunjukkan kemosis dan silia yang ditandai serta kongesti
konjungtiva.
4. Kornea keruh dan edema.
5. Ruang anterior penuh dengan nanah.
6. Visus benar-benar hilang dan persepsi cahaya tidak ada.
7. Tekanan intraokular meningkat tajam.
8. Globeperforationmayoccuratlimbus, mendorong keluar dan tekanan
intraokular turun.
UVEITIS ANTERIOR
DEFINISI
Uveitis anterior adalah peradangan yang melibatkan jaringan uvea, yaitu iris, korpus silier dan
koroid, dan merupakan bentuk uveitis yang paling umum. Uveitis anteriror sendiri dapat dibagi
menjadi:
• Iritis
• Iridocyclitis
Secara klinis dapat terbagi menjadi uveitis anterior akut dan kronis.
GEJALA • Nyeri
• Kemerahan
• Fotofobia dan blepharospasm
• Lakrimasi
• Penglihatan yang rusak
TANDA
Slit Lamp:
a. Lid edema: biasanya ringan, dapat menyertai
serangan uveitis anterior akut yang parah.
b. Congestion circumcorneal: ditemukan pada
iridosiklitis akut dan minimal pada iridosiklitis kronis.
c. Corneal signs: meliputi; edema kornea, keratic
precipitates (KPs) dan kekeruhan kornea posterior.
d. Anterior chamber signs
• Aqueous cells
• Aqueous flare: terjadi karena adanya kebocoran
partikel protein ke aqueous humor dari pembuluh
darah yang rusak.
• Hypopyon
• Hyphaema
TANDA e. Iris signs
• Perubahan pada warna iris
• Iris nodules
• Sinekia posterior
• Neovasularisasi pada iris
f. Pupillary signs
• Narrow pupil: karema iritasi pada spincter pupil akibat toxins.
• Irregular pupil shape: akibat pembentukan segmental posterior sinekia.
• Ectropion pupil
• Pupilary reaction: dapat menrurun atau hilang karena edema dan
hiperemi dari iris.
• Occlusio pupillae
g. Perubahan pada lensa
• Pigment dispersal
• Exudates terdeposis pada lensa
• Complicated cataract
PENANGANAN Mydriatic-
cycloplegic
drugs
Local therapy
Corticosteroids
Systemic
Non spesific Corticosteroids
therapy
ETIOLOGI:
Spontan (idiopathic biasanya ditemukan pada orang tua dengan aterosklerosis), trauma ringan
(menggosok mata) hingga trauma subkonjungtiva. Aktivitas yang terlalu berat (batuk, bersin,
mengangkat beban berat, defekasi dengan konsistensi keras), pasien dengan hipertensi atau
adanya kelainan pembuluh darah (faktor koagulasi hemofilia, konsumsi obat seperti obat
anticoagulan.
GEJALA DAN TANDA: .
DIAGNOSIS:
Anamnesis, pemeriksaan tekanan darah, dana funduskopi (penting dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan kelainan pada segmen posterior). Pada pasien dengan
riwayat trauma, jika ditemukan adanya tekanan bola mata rendah, penurunan tajam
penglihatan serta pupil lonjong maka dierlukan eksplorasi bola mata untuk melihat
kemungkinan adanya ruptur bulbus okuli.
TATALAKSANA:
Kompres hangat. Pedarahan dapat diabsorpsi dan meghilang dalam waktu 1-2 minggu
tanpa diobati
EPISKLERITIS
SIMPLE EPISKLERITIS
.
Simple episkleritis terjadi pada 75% dari seluruh kasus. Memiliki kecenderungan untuk berulang (60%),
menurun dalam frekuensi dengan waktu. Gejala sering memuncak dalam 24 jam, secara bertahap memudar
selama beberapa hari ke depan.
GEJALA:
Kemerahan; ketidaknyamanan berkisar dari tidak ada (hingga 50%) sampai sedang dan kadang kadang parah.
Fotofobia dapat terjadi.
TANDA:
• Ketajaman visual hampir selalu normal
• Kemerahan
• Kemosis, hipertensi okular dan uveitis anterior keratitis
PENANGANAN:
• Jika ringan, tidak diperlukan perawatan cukup kompres atau diberi artificial tears.
• Streoid topikal
• NSAID oral
NODULE EPISKLERITIS
.
Nodular episkleritis memiliki onset yang akut dan perjalanan yang lebih panjang dibandingkan tipe simple.
GEJALA:
Mata merah biasanya muncul pada saat bangun tidur. Lebih 2–3 hari berikutnya area kemerahan membesar dan
menjadi lebih tidak nyaman.
TANDA:
Nodul pembuluh darah merah yang lembut, hampir selalu berada di dalam celah interpalpebral
Bagian lampu celah menunjukkan anterior rata di bawahnya permukaan scleral, menunjukkan tidak adanya
skleritis
TIO kadang-kadang meningkat
PENANGANAN:
• Jika ringan, tidak diperlukan perawatan cukup kompres atau diberi artificial tears.
• Streoid topikal
• NSAID oral
SCLERITIS
SKLERITIS
.
Skleritis mengacu pada peradangan kronis sklera. Ini adalah penyakit yang relatif serius dapat menyebabkan
gangguan penglihatan dan bahkan hilangnya mata jika dirawat dengan tidak memadai. Biasa terjadi pada pasien usia
lanjut (40-70 tahun) terutama pada wanita.
GEJALA:
Pasien mengeluh rasa sakit sedang hingga berat yang sering kali membangunkan pasien pagi-pagi sekali. Nyeri mata
menjalar ke rahang dan pelipis disertai dengan kemerahan lokal atau difus, fotofobia dan lakrimasi ringan hingga
berat. Sesekali ada terjadi penurunan penglihatan.
TANDA:
1. Non-necrotizing anterior diffuse scleritis. Luas peradangan yang melibatkan kuadran atau lebih sklera anterior.
Area yang terkena menonjol dan berwarna salmon pink hingga ungu
2. Non-necrotizing anterior nodular scleritis. Ini ditandai dengan satu atau dua nodul skleral yang berwarna
keunguan, biasanya terletak di dekat limbus.
3. Anterior necrotizing scleritis with inflammation. Ini ditandai dengan peradangan lokal yang intens disertai dengan
daerah infark akibat vaskulitis
4. Anterior necrotizing scleritis without inflammation. Ditandai dengan perkembangan patch kekuningan dari
melting sclera (karena lenyapnya pasokan arteri
5. Skleritis posterior. Ini adalah peradangan yang melibatkan sclera di belakang ekuator.
TREATMENT
.
MATA MERAH