TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Upaya promosi kesehatan merupakan salah satu strategi atau langkah yang
sikap dan praktek untuk berperilaku sehat melalui proses pembelajaran dari-oleh-
untuk dan bersama masyarakat. Selain itu tujuan promosi kesehatan dimaksudkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat.
diindikasikan dari masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit menular dan
tidak menular, kejadian luar biasa (KLB) akibat penyakit menular, serta masih
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka
tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma,
melainkan juga dimensi ekonomi. Sistem nilai dan norma merupakan rambu-
rambu bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sistem
nilai dan norma “dibuat” oleh masyarakat untuk dianut oleh individu-individu
anggota masyarakat tersebut. Namun demikian sistem nilai dan norma, sebagai
sistem sosial, adalah sesuatu yang dinamis. Artinya, sistem nilai dan norma suatu
dalam abad 21 adalah: (1) Mempromosikan tanggung jawab sosial bagi kesehatan;
kesehatan.
promosi kesehatan, yaitu (1) gerakan pemberdayaan, (2) bina suasana, dan (3)
macam bentuk komunikasi persuasif. Advokasi dapat diartikan sebagai upaya atau
proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
lain sejenis.
tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai
Bina Suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
bahkan masyarakat umum) memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut.
dalam upaya mengajak para individu meningkat dari fase tahu ke fase mau, perlu
lain-lain. Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan atau bersama-sama dengan
televisi, koran, majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta
Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai
sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi
(Natoadmodjo, 2003).
sesuatu itu merupakan masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia
menerima informasi apa pun lebih lanjut. Manakala ia telah menyadari masalah
yang dihadapinya, maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut
mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau diatasi. Di sini
dapat dikemukakan fakta yang berkaitan dengan para tokoh masyarakat sebagai
panutan (misalnya tentang seorang tokoh agama yang dia sendiri dan keluarganya
sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan
terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat
serta menggunakan metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai
kesehatan atau peduli terhadap kesehatan. LSM ini harus digalang kerjasamanya,
baik di antara mereka maupun antara mereka dengan pemerintah, agar upaya
1. Ceramah
dari penceramah kepada hadirin. Pada metode ini penceramah lebih banyak
tanggapannya.
segi biaya, mudah mengulang kembali jika ada materi yang kurang jelas
menyampaikan banyak pesan dalam waktu singkat. Selain keuntungan ada juga
2. Diskusi
proses pendidikan. Harus ada partisipasi yang baik dari pesera yang hadir.
peserta agar mau mengubah sikap. Dalam suatu diskusi para pesertanya berpikir
diri sendiri, pada pandangan peserta diskusi dan juga pada masalah yang
didiskusikan.
pengalaman dalam bentuk tanya- jawab yang teratur dengan tujuan mendapatkan
pengertian yang lebih luas, kejelasan tentang suatu permasalahan dan untuk
komunikasi dua arah antara individu dengan seseorang sebagai sumber informasi
yang terpercaya.
cara untuk memicu dan mempersiapkan struktur yang akan membantu setiap
yang berlangsung secara terus menerus, yang kemajuannya harus terus diamati
pengetahuan.
Pengetahuan akan menjadi titik tolak perubahan sikap dan gaya hidup
mereka. Pada akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku
dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek
tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
sintesis dan penilaian kembali. Untuk dapat menjalani perilaku yang diinginkan
seseorang harus melampui semua tahap tersebut. Enam tahap tersebut merupakan
suatu proses yang memerlukan waktu, dan lama proses tersebut tidak sama untuk
setiap orang.
pekerjaan mudah, bahkan lebih sulit dari pada meningkatkan pengetahuan. Sikap
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
kecenderungan yang tertata untuk berpikir, merasa dan berperilaku terhadap suatu
Suatu sikap belum tentu akan diwujudkan dalam bentuk suatu tindakan.
Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata, diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. Sebagai contoh seorang pasien yang telah mempunyai pengetahuan dan
sikap yang baik terhadap keteraturan berolahraga, mungkin tidak dapat dijalankan
perilaku tersebut karena keterbatasan waktu. Seorang pasien yang telah berniat
untuk makan sesuai dengan rencana makan yang telah dibuatnya sendiri, kadang-
kadang keluar dari jalur tersebut karena situasi dirumah atau dikantor yang kurang
ditetapkan apa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penyuluhan tersebut, jadi disini
harus jelas mengenai tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai. Pada
tujuan umum biasanya yang menyangkut seluruh prioritas masalah yang akan
uraian dari tujuan umum, ialah tujuan yang terkandung dalam setiap penyuluhan
2003), yaitu : (1) tujuan tersebut harus dapat diukur (measurable), (2) tujuan
tersebut harus dapat diamati (observable), dan (3) tujuan tersebut harus dapat
dicapai (reachable) yang dimaksud adalah tujuan tersebut harus dapat dicapai
dan sebagainya.
informasi tentang objek penyuluhan tetapi untuk mencapai program yang berdaya
guna dan sekaligus berhasil guna, kita perlu menentukan sasaran tidak langsung
yang terdiri dari petugas kesehatan dan berbagai komunitas dimana pasien berada
dan teknik tertentu sehingga mereka sadar dan mampu mengadopsi inovasi yang
disampaikan.
modern yaitu pembangunan berbasis rakyat. Peran penyuluh tersebut adalah: (1)
sebagai peneliti, mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi, penyuluh
kegiatan usaha tani dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi. (2) sebagai
usahanya secara lebih efektif, efisien, dan ekonomis. (3) sebagai penyuluh,
memiliki kemampuan tinggi, oleh karena itu, kualitas diri penyuluh harus terus
mewujudkan pembangunan.
kadar penekanan yang berbeda, yaitu mulai dari motivator, edukator, penghubung,
wilayah mulai menerima ide baru, wilayah sedang berkembang maju dan wilayah
maju.
digunakan sebagai variabel untuk mengetahui peran penyuluh saat ini. Sesuai
2.2 Perilaku
2.2.1 Definisi
Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif
aktif dapat dilihat (overt) sedangkan perilaku pasif tidaklah tampak, seperti
tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice
(Sarwono, 2004).
dua, yakni: (1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. (2) Determinan atau faktor
politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau
resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
bentangan yang sangat luas. Bloom yang dikutip dalam Niven (2009) seorang
psikomotor (psychomotor).
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
terjadi melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga. Ada 6
tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam ranah kognitif ini, yaitu: (1) Tahu
(know), diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
seseorang itu telah dapat mengenterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut; (3) Aplikasi (application), diartikan apabila orang yang telah
prinsip yang diketahuinya pada situasi yang lain; (4) Analisis (analysis),adalah
2. Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Dengan kata
lain sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
kecendrungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dalam situasi sosial.
Sikap merujuk pada evaluasi individu terhadap berbagai aspek dunia sosial serta
bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka individu
terhadap isu, ide, orang lain, kelompok sosial dan objek (Baron, 2004).
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap ketiga. (4) Bertanggung
situasi yang relatif, yang disertai adanya perasaantertentu, dan memberikan dasar
pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu
yang dipilihnya.
dengan sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandanganatau
sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan untuk bertindak
sesuai dengan objek. Jenis sikap, yaitu: (a) Sikap positif, yang menunjukkan atau
dimana individu itu beda; (b) Sikap negatif, menunjukkan penolakan atau tidak
Menurut Green (1980) dalam Noto Atmodjo (2010), kualitas hidup yang
baik (quality of life) dapat dicapai melalui peningkatan derajat kesehatan, faktor
perilaku dan gaya hidup (behaviour and lifestyle) serta lingkungan atau
faktor perilaku dan gaya hidup serta lingkungan. Faktor perilaku dan gaya hidup
organisme terhadap lingkungan nya. Faktor perilaku akan terjadi apabila ada
(reinforcing factor), adalah faktor pemicu yang menjadi dasar atau motivasi bagi
seseorang, dan (c) Faktor penguat (enabling factor), yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang dipercaya oleh
nilai dan norma adalah mereka yang disebut dengan pemuka masyarakat atau
tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat ini terdiri atas dua kategori, yaitu tokoh
masyarakat yang formal dan tokoh masyarakat yang informal. Tokoh masyarakat
formal adalah orang yang memiliki posisi menentukan dalam sistem pemerintahan
berbagai jenis, misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama,
tokoh politik, tokoh pertanian, dan lain-lain. Pemuka atau tokoh adalah seseorang
samping itu, ia dapat mengubah sistem nilai dan norma masyarakat secara
bertahap, dengan terlebih dulu mengubah sistem nilai dan norma yang berlaku
3. Tindakan (praktek)
mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. (2) Respons terpimpin (guided
response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indicator praktik tingkat dua. (3) Mekanisme
(mecanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga. (4) Adopsi (adoption), adaptasi adalah suatu praktik atau
pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus
baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin dalam
bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan
yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan
menimbulkan respons lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau
atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna stimulus yang
diterimanya. Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari
oleh pengetahuan atau sikap. Tingkatan praktek yaitu (a) Persepsi, yaitu
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
Respons), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai
(Mecanism), yaitu Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah
mencapai praktek tingkat tiga, (d) Adaptasi (Adaptation), yaitu suatu praktek atau
tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
(Niven, 2009).
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung
lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang
terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon berbentuk dua
macam, yakni: (1) Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam
diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, (2) bentuk
aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung
(Nasution, 2005).
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
pokok, yakni respons dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi
manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun bersifat
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Dengan
demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup, perilaku seseorang
terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia berespons, baik secara pasif
(mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit atau rasa sakit yang ada pada
dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan
(Notoatmodjo, 2007).
terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi
pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur
reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru
terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni
atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk
mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan
Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia. Didalam suatu pembentukan dan
atau perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain susunan
saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan, dan sebagainya.
Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia karena
perbuatan atau tindakan. Perpindahan ini dilakukan oleh susunan saraf pusat
objek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak
dalam rangka mencapai suatu tujuan, juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi
demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan
sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi,
kebudayaan dan sebagainya. Dari uraian di atas tampak jelas bahwa perilaku
merupakan konsepsi yang tidak sederhana, sesuatu yang kompleks, yakni suatu
sebagai berikut : (a) Perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang
tindakan atau kegiatan yang dilakukan seorang individu yang merasa sakit untuk
merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. (c) Perilaku peran
sakit (the sick role behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan
sebagainya.
lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan atau
mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut. Penilaian semacam
dan merupakan bagian integral interaksi sosial pada umumnya. Proses ini
Nursalam (2006) yakni : (1) Adanya suatu penilaian dari orang yang
yang diberi informasi tersebut menilai dengan kriteria subjektif. (2) Timbulnya
Kepatuhan telah diteliti sejak tahun 1950. Kepatuhan merupakan isu yang
penting dalam dunia kesehatan karena regimen layanan kesehatan tidak bernilai
tanpa kepatuhan klien (Dracup & Meleis, 1982 dalam Kyngas, et al, 2000).
implementasi regimen yang tidak sesuai atau tidak tepat. Ketidakpatuhan juga
tidak mengikuti pengobatan yang harus diterima maka akan terjadi penularan
dan memperbaiki tingkat kepatuhan seperti teori Health Belief Model, Teori
dalam model teori yang terkait dengan kepatuhan tersebut meliputi komunikasi
(Robin, 2004).
teori yaitu interaksi model bagi perilaku sehat klien ( The Interaction Model of
Client Health Behavior/IMCHB) oleh Cox (1985). Model ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi pengaruh factor intrinsic dan factor yang lain yang saling
lingkungan. Dari elemen diri klien tersebut terdapat kategori sikap individu yang
pemanfaatan layanan kesehatan yang ada, indikasi klinis status kesehatan klien,
(adherence) terhadap perilaku sehat seperti tujuan menurunkan berat badan dan
latihannya.
2.4.1 Definisi
mikron dan tebal 0,3-0,6/Um, tidak bergerak, gram negatif, dinding sel
berspora, tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 37 derajad celcius, sifat Basil
Tahan Asam (BTA) karena mengandung asam lemak (lipid). Kuman tersebut
berkembang biak dengan melakukan pembelahan diri, dari satu basil membelah
menjadi dua dibutuhkan waktu 14-20 jam. Spesies lain kuman ini yang dapat
kuman TB menyerang paru, tetapi juga mengenai organ lain. Kuman ini
berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan.Oleh karena itu disebut pula Basil Tahan Asam (BTA).Kuman TB ini
cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa
jam di tempat gelap dan lembab.Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant,
batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha
dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
terinfeksi TBC.
suhu kamar selama beberapa jam.Orang dapat berinfeksi kalau droplet tersebut
kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
kuman yang dikeluarkan dalam paru. Makin tinggi derajat positif hasil
terinfeksi tuberkulosis ditentukan oleh kosentrasi droplet per volume udara dan
lamanya menghirup udara tersebut. Penularan lebih mudah terjadi pada kondisi
penjara dan rumah sakit. Situasi sosial ekonomi yang tidak menguntungkan
Gejala umum TB adalah batuk terus menerus dan berdahak selama tiga
minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, dan rasa nyeri didada, badan lemah, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan, berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan (Utama, 2002).
penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk
dengan sebutan passive promotive case finding. Selain itu, semua kontak
penderita TB BTA positif dengan gejala sama harus diperiksa dahaknya. Seorang
Semua tersangka penderita harus diperiksa tiga spesimen dahak dalam dua hari
penderita tuberkulosis pada anak merupakan hal yang sulit. Diagnosa TB pada
(Crofton, 2002).
2.4.6 Imunisasi
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TB. Vaksin TB, yang dikenal
dengan nama BCG terbuat dari bakteri M. Tuberkulosis strain Bacillus Calmette-
Guerin (BCG). Bakteri ini menyebabkan TB pada sapi, tapi tidak pada manusia.
Tuberkulosis yang hidup (live vaccine), karenanya bisa berkembang biak didalam
tubuh dan diharapkan bisa mengindus antibodi seumur hidup. Pemberian dua atau
tiga kali tidak berpengaruh, oleh sebab itu vaksinasi BCG hanya diperlukan sekali
seumur hidup. Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan ketika bayi baru
lahir sampai berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan karena
telah menerima vaksin, kita masih harus waspada terhadap serangan TB ini.
Seandainya bayi yang telah mendapat imunisasi terjangkit penyakit TB, maka
pun terhindar dari kemungkinan mendapat TB yang berat, seperti TB paru yang
parah, TB tulang, atau TB selaput otak yang dapat mengakibatkan cacat seumur
Disamping transmisi oleh susu dari sapi terinfeksi, yang sekarang sebagian
melalui droplet. Ada banyak faktor yang menentukan prevalensi penyakit, seperti
hampir 40 % dari penderita TB adalah orang yang lahir diluar negeri. Mereka
imigrasi ke Amerika dan menjadi sumber penyebaran TB. Begitu juga dengan
Lebih dari 900 juta wanita di seluruh Dunia tertular oleh kuman TB. Satu
juta diantaranya meninggal dunia dan 2,5 juta akan segera menderita penyakit
tersebut pada tahun ini, perempuan yang menderita TB ini berusia antara 15 – 44
perempuan usia muda. TB memiliki andil sekitar 9 % dari kematian berusia antara
HIV : 3 % dan penyakit jantung : 3 %). Perempuan dalam usia reproduksi lebih
pria dari kelompok usia yang sama. Wanita pada kelompok usia reproduksi juga
berisiko lebih tinggi terhadap penularan HIV. Di bagian negara Afrika, jumlah
bahwa TB membunuh sekitar 2.000 jiwa setiap hari. Dan sekitar 40 % dari kasus
TB di Dunia berada di kawasan Asia Tenggara. Dua diantara tiga negara dengan
berada di bawah India, dengan jumlah penderita terbanyak di dunia, diikuti Cina
diperingkat ketiga. Kita harus sadari kembali bahwa TB adalah penyakit yang
pasien TB batuk atau bersin, bahkan pada saat meludah dan berbicara. Satu
(Utama, 2002).
Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1 atau 2 %. Pada daerah
dengan ARTI sebesar 1 %, berarti setiap tahun diantara 1.000 penduduk, 10 orang
akan terinfeksi. Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi tidak akan menjadi
penderita TB, hanya 10 % dari yang terinfeksi akan menjadi penderita TB. Dari
Pengobatan TB Paru dilakukan dalam dua tahap/ kriteria, yaitu tahap awal
(intensif, 2 bulan) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung
berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur
yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan
kontak, tidak menderita TB) dan II (Terinfeksi TB/test tuberkulin (+), tetapi tidak
menanggulangi TB. Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu: (WHO, 2000),
(a) komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana, (b)
penderita, dan (d) Pengobatan TB dengan paduan obat anti-TB jangka pendek,
Pengobatan TB tanpa didukung oleh kualitas dan persediaan OAT yang baik akan
memperparah keadaan penderita TB. OAT yang tersedia saat ini harus dikonsumsi
penderita dalam jumlah tablet yang cukup banyak dan dapat menyebabkan
kelalaian pada penderita, oleh sebab itu banyak ahli berusaha untuk
dalam jumlah tablet yang lebih sedikit dimana jumlah kandungan masing-masing
2003).
berkumpul secara reguler pada waktu yang pasti, system komunikasi relatif
mudah dan pada beberapa tempat kerja memiliki sistem pelayanan dan fasilitas
proses analisa dan manajemen proyek, kemampuan di bidang pengadaan dan hal-
hal yang terkait dengan masalah kebutuhan dan suplai (supply and demand), serta
dalam mencapai hasil (target). Pendekatan yang sama dalam menjalankan inisiatif
yang diharapkan juga akan mendapatkan hasil yang optimal, melalui kapasitas
juga akan dapat dilaksanakan, sejalan dengan praktik perusahaan seperti review
terlibat langsung. Selalu berpihak pada hak pasien Menjaga kerahasiaan kondisi
medis dan catatan medik sangat krusial untuk menjamin kepercayaan diri tenaga
Kerahasiaan artinya bahwa hanya staf medis yang langsung yang menangani
pekerja lainnya atau ke pihak manajemen yang 'belum paham DOTS'. Dia hanya
dapat memberikan petunjuk kepada staf manajemen pada saat-saat pasien tersebut
pengobatan/DOT (baik pada pasien yang dirawat maupun rawat jalan) karena
merupakan hak pasien. Memberikan manfaat kesejahteraan sosial bagi pasien dan
berupa pemberian OAT dan pelayanan cuma-cuma, pemberian gaji tetap selama
bebas biaya transport ke UPK, dan pemberian makanan tambahan. Yang paling
penting dalam memotivasi pasien untuk berobat teratur dan tuntas, adalah adanya
pengobatan.
kesehatannya, terutama untuk kurang lebih 2-4 minggu awal pengobatan. Pada
umumnya pasien TB setelah menjalani pengobatan yang tepat dan teratur selama
2-4 minggu pertama pesien tersebut sudah tidak menularkan lagi ke orang lain
pasien, jika diperlukan dapat dilakukan penyesuaian beban kerja dan perubahan
perlindungan kepada orang lain yang berada di tempat kerja untuk tidak tertular
(K3), maka setiap orang yang berada di tempat kerja mempunyai hak untuk tidak
tertular TB di tempat kerja. Yang dimaksud orang lain dalam hal ini adalah orang
sikap dan pengetahuan yang salah terhadap pasien TB. TB secara tradisional
dipandang sebagai penyakit mematikan untuk orang miskin dan stigma social
kuman yang dapat menyerang semua golongan masyarakat. dan sebagian besar
pasien TB tidak menular lagi setelah berobat selama 2-4 minggu (Depkes RI,
2003).
pada awal masa pengobatan, penyesuaian pekerjaan apabila dianggap perlu harus
dijelaskan secara rinci dan dibuat mudah dalam penerapannya. Kebijakan tersebut
di atas harus dijelaskan kepada pekerja yang sakit TB segera setelah pekerja
ada baiknya dimuat dalam perjanjian kerja bersama (PKB) yang akan mengikat
Pengendalian lingkungan fisik di tempat kerja merupakan cara yang efektif dalam
program TB nasional seperti halnya pada unit pelayanan kesehatan lainnya. Oleh
karena itu kolaborasi antara Dinas kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan serikat
2.6.1 Definisi
sama dengan semua aparat penegak hukum) dengan tujuan agar mereka setelah
2007).
sejak tahun 1964 yang merupakan perubahan dari sitem kepenjaraan. Dengan
system ini maka pelaku tindakan pidana tidak hanya dihukum tetapi juga diayomi
dan diberikan bimbingan sebagai bekal hidupnya kelak setelah keluar dari
sebagai berikut:
pemahaman akan prinsip perubahan perilaku dan intervensi perawatan yang telah
ini memuat praktek yang terbaik, tetapi dalam penerapan haruslah realistik dan
disesuaikan dengan kondisi dan situasi. Tidak semua yang ada dalam pedoman
di Lapas dan Rutan Kelas I di awali dengan adanya kesepahaman antara Ditjen
Kelas I dan Rutan dan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Paru di Lapas Kelas I dan Rutan harus dilakukan secara menyeluruh dan
terintegrasi untuk meningkatkan kesehatan di dalam dan di luar Lapas dan Rutan
dan Rutan di Indonesia dengan melakukan pemantauan dan evaluasi yang baik
dan terus-menerus untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas sehingga dapat
diambil tindakan perbaikan yang lebih tepat dan nyata di masa mendatang.
Lapas Kelas I dan Rutan dengan pihak yang terkait dalam hal:Penemuan
Kelas I
perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak waktu (interval) biasanya
3 bulan, 6 bulanan, tahunan. Dengan evaluasi dapat dinilai sejauh mana tujuan
Rutan harus dipantau dan dievaluasi antara lain kegiatan dalam membangun
harus dipantau baik dari aspek masukan (input), proses maupun keluaran (output)
tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi kesehatan harus sesuai dengan
Green (2005) bahwa pembentukan perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama
nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya, (2) Enabling factors (faktor pemungkin) yang
(3) Reinforcing factor (faktor penguat) adalah faktor yang mendorong atau
untuk melakukan perubahan terhadap perilakunya, antara lain seperti peran tokoh
Predisposising Genetic
HEALTH PROGRAM
Educational
Strategies Reinforcing Behaviour
Quality
of Life
Health
Policy
Regulation
Organization Environment
Enabling
Phase 6
Phase 5 Process Phase 7 Phase 8
Implementation Evaluation Impact Process
Evaluation Evaluation
Sumber : Lawrence Green (2005) dalam Noto Atmojo 2010
1. Predisposing Factor;
2. Enabling factor;
Pemberian
3. Reinforcing factor Promosi
Proses
Kesehatan
perubahan
perilaku
- Awarness
- Interest
Intervensi - Evaluation
Psikologi - Trial
Klinik - Adoption
Peningkatan penerimaan
Stigma yang terjadi di
Narapidana
narapidana
Sumber : L. Green (2005) dan Roger (2003) dalam Noto Atmodjo (2010).
Karakteristik:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Status Perkawinan
4. Pekerjaan sebelum di Lapas/Rutan
1. Umur
2. Pendidikan
3. Status
perkawinan
4. Pekerjaan
sebelum di
Lapas/Rutan
Dalam penelitian ini maka narapidana dibagi dalam dua kelompok yaitu
sampel mewakili populasi dari Lapas Kelas I Medan dan Rutan Kelas I Medan.
dan Rutan Kelas I Medan. Setelah hasil pengukuran awal diperoleh maka
dilakukan intervensi promosi kesehatan dengan model yang efektif dan efisien,