Pembimbing :
Kelainan Kelainan
Jumlah % Jumlah %
Refraksi Refraksi
Ya 0 0 Ya 61 74.7
Miopia Hipermetropu
Kelainan
Refraksi
Astigmatisme
Presbiopi
Miopia
• Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu
cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat)
Miopia aksial
Miopia Indeks
• Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes
mellitus
• Miopia stasioner/simplek
Menurut • Miopia progresif
perjalanan • Miopia maligna
penyakitnya
Manifestasi Klinik Miopia
Manifestasi klinik:
Penglihatan kabur saat melihat
jauh, dan jelas pada jarak
tertentu/dekat
Selalu ingin melihat dengan
mendekatkan benda yang
dilihat pada mata
Gangguan dalam pekerjaan
Nyeri kepala akibat akomodasi
kuat untuk melihat jelas
Cendrung memicingkan mata
bila melihat jauh
Astenopia konvergensi
(kelelahan mata)
Diagnosis Miopia
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Visus dasar utk melihat jauh
Visus dengan pinhole untuk mengetahui apakah
penglihatan yang buram disebabkan kelainan
refraksi atau kelainan anatomi
Metode “trial and error”, snellen chart dan lensa
sferis negatif sampai didapatkan visus 6/6
3. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi
Auto refraktometer
Tatalaksana Miopia
Koreksi non bedah
Kacamata sferis negatif terkecil
yang memberikan ketajaman
penglihatan maksimal agar
memberikan istirahat mata
dengan baik sesudah dikoreksi
Koreksi bedah
Fotorefraktif Keratektomi
(PRK)
Laser in situ Keratomileusis
(LASIK)
Laser Subepitelial
Keratomileusis (LASEK)
Keratomi Radikal
Hypermetropia
Hipermetropia gangguan kekuatan
pembiasan mata dimana sinar tidak cukup
dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di
belakang retina.
Klasifikasi
Hipermetropia manifes
Hipermetropia ini terdiri atas:
- Hipermetropia absolut,
- Hipermetropia fakultatif,
Hipermetropia laten,
Hipermetropia total
Manifestasi Klinik Hipermetropia
Manifestasi klinik:
Gejala subyektif
Penglihatan kabur bila melihat
dekat dan jauh
Astenopia akomodativa : sakit
kepala, mata cepat lelah, cepat
mengantuk sesudah membaca
dan menullis
Gejala obyektif
Terjadi strabismus
COA dangkal, karena hipertofi
otot-otot siliaris
Ambliopia pada mata yang tanpa
akomodasi; tidak pernah melihat
obyek dengan baik
Diagnosis Hipermetropia
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Visus dasar dengan snellen
chart, visus dengan pinhole
Refraksi subyektif dengan
cara trial and error
3. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi
Refraktometer
Tatalaksana Hipermetropia
Non bedah
Koreksi dengan lensa sferis terbesar
yang memberikan visus terbaik dan
dapat melihat dekat yanpa kelelahan
Tidak diperlukan lensa sferis positif
pada hipermetropia rinagn, tidak ada
astenopia akomodatif, tidak ada
strabismus
Bedah
LASIK (Laser in situ keratomileusis)
LASEK (Laser sebepithelial
keratomileusis)
PRK
Astigmat
kondisi dimana sinar cahaya tidak di fokuskan
pada satu titik tapi banyak titik.