Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

SISTEM PERSEPSI SENSORI

GANGGUAN REFRAKSI

Dosen Pengampu: Nurhusna, S.Kep.,M.Kep.,Ners


KELOMPOK 3B
Mutiara Prasani G1B119006
Eza Reiskha Dewi G1B119010
Fira Dilla Zaskia G1B119012
Vinola Adiesty Pratami G1B119024
Okti Maghfirawati G1B119032
Anisa G1B119044
Syafril Manurung G1B119052
Nahdiah Khopipah G1B119060
Mertisa G1B119072
Rika Fitria G1B119080
DEFENISI

Kelainan refraksi dapat didefinisikan


sebagai suatu keadaan di mana sistem optik
pada mata tidak berakomodasi tidak dapat
meneruskan sinar paralel untuk difokuskan
pada retina.
ETIOLOGI
Genome-wide association study (GWAS) dan penelitian
next generation sequencing (NGR) telah menentukan gen yang
dapat menyebabkan kelainan refraksi.
MIOPI HIPERMETROPIA ASTIGMATISMA
LAMA2 (laminin subunit alpha gen phosphodiesterase PDGFRA (platelet-derived
2), KCNQ5 (potassium 11A (PDE11A), protein growth factor receptor) dan
voltage-gated channel tetratricopeptide repeat VAX2 (ventral anterior
subfamily q member 5), APLP2 domain 30A (TTC30A), dan homeobox 2).
(amyloid-like protein 2), dan alkylglycerone phosphate
LEPREL1 (leprecan-like synthase (AGPS)
protein 1).
PRESBIOPIA
Gen yang terlibat dalam
presbiopia adalah alpha
crystallin (Khetrapal, 2019)
PATOFISIOLOGI
Gangguan refraksi pada mata bisa dapat
dicetuskan oleh kebiasaan, genetik dan juga
riwayat penyakit metabolik. Gangguan refraksi
dapat menyebabkan bayangan jatuh tidak tepat
di retina. Gangguan refraksi meliputi myopia dan
juga ametropia (hipermetropia, presbiopia, dan
astigmatisme).
KLASIFIKASI
Ametropia dibedakan
1.AMETROPIA
menjadi 4 yaitu:
yaitu suatu keadaan mata
dengan kelainan refraksi dimana mata 01 Ametropi oksial

yang dalam keadaan tanpa fasilitas atau


02 Ametropia refraktif
istirahat memperlihatkan bayangan sinar
sejajar pada fokus yang tidak terletak pada
03 Ametropia kurvatur
retina.

04 Ametropia indeks
Ametropia dapat ditemukan empat bentuk kelainan yaitu :
1. Myopia
Myopia yaitu mata denga daya lensa positif yang lebih
berpengaruh sehingga sinar yang sejajar atau tiba dari tak
terhingga di fokuskan di depan retina.

Menurut Menurut perjalanan


bentuknya: myopia :
Myopia refraktif
• Myopia stasioner
Myopia aksial
• Myopia progresif
• Myopia maligna atau
degeneratif
Menurut derajat
beratnya myopia
• Myopia ringan dimana myopia kecil
dari pada 1 – 3 dioptri.
• Myopia sedang dimana myopia lebih
dari antara 3 – 6 dioptri.
• Myopia berat atau tinggi dimana
myopia lebih besar dari 6 dioptri
Ametropia dapat ditemukan empat bentuk kelainan
yaitu :
2.Hipermetropi
Merupakan keadaan gangguan kekuatan
pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup
dibiaskan sehingga titim fokusnya terletak dibelakang
retina
hipermetropi dikenal dalam bentuk :
• Hipermetropi manifestasi
• Hipermetropi laten
• Hipermetropi total
Ametropia dapat ditemukan empat bentuk kelainan
yaitu :
3. Afakia
Adalah suatau keadaan dimana mata tidak
mempunyai lensa sehingga mata tersebut menjadi
hipermetropi tinggi.
Ametropia dapat ditemukan empat bentuk kelainan yaitu :
4.Astigmatisme
Adalah kelainan kelengkungan kornea mata.
01
Astigmatisme reguler
Adalah Astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan
pembiasan bertambah atau berkurang perlahan – lahan
secara terataur dari satau meredian ke meredian
berikutnya.
02
Astigmatisme irreguler
Adalah astigmatisme yang terjadi
tidak mempunyai 2 meredian yang tegak
lurus.
2. PRESBIOPI
Adalah gangguan fasilitas
pada usia lanjut yang dpat terjadi
akhir kelemahan otot akomodasi,
lensa meta tidak kenyal atau
berkurang elastisitasnya akhir
sclerosis lensa.
MANIFESTASI KLINIS

Myopia Hipermetropi

• Melihat terang bila bersahabat • Penglihatan bersahabat dan jauh kabur.

dan melihat jauh kabur (rabun jauh). • Sakit kepala.

• Sakit kepala sering disertai juling. • Silau

• Celah kelopak yang sempit. • Diplopia atau penglihatan ganda.

• Astemopia konvergensi. • Mata gampang lelah.

• Myopik kresen • Sakit mata.

• Degenerasi macula dan retina • Astenopia akomodatif.

kepingan perifer. • Ambiopia


• Kelelahan setelah membaca.
• Mata terasa pedas dan tertekan.
Afakia Astigmatisme Presbiopi
• Benda yang dilihat menjadi lebih besar
• Penurunan ketajaman • Kelelahan mata.
25% dibandingm ukuran sebenarnya.
mata baik jarak • Mata berair.
• Terdapat imbas prisma lensa tebal
bersahabat maupun • Sering terasa
sehingga benda terlihat ibarat
jauh. pedas pada
melengkung.
• Tidak teraturnya mata.
• Bagian yang terang terlihat hanya
lekukan kornea.
kepingan sentral sedangkan penglihatan
tepi kabur.
KOMPLIKASI

Strabismus Juling/Estropia
Juling atau esotropia adalah ketika satu mata
Mata juling
memandang lurus ke depan maka mata
sebelahnya dapat saja memandang ke dalam.

Pendarahan
Ablasi retina
tubuh kaca

Glaukoma
sekunder Kebutaan
PENATALAKSANAAN
1.Koreksi Gangguan Refraksi

Pemakaian kacamata Lensa kontak


Kaca mata merupakan alat koreksi Lensa kontak merupakan lensa tipis yang
yang paling banyak dipergunakan kerena diletakkan di dataran depan kornea untuk
mudah merawatnya dan murah, kacamata memperbaiki kelainan refraksi dan
juga masih merupakan metode yang paling pengobatan
aman untuk memperbaiki refraksi
Pembedahan

Radial Keratotomi Photorefraktif Laser Assisted In situ


Keratektomi (PRK) Keratomileusis
Radial keratotomi (dengan pisau)
PRK adalah suatu prosedur (LASIK)
yaitu operasi dengan menginsisi
dimana kekuatan kornea
kornea perifer sehingga kornea
dikurangi dengan menggunakan
sentral menjadi datar
ablasi laser pada central kornea
Pembedahan

Excimer laser Epiratopati

Keratomileusis
Pembedahan

Ekstrasi Lensa
Mata Intracorneal Ring (ICR)
Ekstraksi lensa mata (extraction of clear crystalline lens,
Implantation

lensektomi) dianjurkan pada miopia dengan -16 D


sampai -18 D, khususnya pada anisometropia miopia
2. Farmakoterapi

Kadang-kadang sikloplegik dapat digunakan untuk


mengurangi respon akomodasi yang merupakan bagian dari
pengobatan pseudomiopia. . Beberapa penelitian mengatakan
bahwa penggunaan harian atropin dan siklopentolin topikal
dapat menggurangi progresivitas miopia pada anak dengan
onset usia muda
PEMERIKSAAN
1.Pemeriksaan Ketajaman

■ Pemeriksaan Visus

Penglihatan dapat dibagi menjadi


penglihatan sentral dan perifer. Ketajaman
penglihatan sentral diukur dengan
memperlihatkan objek dalam berbagai
ukuran yang diletakkan pada jarak standar
dari mata.
• Pemeriksaan Dengan Hitung Jari

Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan


jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak tiga meter, maka
dinyatakan tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam
penglihatan hanya dapat dinilai dampai 1/60, yang berarti
hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter. Orang
normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada
jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian
tangan pada jarak satu meter berarti tajam penglihatannya
adalah 1/300
Uji Pinhole Pemeriksaan Dengan
Sinar

Melihat kartu Snellen melalui Orang normal dapat melihat adanya sinar
sebuah plakat dengan banyak pada jarak tidak berhingga. Bila penglihatan
lubang kecil mencegah sebagian sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka
besar berkas tak terfokus yang dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau
memasuki mata. Hanya sejumlah buta nol .
kecil berkas sejajar-sentral yang bisa
mencapai retina sehingga dihasilkan
bayangan yang lebih tajam.
2.Pemeriksaan kelainan refraksi

Pemeriksaan Refraksi
Pemeriksaan Refraksi Objektif
Subjektif
Pemeriksaan refraksi subjektif adalah Pemeriksaan refraksi objektif adalah

teknik/metode pemeriksaan refraksi yang teknik/metode pemeriksaan refraksi

bergantung pada respon penderita dalam dimana pasien pasif, dan hasil

menentukan hasil koreksi refraksi pengukuran diperoleh dari hasil

• Trial-Error observasi alat yang dipergunakan

• Kipas Astigmatisma • Autorefraktometer


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
Despite being red,
Mars is a cold place

GANGGUAN REFRAKSI
Jupiter is a gas giant
and the biggest one
PENGKAJIAN
● Wawancara
Menurut Burnner dan Suddath (2000), informasi yang perlu didapatkan pada wawancara
adalah sebagai berikut :
● Menanyakan kepada psien tentang sejarah penyebab dan waktu mulai terjadinya
gangguan penglihatan tersebut.Pasien dengan mokular degenerasi mempunyai pusat
masalah ketajaman.
● Menyanyakan kepada pasien sehubungan dengan kerusakan lapang periperal dimana
pada kondisi ini pasien akan lebih kesulitan saat .
● Mengkaji tentang penerimaan dari keterbatasan fisik melalui penggunaan fisual harus
diidentifikasi pula mengenai pengharapan realistic darlowvition.
PENGKAJIAN
● Data dasar pengkajian pasien.
● Data Demografi
Usia pada miopi dan hipermetropia terjadi pada semua umur, sedangkan Presbiopia
mulai umur 40 tahun. Pekerjaan, perlu dikaji terutama pada pekerjaan yang
memerlukan penglihatan ekstra dan pada pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan
cahaya yang terlalu lama.
● Keluhan yang dirasakan
Pandangan kabur atau penglihatan kabur, kesulitan memfokuskan pandangan, pusing ,
sering lelah dan mengantuk.
● Riwayat penyakit keluarga
Umumnya didapatkan riwayat penyakit diabetes melitus.
• Riwayat penyakit yang lalu
Pada miopia mungkin terdapat retinitis sentralis, sedangkan pada astigmatisma
didapatkan riwayat keratokonus, keratoglobus dan keratektasia.
• Aktifitas istirahat.
Gejala : perubahan aktifitas berhubungan dengan penglihatan lelah bila membaca.
• Neurosensori.
Gejala : gangguan penglihatan kabur atau tidak jelas , sinar terang yang menyebabkan
silau.
Tanda : bilik mata dalam, pupil lebar.
• Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Nyeri pada mata dan sekitar mata, sakit kepala, pusing
Pemeriksaan fisik

• Celah kelopak mata sempit


• Gambaran bulan sabit pada polos
posterior fundus mata.
• Tidak teraturnya lekukan kornea.
• Mata berair.
• Juling
DIAGNOSA

● Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan


dengan adanya perubahan penerimaan sensor.
● Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen cidera
biologi.
● Resiko tinggi cidera berhubungan dengan hilangnya
keseimbangan.
INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

Setelah dilakukan tindakan keperawatan • Beri bantuan dalam pembelajaran


Gangguan persepsi
dan penerimaan metode alternatif
sensori penglihatan selama 3 x 24 jam diharapkan untuk menjalani hidup dengan
kriteria hasil : kurangnya fungsi penglihatan.
berhubungan dengan • Manipulasi lingkungan sekitar
• Pasien mampu mengidentifikasi diri
Day 01
adanya perubahan Day 02 Day 03 pasien senyaman Daymungkin.
04
sendiri. • Tingkatkan penglihatan pasien
penerimaan Mars
sensor yang masih tersisa dengan
Saturn
• Pasien mampu mengidentifikasi Venus mengoptimalkanEarth pencahayaan.
Despite being red, it’s It’s composed of It’s the second
• one It’s the third planet
Jangan memindahkan barang –
orang lain.
a cold place hydrogen and helium from the Sunbarang di dalam
fromkamar
the Sun
pasien
• Pasien mampu mengidentifikasi untuk mempermudah pasien
tempat saat ini. menemukan barang yang
dibutuhkan.
• Pasien mampu mengidentifikasi hari, • Pastikan akses ke dan
bulan, tahun, dan musim yang penggunaan alat bantu sensori
seperti alat bantu dengar dan
benar. kacamata.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan • Observasi karakteristik nyeri
selama 3x 24 jam diharapkan pasien (penyebabnya, kualitasnya,
berhubungan mampu mengotrol nyeri dengan kriteria skalanya, waktu terjadinya,
hasil : arealnya dan frekuensinya)
dengan adanya agen • Kontrol kondisi lingkungan agar
• Pasien mengetahui penyebab dari
cidera biologi tercipta lingkungan yang nyaman
nyerinya.
(suhu udara, kebisingan,
• Pasien dapat mendeteksi dengan
segera adanya serangan nyeri.
kepadatan jumlah pengunjung)
• Pasien dapat mengurangi nyeri • Dorong pasien untuk dapat
dengan tanpa menggunakan obat – mengontrol nyerinya sendiri saat
obatan anti nyeri. nyeri menyerang dan
• Pasien dapat menggunakan obat – menentukan tindakan yang
obatan anti nyeri sesuai resep yang tepat.
dianjurkan. • Dorong pasien untuk banyak
• Pasien melaporkan nyeri terkontrol. beristirahat guna mengurangi
nyeri.
• Kolaborasi dengan medis untuk
pemberian obat – obatan anti
nyeri.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan • Identifikasi resiko yang


keperawatan selama 3x 24 jam
cidera diharapkan pasien dapat mengontrol meningkatkan kerentanan
berhubungan factor cidera kriteria hasil : terhadap cidera.
• Pasien mampu mendeteksi
dengan penyebab dari kerusakan • Hindari kegiatan yang
hilangnya penglihatanya. menyebabkan cidera fisik.
• Pasien mampu menggunakanalat
keseimbangan. bantu penglihatan • Pantau faktor resiko perilaku
• Pasien mampu menggunakan obat pribadi dan lingkungan.
–obatan untuk mata.
• Pasien mampu memonitor • Mengembangkan dan mengikuti
penyebab terjadinya cidera yang strategi pengendalian resiko.
ada di lingkunganya.
• Pasien mampu melakukan aktifitas • Mengubah gaya hidup untuk
dengan lancar dengan bantuan mengurangi resiko injuri.
cahaya yang adekuat.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Mercury is actually the


closest planet to the Sun
and the smallest one in the
entire Solar System
Alternative Resources
PHOTOS:

● Close-up woman eye looking at camera


● Young woman touching her eyes under the eyeglasses
● Close-up of a woman having eye pain
● Close up portrait of eyes of man
● Man using eye drops
● Elder woman using injection for her eye wrinkles
● Attractive female ophthalmologist checking boy eyes with refractometer machine at optics clinic
● Close up portrait of eyes of woman
● Front view of woman at eye exam

VECTORS:

● Abstract eye collection


● Pack of realistic colored looks
Resources
REFERENSI
● Carpenito, Lynda Jual. 2007. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian Keperawatan.
Alih Bahasa Monika Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta.
● Rahariyani, Lutfia Dwi . 2007. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Mata. Jakarta : EGC
● Dharta Dias. Ilmu Penyakit Mata . Edisi 2. CV Sagung Seto.
● Vaughan, Asbury. Oftalmologi umum. anatomi & embriologi mata: Glaukoma. Edisi
ke-17. Jakarta: EGC; 2015. hal.1-228
● Ilyas,S., 2009, Dasar-dasar Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi Kedua, FK
UI, Jakarta, 5-7; 29-62
● Skuta, G. L. (2010) American Academy Of Ophthalmology, Lens and Cataract.
● Khurana, AK (2007). Comprehensive Ophtalmology Fourth Edition. New Delhi:
New Age International Publishers
● Lang, GK (2000). Ophtalmology. New York: Thieme Medical Publisher
Thanks
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai