Anda di halaman 1dari 20

CASE REPORT

FIBROADENOMA MAMMAE DEXTRA

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Bedah

Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing :

dr.Bakri Hasbullah, Sp. B FINACS

Diajukan Oleh:

Kurnia Yuniati,S.Ked

J 510155078

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

1
CASE REPORT

FIBROADENOMA MAMMAE DEXTRA

OLEH:

Kurnia Yuniati,S.Ked

J 510155078

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari,.........................................................

Pembimbing:

2
dr.Bakri Hasbullah, Sp. B FINACS ( )

dipresentasikan di hadapan
dr.Bakri Hasbullah, Sp. B FINACS ( )

DisahkanKa. Program Profesi :


dr. Dona Dewi Nirlawati ( )

BAB I

LAPORAN KASUS

1. Identitas

Pasien Nama : Ny. N


Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kaling 1/1 tasikmadu
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal pemeriksaan : 16 februari 2017
No. RM : 31.xx.xx

3
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama
Benjolan pada payudara Kanan

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kanan
bagian samping atas sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pada
awalnya benjolan dirasakan sebesar kacang ijo, kemudian bertambah besar
menjadi sebesar biji jagung. Pasien juga merasakan nyeri pada payudara
kanannnya terutama pada daerah benjolah dan terasa panas yang hilang
timbul. Nyeri dirasakan terutama pada saat pasien sedang datang bulan
(haid). Pada saat ini pasien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak
dirasakan. Riwayat keluar cairan dari puting payudara kanan disangkal.
Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 12 tahun. Riwatar datang
bulan dirasakan teratur setiap bulannya.

C. Riwayat penyakit dahulu


Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat keluhan serupa : disangkal
D. Riwayat keluarga
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat keluhan serupa : disangkal

E. Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal Gelisah (-), Lemah (-), Demam (-), pusing (-)
Sistem Kardiovaskular Akral dingin (-), sianosis (-), anemis (-),
palpitasi (-), nyeri dada (-)
Sistem Respiratorius Batuk (-), sesak nafas (-)
Sistem Genitourinarius BAK (+) lancar, nyeri (-) darah (-)
Sistem Gastrointestinal Nyeri perut ulu hati (-), mual (-), muntah (-),

4
nafsu makan menurun (-), BAB (+).
Sistem Muskuloskeletal Badan lemas (-) nyeri seluruh tubuh (-), atrofi
otot (-)
Sistem Integumentum Pucat (-), Clubbing finger (-)

3. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Sadar
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)
BB : 52 kg
TB : 155 cm
Vital Sign :-Tekanan darah : 120/80 mmHg
1. Frekuensi Nafas : 88 x/ menit
2. Frekuensi Nadi : 22x/ menit
3. Suhu : 36,6o C
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : Retraksi supra sterna (-) deviasi trachea (-)
peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar limfe (-)

Thorax :
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, tidak nampak massa
- Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat di SIC V LMC
sinistra
- Perkusi :
- Batas jantung kiri atas SIC II LPS sinistra
- Batas jantung kanan atas SIC II LPS dextra
- batas jantung bawah kanan, SIC IV LPS dextra
- batas jantung bawah kiri SIC IV LMC sinistra
- Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni, reguler, bising jantung (-)

Paru
- Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, gerakan tertinggal
(-), retraksi intercostae (-)
- Palpasi : fremitus ka=ki
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : SDV/SDV, Rhonki (-/-), wheezing (-/-)

5
Abdomen :
- Inspeksi : Permukaan perut rata, distended (-), massa (-),
bekas luka operasi (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) normal
- Perkusi : Suara tympani
- Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muskuler (-)
Ekstremitas : Clubbing finger (-), Edema tungkai (-), deformitas
(-)

2. Status Lokalis

Pemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistra

Inspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan
kulit mamae tidak ada, kedua payudara tampak simetris, tak
tampak adanya massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada,
retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada, arah papilla
mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak
ada.

Palpasi Teraba sebuah massa pada Tidak teraba massa.


kuadran superolateral,
Papilla mamae elastis,
bentuk bulat lonjong, ukuran
pengeluaran discharge tidak ada.
1x2 cm, permukaannya licin,
konsistensi lunak kenyal, Pembesaran KGB aksila (-)
mobile, berbatas jelas, nyeri
tekan (-), ukuran 1 x 2 cm

Papilla mamae elastis,


pengeluaran discharge tidak
ada.

6
3. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium

Keterangan Hasil Nilai Satuan


Rujukan
Haemoglobin 14.1 14.00-18.00 g/dL
Hematokrit 42.6 42.00-52.00 %
Lekosit 7.87 5-10 10^3/uL
Trombosit 265 150-300 10^3/uL
Masa Pembekuan (CT) 05.00 2-8 Menit
Masa Perdarahan (BT) 02.00 1-3 Menit
GDS 143 70-150 MG/DL
Creatinin 0,78 0.8-1.1 MG/DL
Ureum 26 10-50 MG/DL

- Patologi anatomi

MAKROS :

Diterima jaringan dalam toples identitas sesuai asal tumor mammae dextra
ukuran 1x2 , putih , kenyal, cetak semua

MIKROS :
4. Solid
Tumor Resume
mammae dextra sesuai diagnosis klinis menunjukkan gambaran
fibro adenoma mammae . tak tampak tanda ganas
Ny. N, usia 40 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada payudara kanan
KESIMPULAN : Fibro adenoma mammae
bagian samping kanan atas yang dirasakan 2 bulan yang lalu. Benjolan
dirasakan tidak cepat membesar, nyeri (+) hilang timbul terutama pada
saat pasien sedang haid.

Dari pemeriksaan fisik, didapatkan adanya 1 buah massa pada payudara


kanan. Massa terletak pada kuadran superolateral, dengan bentuk bulat
lonjong, ukuran 1x2 cm, permukaan licin, konsistensi lunak kenyal,
mobile, berbatas jelas, nyeri tekan (-).

Papilla mamae normal, Pembesaran KGB aksila tidak ada.

7
5. Diagnosis Kerja
Fibroadeno mammae Dextra
6. Diagnosis Banding

Fibrokistik Changes

Mastitis

7. Terapi
a) Medikamentosa
- RL 20 tpm
- Ceftriaxone 1 gr 2x1
b) Operatif
Lumpectomi

8. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. ANATOMI PAYUDARA
Mammae adalah kelenjar yang terletak di bagian anterior dan termasuk
bagian dari lateral thoraks. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua,
inferior dari kartilago kosta enam dan medial dari sternum serta lateral linea mid-
aksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara kosta empat dan lima. Setiap
mammae terdiri dari 15-20 lobus kelenjar yang setiap lobus terdiri dari beberapa
lobulus. Setiap lobulus kelenjar masing-masing mempunyai saluran ke papila

8
mammae yang disebut duktus laktiferus (diameter 2-4 mm). Diantara kelenjar
susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin
terdapat jaringan lemak.

Gambar 1. Anatomi Payudara

Untuk kepentingan anatomis & deskripsi letak tumor &kista, permukaan


payudara di bagi menjadi 4 kuadran:
Superior (upper)medial
Inferior (lower)medial
Superior(upper)lateral
Inferior(lower)lateral

Gambar 3. Kuadran Payudara

9
2. FIBROADENOMA MAMMAE

A. Definisi

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di


payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan
glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai
tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,
bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor ini tidak melekat ke
jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya FAM
tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Pertumbuhan FAM bisa
cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat
rangsangan estrogen meninggi.

Gambar 4. Gambaran Fibroadenoma mammae

B. Epidemiologi

FAM merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan


benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari

10
5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi
wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services
Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun,
dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam
hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia
yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian
yang lebih kecil dibanding pada usia muda.

C. Etiologi

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal berpengaruh. Peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relative
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini
diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau
pada saat kehamilan. Selain itu fibroadenoma mammae dapat juga dipengaruhi
genetik dan juga faktor predisposisi berupa :
a. Usia : < 30 tahun
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Diet
e. Stress

D. Patofisiologi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat
yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
FAM terjadi akibat proliferasi abnormal jaringan periduktus ke dalam lobulus;
dengan demikian sering ditemukan di kuadran lateral atas karena di bagian ini
distribusi kelenjar paling banyak. Baik estrogen, progesteron, kehamilan, maupun

11
laktasi dapat merangsang pertumbuhan FAM. Pada gambaran histologis menunjukkan
stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

E. Klasifikasi

Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :

1. Fibroadenoma Pericanaliculare yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi


epitel selapis atau beberapa lapis.

2. Fibroadenoma intracanaliculare yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih


banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang(tidak teratur) dengan lumen yang
sempit atau menghilang.Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadiregresi.

F. Gambaran klinis

Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan


ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma mammae bersifat
majemuk. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat,
berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Pemikiran kita yang pertama,
adalah untuk membedakan fibroadenoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor,
atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Umumnya tidak
ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadenoma, dan pula
sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari
jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in situ).

12
Gambar 5. Kelainan pada mammae

G. Diagnosis

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan


pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound,
dan dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan inspeksi pada
saat berbaring, duduk, dan membungkuk apakah terlihat benjolan, kerutan pada
kulit payudara (peau dorange), dan dengan palpasi pada daerah tersebut, dari
palpasi itu dapat diketahui ukurannya, jumlahnya, apakah mobile atau tidak,
kenyal atau keras, bernodul atau tidak, dan mengeluarkan cairan dari putting susu
atau tidak.
Diagnosa fibroadenoma mamae bisa pula melalui teknik pemeriksaan
payudara sendiri dengan menggunakan jari ke 2-3-4 memutar keseluruh lapang
payudara diakhiri dengan memencet puting payudara atau sering disebut sebagai
SADARI. Teknik ini dilakukan sebulan sekali secara teratur, sebaiknya dilakukan
di kamar mandi, dengan waktu tetap ( 2-7 hari setelah hari haid pertama ). Apabila
ada perubahan, segera periksakan kerumah sakit.
Ada lima langkah dalam melakukan SADARI, yaitu :
1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan
lengan di pinggang. Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara,
ukuran dan warna. Karena rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari.

13
Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung
kedalam, atau menonjol kedepan karena ada benjolan. Puting yang
berubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik
kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit.
2. Kemudian angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada
kedua payudara
3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang
keluar. ( bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning atau malahan darah).
4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk
merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya.
Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi
dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang
selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi
pola ini sehingga yakin bahwa seluruh payudara telah tercover. Kini mulai
pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga
mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan
keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti
sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara,
dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih
menekan.
5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi
kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah
ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga paling cocok adalah
ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4,
dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.

14
Gambar 6. Teknik SADARI

Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography


sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70
tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai
gantinya digunakan USG, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal,
sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography.

Gambar 7. Teknik Mammography

Mammography ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak


teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Hanya saja untuk
skrining masal cara ini adalah cara yang mahal dan dianjurkan digunakan secara

15
selektif saja misalnya pada wanita dengan adanya faktor resiko. Ketetapan 83-
95%, tergantung dari teknis dan ahli radiologinya. Sedangkan dengan
pemeriksaan USG hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik.

Gambar 8. Hasil mammography

Pada FNAC (Fine Needle Aspiration Cytology) kita akan mengambil sel
dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang
dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang
terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke
laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop
tumor tersebut tampak seperti berikut:
a) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat
fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-
lobus;
b) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang
berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
c) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar
pendek uniform.

H. Penatalaksanaan

16
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi
ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan
meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan
normal secara perlahan.

I. Komplikasi

Jenis tertentu dari fibroadenoma bisa meningkatkan risiko kanker


payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma tidak menyebabkan
kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki
fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. atau bisa jadi orang tersebut
memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun
lingkungannya.

J. Prognosis

Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan


sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh
kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang menjadi kanker ganas.

17
BAB III
PEMBAHASAN

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara.


Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler
(epitel) yang berada di payudara. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak
nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Terapi dari
fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor
tersebut, dimana prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat
dengan sempurna.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi, Fisiologi Payudara dan Proses Laktasi. Available from :

http://sweetysmiler.wordpress.com/2011/03/15/anatomi-fisiologi-

payudara-dan-proses-laktasi/ diunduh tanggal 6 Oktober 2012


Gruendamann, Barbara J, 2006, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif Volume 2,

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.


Snell, Richard, 2006, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6,

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.


Tumor Jinak Pada Payudara. Available from :

http://shckzkk.blogspot.com/2012/03/tumor-jinak-pada-payudara.html

diunduh tanggal 6 Oktober 2012

19
Sjamsuhidajat, R., De jong, Wim., 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.


Saputra, 2009, Fibroadenoma mammae. Available from :

http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae diunduh

tanggal 7 Oktober 2012

20

Anda mungkin juga menyukai