Anda di halaman 1dari 38

Uvea

Uvea
Terdiri dari iris, korpus siliare dan khoroid Uvea ikut memasok darah ke retina

Iris
Perpanjangan korpus siliare ke anterior Terletak di bersambung dengan permukaan anterior lensa yang memisahkan kamera anterior dan kamera posterior Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata Butir melanin menentukan warna pada iris, semakin banyak coklat tua, sedikit keabuabuan biru Pendarahan : circulus major iris Persyarafan : nervi siliare

korpus siliaris
Berbentuk segitiga pada potongan melitang, membentang ke depan dari ujung anterior khoroid ke pangkal iris Terbagi menjadi pars plikata pada anterior dan pars plana pada posterior Processus siliaris berasal dari pars plikata yang berfungsi menghasilkan cairan aquous humor menentukan tekanan bola mata Persyarapan : nervus siliaris

khoroid
Merupakan segmen posterior uvea Terletak diantara retina dan sklera Khoroid di sebelah dalam di batasi oleh membran bruch dan di sebelah luar oleh sklera

Uveitis

uveitis
Definisi : peradangan pada uvea Incidens : Demografi

Klasifikasi : - Uveitis anterior - Uveitis intermediet - Uveitis Posterior

Gejala Diagnosis Diagnosis test DD Penyebab Pengobatan - non spesific treatment of uveitis komplikasi

Uveitis
Peradangan yang terjadi di jaringan uvea, dapat melibatkan satu atau ketiga bagian bersamaan. Etiologi : Idiopatik (autoimune kompleks) Trauma Penyakit Sistemik dan Okular Penyakit Autoimune Sistemik (Merck Manual Profesional.htm)

Patogenesis Reaksi hipersensitifitas tipe IV Eksudate edema dan/ vaskulitis Eksudata terlokalisir di uveal Nodul Koeppe dan Busacca Fibrin adhesi sel sel inflamasi sebabkan Sinekia Anterior atau Sinekia Posterior (Glaukoma Sudut Tertutup Sekunder)

Uveitis
Gejala Umum Penurunan Penglihatan Nyeri Kemerahan Floaters

Klasifikasi Harper S.L, Chorick L.J. and Foster C.S Anterior Uveitis Posterior Uveitis Intermediate Uveitis

ANTERIOR UVEITIS Merupakan 2/3 (90%) kasus yang terjadi di US Dengan gejala umum,Iritis, keratic presipitat (KP) pada permukaan belakang kornea Klasifikasi : Granulomatosa Non Granulomatosa

Granulomatosa
Infeksi : TB Leprosy HSV ; VZV Sifilis Masquerade Syndrome : Malignancy (Primary CNS & Systemis Lymphoma, Retinoblastoma, MM) Autoimun : Sarcoidosis Lain2 Acute Retinal Necrosis JRA

NON GRANULOMATOSA
ScleroUveitis : Sifilis Poloartritis nodosa wegeners granulomatosa KeratoUveitis : TB Leprosy Sarcoidosis Atrofi Iris : Infeksi Masquerade Syndrome : IOFB Trauma

UVEITIS INTERMEDIAT (Pars Planitis, SiklitisMenahun)

Definisi
Uveitis intermediat adalah sebentuk peradangan yang tidak mengenai uvea anterior atau posterior secara langsung. Sebaliknya, ini mengenai zona intermediat mata.

Insiden
Ini terutama terjadi pada orang dewasa muda. Tidak ada perbedaan distribusi pada pria maupun wanita.

Gejala
Melihat bintik-bintik mengapung didalam lapangan penglihatannya. Pada kebanyakan kasus kedua mata terkena. Tidak terdapat rasa sakit, kemerahan, maupun fotofobia. Sedikit gejala uveitis anterior.

Diagnosis
Dengan slit-lamp: Sel radang lebih besar kemungkinan terlihat diruang retrolental atau di vitreus anterior. Dengan oftalmoskop : Adanya kekeruhan dalam vitreus, yang sering menutupi pars plana inferior. Oftalmoskopi indirek : Sering menampakkan kekeruhan putih bulat halus di atas retina perifer.

Diferensial Diagnosa
Multiple sclerosis Sarcoidosis Syphilis Lyme disease Inflammatory bowel disease

Penyebab
MS (multiple sclerosis) sebuah peradangan yang mempengaruhi otak dan saraf tulang belakang Lyme penyakit, sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang tularkan kepada manusia dari gigitan kutu rusa. Ini sering dapat menyebabkan "bull's-eye" ruam sekitar gigitan, dengan gejala seperti demam, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi.

Pengobatan
Pada kebanyakan pasien, penyakit ini tetap stasioner atau berangsur membaik dalam waktu 5 sampai 10 tahun. Kortikosteroid adalah satu-satunya pengobatan yang menolong namun hanya dipakai pada kasus yang berat.

komplikasi
Katarak subkapsular posterior. Vaskulitis Edem makular kistoid Parut makular permanen Glaukoma sekunder

Uveitis Posterior
Peradangan yang terjadi di daerah koroid dan pada umumnya juga dapat terkena pada retina. Uveitis granuloma lebih sering di Uvea Posterior : Adanya invasi mikroba aktif ke jaringan Penglihatannya berangsur kabur Nyeri dan fotofobia ringan Presipitat Keratik terlihat kelabu besar 1

Klasifikasi Uveitis Posterior


Penyakit Infeksi : Virus, Bakteri, Fungus dan Parasit. Non-Infeksi : Autoimun, Keganasan dan Etiologi tak diketahui. 1

Gejala dan Tanda Uveitis Posterior


Gejala Penurunan Penglihatan Injeksi mata Rasa nyeri sedikit atau tidak ada sama sekali. Fotofobia ringan. 2 Tanda Hipopion Jenis Uveitis Glaukoma Vitritis 1

1.

Retinitis Sitomegalo Virus

Retinitis bilateral yang berbeda pada setiap umur - Bayi : katarak kongenital, atrofi saraf optik, parut retinokoroid serta eksudasi perivaskuler retina. - Anak : pengurangan visus tanpa peradangan mata,

perdarahan retina, nekrosis retina.


-

Dewasa

: Merupakan infeksi oportunistik. 3

Diagnosis : Diagnosis retinitis CMV tidak membutuhkan tes laboratorium atau tes mata. 4 Diagnosis klinis, lesi retina yang khas yang disebut Pizza pie appereance dapat dilihat jelas dengan pemeriksaan funduskopi.

gold standard untuk diagnosa CMV retinitis pemeriksaan retina melalui dilatasi pupil oleh dokter menggunakan ophthalmoscope indirect . Ditemukannya antibodi terhadap CMV di dalam serum dan akuos dapat menunjang diagnosis.4 Penatalaksanaan Currently recommended, FDA-approved treatments for CMV retinitis are the antiviral antimetabolites: valganciclovir (VGCV) (Valcyte), ganciclovir (GCV) (Cytovene), cidofovir (Vistide), first-line drug against CMV retinitis foscarnet (Foscavir), antisense nucleotide fomivirsen (Vitravene). 2

2. Histoplasma
Tanda - tanda : Terdapat histo spot (bercak-bercak khas pada perifer fundus) Atrofi peripapiler dan hiperpigmentasi Lesi makular awalnya berupa daerah edema kecil dapat mungkin menjadi ablasio retina. Pada vitreus tidak terjadi kekeruhan. 1 Diagnosis Skin test Histoplasma X-ray dada dapat menunjukkan tanda yang khas pada paru. 2

Terapi Anti jamur tidak berpengaruh Makulopaty akut, dimulai dari 50 to 150 mg prednisone dengan retrobulbar injection of long-acting steroid, e.g., 40 mg of depomethylprednisolone acetate selama setiap 2 minggu untuk 1 atau 2 dosis. 2

3. Retinokoroiditis toksoplasma
Organisme penyebabnya adalah Toxoplasma Gondii > Paling sering pada segmen posterior. Menyerang Retina dan selanjutnya menimbulkan koroiditis dan iridosiklitis. Gambaran Klinik : - Keluhan penglihatan kabur - Dapat unilateral dan bilateral - Mata tidak merah ataupun sakit - Bercak putih pada retina - Vitreitis fokal pada kasus yang berat

Diagnosis :Didapatkan dari tampilan klinis serta didukung dengan tes toxoplasma yang positif igM . Specimen dari akueus dan vitreus yang diperiksa dengan Tes ELISA. 5

Penatalaksanaan
Kombinasi corticosteroids sistemik dan setidaknya satu antitoxoplasmic agent (Disarankan dua atau tiga). Dosis kortikosteroid is 50 to 150 mg p.o. pagi hari dan dilanjutkan selama 3 sampai 6 minggu. Tidak boleh diberikan tanpa obat profilaksis anti toxoplasma. Obat anti toxoplasma: 1. Sulfadiazine and pyrimethamine drug of choice 2. Clindamycin 150 to 300 mg p.o. setiap 6 jam, kombinasi dengan sulfadiazine, is a synergistic therapy of second choice. 3. Tetracycline is dipakai dengan dosis 1,000 mg, diikuti dengan 500 mg p.o. qid for 3 sampai 4 minggu. 4. Atovaquone (Mepron) adalah anti parasit yang menghambat aktivitas mitokondria protozoa. 2

4. Toksokariasis Okuler
Organisme penyebabnya adalah Toxocara canis dan cati. Gejala tergantung dari bentuk klinik : Endoftamitis toksokara ( 2-9 th ) Kekeruhan vitreus, Katarak sekunder, mata tidak merah, bila terjadi ablasi retina visus sangat jelek. Granuloma korio retina macula ( 6 -14 th ) Penampakan leukokoria, mata tampak tenang, visus tergantung dari luasnya lesi makular. Granuloma korio retina perifer (6 40 th ) visus sangat jelek bila terdapat distorsi dari daerah retina macula. Neuro retinitis atrofi saraf optik N.II. Visus menurun perlahan sampai jelek. 3

Penatalaksanaan
methylprednisolone (40 to 60 mg) di area yang terlibat. Dapat diulang Mingguan atau setiap minggu lainnya sampai proses penyembuhannya selesai.
Short-term systemic prednisone dapat digunakan pada beberapa kasus. Reaksi radang tidak akan muncul sampai kuman mati. Antihelminthic therapy meragukan. Bila digunakan, harus dikombinasikan dengan steroid. Kombinasi yang dipakai adalah thiabendazole 500 mg p.o. qid or 20 mg/kg/day in dosis dibagi dalam 5 hari, plus 40 mg of prednisone p.o. qd for 10 days, dapat menyembuhkan intraocular inflammation. Cryocoagulation and photocoagulation efektif membunuh larva, tapi tidak digunakan dalam area fovea. 2

Ditemukan pada usia 28.5 30 th, dengan pria > wanita. Lebih sering bilateral dari unilateral 78.1 : 21.9 % Ditandai oleh 4 kelainan : 1. Uveitis : pada dasarnya didapatkan peri arteritis dan end arteritis

5. Behcet disease

yang menyebabkan vaskulitif obliteratif sehingga dapat terjadi iskemia, perdarahan, serta ablasi retina.
1.

2.
3.

Stomatitis aftosa yang mengenai bibir, lidah, mukosa bukal, palatum durum, serta palatum molle. Kelainan kulit Kelainan genital berupa ulserasi pada alat genital. 6

Penatalaksanaan
1.

1.

Conventional Treatment : Kombinasi Prednison, cyclosporine, dan pemberian salah satu dari azathioprine atau oral methotrexate. pemberian minimal selama 3 bulan. Infliximab treatment : Diberikan bila pasien gagal dengan terapi konvensional. atau keadaan lebih buruk. Infliximab 5mg/kg iv tiap 3 jam. Dalam 6 periode at day 1, 2, 4, 6, 8, 10 minggu. Tetap menggunakan oral prednisone dan azathioprine. 7

6. Sindrom Vogt - koyanagi - Harada


Uveitis yang disertai gejala kelainan saraf pusat Ages of 20 and 50 years. bilateral diffuse vitritis dan choroiditis, dimulai dari gangguan penglihatan bilateral, sering diikuti dengan headache and nausea. Di bagian depan, sel mutton fat KP and flare ( berkas sinar ), perilimbal vitiligo, pupillary nodules, and anterior chamber shallowing sangat sering ditemukan.

The associated signs of exudative retinal detachmentpoliosis (whitening of the eyebrows), vitiligo (depigmentation of the skin), alopecia (focal baldness), and hearing difficulties (meningismus) plus typical findings on fluorescein angiographyare useful diagnostically. 2

Penatalaksanaan
First line
Prednisone 200mg

plus periocular injections of soluble corticosteroid such as 4 mg of dexamethasone. second line of therapy is an immunosuppressive agent: azathioprine, cyclophosphamide, or cyclosporin A. 2

Daftar Pustaka
1. Vaughen 2. Manual Ocular diagnosis and therapy 5th edition ( July,2002 ) 3. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran edisi ke-2. 4. Heiden D.Ford N, WilsonD., Rodriguez WR, Margolis T, et ( 2007 ) Cytomegalovirus retinitis : the neglected disease of the aids pandemic. 5. Sixth international symposium on uveitis ( 2004 )Venezia italy. Are serological findings important in the diagnose of ocular toxoplasmosis Garcia O, Castillo L, ( spain) 6. American journal ophtalmology. Ocular inflamationin behcet disease Incidence of ocular complication and of loss visual activity. R.Oktay Kazmac, John H. Kempen, Craig Newcomb ( 2008 ) 7. Infliximide Effect compared to conventional therapy in the management of retinal vasculitis in behcet disease. Khalid F. Tabbara and Amal I.AL-Hemidan

Anda mungkin juga menyukai