ANATOMI UVEA
HISTOLOGI UVEA
HISTOLOGI KOROID
UVEITIS
Definisi
peradangan pada iris (iritis, iridocyclitis),
corpus ciliaris (uveitis intermediate, cyclit
is, uveitis perifer atau pars planitis) atau
koroid (koroiditis). [1]
Epidemiologi
usia 20-50 tahun
75% uveitis anterior, 8% intermediate,
dan 17% uveitis posterior atau panuveitis
KLASIFIKASI
Berdasarkan anatomi:
Uveitis anterior, intermediate, posterior, panuve
itis
Berdasarkan patologi:
Uveitis suppuratif
Uveitis non-suppuratif: -Tipe Granulomatous
-Tipe Non-granulomatous
Berdasarkan etiologi
ETIOLOGI
Infective uveitis
Allergic (hypersensitivity linked) uveiti
s
Toxic uveitis
Traumatic uveitis
Uveitis yang terjadi pada penyakit sist
emik non-infeksius
Uveitis yang idiopatik
Kelopak edema
Kongesti sirkumkorne
al
Tanda di kornea
Tanda di bilik mata de
pan
Tanda di iris
Tanda di pupil
Perubahan di lensa
Perubahan pada vitre
ous
Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium dan konsultasi
Diagnosa Banding
Konjungtivitis akut
Glaukoma akut
Komplikasi
Katarak komplikata
Glaukoma sekunder
Cyclitic membran
Koroiditis
Komplikasi retina
Papillitis
Band-shaped keratopathy
Terapi Sistemik
1. Kortikosteroid
2. NSAID
3. Imunosupresif
Glaukoma
Katarak
Pthisis bulbi
Uveitis Intermediate
Definisi
peradangan yang terjadi pada vitreous da
n retina perifer.
Epidemiologi
anak-anak dan dewasa muda 25% kasus
Gejala
Penglihatan kabur
Floaters
Bilateral dan asimet
ris
Tanda
Uveitis anterior
Tanda Vitreous
Segmen posterior
Diagnosa Banding
Sindroma Fuchs uveitis
Limfoma intraokuler primer
Granuloma Toxocara perifer
Amyloidosis
Komplikasi
CMO
Pembentukan macula epiretinal
Katarak dan glaucoma
Ablasio retina
Perdarahan vitreous
Terapi
Terapi Medikamentosa
Vitrektomi
Cryoterapi
Fotokoagulasi laser retina perifer
Uveitis Posterior
=radang pada koroid (koroiditis).
Uveitis posterior:
Retinitis
Koroiditis
Vaskulitis retina
Papillitis
Tipe Klinis
Koroiditis Supuratif
Biasanya tidak terjadi sendiri dan sering mer
upakan bagian dari endoftalmitis.
Koroiditis non-Supuratif
Dapat berupa non-granulomatosa atau granu
lomatosa. Dikarakteristikan dengan adanya e
ksudasi dan infiltrasi seluler yang menyebabk
an adanya lesi putih keabuan yang tersembu
nyi pada pembuluh darah koroid normal yan
g berwarna kemerahan.
Koroiditis non-Supuratif
Diffuse Choroiditis.
Disseminated choroiditis.
Circumscribed/localised/focal choroiditis.
Koroiditis sentralis.
Juxtacaecal or juxtapapillary choroiditis.
Anterior peripheral choroiditis.
Equatorial choroiditis.
Gejala
Gangguan penglihatan
Penurunan penglihatan
Photopsia.
Bintik hitam yang melayang didepan
mata.
Metamorphopsia
Macropsia
Skotoma positif.
Injeksi okuler
Kemerahan mata jarang terjadi pada
uveitis yang terbatas di segmen poste
rior, tetapi dapat terlihat pada uveitis
diffuse.
Nyeri
Rasa nyeri kurang khas pada uveiti
Pemeriksaan Fisik
Oftalmoskop: kekeruhan bad
an kaca dan bila retina masih
terlihat, akan tampak fokal pu
cat disertai pigmen-pigmen.
Lensa kontak 3-cermin Gold
man: terlihat adanya pars pla
nitis sebagai fokal kepucatan
dengan pigmen-pigmen.
Segmen anterior: Tidak dida
patkan kelainan yang berarti d
an tidak didapatkan hiperemi
perikorneal.
FFA: untuk mengetahui luas d
aerah radang, CME, vaskulitis
retina, dan neovaskularisasi
Diagnosa Banding
Penyakit degenerasi retin
a
Kekeruhan karena perdar
ahan
Ablasio retina
Terapi non-spesifik
Suntikan:
Suntikan periokuler:
Long acting: metilprednisolon aset
Terdiri dari kortikosteroid topikal d
at atau Triamsinolon asetonik 40m
an sistemik.
g/cc/minggu
Injeksi kortikosteroid efektif dalam
Short acting: Betametason atau De
memeriksa fase akut posterior uveit
ksametason 4mg/cc/hari
is.
Midriatika/ sikloplegik:
Suntikan subtenon anterior:
Sulfas atropin 1%: sehari 1x1 tete
Obat sama, dosis: 0,5cc untuk kas
s
us uveitis anterior dan pars planitis
Homatropin 2%: sehari 3x1 tetes [5]
.
Tetes/salep mata:
Suntikan subtenon posterior:
Deksametason 1% atau Betameta
Obat sama, 1,5cc/suntikan untuk k
son 1%
asus pars planitis dan uveitis poste
rior.[5]
Prednisonolon 0,5% tetes/salep di
berikan 3 kali [5]
Terapi non-spesifik
Pengobatan spesifik
Sistemik:
Prednisolon: dosis awal 1-1,5mg/kgB
B diturunkan bertahap bila sudah ada
respon.
Siklosporin dapat diberikan bila tidak a
da respon dengan steroid, setelah pe
mberian 2 minggu.
Dosis awal: 5mg/hari, bila ada respon
, diberi dosis maintenance 2mg/kg
BB/hari.[5]
Thank You !