Anda di halaman 1dari 36

REFERAT UVEITIS

Pembimbing: dr. Trisna Rini, Sp.M


Penyusun: Rani Virlia
2008.04.0059
Belinda Carlisa
2008.04.0072

ANATOMI UVEA

HISTOLOGI UVEA

HISTOLOGI KOROID

UVEITIS
Definisi
peradangan pada iris (iritis, iridocyclitis),
corpus ciliaris (uveitis intermediate, cyclit
is, uveitis perifer atau pars planitis) atau
koroid (koroiditis). [1]
Epidemiologi
usia 20-50 tahun
75% uveitis anterior, 8% intermediate,
dan 17% uveitis posterior atau panuveitis

KLASIFIKASI
Berdasarkan anatomi:
Uveitis anterior, intermediate, posterior, panuve
itis

Berdasarkan gejala klinis:


Uveitis akut & kronis

Berdasarkan patologi:
Uveitis suppuratif
Uveitis non-suppuratif: -Tipe Granulomatous
-Tipe Non-granulomatous

Berdasarkan etiologi

ETIOLOGI
Infective uveitis
Allergic (hypersensitivity linked) uveiti
s
Toxic uveitis
Traumatic uveitis
Uveitis yang terjadi pada penyakit sist
emik non-infeksius
Uveitis yang idiopatik

Uveitis Anterior (Iridocyclitis)


Tanda
Gejala
Nyeri
Kemerahan
Fotofobia
Blepharospasme
Lakrimasi
Penurunan pengliha
tan

Kelopak edema
Kongesti sirkumkorne
al
Tanda di kornea
Tanda di bilik mata de
pan
Tanda di iris
Tanda di pupil
Perubahan di lensa
Perubahan pada vitre
ous

Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium dan konsultasi

Diagnosa Banding
Konjungtivitis akut
Glaukoma akut

Komplikasi
Katarak komplikata
Glaukoma sekunder
Cyclitic membran
Koroiditis
Komplikasi retina
Papillitis
Band-shaped keratopathy

Terapi Non Spesifik

jika diketahui penyeba


b pastinya maka diper
lukan terapi untuk pen
Terapi Lokal
1. Obat midriasis-siklopl yebab tersebut
egik
Terapi terhadap Komplik
2. Kortikosteroid
asi
3. Antibiotik broad spect
rum

Terapi Sistemik
1. Kortikosteroid
2. NSAID
3. Imunosupresif

Glaukoma
Katarak
Pthisis bulbi

Uveitis Intermediate
Definisi
peradangan yang terjadi pada vitreous da
n retina perifer.

Epidemiologi
anak-anak dan dewasa muda 25% kasus

Gejala
Penglihatan kabur
Floaters
Bilateral dan asimet
ris

Tanda
Uveitis anterior
Tanda Vitreous
Segmen posterior

Diagnosa Banding
Sindroma Fuchs uveitis
Limfoma intraokuler primer
Granuloma Toxocara perifer
Amyloidosis

Komplikasi
CMO
Pembentukan macula epiretinal
Katarak dan glaucoma
Ablasio retina
Perdarahan vitreous

Terapi
Terapi Medikamentosa
Vitrektomi
Cryoterapi
Fotokoagulasi laser retina perifer

Uveitis Posterior
=radang pada koroid (koroiditis).
Uveitis posterior:
Retinitis
Koroiditis
Vaskulitis retina
Papillitis

Tipe Klinis
Koroiditis Supuratif
Biasanya tidak terjadi sendiri dan sering mer
upakan bagian dari endoftalmitis.

Koroiditis non-Supuratif
Dapat berupa non-granulomatosa atau granu
lomatosa. Dikarakteristikan dengan adanya e
ksudasi dan infiltrasi seluler yang menyebabk
an adanya lesi putih keabuan yang tersembu
nyi pada pembuluh darah koroid normal yan
g berwarna kemerahan.

Koroiditis non-Supuratif
Diffuse Choroiditis.
Disseminated choroiditis.
Circumscribed/localised/focal choroiditis.
Koroiditis sentralis.
Juxtacaecal or juxtapapillary choroiditis.
Anterior peripheral choroiditis.
Equatorial choroiditis.

Gejala
Gangguan penglihatan
Penurunan penglihatan
Photopsia.
Bintik hitam yang melayang didepan
mata.
Metamorphopsia
Macropsia
Skotoma positif.

Injeksi okuler
Kemerahan mata jarang terjadi pada
uveitis yang terbatas di segmen poste
rior, tetapi dapat terlihat pada uveitis
diffuse.
Nyeri
Rasa nyeri kurang khas pada uveiti

Biasanya tidak ada tanda-tanda eks


ternal dan mata tampak tenang.
Hipopion
Pemeriksaan fundus
Kekeruhan Vitreous. karena koroid
itis biasanya terjadi di bagian teng
ah atau posterior. Kekeruhan mun
gkin halus, kasar, seperti benang a
tau seperti bola salju.[2]
Fitur dari patch Koroiditis.
Tahap aktif: seolah pucat-kun
ing atau putih kotor, daerah d
engan tepi tidak jelas. Retina s
ering tampak kabur dan tamp
ak edema
Tahap atrofi: bagian yang ter
kena jadi lebih jelas dari area
normal lainnya.

Pemeriksaan Fisik
Oftalmoskop: kekeruhan bad
an kaca dan bila retina masih
terlihat, akan tampak fokal pu
cat disertai pigmen-pigmen.
Lensa kontak 3-cermin Gold
man: terlihat adanya pars pla
nitis sebagai fokal kepucatan
dengan pigmen-pigmen.
Segmen anterior: Tidak dida
patkan kelainan yang berarti d
an tidak didapatkan hiperemi
perikorneal.
FFA: untuk mengetahui luas d
aerah radang, CME, vaskulitis
retina, dan neovaskularisasi

Ditujukan untuk penyakitpenyakit spesifik maupun


non spesifik (tuberkulosis
dan histoplasmosis), dan
penyakit kolagen.

Diagnosa Banding
Penyakit degenerasi retin
a
Kekeruhan karena perdar
ahan
Ablasio retina

Terapi non-spesifik

Suntikan:
Suntikan periokuler:
Long acting: metilprednisolon aset
Terdiri dari kortikosteroid topikal d
at atau Triamsinolon asetonik 40m
an sistemik.
g/cc/minggu
Injeksi kortikosteroid efektif dalam
Short acting: Betametason atau De
memeriksa fase akut posterior uveit
ksametason 4mg/cc/hari
is.
Midriatika/ sikloplegik:
Suntikan subtenon anterior:
Sulfas atropin 1%: sehari 1x1 tete
Obat sama, dosis: 0,5cc untuk kas
s
us uveitis anterior dan pars planitis
Homatropin 2%: sehari 3x1 tetes [5]
.
Tetes/salep mata:
Suntikan subtenon posterior:
Deksametason 1% atau Betameta
Obat sama, 1,5cc/suntikan untuk k
son 1%
asus pars planitis dan uveitis poste
rior.[5]
Prednisonolon 0,5% tetes/salep di
berikan 3 kali [5]

Terapi non-spesifik
Pengobatan spesifik

Sistemik:
Prednisolon: dosis awal 1-1,5mg/kgB
B diturunkan bertahap bila sudah ada
respon.
Siklosporin dapat diberikan bila tidak a
da respon dengan steroid, setelah pe
mberian 2 minggu.
Dosis awal: 5mg/hari, bila ada respon
, diberi dosis maintenance 2mg/kg
BB/hari.[5]

diperlukan untuk penyebab


seperti toksoplasmosis, toxo
kariasis, TBC, sifilis, dll.[

Thank You !

Anda mungkin juga menyukai