Anda di halaman 1dari 39

Mata Merah Visus

Turun
Dilla Juwita Sari
MATA MERAH ?
Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Injeksi episkleral

Merah Ungu Merah gelap

Arteri konjungtiva posterior Arteri siliar anterior Arteri siliar longus

Konjungtiva ikut bergerak Tidak ikut bergerak Tidak ikut bergerak

Arah aliran ke perifer (limbus) Ke sentral (kornea) Ke sentral (kornea)

Pengelihatan normal Turun Sangat turun


VISUS TURUN ? Gangguan transmisi cahaya yang
disebabkan adanya blokade dari media
refraksi
Diagnosis banding:

• Keratitis
• Ulkus kornea
• Uveitis anterior
• Glaukoma akut
• Endoftalmitis
Keratitis

Keratitis adalah peradangan pada kornea mata.


Klasifikasi berdasarkan lapisan :
• Keratitis pungtata
• Keratitis marginal
• Keratitis interstisial
Klasifikasi berdasarkan Lapisan
Keratitis Pungtata

• Keratitis pungtata superfisial


infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea dan warna hijau
bila diwarnai fluoresein.

• Keratitis pungtata subepitel


Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman.
Keratitis Marginal

Infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.


Penyakit ini sering dijumpai pada pasien umur pertengahan dengan adanya
blefarokonjungtivitis.
Keratitis Interstitial
Masuknya pembuluh darah ke dalam kornea, menyebabkan hilangnya transparansi kornea
dan dapat berlanjut menjadi kebutaan. Penyakit ini sering disebabkan oleh penyakit sifilis.
Klasifikasai Berdasarkan Penyebab
Keratitis Bakteri
• Lensa kontak
• Imun turun
• Kurang air mata
• Penyakit kornea (termasuk keratitis herpes dan sekunder neurotrophic
keratopathy).
• Perubahan struktural atau malposition dari kelopak mata (termasuk
entropion dengan trichiasis dan lagophthalmos).
• Kronis Dakriosistitis.
• Penggunaan kortikosteroid topikal.
Manifestasi Klinis
Gejala :
Mata merah, berair, nyeri pada mata yang terinfeksi,
penglihatan silau dan kabur, ada sekret.

Pemeriksaan bola mata eksternal


Hiperemis perikornea, blefarospasme,
edema kornea, infiltrasi kornea
Pemeriksaan
1. Usapan dari ulkus kornea, cat gram, giemsa
2. Di budayakan pada agar Sabouraud

Tatalaksana
Gram (-) : Tobramisin, Gentamisin, Polimiksin
Gram (+) :Cefazolin, Vancomyxin, Basitrasin
Keratitis Herpetik
Etiologi:
• herpes simpleks : pada epithelial (pembiakan virus) dan stromal (reaksi imun thdp
virus)
• herpes zooster
Manifestasi Klinis
• Nyeri (neuralgic pain)
• Fotofobia
• Penglihatan kabur
• Tearing (mata berair)
• Kemerahan
• Konjungtivitis folikularis akut disertai blefaritis vesikuler yang ulseratif, serta
pembengkakan kelenjar limfe regional.
Pemeriksaan
• Usapan epitel dengan Giemsa multinuklear noda dapat menunjukkan sel-sel raksasa (sel
epitel kornea yang terinfeksi dan virus intranuclear inklusi)
• Pembudayaan viral (memungkinkan untuk identifikasi subtipe HSV)
• Tes deteksi antigen HSV, seperti enzim-linked diinduksi virus sistem
• Polymerase chain reaction menggunakan sampel air mata, kornea epitel, dapat
mendeteksi DNA virus dalam kasus-kasus herpes keratitis atau keratouveitis.
Tatalaksana

• IDU(Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan


diberikan setiap jam; salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
• Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep
• Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
• Asiklovir: dalam bentuk salep 3%, diberikan setiap 4 jam
Keratitis Fungal
• Aspergillus spesies adalah yang paling umum
• Fungi tidak dapat menembus epitel kornea utuh dan tidak masuk
kornea dari pembuluh episcleral limbal
• Menembus membran utuh Descemet untuk mendapatkan akses ke
ruang anterior atau posterior segmen.
Manifestasi Klinis
Gejala :
Sensasi benda asing, sakit, tiba-tiba buram, mata merah, air mata dan sekret berlebihan, fotofobia
Pemeriksaan :
Injeksi Konjungtiva , kerusakan epitel , nanah, infiltrasi stroma, reaksi ruang anterior, hipopion

Tatalaksana
• Polyenes (natamycin, nistatin, dan amfoterisin B)
• Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole, Miconazole, flukonazol,
itraconazole, econazole, dan clotrimazole.
Keratitis Alergi
Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari limbus ke arah
kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah sentral
disertai fasikulus pembuluh darah.
Etiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata (tepung sari rumput-rumputan).

Manifestasi klinis
Bentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil yang besar), bentuk limbus: tantras dot
(penonjolan berwarna abuabu, seperti lilin), gatal, sensasi benda asing, berair dan blefarospasme.

Tatalaksana
Steroid topikal dan sistemik, kompres dingin, natrium propianat, natrium karbonat, obat
vasokonstriktor, cromolyn sodium topical, koagulasi krio CO2, eksisi.
Klasifikasi berdasarkan bentuk klinis

Keratitis Flikten

Keratokonjungtitis
Sika

Bentuk klinis

Keratitis
Neuroparalitik

Keratitis Numuralis
Keratitis Flikten
Benjolan berdiameter 1-3 mm (abu-abu) pada lapisan superfisial
kornea. Epitel diatasnya mudah pecah dan membentuk ulkus.
Keratokonjuntivitis Sika
Keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva.

Keratitis neuroparalitik
Akibat kelainan saraf trigeminus, sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak sensitif
disertai kekeringan kornea. Gangguan ini dapat terjadi akibat herpes zoster, tumor fosa
posterior kranium, dan keadaan lain sehingga kornea menjadi anstetis.
Keratitis Sklerotikan
• Kekeruhan pada kornea yang berbentuk segitiga yang menyertai radang sclera atau
skleritis

• Penyebab keratitis sklerotikan tidak diketahui. Namun diduga karena terjadi perubahan susunan serat
kolagen yang menetap.

• Gambaran klinik
1. Kekeruhan kornea yang terlokalisasi dan berbatas tegas unilateral
2. Kornea terlihat putih menyerupai scler
Keratitis Nummuler/Dimer
Keratitis dimer atau keratitis numularis merupakan bentuk keratitis yang berjalan lambat
yang sering terdapat unilateral pada petani sawah
Ulkus Kornea

• Ulkus kornea merupakan suatu bentuk keratitis dimana terdapat sebagian permukaan kornea yang hilang akibat kematian
jaringan.
• Klasifikasi :
Berdasarkan lokasi :
• Ulkus kornea sentral terletak di sentral, jauh dari limbus vaskular
• Ulkus perifer terletak pada limbus kornea
Berdasarkan etiologi :
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Neurotropik
• Defisiensi Vit. A
Gejala Klinis
• Pada ulkus yang menghancurkan membran Bowman dan stroma, akan menimbulkan
sikatriks kornea.
• Gejala Subjektif sama seperti gejala keratitis.
• Gejala Objektif berupa injeksi siliar, hilangnya sebagaian jaringan kornea, dan adanya
infiltrat. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi iritis disertai hipopion.
Terapi

• Disesuaikan dengan etiologi


• Steroid  masih kontroversial
• Kontraindikasi ulkus fungal
• Boleh, sepanjang terapi kausal sudah diberikan

• Sikloplegik, mencegah sinekia posterior dan dapat mengurangi nyeri akibat spasme silier
• Analgesik
• Obat anti glaukoma jika ada indikasi
• Air mata buatan
• Pembedahan keratoplasti pada tukak kornea dapat dilakukan jika pengobatan tidak sembuh
dan timbul jaringan parut.
II. UVEITIS (ANTERIOR)

o Peradangan jaringan uvea


o Umumnya unilateral
o Penyebab :
o Infeksi : TB, bakterial, viral
o Non infeksi : pasca operasi, penyakit auto imun

• Gejala klinis
Pandangan buram mendadak, mata merah, silau
• Temuan klinis :
Visus turun, keratitis presipitat, sinekia, sel dan flare di bilik mata depan
• TATALAKSANA
o Sikloplegik
o Tetes mata steroid 4-6 x sehari
o Atasi kausa  Antibiotik diberikan apabila mikro-organisme penyebab diketahui
o Steroid oral diberikan bila tidak ada respon / perburukan dalam waktu 2 minggu
III. GLAUKOMA AKUT

Trias glaukoma akut :


1. Mata merah
2. Nyeri hebat di mata
3. Visus turun mendadak  melihat halo
Etiologi :
• primer  timbul pada mata yang memililki bakat bawaan berupa sudut bilik
mata depan yang sempit pada kedua mata
• sekunder  sebagai akibat penyakit mata lain (hifema, luksasi/subluksasi
lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan
suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca pembedahan intraokuler)
Gejala klinik :
 Nyeri hebat di mata  menjalar ke kepala
 Mual dan muntah
 Tajam penglihatan sangat menurun
 Melihat halo atau pelangi di sekitar lampu
 Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar
 Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh
 Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea
 Pupil lebar dengan reaksi cahaya lambat
 Tekanan bola mata sangat tinggi.
TATALAKSANA
Medikamentosa :
• Topikal anti glaukoma
• Miotik : pilokarpin 2-4 % tetes mata
• Carbonic Anhidrase Inhibitor : asetazolamid
• Obat hiperosmotik : manitol i.v 5 cc /kgBB drip cepat dlm 30-45 menit
• Morfin : injeksi 10-15 mg mengurangi sakit dan mengecilkan pupil. 
Pembedahan :
• Operasi filtrasi  Trabekulektomi
• Bila sekunder, operasi utk atasi penyebab :
• Parasintesis
• Evakuasi perdarahan (hifema)
• Ekstraksi katarak
IV. Endoftalmitis
Definisi : peradangan di dalam bola mata
Etiologi : infeksi bakteri, jamur, virus
Tipe endoftalmitis :
• Eksogen : pasca operasi, perluasan keratitis/ulkus kornea, trauma, benda asing
• Endogen : infeksi di tempat lain, misalnya : sinusitis, abses periodonti
• Gejala klinis :
Pandangan buram mendadak, mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak (34.5% )
• Temuan Klinis :
Hipopion, kekeruhan vitreus, visus buruk ( < 1/60)

• Pemeriksaan penunjang :
USG, kultur vitreus  mencari etiologi
• Tatalaksana
Antibiotik/antifungal sistemik, antibiotik/antifungal intravitreal, sikloplegik, antiglaukoma,
analgesic, pembedahan  vitrektomi, eviserasi, enukleasi

• Komplikasi :
Panoftalmitis (melibatkan seluruh bola mata, termasuk dinding dan otot-otot), pergerakan
bola mata, meningitis, sepsis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai