Anda di halaman 1dari 66

PENYAKIT KEGANASAN

PADA ORGAN
REPRODUKSI WANITA

Dr. Rudy Gunawan, SpOG(K)ONK, DMAS, FICRS


Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Konsultan Kanker Kandungan
Bedah Laparoskopi Ginekologi
ORGAN REPRODUKSI WANITA
ORGAN REPRODUKSI WANITA
I. KANKER VULVA
Karsinoma vulva :
– 4% dari Keganasan traktus genitalis
– 80-85% pada wanita pasca menopause, 30% usia 50-70 thn
– Jarang ditemukan pada umur < 45 tahun
– Pada golongan ekonomi sosial rendah dengan hygiene
seksual kurang diperhatikan

Karsinoma Vulva
I.A. Etiologi kanker vulva

 Belum diketahui secara khusus


 Pruritus kronis penomena awal mendahului kanker
invasif
 Umumnya terjadi pada : penderita obesitas,
hipertensi, diabetes, nullipara, berkaitan dgn
multiple sexual partner
 Kanker invasif 20-60% mengandung HPV
 Tidak ada hubungan dg sifilis, granuloma venerum &
granuloma inguinale/denovanosis
I.B. Gejala dan tanda kanker vulva

o Bengkak/massa benjolan divulva disertai pruritus yg lama


o Disertai luka dan perdarahan, kadang disuria
o Luka tampak : ulseratif, leukoplakia, wart (kutil)
o Umumnya tumbuh dilabia mayora, sedikit di labia
minora, klitoris dan perineum
o Biasanya tumbuh multifokal
o Kadang disertai pembesaran KGB inguinal,
disertai keluhan lainnya
I.C. Patologi kanker vulva

• 90% jenis karsinoma sel skuamosa


• Dikatakan mikroinvasif bila diameter ≤ 2cm, kedalaman
invasi stroma ≤ 1cm
• Jenis lainnya :
a. Melanoma => Benjolan yang berwarna hitam kebiruan
Menyebar secara limfogen dan hematogen
Melanoma
b. Adenokarsinoma : Melanoma Vulva

- Umumnya berasal dari kelenjar Bartholini


c. Basalioma/Basal sel karsinoma
• daerah yang bermulut
• nodul kecil yang menjalari ulkus di tengahnya
• hampir tidak pernah menyebar ke kelenjar limfe
Basal cell carcinoma vulva
d. Penyakit Paget : Lesi intraepitelial vulva Karsinoma verukosa
e. Karsinoma verukosa :
– Berbentuk papil
– Penyebaran sangat cepat ( hematogen )

Paget’s disease of the vulva (intraepithelial


adenocarcinoma)

Karsinoma verukosa
I.D. Diagnosis kanker vulva

• Ditegakkan dari hasil Biopsi


• Bila lesi < 1cm sebaiknya dilakukan eksisional
• Sebelum terapi, evaluasi atau pemeriksaan
kolposkopi pd serviks, vagina dan vulva
I.E. Stadium Kanker vulva
I.E. Stadium Kanker vulva

Stage I
• Tumor is confined to the vulva.
• Ia: Lesion ≤ 2 cm in size. Confined to the vulva or perineum and with
stromal invasion ≤ 1.0 mm* without inguinal lymph node
metastasis.
• Ib: Lesion > 2 cm in size or stromal invasion >1.0 mm* confined to
the vulva or peritoneum without inguinal lymph node
metastasis.
*Infiltration depth is defined as the length
from the tumor's epithelial-stromal
connection point with the closest dermal
papilla to the deepest point of infiltration.
Stage II
Tumor regardless of size extending to adjacent
perianal structures (outer third of urethra, outer
third of vagina, anus) and without inguinal lymph
node metastasis.
Stage III
• Tumor regardless of size, with or without invasion of adjacent
perianal structures (outer third of urethra, outer third of vagina,
anus) with inguinal lymph node metastases.
• IIIa : With (i) 1 lymph node metastasis (≥ 5 mm) or
(ii) 1–2 lymph node metastases (< 5 mm)
• IIIb : With (i) 2 or more lymph node metastases (≥ 5 mm)
or (ii) 3 or more lymph node metastases (< 5 mm)
Stage IV
• Tumor infiltrates other regional neightboring organs (2/3
proximal urethra, 2/3 proximal vagina) or distant metastasis.
• Iva : Tumor infiltrates any of the following:
(i) proximal urethra and/or vaginal mucosa, bladder
mucosa, rectal mucosa, or fixed to the pelvic bone or
(ii) fixed or ulcerating inguinal metastases.
• Ivb : Any distant metastasis including pelvic node metastases.
I.F. Terapi

1. Operasi : - Laser evaporasi


- Vulvektomi lokal
- Vulvektomi Radikal + Lympadenektomi
2. Kemoradiasi
3. Radiasi
II. Tumor Ganas Vagina

 Jarang
 Bisa akibat pemberian hormon Dietylstilbestrol = DES,
anaknya menderita clear cell carcinoma
 Karsinoma Vagina
– 99% adalah squamous cell karsinoma
– Sisanya : adenocarcinoma, rhabdomiosarcoma
 Gambaran klinik :
– Adanya fluor albus
– Ulkus
– Pertumbuhan tumor eksotipik seperti
bunga kol
Photograph of a cervix in a patient with
in utero DES exposure
Karsinoma Serviks Uteri

III. Serviks Uteri

• Epidemiologi :
– Tumor ganas ginekologi tingkat pertama di
Indonesia
– Umur terbanyak : 45 – 50 tahun
– Periode latent fase perinvasif jadi invasif :
10 – 17 tahun
Tampilan Serviks Normal & Kanker

Normal
Kanker Servks
Etiologi Kanker Serviks

Nonenveloped double-stranded
DNA virus

Human Papilloma Virus


(HPV)
Klasifikasi HPV

• High Risk Type :


 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58,
59, 68, 73, and 82
 May cause cervical cancer
 Viral DNA can integrate with Host DNA

• Low Risk Type :


 6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72, 81
 May cause genital warts (Not cervical cancer)
 Viral DNA cannot integrate with Host DNA

Munoz et al. N Engl J Med 2003;348:518-27


Tipe HPV Onkogenik Di Indonesia

18

No. 2
No. 1

16

Adenocarcinoma :
 HPV 18 is dominant type (56%)
Squamous Cell Carcinoma
 HPV 16 is dominant type (51%)
Adenosquamous :
 HPV 18 is dominant type (46%)
Schellekens MC et al. Gynecologic Oncology.2004;93(1):49-53; De Boer MA et al, Int J Gynecol Cancer 2006
Tipe HPV
30 “mucosal” HPV type
affect anogenital region
High risk HPV
Low risk HPV (Type 6,11)
(Type 16, 18)

Cervical cancer Anogenital warts


-Anogenital cancer (Condyloma acuminata)

Vulvar cancer Penile warts


Vaginal warts
Penile warts

CIN - III

Anal warts

Invasive cervical cancer


Nazeer S. WHO Collaborating Center in Human Reproduction, Geneva DOIA . www.dermis.net
Bagaimana Perjalanan Penyakit Kanker
Serviks?

Lesi Pra Kanker Kanker


Vaksin
HPV ------------------- 3-17 tahun --------------------

Displasia Displasia Displasia Karsinoma Kanker


Ringan Sedang Keras Insitu Serviks

Deteksi Dini
Stadium Kanker Serviks
Apa saja Faktor Resiko Kanker Serviks?

Berganti-ganti pasangan Merokok


Human Papilloma Virus

Melahirkan banyak anak

Defisiensi Vitamin
GEJALA DAN TANDA

Pada tahap pra kanker , umumnya tidak menimbulkan


gejala. Pada tahap selanjutnya dapat timbul gejala :
• Perdarahan vaginal yang abnormal
• Perdarahan pasca senggama
• Keputihan vaginal yang abnormal
• Gangguan miksi (disuria)
• Gangguan defekasi
• Nyeri di perut bawah atau menyebar
Pencegahan Kanker Serviks

Pencegahan Primer
(mencegah terpapar virus HPV)
- Promosi, Edukasi, dan
- Vaksinasi
Pencegahan Sekunder
(upaya deteksi dini)
- Skrining (Tes Pap = Pap smear, IVA)
Pencegahan Tersier
(terapi dan rehabilitasi )
PENCEGAHAN SEKUNDER
Deteksi Dini

1. Tes Pap

2. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-5%)

Memadai untuk
negara di sarana terbatas
Setelah dipulas Asam Asetat 3 – 5%
PAP SMEAR

Merupakan tes skrining yang paling


banyak dilakukan

• Tujuan Pap Smear :


Deteksi dini lesi prakanker serviks
dan infeksi HPV

• Akurasi :
- Sensitivitas 51 - 93%
- Spesifisitas 80 - 95%

Pemeriksaan ini sangat sederhana, tidak sakit,


memerlukan waktu tidak lebih dari 10 menit
Alat-alat

 Formulir
 Kaca benda

Spatula Ayre dan Cytobrush Spekulum

Tabung Fiksasi
berisi alkohol 96 %
Teknik Tes Pap
• Hapuskan merata pada kaca benda dan segera
fiksasi dalam alkohol 96 % minimal 30 menit
• Keringkan dan kirim ke laboratorium
KEPADA SIAPA PERLU DILAKUKAN PAP SMEAR ?

Gejala-gejala yang harus dilakukan pemeriksaan test PAP :


- Perdarahan diantara siklus haid
- Perdarahan sesudah menopause
- Perdarahan sesudah intercouse / hubungan senggama
- Bercak kecoklatan atau darah beku dari vagina

- Kehamilan tidak mencegah seseorang perempuan dari


pemeriksaan test PAP

Perubahan dini sel (displasia) dan kanker stadium dini


biasanya tidak menimbulkan gejala.
KAPAN DILAKUKAN TEST PAP?

- 3 thn sesudah senggama Ix atau tidak melebihi umur 21 tahun.


- Dan dilakukan pemeriksaan rutin 1x/thn (Pap Konvensional) atau 1x/2 tahun
( dengan peralatan liquid-based) sampai umur 30 tahun.
- Pemeriksaan PAP smear bisa lebih sering dilakukan apabila didapat hasil PAP
smear yang abnormal atau mencurigakan adanya lesi kearah keganasan.
- Dianjurkan pada hari 10-20 siklus haid.
- Sangat dianjurkan pada perempuan yanng memiliki risiko
Syarat tes Pap

• Tes Pap dilakukan sebelum pemeriksaan bimanual


• Hindari kontaminasi dengan pelumas berlebihan
• Tidak melakukan hubungan seksual atau pemberian
obat pervaginam dalam 48 jam
• 2 hari sebelum tes, penggunaan tampon, spermisida
foam, krim atau jelly atau obat-obatan per vaginam.
PENYEBAB NEGATIF / POSITIF
PALSU TES PAP

1. Kondisi vagina dan serviks


2. Keterampilan pengambil smear
3. Alat yang digunakan untuk mengambil
smear
4. Larutan fiksasi
5. Transportasi slide ke laboratorium
6. Proses pewarnaan di laboratorium
7. Pembacaan slide
Kapan mulai
Usia berapa harus berhenti
melakukan Frekuensi pemeriksaan PAP
Organisasi melakukan pemeriksaan PAP
pemeriksaan PAP smear
smear
smear
American
- Tiap 1 thn (Paps Konvensinal)
Cancer Society - HT pd lesi yang jinak
2004 3 tahun setelah - Tiap 2 thn (peralatan
- > 70 thn dgn hasil PAP smear
hubungan seksual, berbasis cairan)
normal 3x, dan tidak ada hasil PAP
American tidak lebih dari usia - Tiap 2-3 thn jika 3 kali
smear abnormal dalam 10 tahun
College of 21 tahun berturut-turut hasil tes normal
Obstetrics & terakhir
pd wanita > 30 tahun
Gynecology

- Berusia > 65 tahun, jika dengan


United States maksimal 3 thn Tiap 3 tahun sekali.
hasil skriningnya normal dan
Preventative dari aktivitas (tidak ada bukti ilmiah bahwa
tidak ada resiko kanker serviks.
Services Task seks I atau usia setiap tahun lebih baik dari
- Wanita yang telah dilakukan
Force 2003 21 thn setiap 3 tahun)
HT dengan lesi yang jinak.
• Gambaran Klinik :
– Keputihan ( fluor albus ), dan busuk
– Perdarahan (post coital bleeding) = perdarahan
kontak ( 75-80% )
– Anemia akibat perdarahan
– Nyeri : infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf
– Akibat metastase jauh : gejala terhadap organ
yang kena.
• Diagnosa
Biopsi terarah (targeted biopsy) atau di bantu
dengan olesan yodium, asam asetat 5%
 PA

Biopsi terarah (targeted


biopsy) atau di bantu
dengan olesan yodium,
asam asetat 5%
Karsinoma Serviks dalam Kehamilan

• Pada stadium 0 : kehamilan ditunggu sampai aterm


• Stadium I,II, dst :
– Trimester I dan Awal Trimester II : Histerektomi
radikal,limphadenektomi pelvik dengan janin in-
utero
– Trimester II lanjut : ditunggu sampai viable,
kemudian SC,diteruskan dengan histerektomi
radikal + Limphadenopati pelvik.
– Trimester III : SC  histerektomi radikal +
limphadenektomi pelvik
• Pengamatan lanjut :
– Setiap 3bulan dalam 2 tahun pertama
– Setiap 6 bulan sampai 5 tahun
– Setiap 1 tahun dst
– Perabaan kelenjar inguinal, supraklavikula,
perabaan abdomen, abdomino vaginal, abdomino
rektal, sitologi puncak vagina, rontgen thorax
(setiap 6 bulan), rektoskopi, sistoskopi, renogram,
IVP, CT Scan pinggul,limfografi sesuai indikasi.
• Prognosis :
– Tergantung Stadium penyakit
– Faktor penentu : umur penderita, keadaan umum,
tingkat klinik, ciri-ciri histologik, kemampuan tim
untuk penanganan, sarana pengobatan yang ada.
CERVICAL CANCER
Sarkoma Serviks

• Jarang ditemukan
• Sarkoma botrioides
• Biasanya pada bayi dan anak-anak
• Bentuk polipoid seperti buah anggur
• Penyebaran cepat  hematogen
• Progosis buruk Sarkoma botrioides
Pengobatan Kanker Seviks

 • Operasi – Stad I-IIA

 • Radiasi - Stad IIB >

 • Kemoterapi


• Gabungan
IV. Corpus Uterus

• Berasal dari endometrium dan miometrium


• Insiden makin meningkat, sebab usia wanita makin
meningkat
• Tumor ganas  negara industri

GOLONGAN RESIKO TINGGI


• Diabetes melitus
• Hipertensi
• Obesitas (BMI > 30 kg/m2)
• Menderita perdarahan uterus abnormal
• Wanita infertil atau subfertil akibat
hiperesterogenisme (siklus anovulator)
• Wanita yang menderita tumor ovarium yang
menghasilkan estrogen (tumor sel granulosa)
• Wanita dengan usia perimenopausal 50-60 th

Tumor Sel Granulosa


Tingkat Pre Kanker
• Hiperplasia adenomatosa
• Hiperplasia endometrium yang atopik

Patologi
• 90%  adenokarsinoma
• 10%  karsinoma epidermoid, adenoabentoma,
sarkoma, karsino sarkoma
Adenokarsinoma

3 derajat histologik :
– G1  diferensiasi sel masih baik
– G2  sudah terdapat bagian yang solid/ pada
– G3  sebagian besar sel padat/ solid, atau
undifferensiasi
Penyebaran
• Cenderung lambat, kecuali pada G3
• Menyebar kepermukaan uterus, endoservik
• Penyebaran bersifat limfogen
Gambaran Klinik Dan Diagnosis
• Stadium awal : pemeriksaan ginekologi negatif
• Biasanya tersembunyi
• Proses lanjut : gejala penekanan, perdarahan
abnormal
• Cara diagnosa :
– Kuret terutama kuret terarah dengan histeroskopi
– Aspirasi endometrium
• USG transvaginal
Penanganan
• Prinsip umum  total abdominal, histerektomi,
salfingooforektomi bilateral, pembilasan cairan
peritoneum, pengangkatan kelenjar limfe perlvik

• Sesudah pembedahan dilanjutkan dengan


radioterapi/ khemoterapi

• Terapi paliatif  dengan hormonal, progesteron


dosis tinggi, provera tablet 100 mg, 2-4x/ hari
Sarkoma Uterus

• Leiomiosarkoma
• Endometrial Sarkoma
• Karsinoma Sarkoma
• Prognosa jelek
• Penanganan : TAH + BSO dilanjutkan dengan
radioterapi / kemoterapi
V. Khorio Karsinoma

• Termasuk dalam neoplasia trofoblas ganas (NTG)


• 50% didahului oleh mola hidatidosa, 25% oleh abortus
22% sesudah kehamilan biasa, 2% sesudah kehamilan
ektopik

Etiologi :
• Kehamilan Dengan Interval Pendek
• Malnutrisi (Defisiensi Vit A Berat)
• Defisiensi Protein
Gejala Klinik
• Perdarahan pervaginam dan PA : sel khariokarsinoma
• Kadar beta HCG yang sangat tinggi

Pengobatan
• Khemoterapy (MTX)
• Jika beta HCG terus tinggi : histerektomi
VI. TUMOR GANAS OVARIUM

Epidemiologi
• 25% dari semua keganasan alat reproduksi
• Rata-rata kasus baru 157.100.000 populasi wanita
setiap tahun

Patologi
• Kumpulan tumor dengan histogenesis beraneka
ragam (ektoderm, entoderm, mesoderm)
• 60% pada usia perimenopause, 30% masa
reproduksi, 10% pada wanita muda
Klasifikasi
1. Tumor epitel  serosa, musinosa, endometrioid,
clear cell, brenner, campuran, undifferentiated.
2. Sex cord  granulosa sel tumor, theca sel tumor,
androblastoma, gynandroblastoma
3. Tumor sel lipid
4. Tumor germ sel  disgerminoma, tumor sinus
endodermal, karsinoma embrional, poli embrioma,
khorio karsinoma, teratoma immatur, struma ovarii
Penyebaran :
• Menyebar secara limfogen
kekelenjar para aorta, medias-
tinal, supraclavicula  paru, hati dan otak
Gejala :
• Gejala desakan : infiltrasi ke jaringan sekitar
• Gejala penyebaran : implantasi peritoneum 
ascites
• Gejala hormonal : defeminisasi,
maskulinisasi (hiper estrogen)
Diagnosa :
• Anamnesis
• Pemeriksaan ginekologi : Inspekulo, VT
• Pemeriksaan penunjang : USG, CT SCAN
• Tumor marker

Penanganan :
• Terapi utama : pembedahan TAH + BSO +
limphadenektomi pelvik, sitologi
ascites, biopsi peritonium
• Kemudian diikuti kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai