Anda di halaman 1dari 72

TUMOR GINEKOLOGI

Oleh:
Fetriza Helfia Sari 1840312774
Addelin Sildferisa 1840312776
Cyntia Harkhansa 1840312777
Adis Novilia 1940312004
Salma Fairuz Fernando 1940312030

Preseptor:

dr. Syamel Muhammad, Sp.OG-K


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
◦ Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel
yang berlebihan dan tidak terkoordinasi
◦ tumor dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu tumor jinak (benign) dan tumor ganas (malign
ant)
◦ Traktus genitalia merupakan tempat pertumbuhan tumor yang tersering pada wanita dan u
mumnya lebih banyak dijumpai tipe tumor ganas seperti karsinoma serviks, karsinoma ovariu
m dan karsinoma endometrium.
◦ Tumor yang jarang dijumpai antara lain tumor vagina, vulva dan tuba fallopi
◦ Pertumbuhan neoplastik pada daerah vagina dan vulva biasanya berasal dari epitel skuamos
a dan papillar serta jaringan mesenkim.
◦ Tumor jinak vagina seringkali ditemukan dalam bentuk leiomioma, rabdomioma dan lain-lai
n
Latar Belakang
◦ Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling banyak terjadi pada organ reproduksi wan
ita pada usia reproduktif.
◦ Pada sekitar 40-60% tindakan histerektomi yang dilakukan terjadi akibat mioma uteri. Mio
ma didiagnosa pada 20-25% wanita pada usia reproduktif dan 30-40% pada wanita berus
ia lebih dari 40 tahun.
◦ Kanker endometrium merupakan kanker ginekologi paling sering didunia dan penyebab ke
matian akibat kanker nomor tujuh terbanyak pada wanita Eropa Barat.
◦ Lebih dari 90% kasus terjadi pada wanita dengan usia lebih dari 50 tahun. Kanker endomet
rium jarang terjadi pada wanita dibawah usia 45 tahun, tapi risiko meningkat tajam pada w
anita saat usia akhir 40-an hingga pertengahan 60-an.
Latar Belakang
◦ Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umur (18–80tahun) denga
n rata-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering pada kelompok umur 30–
40 tahun
◦ Data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012: prevalensi kanker mencapai 4,3:1000
orang. Salah satu tumor ganas yang menjadi penyebab kematian tersering pada wanita ad
alah carcinoma serviks
◦ Insiden puncak Ca serviks pada usia 40–50 tahun. Kanker ini banyak menyebabkan kematia
n karena terlambat dideteksi dan diobati
◦ Tumor ganas ovarium menempati 2,4-5,6 % dari tumor ganas yang sering ditemukan pada
wanita. Insidensinya dibawah kanker serviks dan karsinoma endometrium
◦ Di Indonesia, tumor ganas ovarium menempati urutan keenam dari seluruh tumor ganas ya
ng menyerang laki-laki dan perempuan, dan urutan ketiga pada tumor ganas yang menyer
ang perempuan
Batasan Masalah
◦ Makalah ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, faktor risiko, patofisiologi, klasifika
si, gejala klinis, diagnosis, tatalaksana, dan prognosis tumor ginekologi
Tujuan Penulisan
◦ Penulisan makalah bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai tumor ginekologi
Metode Penulisan
◦ Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai
literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR VULVA
Tumor Jinak Vulva
◦ Kista Bartholini
◦ Dapat terjadi akibat terbentuknya parut setelah infeksi, atau trauma yang dapat menyebabkan sum
batan pada saluran ekskresi kelenjar bartholini.
◦ Umumnya tidak bergejala dan hanya diketahui pada palpasi. Jika terjadi infeksi, gejala utama berup
a nyeri pada palpasi dan dispareunia.
◦ Tatalaksana
◦ Marsupialisasi (utama)
◦ Pemasangan kateter Ward (hanya dapat m
engurangi keluhan penderita untuk semen
tara waktu)
◦ Antibiotik (infeksi sekunder)
Tumor Jinak Vulva
◦ Kista Pilosebasea ◦ Umumnya tidak membesar dan asimptom
◦ terbentuk akibat obstruksi pada duktus kel atik, kecuali pada infeksi sekunder akan ti
enjar pilosebasea mbul nyeri lokal
◦ berupa pembengkakan yang nodular, berb
atas tegas, dan mobile pada vulva atau per
ineum yang berisi kaseosa putih atau kuni
ng yang semi padat yang mengandung se
bum dan sel kulit mati.
◦ Tatalaksana
◦ Insisi
◦ Drainase
◦ Antibiotik
Tumor Ganas Vulva
◦ Epidemiologi
◦ 4% dari tumor ganas ginekologi
◦ lebih banyak terjadi pada lansia yaitu 65-75 tahun, tetapi 15% terjadi pada usia di bawah 40 tahun
◦ tipe terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa (95%)
◦ Etiologi ◦ Faktor Risiko
◦ infeksi hPV (human papilloma virus). ◦ lebih banyak ditemukan pada perokok, pas
ien dengan kanker serviks, atau keadaan i
munosupresi
◦ Berusia lanjut
◦ Manifestasi Klinis
◦ riwayat pruritus yang lama, benjolan di vul
va, perdarahan, nyeri, disuria, keputihan, a
tau berupa ulkus.
◦ benjolan atau massa vulva yang dapat me
nyebabkan ulserasi atau leukoplakia.
◦ Diagnosis
◦ Biopsi
◦ Pemeriksaan fisik : pengukuran massa tumor di vulva dan kelenjar getah bening inguinal
◦ Pemeriksaan radiologi berupa foto toraks dan CT-scan pelvis
◦ Stadium surgikal kanker vulva berdasarkan FIGO

◦ Stadium 0 : karsinoma insitu (karsinoma invasif)


◦ Stadium I : tumor terbatas pada vulva, atau vulva dan perine
um dengan diameter terpanjang tidak lebih dari 2 cm.
◦ Stadium I A : tumor terbatas pada vulva, atau vulva dan peri
neum, dengan diameter 2 cm atau kurang, dan dengan inva
si stroma tidak lebih dari 1,0 mm.
◦ Stadium I B : tumor terbatas pada vulva, atau vulva dan peri
neum, dengan diameter 2 cm atau kurang, dan dengan inva
si stroma lebih dari 1,0 mm.
◦ Stadium II : tumor terbatas pada vulva, atau vulva ◦ Stadium IV A : tumor menginfiltrasi salah satu dar
dan perineum, dengan diameter tumor terbesar l i mukosa kandung kemih, mukosa rektum, muko
ebih dari 2 cm. sa uretra bagian atas, atau telah sampai ke tulan
◦ Stadium III : tumor menginfiltrasi salah satu dari : g panggul dan / atau metastasis ke kelenjar geta
uretra bagian bawah, vagina, anus, dan / atau m h bening regional bilateral.
etastasis kelenjar getah bening regional unilateral ◦ Stadium IV B : metastasis di organ tubuh jauh ter
. masuk kelenjar getah bening pelvis
◦ Tatalaksana
◦ pembedahan dan radioterapi pasca bedah bila termasuk kelompok prognosis buruk
◦ Pada stadium I dilakukan eksisi luas sekitar lesi, bila kedalaman invasi kurang dari 1 mm dari jaringa
n sekitarnya
◦ Pada stadium II dan III, dilakukan vulvektomi radikal dan limfadenektomi inguinal bilateral.
◦ Pada stadium lanjut, pembedahan yang dilakukan adalah eksenterasi jika memungkinkan.
◦ Prognosis ◦ Faktor prognostik lainnya termasuk
◦ Keterlibatan kelenjar getah bening ingu stadium, invasi ke saluran limfatik,
inal dan / atau femoral adalah faktor pr dan usia yang lebih tua.
ognostik yang paling signifikan untuk k ◦ Lesi yang rekuren di kelenjar getah
elangsungan hidup pada pasien denga bening, serta metastasis jauh, me
n kanker vulva
miliki prognosis yang buruk denga
◦ Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun se
n angka kelangsungan hidup 5 tah
cara keseluruhan berkisar dari 70-93%
pada pasien tanpa keterlibatan kelenjar
un yang kurang dari 5%.
getah bening dan 25-41% pada pasien
dengan keterlibatan kelenjar getah ben
ing.
Kanker Serviks
Penyebab utama : Human Papilloma Virus
(HPV)
 HPV menular melalui kontak seksual
 Infeksi HPV terjadi bertahun-tahun (5-20 tahun)
 Jenis HPV (ada > 200 jenis HPV)
• “Low-risk” = hanya luka / infeksi
• “High-risk” = potensi menjadi kanker (Type HPV
6,11,16,18)
Faktor Risiko
• Menikah Muda (< 20 tahun )
• Banyak memiliki partner seksual (♂/♁) (5org = risiko
↑12x)
• Memiliki banyak anak (≥ 5 anak)
• Merokok (risiko ↑2,7 x)
• Daya tahan tubuh rendah
• Menggunakan pil KB > 5 tahun
• Tidak rutin melakukan PAP Smear (6 dari 10 ♂
pasien ca serviks)
Perjalanan Kanker Ser
viks
Pra Kanker Kanker

------------------- 5 -20 tahun ---------------------

Displasia Displasia Displasia Karsinoma Kanker


Ringan Sedang Keras Insitu Serviks
Diagnosis Kanker Serviks
Anamnesis dan Pemeriksan Fisik
Pada tahap awal belum bergejala
Pada tahap invasif :
• Perdarahan abnormal
– Di luar menstruasi
– Selama hubungan seksual
– Setelah menopause
• Keputihan tidak lazim
• Gejala lain
– Nyeri pinggang atau perut bagian bawah
– Oligo atau anuria
Deteksi Dini
PAP Smear
Test Inspeksi Visual Asam (IVA)
Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI)
Test DNA HPV
Pemeriksaan Penunjang
• Inspeksi • USG
• Kolposkopi • BNO-IVP
• Biopsi serviks • Foto toraks
• Sistoskopi • CT-Scan
• Rektoskopi • MRI
• Pet Scan
• Pemeriksaan
laboratorium
Tahapan Staging Kanker
Serviks
l
Tatalaksana
Tatalaksana lesi pra kanker
disesuaikan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan, sesuai dengan kemampuan
sumber daya manusia dan sarana
prasarana yang ada.
Terapi NIS dengan Destruksi Lokal
a. Krioterapi
b. Elektrokauter
c. Diatermi Elektrokoagulasi
d. Laser
Kista Nabothi

Gangguan lanjut infeksi atau proses restrukturisasi


endoserviks menyebabkan metaplasia skuamosa maka muara
kelenjar endoserviks akan tertutup.
Kista Nabothi tidak menimbulkan gangguan
Tidak diperlukan terapi khusus untuk kista Nabothi.
Polip serviks
Polip merupakan lesi atau tumor padat serviks yang
paling sering
Polip serviks bervariasi dari tunggal hingga multipel,
ber-warna merah terang, rapuh, dan strukturnya
menyerupai spons.
Tatalaksana dapat diekstirpasi dengan mudah kemudian
pembersihan dasar tangkai dengan kuret atau kerokan.
Pemutusan tangkai polip dengan kauter unipolar/bipolar
untuk mencegah perdarahan
Tumor Uterus

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Mioma Uteri
Definisi

“ Disebut juga sebagai Uterine Leiomioma dan Uterine Fibroid merupakan neoplasma jinak yang
berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menopangnya yang biasanya ditemukan pada
decade empat atau lima kehidupan wanita. Stimulasi esterogen dianggap sangat berperan dalam

perkembangan tumor ini. Lokasi terbanyak dari tumor ini adalah korpus uteri 1

Mioma Uteri
Epidemiologi
Tumor jinak
Dapat berupa single
ginekologi paling
tumor maupun
banyak pada usia
reproduktif multiple tumor

40-60% histerektomi 20-25% pada wanita


yang dilakukan usia reproduktif dan
merupan akibat 30-40% pada usia
mioma uteri >40 tahun
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi anatominya pada uterus
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi pasti sampai saat ini belum diketahui, banyaknya stimulasi esterogen diduga berhubungan dengan tumor ini
Usia
Obesitas Insiden meningkat lebih
kurang pada dekade ke 3
dan 4, menurun saat
menopause
Diet
Meningkat pada konsumsi Menarche dini
daging sapi dan daging
merah, menurun pada
vegetarian.
Kehamilan dan Paritas
Nulipara lebih beresiko

Kontrasepsi Hormonal
Genetik
Yang berisi hormon
esterogen da progesteron. Meningkat 2,5 kali pada
wanita yang memiliki
keluarga dengan keluhan
yang sama
Patogenesis
Mioma Uteri memiliki lebih banyak
reseptor esterogen, progesteron dan
growth facor

Esterogen Progesteron Growth Factor

Menstrimulasi proliferasi Menstimulasi


otot polos uterus dan Terdapat 2
pendapat angiogenesis,
meningkatkan produksi meningkatkan
matriks ekstrasellurar -> produksi fibronektin
besar dan kolagen
Gejala Klinis
Sebagian besar asimtomatik

Perdarahan abnormal uterus Gangguan pada organ sekita

01 Berupa menorraghia (perdarahan haid


yg berlebihan) bisa juga metrorrhagia 04 Gejala seperti frekuensi, nokturia,
urgensi, sensasi mengeda, retensi urin
(haid yg tdk teratur) bahkan hidronefrosis.

Gangguan Kehamilan dan


Massa pada abdomen bagian Persalianan
02 bawah 05
Penurunan kemungkinan perempuan
hamil, abortus spontan, kelainan letak
janin dalam rahim, inersia uteri
atauatonia uteri dan mempersulit
03 Nyeri Perut Bagian Bawah lahirnya plasenta.
Pemeriksaan Fisik
Palpasi abdomen dengan palpasi
bimanual dapat dilakukan tentukan
apakah terdapat pembesaran
abdomen, ukuran uterus dan
mobilitasnya.
Pemeriksaan Penunjang
01
USG abdomen atau pelvis

02 Laboratorium darah

03 Histeroskopi (HSC) dan histerosalfingografi (HSG)

04 MRI
Tatalaksana
Terapi pada mioma harus mempertimbangkan keadaan umum, usia, paritas, kehamilan, dan gejala yang ditimbulkan

Observasi

01 Jika mioma tidak menimbulkan gejala atau


gejala ringan serta ukuran kecil dari kehamilan
14 minggu hanya dilakukan observasi saja,
biasanya ukuran berkurang saat menopause

Medikamentosa
02 NSAID dan terapi hormonal(GnrH, androgen
dan anti progesterone
Tindakan Operatif
03 - Miomektomi
- Histerektomi
- Embolisasi Arteri Uterin (UAE)
Prognosis

Myoma yang kambuh kembali


(rekurens) setelah myomectomi
terjadi pada 15-40% pasien dan
2/3nya memerlukan tindakan
lebih lanjut
Karsinoma Uteri
Definisi

“ Kanker endometrium adalah tumor ganas epitel primer di endometrium, umumnya dengan
diferensiasi glandular dan berpotensi mengenai miometrium dan menyebar jauh. Kanker
endometrium kanker ginekologi yang paling sering terjadi didunia barat, menempati urutan

keempat kanker pada wanita setelah kanker payudara, kolon dan paru yang mana sebagian besar
dari kasusnya adalah tipe adenokarsinoma.

Mioma Uteri
Epidemiologi
Penyebab kematian Lebih dari 90% kasus
terjadi pada wanita dengan
akibat kanker nomor 7
usia lebih dari 50 tahun,
terbanyak pada wanita jarang terjadi pada <45
Eropa Barat tahun

Angka kejadian
meningkat tajam pada Lebih banyak
akhir usian 40-an hingga
pada kulit putih
Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi kanker endomterium dihubungkan dengan perubahan pola


hormonal -> paparan hormon esterogen secara terus menerus memiliki
efek terhadap proliferasi sel-sel di endometrium sedangkan progesterone
diduga memiliki efek yang berlawanan
Etiologi dan Faktor Resiko
Insert the title of your subtitle Here

Genetik Paritas
Hereditary nonpolyposis colon cancer (HPNCC). Nullipara lebih beresiko dibanding multipara.

Usia Pemberian ASI eksklusif

Pasca menopause > premenopause. Menekan ovulasi dan kadar eserogen ibu

Usia Menarche Obesitas

Meningkat jika semakin dini 2-5 kali lebih tinggi.

Kondisi Medis
Seperti diabetes melitus dan hipertensi
Patogenesis

paparan estrogen baik endogen


Tipe I (85%) atau eksogen dan berasal dari
hiperplasia endometrium
Klasfikasi atipikal
Bokhman

Tipe II (10- Beresiko terjadi kekambuhan


20%) dengan prognosis buruk
Patogenesis
Esterogen

Merangsang proliferasi
Endometrium endomterium
Selama
mengalami
siklus
perbuahan Jika paparan lama ->
menstruasi
struktural hiperplasia atipikal ->
kanker

Progesteron

Efek antiproliferatif
Nyeri
Perdarahan
Pada wanita
Pada wanita premen
->riwayat
opause ->
pascamenopause
menstruasi yan g
perdarahan apa pun yang
Gejala Klinis
berkepanjangan atau adanya
terjadi tidak normalperiode
dan harus
abnormal
panggul
bercak diantara
dievaluasi
menstruasi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan panggul harus dilakuakn
untuk mengevaluasi sumber
perdarahan
Pemeriksaan Penunjang
01
Pemeriksaan Laboratorium

02 USG trasnvaginal

03 Biopsi

04 Dilatasi dan Kuratase ( D&C)


Tatalaksana

Tindakan Pembedahan

01 Yang paling utama total histerektomi dengan


bilateral salpingo-oophorectomy, para-aortic
dan pelvic lymphanedenectomy dan pelvic
washing

Adjuvan Radioterapi
02 Terapi pilihan pada saat pembedahan tidak dapat
dilakukan.
Kemoterapi dan terapi hormon
03 - Terapi sitoreduksi (debulking dengan
operasi dan kemoterapi atau radiasi)
- Progesteron -> pada kanker
endometrium stadium I
Prognosis
Five years survival rate pada five years survival pada stadium
saat masih terlokalisir I adalah 75% sampai dengan
95%, untuk stadium II sebesar
mencapai 96% sedangkan 50%, stadium III hanya sebesar
pada stadium lanjut menurun 30%, dan stadium IV kurang
sampai 44%. dari 25%.
TUMOR OVARIUM
Anatomi Ovarium
Definisi
Tumor ovarium : massa atau jaringan baru yang bersifat abnormal yang terbentuk pada ova
rium dan mempunyai bentuk serta sifat yang berbeda dari sel jaringan aslinya.
Epidemiologi
◦ Tumor ganas ovarium urutan kelima dari tumor ganas penyebab kematian dan merupakan
tumor ganas kandungan dengan angka kematian tertinggi di Amerika Serikat.
◦ Di Indonesia, tumor ganas ovarium menempati urutan keenam dari seluruh tumor ganas ya
ng menyerang laki-laki dan perempuan, dan urutan ketiga pada tumor ganas yang menyer
ang perempuan
◦ Dari seluruh tumor ganas yang menyerang perempuan, sebanyak 6% diantaranya merupak
an tumor ganas ovarium.
Faktor Resiko
Klasifikasi
Diagnosis
◦ Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan
◦ Keluhan yang muncul pada stadium lanjut mencakup kembung, nyeri abdomen, dan keluh
an berkemih.
◦ Pada pemeriksaan fisik akan teraba massa. Pemeriksaan seperti USG,X-ray toraks, CT-scan
atau MRI abdomen dan sonografi abdomen serta pelvis dapat digunakan untuk membant
u prediksi penyebaran tumor.
◦ Pemeriksaan darah tepi, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, serta biokimia darah lainnya perlu
dilakukan Pada pasien muda dianjurkan pemeriksaan human chorionic gonadotropin (hC
G), titer alfa fetoprotein(AFP), dan laktat dehidrogenase (LDH).
Stadium
Stadium surgikal pada kanker ovarium (FIGO 1988). 10
Tumor terbatas pada ovarium.
◦ IA: Satu ovarium tanpa asites
◦ IB: Kedua ovarium tanpa asites
◦ IC: Satu/dua ovarium dengan asites
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis.
◦ IIA: Perluasan ke uterus dan/atau tuba fallopi. Tanpa asites
◦ IIB : Jaringan panggul lainnya tanpa asites
◦ II C: Jaringan panggul lainnya dengan asites
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang dipastikan
secara mikroskopik di luar pelvis dan/atau metastasis ke kelenjar getah bening
regional.
◦ III : Perluasan ke usu halus/omentum dalm panggul, atau penyebaran intraperitonial/kelenj
ar retroperitoneal
◦ IV Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat effusi pleura, maka cairan pleur
a mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.
Tatalaksana
◦ Tindakan pembedahan
◦ Tindakan kemoterapi
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai