Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia.


Sekitar 17,9 juta orang meninggal disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler pada tahun
2016 atau sekitar 31% dari seluruh kematian.1 Gagal jantung merupakan tahap akhir
dari seluruh penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit
katup jantung yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada penderita
penyakit jantung.2
Gagal jantung didefinisikan sebagai kegagalan jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen tubuh untuk metabolisme jaringan yang disebabkan oleh suatu
kelainan struktur atau fungsi jantung yang memiliki gejala (sesak nafas, pergelangan
kaki bengkak, penurunan toleransi latihan dan kelelahan) dan tanda (peningkatan
tekanan vena jugularis/JVP, pulmonary crackles, bunyi jantung III, hepatojugular
refluks dan cardiac murmur) yang khas karena kelainan fungsi dan struktur jantung.3
Prevalensi jantung terus menerus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pada tahun 2008, terdapat 5,7 juta orang Amerika berusia > 20 tahun (2,4%) menderita
gagal jantung. Pada tahun 2010, terdapat sekitar 6,6 juta orang Amerika berusia > 18
tahun (2,8%) yang mengalami gagal jantung dan diperkirakan akan terus meningkat.4
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan prevalensi gagal jantung di
Indonesia sebesar 0,13% dengan kejadian tertinggi di DI Yogyakarta (0,25%) dan
disusul Jawa Timur (0,19%). Prevalensi gagal jantung terus meningkat seiring
pertambahan umur, yaitu tertinggi pada umur 65-74 tahun (0,5%) dan lebih banyak
terjadi pada perempuan (0,2%) dibandingkan laki-laki (0,1%).5
Salah satu bentuk klinis gagal jantung yang sering dijumpai adalah Acute
Decompensated Heart Failure (ADHF), yaitu terdapatnya gejala dan tanda gagal
jantung yang terjadi secara mendadak, dengan onset baru atau onset lama. Onset lama
lebih sering disebut Acute Decompensated Chronic Heart Failure (ADCHF) yakni
keadaan penderita yang memiliki riwayat gagal jantung kronik yang mengalami
perburukan secara progresif. Terdapat bukti adanya kongesti sistemik maupun
pulmonal adalah hal yang sering dijumpai pada ADHF. Prognosis buruk apabila pasien
memiliki tensi rendah saat masuk rumah sakit.6 Mengingat akibat yang dapat di
timbulkan oleh gagal jantung dengan klinis ADHF, penulis tertarik untuk membahas
mengenai Acute Decompensated Heart Failure (ADHF).

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan Case Report Session ini bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan dan pemahaman mengenai Acute Decompesated Heart Failure (ADHF).

1.3 Batasan Masalah

Case Report Session ini membahas mengenai kasus Acute Decompesated


Heart Failure (ADHF).

1.4 Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam penulisan Case Report Session ini adalah hasil
pemeriksaan pasien, rekam medis, dan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization (WHO). Cardiovascular diseases (CVDs). 2017;

2. Maggioni AP. Review of the new ESC guidelines for the pharmacological
management of chronic heart failure. Eur Hear Journal, Suppl. 2005;7(J):15–
20.

3. McMurray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Böhm M, Dickstein


K, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
heart failure 2012: The Task Force for the Diagnosis and Treatment of Acute
and Chronic Heart Failure 2012 of the European Society of Cardiology.
Developed in collaboration with the Heart Failure Association (HFA) of the
ESC. Eur Heart J [Internet]. 2012;33(14):1787–847. Tersedia pada:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22611136

4. Roger VL, Go AS, Lloyd-Jones DM, Benjamin EJ, Berry JD, et al. Heart
Disease and Stroke Statistics—2012 Update. Circulation. 2011;125(1).

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013;1–384.

6. Dickstein K, Cohen-Solal A, Filippatos G, McMurray JJV, Ponikowski P,


Poole-Wilson PA, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of
acute and chronic heart failure 2008. The Task Force for the Diagnosis and
Treatment of Acute and Chronic Heart Failure 2008 of the European Society of
Cardiology. Developed in collaboration with the Heart Failure Association of
the ESC (HFA) and endorsed by the European Society of Intensive Care
Medicine (ESICM). Eur J Heart Fail. 2008;10(10):933–89.

Anda mungkin juga menyukai