Anda di halaman 1dari 9

Fertility Center Rumah Sakit Universitas Brawijaya

Infertilitas adalah kegagalan sepasang suami istri untuk mendapatkan


kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi
selama 1-2 tahun (WHO). Dikatakan infertilitas primer, bila pasangan tersebut belum
pernah mengalami kehamilan sama sekali.
Infertilitas merupakan permasalahan yang sangat kompleks di bidang
kesehatan reproduksi. Angka kejadian infertilitas di dunia setiap tahun adalah 1 dari
7 pasangan. Di Indonesia sendiri tahun 2009 terdapat 50 juta pasangan infertil.
Menurut penelitian, sekitar 40-50% infertilitas disebabkan oleh faktor istri, 25-40%
dari faktor suami, 10% keduanya dan 10% tidak diketahui sebabnya.
Penanganan infertilitas yang tepat harus dilakukan sesuai dengan
penyebabnya. Gangguan ovulasi (pelepasan telur), endometriosis (tumbuhnya
lapisan dalam rahim di luar rahim) dan oklusi tuba fallopii (penyumbatan saluran
telur) merupakan penyebab utama faktor perempuan. Sedangkan faktor pria antara
lain berkurangnya jumlah produksi sperma, sumbatan pada sistem pengeluaran
sperma, terbentuknya antibodi terhadap sperma, kerusakan pada testis (buah zakar),
dan gangguan hormonal.
Rumah Sakit Universitas Brawijaya didirikan pada tahun 2009, dan
diresmikan beroperasi pada tahun 2016. Sejak awal didirikan, Rumah Sakit
Universitas Brawijaya telah memiliki tekad yang kuat dalam pengembangan
pelayanan kesehatan melalui teknologi, penelitian, inovasi, dan tenaga kesehatan
yang profesional. Hal ini tercantum dalam Visi dan Misi Rumah Sakit Universitas
Brawijaya yaitu Menjadi Rumah Sakit yang memiliki kualitas di bidang Pendidikan,
Penelitian, dan Pelayanan Kesehatan Prima yang berkualitas serta bertaraf
Internasional.
Dengan dibentuknya Fertility Centre di Rumah Sakit Universitas Brawijaya,
Dimana merupakan rintisan RS pendidikan Universitas Brawijaya di Kota Malang
akan membantu secara signifikan baik dalam bidang pelayanan, pendidikan maupun
penelitian karena saat ini belum ada klinik fertilitas yang bekerja secara holistic.
Dengan dibentuknya Fertility Centre ini yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu seperti
Obstetri dan Ginekologi, Urologi, Andrologi, Embryologist, dan sebagainya
diharapkan mampu menjadi pelopor dalam menurunkan dari masalah fertilitas di kota
malang pada umumnya.
Secara khusus, ada tiga sasaran yang akan dilakukan baik dalam jangka
pendek maupun panjang, antara lain:
1. Bidang Pendidikan
Penyelenggaraan program pendidikan di Rumah Sakit Universitas Brawijaya
digunakan untuk program pendidikan subspesialis Fertilitas, Endokrinologi, dan
Reproduksi yang akan berintegrasi dengan RS dr. Saiful Anwar sebagai RS
pendidikan dokter spesialis.

2. Bidang Pelayanan
Dalam bidang pelayanan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi (FER), Fertility
Center Rumah Sakit Universitas Brawijaya memiliki program Pelayanan yaitu, antara
lain :
a. Pemeriksaan Infertilitas
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mencari penyebab dari infertilitas pada
pasangan baik pria maupun wanita. Pemeriksaan pada wanita berupa
pertanyaan seputar haid, seks, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang seperti USG, HSG, Laparoskopi, dan Histeroskopi. Pemeriksaan
pada pria berupa pertanyaan seputar seks, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang seperti analisis sperma, dan USG.

b. Stimulasi Ovarium
Tersedianya layanan stimulasi ovarium terpantau. Layanan ini dilakukan oleh
tenaga kesehatan profesional yang berpengalaman. Menyediakan Beberapa
obat-obatan yang tersedia untuk stimulasi ovarium :
1. Clomiphene Citrate
2. Aromatase Inhibitor
3. Gonal-F (FSH Rekombinan)
4. Menopur (Human Menopausal Gonadotropin)
5. Pergoveris (FSH, LH Rekombinan)
c. Analisis dan Washing Sperma
1. Analisis-Sperma
Pemeriksaan cairan semen (ejakulat dari pria) secara mikroskopis
untuk menentukan volume, jumlah, gerakan dan morfologi sperma.
Analisis sperma dilakukan untuk mengetahui kesuburan seorang pria.
Cara dan penilaiannya dilakukan menurut standar yang ditentukan oleh
WHO.
Pengumpulan semen biasanya dilakukan dengan cara masturbasi.
Sebelum pengambilan sampel untuk diperiksa, pasien diharuskan untuk
melakukan abstinensia seksual (tidak berhubungan seks) antara 3–5
hari. Sampel harus segera diserahkan ke laboratorium setelah
dikeluarkan, tidak boleh lebih dari satu jam.
2. Sperm washing/ Pencucian Sperma
Suatu prosedur untuk mendapatkan sel sperma (spermatozoa) dari
cairan mani dengan cara pemisahan dan pemurnian sehingga didapat
spermatozoa dengan kualitas baik untuk digunakan dalam prosedur
inseminasi ataupun bayi tabung.

d. Inseminasi Intrauterin - IUI (Intrauterine Insemination)


Untuk menghasilkan kehamilan, sperma laki-laki harus menempuh perjalanan
mulai dari vagina melalui leher rahim masuk ke dalam rahim hingga menuju
saluran telur, tempat terjadinya pembuahan sel telur oleh spermatozoa.
Inseminasi intrauterin adalah suatu prosedur menempatkan sperma yang telah
dipreparasi (dicuci) ke dalam rahim pada saat ovulasi. Menempatkan sperma
langsung ke dalam rahim menyebabkan perjalanan sperma ke saluran telur
menjadi jauh lebih pendek. Dengan cara ini kesempatan sperma untuk
membuahi sel telur menjadi lebih besar sehingga memperbesar peluang
terjadinya kehamilan.

e. Bayi Tabung/In Vitro Fertilization (IVF) - Intra Cytoplasmic Sperm


Injection (ICSI)
Adalah sebuah teknik Reproduksi Dibantu dengan cara mengawinkan sperma
dalam jumlah tertentu dengan sel telur, diletakkan dalam sebuah cawan berisi
medium tertentu, yang keseluruhan prosesnya dilakukan di luar tubuh manusia.
Perkawinan dan pengkondisian antara sel sperma dengan sel telur dilakukan
menggunakan media kultur dan dilaksanakan di Laboratorium Embryology.
Teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) dilakukan bila hasil analisa
sperma menunjukkan kualitas dan jumlah sperma sangat minim. Untuk terjadinya
konsepsi, atau perkawinan, yaitu bantuan manusia dibutuhkan pada kasus ini,
yaitu dengan cara menyuntikkan satu sel sperma ke dalam satu sel telur.
Inkubasi dilaksanakan selama beberapa hari untuk memantau terjadinya
pembuahan normal hingga membentuk embryo yang kemudian disemprotkan ke
dalam rahim, 2 atu 3 hari setelah prosedur pengambilan sel telur dilakukan.

f. MESA PESA, TESA, & TESE


Operasi pengambilan sel sperma pada buah zakar pria yang mengalami masalah
pada jumlah atau kualitas sperma atau pada kasus Azoospermia, untuk selanjutnya
dapat dilakukan tindakan bayi tabung.
g. Cryopreservation / Simpan Beku
Sperma dan embrio berkualitas terbaik disimpan dalam suhu -196 C dan
kemudian dicairkan pada saat rencana kehamilan selanjutnya dilakukan.
h. Laparoskopi Diagnostik/Operatif
Laparoskopi adalah operasi yang dilakukan dengan teleskop dan instrumen yang
dimasukkan ke dalam rongga perut melalui lubang ukuran kecil. Laparoskopi
bertujuan untuk menilai kondisi organ reproduksi dengan teliti dan melakukan
operasi ginekologi. Menurut penelitian, operasi organ ginekologi untuk tujuan
perbaikan kesuburan lebih baik dengan operasi laparoskopi dibandingkan dengan
operasi besar.

i. Histeroskopi Diagnostik/Operatif
Histeroskopi adalah prosedur yang dilakukan melalui instrumen berkamera yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim untuk menilai kondisi dalam rahim dan
melakukan perbaikan pada saat ditemukan adanya kelainan/penyakit.
j. VIP Incubator
Adalah layanan kultur embrio menggunakan teknologi timelapse incubator
dimana pertumbuhan embrio di awasi secara ketat dengan lingkungan
terkontrol dibawah incubator individual sehingga dapat mengoptimalisasi
pertumbuhan embrio danmenghasilkan embrio berkualitas baik serta
menyeleksi embrio.

k. PGS ( PRE - IMPLANTATION GENETIC SCREENING )


PGS atau Pre-implantation Genetic Screening adalah teknologi terbaru untuk
screening kromosom pada embryo sehingga dapat mengoptimalkan tingkat
keberhasilan kehamilan Program Bayi Tabung.
3. Bidang Penelitian
Penyelenggaraan program penelitian di Rumah Sakit Universitas Brawijaya
digunakan untuk focus pada tingkat seluler yang akan mencari dan menemukan
sebuah metode ataupun terapi yang layak digunakan serta efektif pada bidang
fertilitas. Dengan adanya program penelitian tersebut secara tidak langsung dapt
mempercepat dan memfasilitasi baik bagi pendidikan sub spesialis maupun
pendidikan doctoral di lingkungan Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai