Anda di halaman 1dari 9

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA


NOMOR : 424/RSUB/VIII/2016

TENTANG

PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Menimbang : a. Bahwa Komite Etik dan Hukum bertujuan sebagai


upaya penyelesaian dan penanganan keluhan maupun
pengaduan masyarakat, terutama yang menyangkut
dugaan pelanggaran kode etik profesi pemberi
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
b. Bahwa adanya kebutuhan akan kemampuan
memahami masalah etika, melakukan diskusi
multidisiplin tentang kasus mediko legal dan dilema
etika biomedis serta proses pengambilan keputusan
yang terkait dengan permasalahan hukum.
c. Bahwa untuk meningkatkan mutu dan pengetahuan
dasar di bidang etika kedokteran, serta menciptakan
disiplin profesinal etis dalam pelayanan kesehatan.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan
Pembentukan Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
Universitas Brawijaya.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/Menkes/SK/VI/I/2002 tentang Pedoman Peraturan
Internal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE


ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
BRAWIJAYA

Kedua : Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur
kemudian hari dan apabila terdapat kekurangan atau
kekeliruan akan ditinjau sebagaimana mestinya.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Malang
Pada tanggal: 23 Agustus 2016

Direktur Rumah Sakit Universitas Brawijaya

Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, Sp. PD., Sp. JP (K)


NIP.194709211976031001
Petikan : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan
untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


TENTANG : PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Nomor :
Tanggal :

No Nama/ NIP Jabatan Keterangan

Direktur Rumah Sakit Universitas Brawijaya

Prof. DR. Dr. Djanggan Sargowo, Sp. PD., Sp. JP (K)


NIP.

KOMITE ETIK DAN HUKUM


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi. Agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, perlu ditingkatkan upaya untuk
memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang lebih baik dan biaya terjangkau.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan
sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam
masyarakat pun mulai berubah. Masyarakat cenderung menuntut
pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah, lebih bermutu
termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit, maka fungsi
pelayanan Rumah Sakit Universitas Brawijaya secara bertahap perlu
terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi
kepuasan dan kenyamanan kepada pasien, keluarga maupun
masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Universitas Brawijaya adalah suatu institusi pelayanan
kesehatan yang yang saling berhubungan antara sumberdaya manusia
dan sumberdaya modal. Keterkaitan ini dikarenakan adanya pelayanan
kesehatan menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan
penelitian. Untuk dapat melaksanakan pelayanan yang optimal, maka
diperlukan sumberdaya manusia yang profesional di bidang teknis
medis maupun administrasi kesehatan. Sehingga aturan-aturan yang
ditentukan oleh Rumah Sakit Universitas Brawijaya dapat berjalan
dengan baik.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terselenggaranya kegiatan hukum Rumah Sakit yang efektif dan
berkualitas.
2. Tujuan Khusus
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur dalam
hal :
a. Penyusunan dan perumusan medico etik legal dan kode etik
pelayanan rumah sakit.
b. Menyelesaikan masalah etik rumah sakit dan pelanggaran
terhadap kode etik pelayanan rumah sakit.
c. Pemeliharaan etik penyelenggaraan fungsi rumah sakit, Hospital
Bylaws dan Medical Staff Bylaws.
d. Sebagai gugus tugas dalam penanganan masalah hukum di
Rumah Sakit Universitas Brawijaya.

D. FUNGSI
1. Fungsi Pendidikan
Bekerjasama dengan administrasi rumah sakit, instalasi dan
ruangan, staf medis, perawat dan berbagai profesi kesehatan
lainnya, komite akan melakukan upaya pendidikan dan
pengetahuan yang diperlukan terkait etika klinis dan hukum
kesehatan dengan dengan cara in house training atau metode
pelatihan dan pendidikan lainnya.
2. Meninjau dan Mengembangkan Kebijakan
Komite akan membantu rumah sakit dan staf profesionalnya dalam
mengembangkan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan etika
dan hukum kesehatan.

3. Meninjau Kasus
Salah satu fungsi penting dari komite adalah perannya sebagai
forum untuk menganalisa pertanyaan-pertanyaan etika yang
muncul dalam perawatan pasien secara individu. Dalam perannya
ini, komite akan berusaha untuk memberikan dukungan dan
konsultasi bagi mereka yang bertanggung jawab terhadap
pengambilan keputusan meliputi petugas kesehatan, pasien,
pendamping dan anggota keluarga pasien.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


 Mengadakan rapat koordinasi Komite Etik dan Hukum dengan
Komite terkait 1 bulan sekali.
 Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien
tentang hak dan kewajiban antara pasien dan dokter.
 Membantu Direktur menyusun dan merumuskan medico etik legal
dan kode etik pelayanan rumah sakit.
 Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum terhadap
pegawai di Rumah Sakit Universitas Brawijaya
 Menyelesaikan masalah pelanggaran etik dan hukum antara pasien
dan Rumah Sakit Universitas Brawijaya.

F. TATA CARA PENANGANAN KASUS ETIK


1. Direktur mengajukan permintaan kepada komite etik dan hukum
untuk melakukan peninjauan kasus
2. Tim akan melakukan peninjauan terhadap permintaan tersebut
untuk menentukan :
a. Masalah yang terjadi
b. Status pasien
c. Pertanyaan seputar etika
d. Masalah-masalah yang menyebabkan permintaan
e. Informasi lain yang diperlukan
3. Jika penilaian dari tim bahwa permintaan tersebut tepat, tim akan
menghubungi dokter pasien untuk mendiskusikan permintaan
tersebut, meminta partisipasinya dan mengatur pertemuan
peninjauan kasus. Sebagai tambahan, pasien atau keluarga pasien
atau pembuat keputusan bagi pasien, sesuai kebutuhan kasus,
harus juga diberitahukan bahwa peninjauan kasus akan dilakuakan
dan diundang untuk berpartisipasi. Keputusan mereka untuk tidak
berpartisipasi, atau penolakan mereka untuk konsultasi, tidak boleh
mencegah konsultasi etika formal berlangsung, dengan asumsi
bahwa konsultasi ditentukan tim.
4. Anggota tim dapat menentukan bahwa sangat tepat untuk
mengundang peserta lain dalam pertemuan dimana tim
mendiskusikan kasus. Diantara orang-orang yang dapat diundang
dalam pertemuan tersebut adalah: anggota staf professional yang
secara langsung terlibat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien, personil dengan keahlian tertentu; dan pasien dan/atau
anggota keluarga pasien.
5. Jika dalam penilaian peninjauan kasus oleh tim, permintaan
peninjauan kasus tidak tepat, tim juga akan menginformasikan
kepada pihak yang meminta peninjauan kasus dan/atau dokter
yang merawat
6. MelakukanPertemuanPeninjauanKasus
a. Ketua tim menjelaskan mengapa pertemuan tersebut dilakukan
dan menjelaskan tugas mereka dan perlunya menjaga
kerahasiaan
b. Jika dokter yang merawat pasien dan petugas kesehatan lain
hadir menjadi akan tepat sekali bila mereka mempresentasikan
kepada tim peninjau mengenai riwayat pasien, kondisi pasien
saat ini, prognosis dan hal-hal yang berkaitan dengan peninjauan
kasus. Anggota tim dapat meminta peserta pertemuan, termasuk
pasien/ anggota keluarga jika ada, untuk menjelaskan apa
pertanyaan, masalah atau hal-hal etika yang diminta untuk
ditinjau.
c. Setelah itu diadakan pertemuan tertutup untuk tim untuk
merumuskan rekomendasi.
7. Rekomendasi hasil dari peninjauan kasus dan setiap rekomendasi
akan dikomunikasikan kepada individu yang meminta peninjauan
kasus (dokter yang merawat, staf rumah sakit atau kepada pasien
dan keluarganya). Setelah diskusi ini, dan bersama-sama dengan
dokter yang merawat, tim akan mencatat hasil dari peninjauan
kasus etik dalam rekam medis pasien. Hasil ini juga akan
dilaporkan dan ditinjau oleh, komite pada pertemuan berikutnya.

Direktur Rumah Sakit Universitas Brawijaya

Prof. DR. Dr. Djanggan Sargowo, Sp. PD., Sp. JP (K)


NIP.

Anda mungkin juga menyukai