Anda di halaman 1dari 5

ETIKA PROFESI

MATAKULIAH : Etika Profesi


TOPIK : Peran dan fungsi Majelis Pertimbangan Etik Profesi
SUB TOPIK : 1. Peran dan fungsi Majelis Pertimbangan Kode Etik
2. Peran dan fungsi Majelis Pertimbangan Etik Profesi
WAKTU : 1 x 60 Menit
DOSEN : RINI DESKA

Objektif Perilaku Siswa :


Di akhir pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat :
- Menyebutkan peran dan fungsi majelis pertimbangan kode etik dan etik
profesi
- Menjelaskan

Sumber Pustaka:

 Bertens.K,(2001). Ethics. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.( Hal 4 )


 Dep kes. RI, (2002).Etika dan kode etik kebidanani. Jakarta : Dep kes RI
( hal 32 ).
 Taher,tarmizi, ( 2003) . medical etics.jakarta :Gramedia Pustaka Utama.(Hal
64 )
 Jones. R Shirley, (2000). Ethics in midwafery. London : Mosby ( Bab 2 Hal 10
).

RINI DESKA 1
ETIKA PROFESI

Hukum kesehatan adalah rangkaian peraturan perundang-undangan dalam


bidang kesehatan yang mengatur tentang pelayanan medik . kasusu hukum
merupakan peristiwa yang menyimpang , melanggar atau bertentangan dengan
ketentangan dengan ketentuan hukum. Sehingga perlu di bentuk majelis
pertimbangan etik bidan.

A. Pengertian Majelis Etika Profesi adalah merupakan badan perlindungan


hukum terhadap para bidan sehubungan dengan adanya tuntutan dari klien akibat
pelayanan yang diberikan dan tidak melakukan indikasi penyimpangan hukum.
Realisasi majelis Etika Profesi Bidan adalah dalam bentuk Majelis
Pertimbangan Etik Bidan (MPEB) dan Majelis Peradilan Profesi (MPA). Latar
belakang dibentuknya Majelis Etika Profesi Bidan (MPEB) adalah adanya unsusr-
unsur pihak-pihak terkait :
1. Pemeriksaan pelayanan untuk pasien
2. Sarana pelayanan kesehatan
3. Tenaga pemberi pelayanan yaitu bidan.
Pelaksana tugas bidan dibatasi oleh norma, etika, dan agama. Tetapi
apabila ada kesalahan dan menimbulkan konflik etik, maka diperlukan wadah
untuk menentukan standar profesi, prosedur yang baku dan kode etik yang
disepakati, maka perlu dibentuk Majelis Etik Bidan yaitu MPEB dan MPA.
B.Tujuan dibentuk MPEB adalah untuk memberikan perlindungan yang
seimbang dan obyektif kepada bidan dan penerima pelayanan.

RINI DESKA 2
ETIKA PROFESI

C. Lingkup Majelis Etika Kebidanan meliputi :


a. Melakukan peningkatan fungsi pengetahuan sesuai standar
profesi pelayanan bidan (Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002)
b. Melakukan supervisi lapangan, termasuk tentang teknis dan
pelaskanaan praktek, termasuk penyimpangan yang terjadi. Apakah pelaksana
praktek budan sesuai dengan standar praktek bidan, standar profesi dan
standar pelayanan kebidanan, juga batas-batas kewenangan bidan
c. Membuat pertimbangan bila terjadi kasus-kasus dalam
praktek kebidanan
d. Melakukan pembinaan dan pelatihan tentang hukum
kesehatan, khususnya yang berkaitan atau melandasi praktek bidan.

Pengorganisasian Majelis Etika Kebidanan adalah:


a. Majelis Etika Kebidanan merupakan lembaga
organisasi yang mandiri, otonom dan nonstruktural
b. Majelis Etika Kebidanan dibentuk di tingkat Propinsi
dan Pusat
c. Majelis Etika Kebidanan Propinsi berkedudukan di
Ibukota Propinsi.
d. Majelis Etika Kebidanan Pusat dan Propinsi dibantu
oleh Sekretaris
e. Jumlah anggota masing-masing terdiri dari 5 orang
f. Masa bakti anggota Majelis Etika Kebidanan selama 3
tahun dan sesudahnya, jika berdasarkan evaluasi dapat dipilih kembali
g. Anggota Majelis Etika Kebidanan diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri Kesehatan
h. Susunan organisasi Majelis Etika Kebidanan terdiri
dari :

RINI DESKA 3
ETIKA PROFESI

- Ketua dengan kompetensi tambahan di bidang hukum


- Sekretaris merangkap anggota
- Anggota Majelis Etika Kebidanan

D. Tugas Majelis Etika Kebidanan meliputi :


- Meneliti dan menentukan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam
menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh bidan.
- Penilaian didasarkan atas permintaan pejabat, pasien, dan keluarga yang
dirugikan oleh pelayanan kebidanan.
- Permohonan secara tertulis dan disertai data-data
- Keputusan tingkat Propinsi bersifat final dna bisa dikonsul pada Majelis Etika
Kebidanan tingkat Pusat.
- Sidang Majelis Etika Kebidanan paling lambat 7 hari setelah diterima
pengaduan. Pelaksana sidang menghadirkan dan minta keterangan dari bidan
dan sksi –saksi
- Keputusan paling lambat 60 hari dan kemudian disampaikan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang.
- Biaya dibebankan pada anggaran pimpinan pusat IBI atau pimpinan daerah
IBI di tingkat Propinsi.

Dalam pelaksanaannya di lapangan sekarang ini bahwa organisasi profesi bidan IBI,
telah melantik MPEB (Majelis Pertimbangan Etik Bidan) dan MPA (Majelis
Peradilan Profesi), namun dlam pelaksanaannya belum terealisasi dengan baik.

RINI DESKA 4
ETIKA PROFESI

A. Pengertian Majelis Etika Profesi adalah merupakan badan perlindungan


hukum terhadap para bidan sehubungan dengan adanya tuntutan dari klien
akibat pelayanan yang diberikan dan tidak melakukan indikasi penyimpangan
hukum.
B. Tujuan dibentuk MPEB adalah untuk memberikan perlindungan yang
seimbang dan obyektif kepada bidan dan penerima pelayanan.
C. Tugas Majelis Etika Kebidanan meliputi :
- Meneliti dan menentukan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam
menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh bidan.
- Penilaian didasarkan atas permintaan pejabat, pasien, dan keluarga yang
dirugikan oleh pelayanan kebidanan.
- Permohonan secara tertulis dan disertai data-data
- Keputusan tingkat Propinsi bersifat final dna bisa dikonsul pada Majelis Etika
Kebidanan tingkat Pusat.
- Sidang Majelis Etika Kebidanan paling lambat 7 hari setelah diterima
pengaduan. Pelaksana sidang menghadirkan dan minta keterangan dari bidan
dan sksi –saksi
- Keputusan paling lambat 60 hari dan kemudian disampaikan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang.
- Biaya dibebankan pada anggaran pimpinan pusat IBI atau pimpinan daerah
IBI di tingkat Propinsi.

1. Sebutkan pengertian majelis etika profesi


2. Sebutkan dibentuknya majelis etika profesi
3. Sebutkan 4 tugas majelis etika profesi

RINI DESKA 5

Anda mungkin juga menyukai