1. Pemantauan INTERNAL dengan meletakkan elektrode EKG pada kulit kepala janin
(selaput ketuban sudah pecah / dipecah).
2. Pemantauan EKSTERNAL (indirect) dimana DJJ dan kontraksi uterus dipantau
melalui transduser yang diletakkan pada dinding abdomen ibu .
Dugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan janin:
CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang dibangkittan
secara artifisial (oksitosin infus). Sekurangnya diperlukan adanya 3 his kontraksi
utrerus dalam 10 menitgar dapat meng interpretasi test ini.
CST NEGATIF : Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil ini
meyakinkan)
CST POSITIF: terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut pada > 50% his
yang terjadi. Hal ini terkait dengan outcome perinatal buruk pada 35 40% kasus
o Tingkat positif palsu mencapai 50%
CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 72 jam dan lebih dari 80% hasil
ulangan memperlihatkan hasil negatif
PROFIL BIOFISIK
Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan menentukan 5 parameter :
Masing masing parameter diberi skore 0 1 2 dan profil disebut normal bila jumlah skore 8
10.
Catatan:
Skore 6 , harus dilihat skore AFI ; bila hasilnya baik maka keadaan janin normal
Skore 2 , kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar
Skore 4 , harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi yang ada saat itu.
AMNIOTIC FLUID INDEX - AFI
Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru, perlindungan terhadap trauma
dan infeksi.
Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra uterin oleh karena
pada 10% pasien kehamilan aterm dengan selaput ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi
bakteri
AFI ditentukan dalam PBF dan menggambarkan volume cairan amnion.
Perhitungan AFI adalah dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran, pada masing
masing kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam sentimeter
dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran.
Volume cairan amnion normal :
Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit ) dan
VARIABILITAS.
Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini.
Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan interval jangka
panjang :
DESELERASI DINI
Saat terjadinya, puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi uterus.
Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi .
Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus
Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala.
Tidak memerlukan intervensi
DESELERASI LAMBAT
Perhatikan gambar dibawah
Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat setelah kontraksi
uterus berakhir
Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah uteroplasenta)
selama kontraksi.
Tindakan :
o Ibu berbaring miring.
o O2 sungkup.
o Hentikan oksitosin.
o Tokolitik.
o Bila berlangsung > 30 menit periksa pH darah dan pertimbangkan SC
DESELERASI VARIABEL
TAKIKARDIA JANIN
Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom : salah satu petunjuk dari
intergritas sistem saraf pusat janin.
Pada kehamilan < 28 minggu, janin masih neurologically immature sehingga dapat
mudah terlihat adanya penurunan variabilitas.
SHORT-TERM VARIABILITY
Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis & parasimpfatis.
Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan segera
kembali ke nilai normal dalam waktu 20 40 menit.
Penurunan varibilitas dapat terjadi pada:
o Pasca pemberian obat narkotik
o Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain seperti
deselerasi lambat, takikardia, bradikardia dan deselerasi variabel yang berat.
LONG-TERM VARIABILITY
Bentuk dari variabilitas jangka panjang adalah berupa sayap yang lebar dan terjadi
beberapa kali dalam satu menit.
Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna disebut sebagai
akselerasi
Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan biasanya berkisar
sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung selama 10 20 detik.
VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin selama VT atau
dengan stimulasi akustik.
Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam keadaan sehat dan
dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik.
DESELERASI BERKEPANJANGAN :
Kontraindikasi :
GAMETOGENESIS
Recommended by
Diposkan oleh Bambang W di 04.33
Label: Obstetri, Penatalaksanaan Intrapartum
2 komentar:
1.
Balas
2.
Balas
Mengenai Saya
Bambang W
Lihat profil lengkapku
CUACA JAKARTA
Weather in
Jakarta - Indonesia
28C
Mostly Cloudy
Humidity is 78%
Wind is VAR 0 m/s
Visibility is 6 km
Pressure is 1010 mbar
Followers
Arsip Blog
2015 (1)
2012 (5)
2011 (87)
o Oktober (15)
KANDIDIASIS VULVOVAGINAL
KONTRASEPSI STERILISASI
METODE KONTRASEPSI LAIN
KONTRASEPSI DARURAT
METODE PENGHALANG MEKANIS
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
IMPLAN
KONTRASEPSI HORMONAL PARENTERAL
KONTRASEPSI ORAL
SELAYANG PANDANG
PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM
POSISIO OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTEN
LETAK LINTANG
PRESENTASI DAHI
PRESENTASI MUKA
o September (33)
o Agustus (39)
2010 (4)
2009 (94)
Follow by Email