Anda di halaman 1dari 32

Kardiotokografi (CTG)

KELOMPOK 5
 SRI DEVI(2044330811)
 SUCI ATRI WAHYUNI(204330812)
 TRIVINA EFRILIA(204330813)
 VANI NOPRIYANTI(2044330814)

WALFIAH ZULKARETNO(2044330815)
 WINDU RESWARI(2044330816)
 WULAN PERMATA SARI(2044330817)
 YAUMEL HESNITAH(2044330818)
 YONA FIRDALI RANTI(2044330819)
 YULASTRI YENI(2044330820)
Definisi
 Kardiografi
→ pemeriksaan DJJ dan perubahan-perubahannya.

 Tokografi
→ pemeriksaan aktivitas uterus dan/atau gerakan janin.

 Kardiotokografi
→ pemeriksaan DJJ dan perubahan-perubahannya yang
terjadi akibat aktivitas uterus dan/atau gerakan janin selama
masa kehamilan dan persalinan.

 untuk memantau kesejahteraan janin dalam


kehamilan dan atau dalam persalinan
Indirect (eksternal) Direct (internal)
Indirect (eksternal)
Indikasi Pemeriksaan KTG
Syarat Untuk Pemeriksaan KTG
 Usia kehamilan > 28 minggu.
 Ada persetujuan tindak medik dari pasien
(secara lisan).
 Punktum maksimum denyut jantung janin
(DJJ) diketahui.
 Prosedur pemasangan alat dan pengisian data
pada komputer KTG sesuai buku petunjuk dari
pabrik
INTERPRETASI KTG
1. Evaluasi hasil rekaman (adekuat untuk dibaca)
2. Frekuensi DJJ basal
3. Amplitudo DJJ (Variabilitas)
4. Tentukan ada tidaknya akselerasi
5. Tentukan ada tidaknya deselerasi
6. Identifikasi dan evaluasi kontraksi rahim (his)
7. Korelasikan gambaran DJJ dengan his,
EVALUASI
8. Tentukan apakah normal, mencurigakan atau
patologis.
1. Frekuensi DJJ Basal
2. Amplitudo DJJ (Variabilitas)
3. Akselerasi
4. Deselerasi
FREKUENSI DJJ BASAL
Normal 110-160 bpm

Bradikardi 100-109 bpm

Takhikardi 161-180 bpm

Gawat janin <100 atau >180 bpm


BRADIKARDIA
PENYEBAB:
• Hipoksia janin yang berat/akut
• Hipotermi janin.
• Bradiaritmia janin
• Pemberian obat-obatan pada ibu (propanolol, obat-obat
anestesi).
• Janin dengan kelainan jantung bawaan
ARTI KLINIS:
 DJJ 100-110 dpm dengan variabilitas normal
• hipoksia ringan
• masih mampu mengadakan kompensasi
 DJJ < 100 dpm dengan penurunan variabilitas yang
abnormal  hipoksia berat
TAKIKARDIA

 Biasanya gambaran takhikardi tidak berdiri


sendiri.
 Bila takhikardi disertai gambaran
variabilitas DJJ yang masih normal,
biasanya kondisi janin baik.
ARTI KLINIS:
• Hipoksia janin (ringan / kronik).
• Kehamilan kurang bulan (< 30 minggu)
• Infeksi ibu atau janin.
• Ibu febris atau gelisah.
• Ibu hipertiroid/tirotoksikosis
• Obat-obatan (mis. Atropin, Betamimetik).
Berdasarkan fluktuasinya dibedakan:
 Normal : 6-25 dpm
 Berkurang (Reduce) : 2-5 dpm
 Menghilang (Silent) : < 2 dpm
 Saltatory : > 25 dpm
ARTI KLINIS
 Hipoksia
 Janin tidur
 Kehamilan preterm
 Janin anencephalus
 Blokade vagal
 Kelainan jantung bawaan
 Pengaruh abat-obat: narkotik, diazepam, MgSO4, dsb
AKSELERASI
 Peningkatan DJJ sebesar 15 dpm
atau lebih.
 Lamanya 15 detik – 2 menit
- 2 – 10 menit : akselerasi
memanjang
- lebih dari 10 menit : takikardia

 Terjadi akibat gerakan atau stimulasi


janin
 Digunakan dalam penilaian profil
biofisik janin.
DESELERASI
 Terjadi sebagai respons parasimpatis melalui
baroreseptor dan kemoreseptor sehinga terjadi
perlambatan DJJ.

 Penurunan frekuensi DJJ sementara >15 dpm di bawah


DJJ basal

 Berlangsung > 15 detik


Terdapat 3 jenis deselerasi:
1. Deselerasi Dini (Early D.)
2. Deselerasi Lambat (Late D.)
3. Deselerasi Variabel (Variable D.)
DESELERASI DINI

 Penurunan sementara DJJ sesaat


bersamaan dengan timbulnya kontraksi
(seperti bayangan cermin).

 Penurunan DJJ biasanya tidak


mencapai 100 dpm.

 Akibat kompresi kepala di dasar pelvik.

» Tidak mempunyai arti patologis.

 
DESELERASI LAMBAT

 Penurunan DJJ yang terjadi


beberapa saat setelah kontraksi
dimulai.
 Tidak ada batasan mengenai
besarnya penurunan DJJ.
 Deselerasi lambat yang berulang
merupakan keadaan patologis
(insufisiensi uteroplasenta)
 Besarnya penurunan DJJ tidak
berhubungan dengan derajat
beratnya hipoksia janin.
DESELERASI VARIABEL

 Deselerasi yang bervariasi dalam bentuk, lama, dan


saat terjadinya.
 Jenis deselerasi yang paling sering dijumpai (terutama
dalam partus kala II).
 Akibat kompresi tali pusat.
 Kebanyakan tidak berbahaya bagi janin.
 Beratnya derajat deselerasi variabel berhubungan
langsung dengan beratnya derajat hipoksia janin.
 
 Terjadi akibat penekanan tali pusat
Etiologi:
 lilitan tali pusat
 Oligohidramnion
 tali pusat menumbung

 Bila frekuensi DJJ basal dan variabilitas normal, maka


deselerasi ini tidak mempunyai pengaruh berarti
terhadap hipoksia janin.
 Deselerasi variabel berat (rule of sixty)
• deselerasi > 60 dpm
• DJJ basal turun sampai 60 dpm
• lamanya > 60 detik
 Perlu pengakhiran persalinan.
DESELERASI MEMANJANG
RESUSITASI INTRAUTERIN

 Merupakan tindakan untuk memperbaiki sirkulasi dan


oksigenasi janin yang mengalami hipoksia intrauterin.
 Perbaikan sirkulasi:
- Posisi semi-Fowler atau sedikit miring kiri.
- Hilangkan kontraksi (tokolisis).
- Normalkan tekanan darah pada hipertensi/hipotensi.
- Amnioinfusi bila terdapat oligohidramnion.
 Perbaikan oksigenasi:
- Oksigen.
- Perbaikan anemia (transfusi).

Anda mungkin juga menyukai