Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMPUTER E – LEARNING

DAN PENERAPANYA

Disusun Oleh :

VANI NOPRIYANTI (204330814)

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah Komputer E – Learning dan penerapanya .

Tujuan kami membuat tugas Makalah E-Learning ini untuk menambah


pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi Makalah E - Learning agar menjadi
lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki tugas Makalah E - Learning ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

E-learning atau electronic learning merupakan konsep pembelajaran yang dilakukan


melalui jaringan media elektronik. Perkembangan teknologi yang sangat maju di era modern
dan globalisasi memungkinkan berbagai kegiatan dilakukan secara cepat dan efisien.
Perkembangan teknologi sudah banyak memberi pengaruh terhadap cara hidup kita, salah
satunya adalah dalam bidang pendidikan dengan penggunaan e-learning dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, perguruan tinggi, tempat – tempat kursus bahkan komunitas –
komunitas online sudah mulai menggunakan konsep seperti ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan tuntutan globalisasi pendidikan
serta pembelajaran jarak jauh, berbagai konsep telah dikembangkan untuk menggantikan
metode pembelajaran tradisional, salah satunya adalah konsep e-learning. E-learning dapat
digunakan sebagai alternatif atas permasalahan dalam bidang pendidikan, baik sebagai
tambahan, pelengkap maupun pengganti atas kegiatan pembelajaran yang sudah ada. Proses
pembelajaran yang terjadi di dalam beberapa sekolah biasanya masih menggunakan metode
tradisional dimana bahan ajar disampaikan melalui tatap muka, baik secara lisan maupun
non-lisan, penggunaan teknologi di dalam sekolah seperti komputer, dan alat multimedia
lainnya terbatas pada materi – materi belajar tertentu yang membutuhkannya.
Biasanya masalah yang dihadapi oleh beberapa sekolah adalah kurangnya interaksi antara
guru dengan murid di setiap pertemuan yang harus saling tatap muka, sehingga menyebabkan
banyak murid yang mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran, serta proses
belajar - mengajar yang dibatasi oleh waktu untuk setiap pertemuan antara guru dengan
murid.
HarukaEdu, merupakan start-up pendidikan yang sudah menggunakan sistem
pembelajaran, seperti layaknya sebuah universitas atau kampus bagi calon mahasiswa yang
ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi tanpa harus dibatasi oleh ruang
dan waktu, alias Sekolah Maya. Dengan program unggulan 1 bernama e-learning, HarukaEdu
telah menjelma menjadi kampus berbasis Learning Management System (LSM) karena

1
dilengkapi dengan sistem manajemen yang sudah terpercaya, karena paling tidak sudah
mampu melaksanakan fungsi manajerial yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah, khususnya
Kementerian Pendidikan Tinggi.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus
berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk
pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak.
Tingkat perkembangan perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang
relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer
personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan
atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang
membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Karena
mobile learning (m-learning) masih relatif baru bila dibandingkan dengan yang model lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul tersebut maka agar lebih jelasnya rumusan maslah dari pembahasan
materi kami adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan E – learning ?


2. Apa saja manfaat dan kekurangan E – Learning ?
3. Apa saja penerapan E-Learning di beberapa Lembaga Pendidikan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui E – learning
2. Untuk mengetahui manfaat dan kekurangan E – learning
3. Untuk mengetahui penerapan E-Learning di beberapa Lembaga Pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi E – learning

Perkembangan sistem komputer melalui jaringan semakin meningkat. Intemet


merupakan jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media
informasi maupun komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu pemanfaatan
internet adalah pada sistem pembelajaran jarak jauh melalui belajar secara elektronik
atau yang lebih dikenal dengan istilah E-Learning.

Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang E-Learning yaitu:

1. Electronic based e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi


informasi dan komunikasi, terutama yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya
internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide,
LCD, projector, dan lain-lain.

2. Internet Based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat
online sebagai instrument utamanya. Artinya, memiliki persepsi bahwa e-learning
haruslah menggunakan internet yang bersifat online, yaitu fasilitas komputer yang
terhubung dengan internet. Artinya pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran
tidak terbatas jarak ,ruang dan waktu, bias dimana saja dan kapan saja (any whare and
any time). Kedua persepsi tersebut ditunjang oleh berbagai pendapat para ahli yang
berbeda.

Beberapa ahli yang mendukung pendapat elearning sebagai electronic based


diantaranya Elliott Masie, cisco and comellia (2000) menjelaskan, e-learnin adalah
pembelajaran dimana bahan pembelajaran disampaikan melalui media elektronik seperti
internet, intranet, satelit, TV, CD-ROM, dan lain-lain, jadi tidak harus internet karena
internet salah satu bagian dari e-learning.

Pendapat ini didukung oleh Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic center (2003)
bahwa e-learning adalah proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui

3
pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Para ahli yang mendukung pemahaman e-
learning sebagai media yang menggunakan internet diantaranya e-learning adalah
''penggunaaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan".(Rosenberg (2001) E-learning atau
internet enable learning menggunakan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana
dalam belajar (Dr.Jo Hamilton-Jones).

E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari
'electronica' dan 'learning' yang berarti 'pembelajaran'. Jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam
pelaksanaannya, elearning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau
kombinasi dari ketiganya.

Dengan kata lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya


didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau
komputer. (Tafiardi, 2005) Sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004)
menjelaskan bahwa istilah "e" dalam e-learning adalah segala teknologi yang digunakan
untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet,
satelit, tape audio/video, tv interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media
elektronik yang digunakan.

Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama (synchronously) ataupun pada
waktu yang berbeda (asynchronously). Secara lebih singkat william Horton
mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) e-learning merupakan kegiatan
pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet). Tidak jauh berbeda dengan
itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam siahaan, 2002) 9 Ibid, 168-170 secara
sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi,
dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Selain itu, ada
yang menjabarkan pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi e-learning
tidak harus di distribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun intemet.
Interaksi dengan menggunakan internetpun bisa dijalankan secara on-line dan real-time
ataupun recara off-line atau archieved. Distribusi secara offline menggunakan media
CD/DVD pun termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar di
kembangkan sesuai kebutuhan dan di distribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya

4
pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat dimana dia
berada (Lukmana,2006).

2.2 Definisi M – learning

Mobile learning (m-learning) adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan


perangkat mobile. Dalam hal ini, perangkat tersebut dapat berupa PDA, telepon seluler,
laptop, tablet PC, dan sebagainya. Dengan mobile learning, pengguna dapat mengakses
konten pembelajaran di mana saja dan kapan saja, tanpa harus mengunjungi suatu tempat
tertentu pada waktu tertentu. Jadi, pengguna dapat mengakses konten pendidikan tanpa
terikat ruang dan waktu. Hardhono dan Darmayanti (2002); Simamora (2002); Brown
(2001);Haryono dan Alatas (2000) menyiratkan bahwa e-Learning itu merupakankonsep
belajar jarak jauh dengan menggunakan teknologi telekomunikasi dan informasi.
Berdasarkan definisi tersebut, mobile learning merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut
mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap
saat dan visualisasi materi yang menarik. Beberapa kemampuan penting yang harus
disediakan oleh perangkat pembelajaran m-learning adalah adanya kemampuan untuk
terkoneksi ke peralatan lain terutama komputer, kemampuan menyajikan informasi
pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunikasi bila teralantara pengajar
dan pembelajar.
Mobile Learning merupakan model pembelajaran yang dilakukan antar tempat atau
lingkungan dengan menggunakan teknologi yang mudah dibawa pada saat pembelajar
berada pada kondisi mobile/ponsel. Dengan berbagai potensi dan kelebihan yang
dimilikinya, Mobile Learning diharapkan akan dapat menjadi sumber belajar alternatif
yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses dan hasil belajar peserta didik di
Indonesia di masa datang. Program mobile learning yang dimaksud dalam tulisan ini
adalah program media pembelajaran berbasis ponsel/HP/mobile yang terdapat pada situs
m-edukasi.net.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus
berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan
ke dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk
pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak.

5
Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif
mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer
personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan
penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam
belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan
kapanpun.
Konsep pembelajaran mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar
yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning
atau Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA,
ponsel, laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam
belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon
genggam). Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar
sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses
pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses belajar maka
mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas, cukup
tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile phone yang secara tidak langsung
akan meningkatkan kualitas proses belajar itu sendiri.

2.3 Manfaat dan Kekurangan E – Learning

2.3.1 Manfaat E – learning


E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau
pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan
pengembangan diri peserta didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-
bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di
tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh peserta didik. Sesuai dengan
kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya
dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu
pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan).

6
Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut,
yaitu dari sudut peserta didik dan guru :
1) Sudut peserta didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat
mengatasi siswa yang:
a) Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk
mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh
sekolahnya,
b) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers)
untuk mempelajari materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang
tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer,
c) Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di
rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat
melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di
berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan
d) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan
pendidikan.
2) Guru
Menurut soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh
guru adalah bahwa guru dapat :
a) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan
yang terjadi,
b) Mengembangkan diri atau merakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang
dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali
topik tertentu dipelajari ulang,
d) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soalsoal latihan
setelah mempelajari topik tertentu, dan
e) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya
kepada peserta didik.

7
Selain itu, manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam
pembelajaran jarak jauh antara lain :
1. Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara regular
atau kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang
lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui
internet.
3. Dengan e-learning dapat manjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan
rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran dapat
disimpan dikomputer, sehiagga siswa dapat mempelajari kembali atau
mengulang materi pembelajaran yang telah dipelajarinya setiap saat dan
dimana saja sesuai dengan keperluannya.
4. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak
informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya
dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses di internet.
5. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru dengan
siswa, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar
terbatas, bahkan missal.
6. Peran siswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran,
memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak
mengandalkan pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan dan
minatnya terhadap materi pembelajaran.
7. Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.
8. Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya sehingga
tidak mempunyai waktu untuk datang ke suatu lembaga pendidikan maka
dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan waktu luangnya.
9. Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya
disbanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga pendidikan
sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.
10. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa karena
dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi akan

8
lebih bermakna pula (meaningfull), mudah dipahami, diinga dan mudah
pula untuk diungkapkan.
11. Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer
informasi dan melakukan suatu komunikasi sehingga tidak akan
kekurangan sumber atau materi pembelajaran.
12. Administrasi dan pengurusan terpusat sehingga memudahkan dalam
melakukan akses atau dalam operasionalnya.
13. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.

2.3.2 Kekurangan E-Learning


Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas
dari berbagai kekurangan antara lain:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya volues dalam proses
belajar dan mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses belajar dan mengajamya cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan
yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau psikomotor dan aspek
afektif.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang
menggunakan internet.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan
masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).
7. Keterbatasan ketersediaan softwere (perangkat lunak) yang biayanya masih relatif
mahal.
8. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang internet dan
kurangnya penguasaan bahasa komputer.

9
2.4 Penerapan E-Learning di beberapa lembaga pendidikan

Berbagai penerapan e-learning di beberapa lembaga pendidikan dapat dilihat pada


hasil penelitian dibawah ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Edy (2011) mengenai pemanfaatan
website e-learning dan pengaruhnya terhadap motivasi, kinerja dan hasil belajar pada
guru dan siswa SMK di provinsi Jawa Tengah diperoleh hasil berikut :

 Tingkat pemanfaatan e-learning berpengaruh positif dan siginifikan terhadap motivasi


belajar
 Tingkat pemanfaatan e-learning berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja
individu
 Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar,
 Kinerja individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar.
 Tingkat pemanfaatan e-learning berpengaruh negatif dan tidak siginifikan terhadap
hasil belajar.

Dapat dilihat bahwa ternyata variabel motivasi belajar dan kinerja individu berperan
sebagai variable mediasi yang memperkuat hubungan tingkat pemanfaatan web e-
learning terhadap hasil belajar. Pengaruh tidak langsung variabel tingkat pemanfaatan e-
learning terhadap hasil belajar melalui variabel motivasi dan kinerja individu, lebih besar
dibandung pengaruh langsung.

Disamping itu, penelitian yang dilakukan oleh Budi (2012) dalam Suharyanto dan
Adele (2016), diperoleh hasil yaitu metode pembelajaran ini telah dapat membangun
pola fikir komunikasi yang komprehensif dan interaktif kepada mahasiswa, dosen dan
segenap civitas akademika dan dapat dijadikan metode pembelajaran alternatif karena
dirasakan cukup efektif dan efisien baik dari segi pelaksanaan maupun evaluasi
pembelajarannya. Metode e-learning dapat menjadi media informasi yang dapat diakses
oleh civitas akademika direktorat program diploma tanpa batas waktu, jarak dan wilayah
geografis. Pengembangan metode pembelajaran berbasis e-learning dapat dengan baik
dilaksanakan jika didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana jaringan yang

10
menunjang serta sosialisasi metode tersebut kepada seluruh civitas akademika di
Direktorat Program Diploma -- IPB.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

E-learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu belajar siswa. Pengaruh
tersebut berada dalam kategori yang kuat. Semakin intensif e-learning dimanfaatkan,
maka mutu belajar siswa akan semakin meningkat pula. Pemanfaatan web e-learning akan
meningkatkan hasil belajar secara tidak langsung. Tujuan digunakannya e-learning dalam
sistem pembelajaran adalah untuk memperluas akses pendidikan kemasyarakat luas, serta
dalam rangka meningkatkan mutu belajar. (Suharyanto dan Adel, 2016)

3.2 Saran

Dibutuhkan kecepatan koneksi internet yang tersedia agar pelaksanaan metode


pembelajaran berbasis e-learning dapat berjalan lancar. Dibutuhkan serangkaian pelatihan
dalam rangka sosialisasi pengembangan metode pembelajaran berbasis e-learning ini agar
seluruh penggunanya pola pemikiran efektif dan menerima e-learning menjadi salah satu
alternative metode pembelajaran dan evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Diperlukan dukungan sepenuhnya dari lembaga dalam pemanfaatan e-learning sebagai
media pembelajaran baik dalam bentuk instruksi maupun kebijakan. (Suharyanto dan
Adel, 2016)

11
12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com/agus_oloan/pendidikan-e-learning-solusipendidikan-indonesia-
berkualitas-tanpa-batas_57504071b07a61de0862f744 Oktober 2018 pukul 06.26 WIB
Hardhono dan Darmayanti (2002); Simamora (2002); Brown (2001); Haryono dan Alatas
(2000)

http://jurnal.upi.edu/file/Mobile_Learning_ok.pdf Oktober 2018 pukul 06.26 WIB


http://digilib.uinsby.ac.id/9101/4/bab2.pdf Oktober 2018 pukul 06.26 WIB

Anda mungkin juga menyukai