Disusun oleh :
Kelompok 7 (Kelas IB)
1. Sintha Makravela (204330809)
2. Siska Suryani (204330810)
3. Sri Devi (204330811)
4. Suci Atri Wahyuni (204330812)
5. Trivina Efrilia (204330813)
6. Vani Nopriyanti (204330814)
Dosen pembimbing
Haspita Rizki Syurya Handini, S.ST, M.Keb
Dengan mengucapkan do’a dan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan
berkat Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan MakalahEvidence Based
Dan Critical ThinkingDalam Pelayanan Kebidanantentang :“Pemberian Vitamin K Pada Bayi
Baru Lahir”.
Penyusunan dan Penulisan Makalah ini merupakan salah satu tugas dari proses
pembelajaran mata kuliah Evidence Based Dan Critical ThinkingDalam Pelayanan Kebidanan di
Program Studi DIV Kebidanan Alih Jenjang Jurusan Kebidanan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang Tahun Ajaran 2020/2021.
Dalam penulisan Makalah kami menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada,
sehingga kami merasa masih ada belum sempurna baik dalam isi maupun penyajiannya. Untuk
itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Makalah
ini.
Padang,Desember 2020
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Vitamin K termasuk vitamin larut lemak yang dapat diabsorpsi oleh traktus
gastrointestinal dengan adanya garam empedu. Vitamin K juga diperlukan untuk sintesis
faktor koagulasi II, VII, IX, X (kompleks protrombin), protein C dan S sebagai
antikoagulan, serta berperan dalam konversi faktor pembekuan tidak aktif menjadi aktif.
Sejak tahun 1930 seluruh kasus gangguan perdarahan pada bayi baru lahir didiagnosis
sebagai haemorrhagic disease ofnewborn (HDN), namun saat ini kasus perdarahan pada
neonatus yang disebabkan defisiensi vitamin K tidak lagi disebut HDN, melainkan Vitamin
K Deficiency Bleeding (VKDB). VKDB menyebabkan angka kematian yang tinggi dan
dapat menimbulkan gejala sisa neurologis pada bayi yang bertahan hidup. Asupan vitamin K
yang rendah pada bayi mempunyai peran penting dalam terjadinya VKDB.
Angka kejadian VKDB bervariasi antara 0,25-1,5% pada tahun 1961, dan menurun
menjadi 0–0,44% pada 10 tahun terakhir dengan adanya program pemberian profilaksis
vitamin K di Amerika Serikat. Insiden VKDB lambat sebesar 3,2 per 100.000 kelahiran di
Belanda, 20–25 per 100.000 kelahiran di Jepang, bahkan mencapai 116 per 100.000
kelahiran di Hanoi, Vietnam. Angka kematian akibat VKDB di Asia mencapai 1:1200
sampai 1:1400 kelahiran. Angka kejadian tersebut ditemukan lebih tinggi, mencapai 1:1500
kelahiran di daerah yang tidak memberikan profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi baru
lahir.Data mengenai VKDB secara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 didapatkan
1
dengan angka kematian 19%, 6 kasus di RS Dr. Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr.
Soetomo Surabaya.
1.3 Tujuan
pada BBL
1.4 Manfaat
3. Mampu mengaplikasikan ilmu dan teori Evidence Based Dan Critical Thinking Dalam
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang
berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan
darah, seperti faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein
lain seperti protein Z dan M yang belum banyak diketahui peranannya dalam pembekuan
darah. Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu: Vitamin K1 (phytomenadione),
terdapat pada sayuran hijau. Sediaan yang ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K
mixed micelles (KMM). Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal
seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E. coli. Vitamin K3 (menadione) yang
sering dipakai sekarang merupakan vitamin K sintetik tetapi jarang diberikan lagi pada
neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik. Secara fisiologis kadar
faktor koagulasi yang tergantung vitamin K dalam tali pusat sekitar 50% dan akan menurun
dengan cepat mencapai titik terendah dalam 48-72 jam setelah kelahiran. Kemudian kadar
faktor ini akan bertambah secara perlahan selama beberapa minggu tetap berada dibawah
kadar orang dewasa. Peningkatan ini disebabkan oleh absorpsi vitamin K dari makanan.
Sedangkan bayi baru lahir relatif kekurangan vitamin K karena berbagai alasan, antara lain
karena simpanan vitamin K yang rendah pada waktu lahir, sedikitnya transfer vitamin K
melalui plasenta, rendahnya kadar vitamin K pada ASI dan sterilitas saluran cerna. Sediaan
3
K1. . 4 Australia sudah menggunakan vitamin K1 sebagai regimen profilaksis vitamin K
pada bayi baru lahir (sejak tahun 1961). Hasil kajian HTA tentang pemberian profilaksis
dengan vitamin K adalah vitamin K1 . Selain sediaan injeksi, terdapat pula sediaan tablet
oral 2 mg, tetapi absorpsi vitamin K1 oral tidak sebaik vitamin K1 intra muskular, terutama
pada bayi yang menderita diare. Disamping efikasi, keamanan, bioavailabilitas dan dosis
optimal, sediaan oral untuk mencegah PDVK masih memerlukan penelitian. Pemberian
vitamin K1 oral memerlukan dosis pemberian selama beberapa minggu (3x dosis oral,
masing-masing 2 mg yang diberikan pada waktu lahir, umur 3-5 hari dan umur 4-6 minggu),
sebagai konsekuensinya maka tingkat kepatuhan orang tua pasien merupakan suatu masalah
tersendiri.
Vitamin K merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan diberikan
kepada bayi baru lahir secara rutin untuk mencegah penyakit hemoragik atau Haemorrhagic
Vitamin K merupakan vitamin larut dalam lemak yang memiliki peranan penting dalam
mengaktifkan zat-zat yang berperan dalam pembekuan darah, diantaranya zat yang dikenal
sebagai protrombin dan faktor-faktor pembekuan. Bayi baru lahir sangat membutuhkan
vitamin K karena bayi yang baru lahir sangat rentan mengalami defisiensi vitamin K ketika
proses pembekuan darah (koagulan) menurun dengan cepat dan mencapai titik rendah pada
usia 48-72 jam (Marmi, 2012).Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) PDVK dapat
terjadi spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau pada
4
tergantung pada vitamin K yaitu faktor II, VII, IX dan X. Sedangkan faktor koagulasi
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi,
asam, dan alkali. Vitamin K juga terdapat di alam dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas
fitil. Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas
beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 samping dengan 14 unit). Vitamin K3 terdiri atas
naftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu mempunyai sifat larut air. Vitamin K atau
metadion baru aktif secara biologis setelah mengalami alkalilasi didalam tubuh (Almatsier,
2006).
Vitamin ini merupakan kebutuhan vital untuk sintesis beberapa protein termasuk
dalam pembekuan darah. Disebut juga vitamin koagulasi, vitamin ini bertugas menjaga
konsistensi aliran darah dan membekukannya saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam
lemak ini juga berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal. Selain
berperan dalam pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama
jenis K1. Vitamin K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi maksimal
(Winarno, 1986).
membentuk tiga protein kunci yang terdapat dalam tulang, termasuk osteokalsin, yang
5
memiliki aktifitas tinggi dalam mengikat kalsium. Telah dilaporkan bahwa pada orang usia
lanjut status vitamin K berbanding terbalik dengan resiko fraktur (Barasi, 2007).
berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksi sglutamat (gla). Protein-protein ini
menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membran hati dan tulang dan
sedikit di lain jaringan. Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan
tinggi didalam darah merupakan indikasi baiknya daya pengumpalan darah. Pada proses
pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi di dalam hati pada residu asam glutamate yang
terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II (Protombin), VII, VIII, IX,
dalam pembekuan darah. Gla protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat
didalam jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis
gla-protein ini mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Tanpa
vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat
mineral-mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla protein juga ditemukan
pada jaringan tubuh lain seperti ginjal, pankreas, limpa, paru-paru, dan endapan
aterosklerotik namun fungsinya belum diketahui dengan pasti. Gla protein di dalam otak
diduga berperan dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk perkembangan otak
(Almatsier, 2006).
6
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan bakteri yang
dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam saluran cerna bayi. Untuk
bayi baru lahir dianjurkan mendapat vitamin K melalui mulut atau injeksi intramuscular.
sehingga bila ada luka atau pada opersi terjadi perdarahan. Kekurangan vitamin K karena
makanan jarang terjadi, sebab vitamin K dapat secara luas dalam makanan. Kekurangan
vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila produksi empedu kurang atau pada
diare). Kekurangan vitamin K bisa juga terjadi bila seorang mendapat antibiotika sedangkan
dalam usus yang membentuk vitamin K. oleh karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa
terlebih dahulu kemampuan darah untuk menggumpal dan sebagai pencegahan diberi
Jika Vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini
jarang terjadi karena hampir semua orang memperolehnya dari bakteri dalam usus dan
dalam makanan. Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka
masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, sedangkan air
7
susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah
Pada orang dewasa, kekurangan dapat terjadi karena sedikitnya konsumsi sayuran
K disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan dan kurangnya garam empedu
(Purwanto, 2002).
keadaan adanya defisiensi protrombin dalam darah. Selain itu, terlihat pula perdarahan
Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk
berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah anemia
hemolisis, hiperbilirubinemia, kernikterus, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak
(Almatsier, 2006).
Menurut Heird (1995) terdapat beberapa faktor pemberian vitamin K pada bayi
yang baru lahir antara lain: akibat rendahnya cadangan vitamin K pada bayi yang baru
lahir, prematuritas, kadar vitamin K yang rendah pada air susu ibu (ASI), terlambatnya
kolonisasi bakteri usus yang disebabkan oleh terlambatnya pemberian makanan, ASI
8
2.6 Rendahnya cadangan vitamin K pada bayi yang baru lahir
Ibu yang baru melahirkan dan mengalami pendarahan sudah sering kita dengar.
Bagaimana bayi yang baru lahir? Ternyata bayi baru lahir atau neonates juga rawan
pendarahan. Malah kondisi itu data menyebabkan anak kekurangan darah. Dalam keadaan
normal, bayi baru lahir relative mengalami kekurangan vitamin K. Hal ini disebabkan
karena kondisi saluran cerna masih dalam keadaan steril (tidak ada bakteri normal usus)
sehingga vitamin K tidak dapat diproduksi. Selain itu fungsi organ hati sebagai tempat
metabolisme vitamin K juga belum dapat berfungsi secara matang terutama pada bayi
kurang bulan.
Vitamin K dapat diproduksi oleh bakteri normal dalam saluran cerna, akan tetapi
pada bayi baru lahir kurangnya kadar vitamin K inilah yang dapat menyebabkan bayi baru
lahir memiliki resiko untuk mengalami gangguan perdarahan. Menurut Heird (1995) bayi
baru lahir rawan terjadi pendarahan. Pendarahan yang biasanya terjadi adalah pendarahan
tali pusat, pendarahan yang terlihat di kulit, buang air besar (BAB) berdarah, hingga
muntah darah. “Dalam istilah medis disebut hemorrhagic disease of the newborn (HDN).
Umumnya HDN disebabkan kekurangan vitamin K, khususnya vitamin K1. HDN bisa
diklasifikasi menjadi tiga. Pertama, HDN klasik yang terjadi pada usia 1-7 hari. Gejala itu
timbul karena kekurangan vitamin K. Untuk itu, setiap bayi yang baru lahir harus
diberikan suntikan vitamin K1 untuk mencegah HDN. “Ini wajib, baik yang dilahirkan di
9
2.7 Penyebab Defesiensi Vitamin K Pada BBL
Salah satu penyebab terjadinya defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir adalah karena
selama dalam rahim, plasenta kurang menghantarkan lemak dengan baik (padahal vitamin K
larut dalam lemak).Selain itu, saluran cerna bayi baru lahir masih steril, sehingga tidak dapat
menghasilkan vitamin K yang berasal dari flora di usus.Asupan vitamin K dari ASI pun
biasanya masih rendah. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut semua bayi baru
lahir harus diberi vitamin K injeksi 1 mg intramuscular pada paha kiri setelah satu jam
kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi selesai menyusu. Jika vitamin K tidak diberikan
pada BBL menyebabkan risiko untuk mengalami gangguan perdarahan atau lebih dikenal
dengan perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK).Hal terburuk yang dapat terjadi
Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K karena cadangan vitamin K
dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya
kadar vitamin K pada ASI, dan saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih steril.4,5,13
Faktor risiko terjadinya VKDB antara lain ibu mengkonsumsi obat yang mengganggu
metabolisme vitamin K selama kehamilan, rendahnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus,
gangguan fungsi hati (kolestasis), sindrom malabsorpsi, diare kronik, serta kurangnya
10
2.8 Jenis-Jenis VKDB
VKDB dibagi menjadi VKDB dini, klasik, dan lambat berdasarkan pada usia saat
1. VKDB dini timbul pada hari pertama kehidupan, sangat jarang dan biasanya terjadi
pada bayi dari ibu yang mengkonsumsi obat yang mengganggu metabolisme vitamin K.
2. VKDB klasik timbul pada hari ke 2 sampai 7 setelah lahir dan lebih sering terjadi pada
bayi yang kondisinya tidak optimal pada waktu lahir atau yang terlambat mendapatkan
suplementasi makanan.
3. VKDB lambat terjadi pada hari ke 8 sampai 6 bulan setelah lahir, dengan angka
kejadian tertinggi pada usia 1 sampai 2 bulan. Manifestasi tersering pada VKDB lambat
adalah perdarahan intrakranial dengan perdarahan subdural merupakan tipe yang paling
Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah perdarahan, pucat dan hepatomegali
ringan.Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma, terutama trauma lahir.Pada
kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna (muntah atau
berak darah).Perdarahan kulit sering berupa purpura, ekimosis atau perdarahan melalui
bekas tusukan jarum suntik.Tempat perdarahan yang utama adalah umbilikus, membran
mukosa, saluran cerna, sirkumsisi dan pungsi vena.Selain itu perdarahan dapat berupa
hematoma yang ditemukan pada tempat trauma, seperti sefal hematoma.Akibat lebih lanjut
11
adalah timbulnya perdarahan intrakranial yang merupakan penyebab mortalitas atau
(TIK) bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala ataupun tanda. Pada sebagian besar
kasus (60%) didapatkan sakit kepala, muntah, anak menjadi iritabel, ubun-ubun besar
menonjol, pucat dan kejang.Kejang yang terjadi dapat bersifat fokal atau umum. Gejala yang
mudah dikenali adalah tangisan bayi yang melengking dengan nada tinggi (high pitch cry)
yang tidak bisa dihentikan walaupun bayi tersebut sudah ditenangkan dengan cara
meletakkan dipundak sambil dielus-elus punggungnya. Gejala lain yang dapat ditemukan
adalah fotofobia, edema papil, penurunan kesadaran, perubahan tekanan nadi, pupil anisokor
serta kelainan.
1. Cara Pemberian
12
Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0
d) Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang
sama.
e) Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada
kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama.
Kriteria diagnosis VKDB ditegakkan jika perdarahan pada bayi disertai dengan PT dan
PTT yang memanjang, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit yang normal, aktivitas faktor
II, VII, IX, dan X menurun. Kadar PT yang normal dengan cepat (30-120 menit) setelah
anafilaksis, meskipun jarang terjadi. Cara pemberian yang paling dianjurkan adalah secara
karena dapat menyebabkan terbentuknya hematom yang besar. Kasus VKDB yang disertai
perdarahan luas dapat diberikan Fresh Frozen Plasma (FFP), atau kompleks protrombin. FFP
diberikan dengan dosis 10–15 ml/kg akan meningkatkan kadar faktor koagulasi yang
Terapi lain bersifat suportif terutama pada pasien dengan perdarahan intrakranial.
Respons pengobatan diharapkan dapat terjadi dalam waktu 4–6 jam, ditandai dengan
berhentinya perdarahan dan pemeriksaan fungsi hemostasis yang membaik. Pada bayi cukup
13
bulan, jika tidak didapatkan perbaikan dalam 24 jam maka harus dipikirkan kelainan yang
Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi
vitamin K merupakan hal yang penting dilakukan pada semua bayi baru lahir. Jenis vitamin
pemberian secara intramuskular ataupun oral. Intramuskular dengan dosis tunggal 1 mg pada
seluruh bayi baru lahir. Pemberian oral dengan dosis 2 mg diberikan tiga kali, yaitu pada
saat bayi baru lahir, pada umur 3-7 hari, dan pada umur 4–8 minggu.
bentuk sintesis dari vitamin K yang bersifat larut dalam air, tetapi sudah tidak
secara farmakoekonomi akibat defisiensi vitamin K. Angka kematian pada VKDB dengan
manifestasi perdarahan intrakranial dapat mencapai 25% dan kecacatan permanen mencapai
50–65%.Biaya yang diperlukan untuk injeksi vitamin K1 ataupun vitamin K oral tidak
K1) injeksi 10mg/ml adalah Rp. 978,00 sampai Rp. 1.222,00 dan Fitomenadion tablet salut
gula 10 mg adalah Rp. 680,00 sampai Rp. 850,00. Pasien VKDB pada kasus ini harus
mengeluarkan total biaya sebesar Rp 9.568.600,00 untuk biaya rawat di RS, pemeriksaan,
dan obat-obatan, bahkan belum termasuk biaya perjalanan dari pulau, dan biaya hidup untuk
14
keluarga yang menjaga pasien selama di Jakarta.23 Tindakan preventif dengan pemberian
profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir adalah hal penting yang harus diingat oleh
penolong persalinan. Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki
terjadinya manifestasi VKDB lambat pada bayi yang mengalami perdarahan intramuskular
2) Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberikan suntikan intramuskular
(IM)
a) Muskulus Kuadriseps pada bagian antero lateral paha (lebih dipilih karena resiko kecil
terinjeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada nervus skiatikus)
1) Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan identifikasi suntikan vitamin
2) Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah direndam dalam
3) Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
4) Isap obat yang akan disuntikkan kedalam semprit dan pasang jarumnya.
15
5) Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan menggunakan ibu
6) Dengan satu gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus melalui kulit.
7) Tarik tuas semprit perlahan untuk meyakinkan bahwa ujung jarum tidak menusuk
dalam vena.
Ulangi prosedur diatas b. Bila tidak dijumpai darah, suntikan obat dengan
8) Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan dengan bola kasa
steril kering.
2. Logistik
Penyimpanan sediaan Sediaan disimpan di tempat yang kering, sejuk dan terhindar
dari cahaya.
16
BAB III
TELAAH JURNAL
Vitamin K)
Review
1. Did the study address a clearly focused question? /Apakah penelitian tersebut
Jawab : YA
penelitian yang relevan (mis. ABI / INFORM, Business Source Premier, PsycINFO,
Jawab : YA
17
MEDLINE, Embase, Cochrane TENGAH, Web of Science, CINAHL,IndMed dan
3. Is the search systematic and reproducible (e.g. were searched information sources
listed, were search terms provided)? / Apakah pencarian sistematis dan dapat
direproduksi (misalnya apakah sumber informasi yang dicari terdaftar, apakah istilah
pencarian disediakan)?
Jawab : YA
istilah pencarian berikut untuk mencari Medline: (Bayi ATAU INFAN * ATAU
batasan bahasa yang digunakan. Kita nanti memperbarui pencarian pada Desember
2013. Karena alasan praktis kami hanya dapat memperbarui pencarian di MEDLINE,
Masyarakat Akademik untuk tahun 2000 hingga 2013—Kita juga mencari abstrak
mengambilteks lengkap dari studi yang tersisa untuk mengidentifikasi artikel yang
18
4. Has publication bias been prevented as far as possible (e.g. were attempts made at
(misalnya, apakah ada upaya untuk mengumpulkan data yang tidak dipublikasikan)?
Jawab : YA
tercantum di atas.
Untuk hasil dikotomis, jumlah total peserta untuksetiap kelompok dan jumlah peserta
yang mengalami suatu acaradiekstraksi. Tiga penulis ulasan (MJS, PK dan AC)
dengan konsensus.\
5. Are the inclusion and exclusion criteria clearly defined (e.g.population, outcomes of
interest, study design) / Apakah kriteria inklusi dan eksklusi didefinisikan dengan
Jawab : YA
19
Tiga penulis ulasan (MJS, PK dan AC) secara independen menilai kualitas
metodologis dari studi yang dipilih. Penilaian kualitas uji coba acak dilakukan
dankelengkapan tindak lanjut (diklasifikasikan sebagai ya, tidak atau tidak jelas).
Untuk tujuan pertama, data dari studi yang tersedia adalah ditabulasi untuk
tinggi. Kami bermaksud untuk mengumpulkan kejadian jika data yang relevan
tersedia.
6. Was the methodological quality of each study assessed using predetermined quality
criteria? / Apakah kualitas metodologis dari setiap studi dinilai menggunakan kriteria
Jawab : YA
Studi observasional termasuk survei populasi serta uji coba terkontrol secara acak
7. Are the key features (population, sample size, study design, outcome measures,
effect sizes, limitations) of the included studies described? / Apakah ciri-ciri utama
(populasi, ukuran sampel, desain penelitian, ukuran hasil, ukuran efek, batasan) dari
Jawab : YA
Populasi adalah neonatus dan bayi hingga usia1 tahun memenuhi syarat untuk
dimasukkan. Dengan desain penelitian cross sectional dan termasuk uji coba RCT.
20
8. Has the meta-analysis been conducted correctly? / Apakah meta-analisis telah
Jawab : YA
11.2(StataCorp, College Station, TX, USA). Kami menggunakan efek tetap model
untuk meta-analisis. Untuk hasil yang pasti, risiko relative (RR) dan interval
kepercayaan 95% (CI) dilaporkan. Untuk yang signifikan menemukan, jumlah yang
9. Were the results similar from study to study? / Apakah hasil penelitian sama dari
penelitian ke penelitian ?
Jawab : YA
Sebanyak 5 survey nasional pada VKDB yang dilakukan dijepang selama 20 tahun
profilaksis pada saat survey pertama, tetapi hampir semua neonatus menerima
empat kali dari 10,5 per 10.000 kelahiran hidup pada saat survey pertama menjadi
2,8 (95% Cl 2,0-3,8) per 10.000 kelahiran hidup pada tahun 1988 (survey ketiga) dan
lebih lanjut untuk 1,9 (1,2-3,0) per 10.000 kelahiran hidup oleh kelima penelitian.
10. Is the effect size practical relevant? / Apakah ukuran efek relevan praktis?
Jawab : YA
21
11. How precise is the estimate of the effect? Were confidence intervals given? /
Jawab : YA
dengan bayi yang tidak menerima profilaksis 0,01 (95% Cl 0,001-0,21) RR pada bayi
12. Can the results be applied to your organization? / Bisakah hasilnya diterapkan ke
organisasi Anda?
Jawab : YA
Mengingat resiko tinggi mortalitas dan morbilitas pada bayi dengan akhir VKDB,
di setiap kelahiran
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebanyak 883 kutipan diambil, 722 di antaranya dikeluarkan setelah menyaring judul
/ abstrak. Dari 161 kutipan yang tersisa, 15 ditemukan memenuhi syarat untuk dimasukkan
dalam tinjauan (Gambar 1]. Beban VKDB terlambat pada populasi yang tidak menerima
vitamin K profilaksis.
Tabel 1 mencantumkan penelitian yang memberikan data tentang kejadian VKDB pada bayi
yang tidak menerima kelahiran profilaksisat vitamin K. Hampir semua studi yang terdaftar
adalah studi surveilans di mana rumah sakit yang berbeda diminta untuk melaporkan kasus
penyakit perdarahan pada bayi baru lahir yang dirawat selama periode studi.
Tabel 2 merangkum perkiraan beban pengaturan VKDB yang terlambat. Beban kisaran
interkuartil median dalam tidak adanya profilaksis adalah 35 (10,5 hingga 80) per 100.000
kelahiran hidup; beban median di negara-negara berpenghasilan tinggi dan LMIC adalah 80
(72 hingga 80) dan 8,8 (5,8 hingga 17,8) per 100.000 hidup kelahiran, masing-masing.
tentang profilaksis vitamin K termasuk penyakit perdarahan klasik pada bayi baru lahir
sebagai salah satu variabel hasil yang telah ditentukan (Tabel 3).
Sutherland dkk. menggunakan dua dosis berbeda vitamin K3 (100 mcg dan 5 mg)
dan membandingkannya dengan plasebo. Neonatus yang terdaftar diberi ASI atau susu
formula dan ditindaklanjuti untuk terjadinya perdarahan hingga keluar dari rumah sakit
23
(biasanya pada hari keempat atau kelima kehidupan). Terdapat penurunan yang signifikan
dalam kejadian perdarahan apapun (RR 0,73; 95% CI 0,56 hingga 0,96) serta perdarahan
sedang hingga berat (RR 0,19; 0,08 hingga 0,46; NNT 74, 47 hingga 177) setelah profilaksis
Dalam studi oleh Vietti et al. vitamin K1 (5mgIM) diberikan kepada neonatus laki-
laki yang lahir pada hari genap selama masa percobaan 3 bulan. Ada penurunan yang
signifikan dalam kejadian perdarahan sekunder setelah sunat pada neonatus yang menerima
profilaksis vitamin K (RR 0,18, 0,08 hingga 0,42; NNT 9, 6 hingga 15). Hasil dari dua
penelitian tidak dapat dipadukan karena perbedaan sifat dari hasil (perdarahan spontan vs
Tingkat respons dalam survei adalah58,2 dan 67%, masing-masing, untuk dua
periode waktu. VKDB (total= 830) dilaporkan terutama pada bayi yang diberi ASI eksklusif
(92%)yang tidak menerima profilaksis vitamin K saat lahir (90%). Itukejadian VKDB
menurun secara signifikan dari 72 per 100.000 hidupkelahiran pada periode waktu
sebelumnya menjadi 4,2 hingga 7,8 per 100.000 kelahiran hidupdi periode
kasus (24%).Pooled analysis dari dua studi dari Jerman dan theInggris menunjukkan
vitamin K IM.
Efek vitamin K pada VKDB akhir saat ini tersedia hanya dari empat studi surveilans.
Efek gabungan dari dua studi dengan data lengkap menunjukkan penurunan 98% (95% CI
24
asumsi risiko kontrol menjadi 80 per 100.000 kelahiran hidup (insiden median di LMIC),
NNT untuk mencegah satu kasus tambahan perdarahan klinis utama pada masa bayi karena
defisiensi vitamin K adalah 1275 (95% CI 1042 hingga 1667). , NNT tidak kecil tetapi
kemudahan ketersediaan obat, kemudahan pemberian (dosis tunggal saat lahir yang tidak
melibatkan kunjungan tambahan untuk keluarga atau penyedia layanan kesehatan), biaya
Antara dua rute pemberian vitamin K, rute IM ditemukan lebih bermanfaat daripada
rute oral di dua studi dari Jerman dan Inggris. RR yang dilaporkan untuk rute IM dan oral
adalah 0,03 dan 0,2, masing-masing, dalam penelitian sebelumnya13 dan 0,01 dan 0,35,
masing-masing, dalam penelitian terbaru.14 Kerugian dari vitamin K oral mungkin karena
penyerapan yang buruk dan durasi efek yang lebih pendek. Memang, beberapa dosis oral
vitamin K tampaknya menawarkan keuntungan lebih dari satu dosis oral. Misalnya, dalam
studi survei Inggris, risiko VKDB yang secara signifikan lebih tinggi diamati pada bayi yang
menerima dosis tunggal vitamin K oral dibandingkan pada mereka yang menerima
IMprofilaksis saat lahir (RR 24,53; 95% CI 7,4 hingga 81); tidak ada perbedaan yang
ditemukan pada bayi yang menerima beberapa dosis oral melebihi minggu pertama
kehidupan (RR 3.64; 0.82 hingga 16.3) .19 Tinjauan Cochran juga tidak menemukan bukti
perbedaan antara rute oral dan IM dalam efeknya pada indeks biokimia status koagulasi.20
Dibandingkan dengan Profilaksis IM, dosis oral multipel lebih cepat dan tidak memiliki
Ulasan ini memiliki batasan utama. Pertama, kami tidak mengevaluasi keamanan
25
profilaksis vitamin K IM dan risiko kanker anak, kemungkinan teoritis dari mutagenisitas
tidak dapat disingkirkan. Kedua, bukti efek pada lateVKDB hanya tersedia dari studi
surveilans. Karena tingkat respons yang rendah dalam banyak survei ini, kejadian aktual
VKDB yang terlambat mungkin dianggap remeh. Implikasi bagi pembuat kebijakan Dengan
manfaat signifikan yang diamati dalam insiden VKDB, pembuat kebijakan dan pemangku
kepentingan lainnya cenderung memberikan nilai tinggi untuk administrasi rutin Vitamin K
IM (1 mg) saat lahir. WHO sekarang juga merekomendasikan reprofilaksis rutin di semua
negara dengan sumber daya terbatas.8 Implikasi bagi para peneliti Ada kebutuhan yang pasti
untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan dosis kecil (antara 100 dan 1000 mcg) vitamin
K IM pada bayi prematur. Selain itu, efek dari beberapa dosis oral vs vitaminK IM dalam
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
vitamin K saat lahir mengurangi kejadian VKDB terlambat selama masa bayi. Mengingat
tingginya risiko mortalitas dan morbiditas pada bayi dengan VKDB terlambat,
neonatus di kelahiran.
5.2 Saran
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pola piker penulis dalam menemukan,
memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang berbeda serta
27
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kumar D, Greer FR, Super DM. 2001. Vitamin K status ofpremature infants:
Implications for current recommendations.pediatrics 2001; 108:1117-22.
Pedoman Teknis Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis Pada Bayi Baru Lahir. Kemenkes RI.
2011;
Wilson, E.D., K.H. Fisher dan P.A. Gracia. 2001. Principle of nutrition.New York: John
Wiley & Son,ed.
Winarno, F.G. 1986. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
28
29