Anda di halaman 1dari 26

FETAL DISTRESS

PEMBAHASAN
FETAL DISTRESS
Fetal distress adalah adanya suatu kelainan
pada fetus akibat gangguan oksigenasi dan
atau nutrisi yang dapat bersifat :
akut (prolaps tali pusat),
sub akut (kontraksi uterus terlalu kuat),
atau kronik (plasenta insufisiensi).

Keadaan tersebut dapat terjadi baik pada


antepartum maupun intrapartum.
(Bisher and Mackay, 1986).
Suplai Oksigen
Fetal
• Placenta menerima 60% Cardiac
Output
• % Oksigen maternal secara signifikan
dikonsumsi oleh jaringan plasenta
Fetal Distress
Antepartum
Intrauterin
Fetal Distress
Intrapartum
Fetal Distress

Asfiksia
Ekstrauterin
Neonatorum
Faktor-Faktor Menyebabkan
Fetal Distress
Tanda dan Gejala Fetal Distress
Gejala : berkurangnya gerakan janin

Tanda-tanda gawat janin:4,5


• Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban
pada letak kepala
• Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janin
• Untuk mengetahui adanya tanda-tanda seperti di atas
dilakukan pemantauan menggunakan kardiotokografi
• Asidosis janin
• Diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin.
•Cleveland. Fetal Distress. Cleveland: Department of Patient Education and Health Information. 2007.
•Hayley Willacy. Fetal Disress. UK: PatientPlus. 22 Juni 2007.
Terms and Condition
• The American College of Obstetricians and
Gynecologists menggunakan istilah
nonreassuring fetal heart rate
menggantikan fetal distress

• Fetal heart rate / DJJ merupakan salah satu


petanda yang cukup sensitif untuk sebelum
hipoksia terdeteksi
CTG
NST

CST
Eksterna

NST

CST

Interna
NST
• Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud menilai kesehatan
janin melalui hubungan perubahan denyut jantung janin
dengan gerakan janin yang dirasakan oleh ibu.
• Menurut American Pregnancy Association, NST dilakukan
pada umur kehamilan lebih atau sama dengan 28 minggu.
Sebelum usia 28 minggu, janin belum cukup berkembang
untuk memberikan respons terhadap tes.

Persiapan uji tanpa beban:


• Ibu hamil telah makan 1- 2 jam sebelum prosedur dilakukan
• Ibu tidak sedang memakai obat-obatan sedativa
• Kandung kemih dikosongkan
• Informed consent
Prosedur NST
• Pasien ditidurkan secara santai semi Fowler, 45o miring ke ke kiri
• Tekanan darah diukur tiap 10 menit
• Dipasang kardiotokografi
• Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu
merasakan gerak janin
• Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10 menit pertama untuk
mendapat data dasar denyut jantung janin
• Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20 menit
pertama didapatkan hasil non reaktif, lanjutkan pemantauan 20 menit lagi.
Pastikan bahwa tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil pemantauan
apabila hasilnya tetap nonreaktif
• Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST
secara individual
CST
• Uji Beban Kontraksi (Contraction Stress Test/ CST) atau Uji
Dengan Oksitosin (Oxytocin Challenge Test/ OCT) adalah
pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan
kardiotokografi yang menilai perubahan denyut jantung janin
pada saat kontraksi rahim.

• Tujuan dilakukannya tes ini adalah untuk memantau kondisi


janin pada kehamilan usia lanjut sebelum janin dilahirkan,
menilai apakah janin sanggup mentolerir beban persalinan
normal serta menilai fungsi plasenta.
Prosedur CST
• Pasien ditidurkan secara semi Fowler dan miring kiri
• Tekanan darah diukur setiap 10 -15 menit, dicatat di kertas monitor
• Kardiotokografi dipasang
• Selama 10 menit pertama dicatat data dasar
• Pemberian tetes oksitosin untuk mengusahakan terbentuknya 3 kontraksi
rahim dalam 10 menit.

• Bila telah ada kontraksi uterus spontan tapi kontraksi < 3 kali/ 10 menit,
tetesan dimulai dengan 0.5 mU/ menit.
• Bila belum ada kontraksi rahim, tetesan dimulai dengan 1 mU/ menit (20
tetes/ menit).
• Bila kontraksi yang diinginkan belum tercapai, setiap 15 menit tetesan
dinaikkan 5 tetes/ menit, sampai maksimal 60 tetes/ menit
Tetesan oksitosin dihentikan
bila:
• Lima kontraksi atau lebih dalam 10 menit
• Dalam 10 menit terjadi 3 kontraksi yang lamanya >50-60
detik
• Kontraksi uterus hipertonus
• Deselerasi yang memanjang
• Terjadi deselerasi lambat yang terus-menerus
• Selama 1 jam pemantauan, hasilnya tetap mencurigakan
Pembacaan Hasil
NST CST
• FHR baseline • FHR baseline
• Variabilitas • Variabilitas
• Akselerasi • Akselerasi
• Deselerasi • Deselerasi
• Fetal Movement (FM) • HIS
FHR baseline

Hasil yang menunjukkan baseline rate normal


FHR baseline
Hasil yang
menunjukkan
adanya bradikardi

Hasil yang menunjukkan


adanya takikardia
Variabilitas
1. Tidak tampak adanya
variabilitas

2. Variabilitas minimal ≤ 5
denyut/ menit

3. Variabilitas moderat ( normal)


6-25 denyut/ menit

4. Bermakna, variabilitas ≥ 25
denyut/ menit

5. Pola sinusoidal
Akselerasi

Pada rekaman selama


20menit :
Minimal 15 bpm selama
minimal 15 detik

Dua akselerasi dalam 20


menit dianggap hasil
reaktif.
Deselerasi

 Deselerasi Awal “early deceleration”

Deselerasi Lambat
“late deceleration” 
Deselerasi Variabel
PEMBACAAN HASIL CTG
Kategori I : Pola DJJ normal
1. Frekuensi dasar normal : 110-160 dpm
2. Variabilitas DJJ normal : moderate (5-25 dpm)
3. Tidak ada deselerasi lambat dan variabel
4. Tidak ada atau ada deselerasi dini
5. Ada atau tidak ada akselerasi

Kategori II : Pola DJJ Ekuivokal


Frekuensi Dasar dan Variabilitas
1. Frekuensi dasar : Bradikardia (<110dpm) yang tidak disertai hilangnya variabilitas (absent variability)
2. Takikardia (>160 dpm)
3. Variabilitas minimal (1-5 dpm)
4. Tidak ada variabilitas tanpa disertai deselerasi berulang
5. Variabilitas >25 dpm (marked variability)
Perubahan Periodik
1. Tidak ada akselerasi DJJ setelah janin distimulasi
2. Deselerasi variabel berulang yang disertai variabilitas DJJ minimal atau moderat
3. Deselerasi lama (prolonged deceleration) >2menit tetapi <10menit
4. Deselerasi lambat berulang disertai variabilitas DJJ moderat
5. Deselerasi variabel + gambaran lainnyakembalinya DJJ ke frekuensi dasar lambat atau overshoot
Kategori III : Pola DJJ Abnormal
Tidak ada variabilitas DJJ (absent FHR variability) disertai oleh :
1. Deselerasi lambat berulang
2. Deselerasi variabel berulang
3. Bradikardia
4. Pola Sinusoid (sinusoidal pattern)
Pencegahan Fetal Distress
• Electronic fetal heart rate monitoring (RS)
• Monitoring DJJ serial setiap 15 menit Kala I dan setiap 5
menit Kala II (PKM)
• Pada
– Penyakit Bumil: DM gestasional, hipertensi dan Asma
– Kelainan Kehamilan: multiple, serotinus, riw. SC
sebelumnya, IUGR, KPD, perdarahan TM3, persalinan
induksi/augmentasi, PE/E
– Psikososial: tidak rutin ANC, penggunaan rokok, alkohol
dan obat-obatan

Sweha A, Juovo J. Interpretation of the Electronic Fetal Heart Rate During Labor
Am Fam Physician. 1999 May 1;59(9):2487-2500.
 TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai