dan CTG
Pembimbing :
dr agung sunarko p, Sp.OG(k)
Disusun Oleh :
Mohamad Rafli
20190420025
Pemeriksaan USG
Transvaginal
Trimester Pertama
Yang perlu diperhatikan
Kantong gestasi : lokasi, jumlah, diameter, kondisi
Indetifikasi embrio
Jumlah embrio – fetus
Crown- rump leght ( jarak kepala badan )
Ada tidaknya denyut jantung janin
Jumlah janin
Evaluasi uterus dan bentuk organ sekitarnya
Komplikasi pada kehamilan trimester pertama
Abortus
Missed abortion
Kehamilan anembrionik
Kehamilan ektopik
molahidatidosa
Kehamilan kembar
Kehamilan Mola
Trimester II dan III
Penentuan Pertumbuhan dan besar janin
Pengukuran diameter biparietal dan lingkar kepala
• Dilakukan pada penampang aksial kepala setinggi talamus
• Pengukuran dilakukan pada jarak biparietal yang terbesar, dari permukaan
luar tulang parietal bagian proksimal ke arah permukaan dalam tulang
parietal bagian distal (‘luar ke dalam’), tegak lurus falks serebri
Pengukuran panjang abdomen
• Dilakukan pada penampang aksial abdomen setinggi hepar
Pengukuran panjang femur
• Hanya bagian diafisis
• Bagian epifisis tidak ikut diukur
Kelainan kongenital janin
• Dapat diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu
• Pertanda yang sering dijumpai :
- Volume cairan amnion yang abnormal (oligohidromnion / polihidromnion )
- Pertumbuhan janin terhambat
- Kelainan morfologi bentuk tubuh dan struktur organ janin
- Ukuran biometri janin yang abnormal
- Ukuran plasenta yang abnormal
- Arteri umbilikal tunggal
- Aktifitas biofisik janin yang berkurang
Cairan Amnion
Oligohidramnion Polihidromnion
Kardiotokografi (CTG)
Definisi :
Alat untuk memantau keadaan janin melalui penilaian pola DJJ
dalam hubungannya dengan adanya kontraksi maupun aktivitas
janin.
Tujuan :
Mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia
janin, seberapa jauh gangguan tersebut dan menentukan tindak
lanjut.
Cara pemantauan bisa dilakukan
1. Secara langsung ( invasif/ internal )
Nilai normal denyut jantung janin : 120 – 160 dpm. Ada beberapa
b. Perubahan periodik
Denyut jantung janin basal
Gambar. Akselerasi
b. Deselerasi : respon parasimpatik (n.vagus) melalui reseptor-reseptor
(baroreseptor/ kemoreseptor) sehingga menyebabkan penurunan frekuensi
DJJ yang berlangsung cepat (<1 – 2 menit)
1. Ciri – ciri deselerasi dini
- Timbul dan menghilang nya bersamaan dengan kontraksi uterus
- Penurunan amplitudo tidak lebih dari 20 dpm
- Lamanya deselerasi <90 detik
- Baseline dan variabilitas masih normal
2. Deselerasi variabel
Sering terjadi akibat penekanan tali pusat pada masa hamil atau kala I. Ciri – cirinya :
- Gambaran deselarasi yg bervariasi, baik saat timbul, lamanya, amplitudo maupun bentuknya
- Saat dimulai dan berakhirnya deselerasi , terjadi dengan cepat dan penurunan frekuensi DJJ
( amplitudo ) bisa sampai 60 dpm
- Bisa terjadi akselerasi sebelum atau sesudah terjadinya deselerasi
- Bila berulang yang terlalu sering atau memanjang harus waspada terhadap kemungkinan
hipoksia janin yang berlanjut.
- Dianggap berat apabila deselerasi mencapai 60 dpm/ lebih dibawah frekuensi dasar
denyut janin dan lamanya lebih dari 60 detik.
3. Deselerasi lambat
- Timbul sekitar 20 - 30 detik setelah kontraksi uterus dimulai
- Berakhirnya sekitar 20 – 30 detik setelah kontraksi uterus menghilang
- Lamanya < 90 detik (rata-rata 40-60 detik)
- Timbul berulang setiap kali kontraksi dan beratnya sesuai dengan intensitas kontraksi uterus
- Frekuensi dasar denyut jantung janin biasanya normal atau takhikardi ringan, akan tetapi pada
keadaan hipoksia yang berat bisa bradikardi.
Kehamilan ganda
Oligohidramnion
Polihidramnion
Non Stress Test (NST)
CTG
Dilakukan dengan
a. Reaktif
- Terdapat paling sedikit 2x gerakan janin dalam waktu 20 menit yang disertai akselerasi paling sedikit 10-15 dpm
b. Nonreaktif
- Tidak terdapat gerakan janin selama 20 menit pemeriksaan atau tidak ditemukan akselerasi pada setiap gerakan janin
- Variabilitas DJJ mungkin masih normal atau berkurang sampai menghilang ( <2 dpm )
c. Meragukan
- Terdapat gerakan janin tetapi <2x selama 20 menit yang disertai akselerasi paling sedikit <10 dpm
- baseline normal
- Bradikardi
- Deselerasi 40 dpm atau lebih dibawah frekuensi dasar (baseline), atau denyut jantung janin mencapai 90 dpm, yang
a. Negatif c. Mencurigakan
- Frekuensi dasar denyut jantung janin normal - Terdapat deselerasi lambat yang kurang dari 50% dari jumlah
- dapat ditemukan akselerasi atau deselerasi dini - Frekuensi dasar denyut jantung janin abnormal
- Terdapat deselerasi lambat yang berulang, meskipun - Hasil rekaman tidak representatif, misalnya oleh karena ibu
- Variabilitas denyut jantung janin berkurang atau - Tidak terjadi kontraksi uterus yang adekuat
menghilang e. Hiperstimulasi
- Kontraksi uterus lebih dari 5 kali dalam 10 menit
- Kontraksi uterus lamanya lebih dari 90 detik ( tetania uteri )
- seringkali terjadi deselerasi lambat atau bradikardi
Kontraindikasi CST
a. Absolut
b. Relatif
- Adanya resiko ruptura uteri, misalnya - Ketuban pecah prematur
pada bekas seksio sesarea atau - Kehamilan kurang bulan
miomektomi. - Kehamilan ganda