Anda di halaman 1dari 30

USG Skrining Obstetri Dasar

dan CTG
Pembimbing :
dr agung sunarko p, Sp.OG(k)

Disusun Oleh :
Mohamad Rafli
20190420025

Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah


Program Profesi Dokter
Ultrasonografi (USG)

Suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang


ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ
berdasarkan gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang
dipantulkan oleh organ. Gelombang suara dihasilkan dan dipancarkan
oleh suatu alat yang disebut “transduser”.
Tehnik Pemeriksaan USG
Dikenal dua cara :
1. Contact Scanning
Tranduser langsung diletakkan pada kulit
2. Water Bath Scanning :
Tranduser diperantarai oleh cairan. Cara yang paling sering digunakan.
Manfaat USG dalam Obstetri
 Konfirmasi usia kehamilan

 Evaluasi pertumbuhan janin

 Perdarahan dalam kehamilan tanpa sebab yang diketahui

 Evaluasi letak janin dan keadaan plasenta

 Presentasi janin yang tidak jelas

 Penilaian jumlah air ketuban

 Kemungkinan kehamilan kembar

 Kemungkinan kematian janin dalam kehamilan

 Kemungkinan mola hidatidosa

 Kemungkinan kehamilan ektopik

 Adanya resiko/ disangka cacat bawaan

 Penilaian tumor panggul pada kehamilan


Transabdominal

Pemeriksaan USG

Transvaginal
Trimester Pertama
Yang perlu diperhatikan
 Kantong gestasi : lokasi, jumlah, diameter, kondisi
 Indetifikasi embrio
 Jumlah embrio – fetus
 Crown- rump leght ( jarak kepala badan )
 Ada tidaknya denyut jantung janin
 Jumlah janin
 Evaluasi uterus dan bentuk organ sekitarnya
Komplikasi pada kehamilan trimester pertama

 Abortus
 Missed abortion
 Kehamilan anembrionik
 Kehamilan ektopik
 molahidatidosa
Kehamilan kembar

Kehamilan Mola
Trimester II dan III
 Penentuan Pertumbuhan dan besar janin
 Pengukuran diameter biparietal dan lingkar kepala
• Dilakukan pada penampang aksial kepala setinggi talamus
• Pengukuran dilakukan pada jarak biparietal yang terbesar, dari permukaan
luar tulang parietal bagian proksimal ke arah permukaan dalam tulang
parietal bagian distal (‘luar ke dalam’), tegak lurus falks serebri
 Pengukuran panjang abdomen
• Dilakukan pada penampang aksial abdomen setinggi hepar
 Pengukuran panjang femur
• Hanya bagian diafisis
• Bagian epifisis tidak ikut diukur
 Kelainan kongenital janin
• Dapat diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu
• Pertanda yang sering dijumpai :
- Volume cairan amnion yang abnormal (oligohidromnion / polihidromnion )
- Pertumbuhan janin terhambat
- Kelainan morfologi bentuk tubuh dan struktur organ janin
- Ukuran biometri janin yang abnormal
- Ukuran plasenta yang abnormal
- Arteri umbilikal tunggal
- Aktifitas biofisik janin yang berkurang
Cairan Amnion
 Oligohidramnion Polihidromnion
Kardiotokografi (CTG)

Definisi :
Alat untuk memantau keadaan janin melalui penilaian pola DJJ
dalam hubungannya dengan adanya kontraksi maupun aktivitas
janin.

Tujuan :
Mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia
janin, seberapa jauh gangguan tersebut dan menentukan tindak
lanjut.
Cara pemantauan bisa dilakukan
1. Secara langsung ( invasif/ internal )

2. Secara tidak langsung ( non invasif/ eksternal )


• Mekanisme pengaturan denyut jantung janin :

Nilai normal denyut jantung janin : 120 – 160 dpm. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi :

- Sistem saraf simpatis - kemoreseptor

- Sistem saraf parasimpatis - Susunan saraf pusat

- Baroreseptor - Sistem hormonal


• Karakteristik denyut jantung janin :

Denyut jantung janin dalam pemeriksaan kardiotokografi :

a. Denyut jantung janin basal

b. Perubahan periodik
Denyut jantung janin basal

Takikardi DJJ >160 dpm, dapat


Bradikardi DJJ < 120 dpm, dapat
terjadi pada keadaan :
terjadi pada keadaan :
Hipoksia janin ( ringan/ kronik )
Hipoksia janin ( berat/ akut )
Kehamilan preterm ( < 30 minggu )
Hipotermia janin
Infeksi ibu atau janin

Ibu febris atau gelisah Bradiaritmia janin

Ibu hipertiroid Obat – obatan ( propanolol, obat

Takhiaritmia janin anestesi lokal )


Obat – obatan ( atropion, Janin dengan kelainan jantung
betamimetik )
bawaan
Variabilitas DJJ :
Gambaran osilasi tidak teratur yang tampak pada rekaman
denyut jantung janin
Variabilitas jangka pendek Variabilitas jangka panjang

Merupakan gambaran osilasi yang


Merupakan perbedaan interval
lebih kasar dan jelas pd CTG.
antar denyut yang terlihat pada
Berdasarkan amplitudo fluktuasi
gambaran kardiotokografi yang osilasi, dibedakan menjadi :
juga menunjukkan variasi dari  Normal : amplitudo antara 6-25 dpm

frekuensi antar denyut pada  Berkurang : amplitudo antara 2-5

denyut jantung janin. Rata – dpm


 Menghilang : amplitudo < 2 dpm
rata variabilitas normal 2-3 dpm.
 Saltatory : amplitudo > 25 dpm
Perubahan periodik DJJ
a. Akselerasi : respon simpatetik, dimana terjadi peningkatan frekuensi DJJ
yang berlangsung cepat (<1 – 2 menit), suatu respon fisiologik yang baik.
Ciri – ciri akselari yang normal amplitudo > 15 dpm, lamanya sekitar
15 detik dan terjadi paling tidak 2x dalam waktu rekaman 20 menit. Yang
penting dibedakan antara akselerasi oleh karena kontraksi dan gerakan janin.

Gambar. Akselerasi
b. Deselerasi : respon parasimpatik (n.vagus) melalui reseptor-reseptor
(baroreseptor/ kemoreseptor) sehingga menyebabkan penurunan frekuensi
DJJ yang berlangsung cepat (<1 – 2 menit)
1. Ciri – ciri deselerasi dini
- Timbul dan menghilang nya bersamaan dengan kontraksi uterus
- Penurunan amplitudo tidak lebih dari 20 dpm
- Lamanya deselerasi <90 detik
- Baseline dan variabilitas masih normal
2. Deselerasi variabel
Sering terjadi akibat penekanan tali pusat pada masa hamil atau kala I. Ciri – cirinya :
- Gambaran deselarasi yg bervariasi, baik saat timbul, lamanya, amplitudo maupun bentuknya
- Saat dimulai dan berakhirnya deselerasi , terjadi dengan cepat dan penurunan frekuensi DJJ
( amplitudo ) bisa sampai 60 dpm
- Bisa terjadi akselerasi sebelum atau sesudah terjadinya deselerasi
- Bila berulang yang terlalu sering atau memanjang harus waspada terhadap kemungkinan
hipoksia janin yang berlanjut.
- Dianggap berat apabila deselerasi mencapai 60 dpm/ lebih dibawah frekuensi dasar
denyut janin dan lamanya lebih dari 60 detik.
3. Deselerasi lambat
- Timbul sekitar 20 - 30 detik setelah kontraksi uterus dimulai
- Berakhirnya sekitar 20 – 30 detik setelah kontraksi uterus menghilang
- Lamanya < 90 detik (rata-rata 40-60 detik)
- Timbul berulang setiap kali kontraksi dan beratnya sesuai dengan intensitas kontraksi uterus
- Frekuensi dasar denyut jantung janin biasanya normal atau takhikardi ringan, akan tetapi pada
keadaan hipoksia yang berat bisa bradikardi.

Deselerasi lambat dengan variabilitas normal


Hasil rekaman CTG yang normal pada umumnya memberikan
gambaran sebagai berikut :
- Frekuensi denyut jantung janin sekitar 120 – 160 dpm
- Variabilitas denyut jantung antara 6 – 25 dpm
- Terdapat akselerasi
- Tidak terdapat deselerasi atau kalapun ada hanya suatu deselerasi dini
Pemeriksaan Kardiotokografi pada Masa Kehamilan
Khususnya pada kasus dengan faktor risiko hipoksia janin dalam rahim seperti :
Hipertensi dalam kehamilan/ gestosis

Kehamilan dengan diabetes melitus

Kehamila post- term

Pertumbuhan janin dalam rahim terhambat

Ketuban pecah prematur ( KPP )

Gerakan janin berkurang

Kehamilan dengan anemia

Kehamilan ganda

Oligohidramnion

Polihidramnion
Non Stress Test (NST)

CTG
Dilakukan dengan

Contraction Stress Test (NST)


Non Stress Test (NST)
 Dilakukan untuk menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan gerakan / aktifitas janin
 Interpretasi NST:

a. Reaktif

- Terdapat paling sedikit 2x gerakan janin dalam waktu 20 menit yang disertai akselerasi paling sedikit 10-15 dpm

- Frekuensi baseline diluar gerakan janin 120-160

- variabilitas DJJ 6-25 dpm

b. Nonreaktif

- Tidak terdapat gerakan janin selama 20 menit pemeriksaan atau tidak ditemukan akselerasi pada setiap gerakan janin

- Variabilitas DJJ mungkin masih normal atau berkurang sampai menghilang ( <2 dpm )

- Deselerasi lambat persisten

c. Meragukan

- Terdapat gerakan janin tetapi <2x selama 20 menit yang disertai akselerasi paling sedikit <10 dpm

- baseline normal

- variabilitas DJJ 2-5 dpm


 Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal apabila ditemukan :

- Bradikardi

- Deselerasi 40 dpm atau lebih dibawah frekuensi dasar (baseline), atau denyut jantung janin mencapai 90 dpm, yang

lamanya 60 detik atau lebih


Contraction Stress Test (CST)
Untuk menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan kontraksi uterus, biasanya untuk

memantau keadaan janin pada saat inpartu


Interpretasi CST:

a. Negatif c. Mencurigakan

- Frekuensi dasar denyut jantung janin normal - Terdapat deselerasi lambat yang kurang dari 50% dari jumlah

- Variabilitas denyut jantung janin normal kontraksi

- Tidak didapatkan adanya deselarasi lambat - Terdapat deselerasi variabel

- dapat ditemukan akselerasi atau deselerasi dini - Frekuensi dasar denyut jantung janin abnormal

b. Positif Jika CST mencurigakan, pemeriksaan harus diulang dalam 24

- terdapat deselerasi lambat yang berulang pada jam

sedikitnya 50 % dari jumlah kontraksi d. Tidak memuaskan

- Terdapat deselerasi lambat yang berulang, meskipun - Hasil rekaman tidak representatif, misalnya oleh karena ibu

kontraksi tidak adekuat gemuk, gelisah, atau gerakan janin berlebihan

- Variabilitas denyut jantung janin berkurang atau - Tidak terjadi kontraksi uterus yang adekuat

menghilang e. Hiperstimulasi
- Kontraksi uterus lebih dari 5 kali dalam 10 menit
- Kontraksi uterus lamanya lebih dari 90 detik ( tetania uteri )
- seringkali terjadi deselerasi lambat atau bradikardi
 Kontraindikasi CST

a. Absolut
b. Relatif
- Adanya resiko ruptura uteri, misalnya - Ketuban pecah prematur
pada bekas seksio sesarea atau - Kehamilan kurang bulan
miomektomi. - Kehamilan ganda

- Perdarahan antepartum - Inkompetensia serviks


- Disproporsi sefalo- pelvik.
- Tali pusat terkemuka

Variabel deselerasi memanjang

Anda mungkin juga menyukai