SKENARIO 1
BLOK PEDIATRI
Tutor:
Diding H.P., dr., Sp.PD, M.Kes
Disusun oleh:
Sotya Satmaka Adira
G0012215
Dahniar Rizki F
G0012049
Muhammad Natsir
G0012139
G0012081
Gladys Octavia
G0012085
Kho Ti Chah
G0012243
G0012185
Sheila Savitri
G0012209
Inayatul Maula
G0012097
G0012233
G0012225
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Skenario
Bayiku..
Seorang ibu G1P0A0 berusia 25 tahun dengan usia kehamilan 38
minggu melahirkan seorang bayi laki-laki dengan berat 3 kg, panjang 49
cm secara spontan, warna ketuban keruh, tidak ada mekoneum.
Saat bayi lahir didapatkan bayi tidak bernafas, tonus otot kurang
baik. Setelah dilakukan resusitasi sampai dengan pemberian ventilasi
tekanan positif didapatkan bayi bernafas spontan, tidak ada retraksi,
denyut jantung 100 x/menit. Skor Apgar 5-7-10.
Dari anamnesis riwayat kehamilan didapatkan ANC tidak teratur,
ketuban pecah 24 jam, riwayat demam sebelum melahirkan. Catatan
kesehatan ibu menunjukkan bahwa tanda vital ibu normal, pemeriksaan
TORCH negatif, HbsAg negatif, gula darah normal. Selanjutnya bayi dan
ibunya dibawa ke ruang perawatan untuk dirawat gabung dan diberikan
ASI oleh ibu.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimanakah proses embriologi manusia?
2. Bagaimanakah kehamilan dan persalinan normal serta fisiologi fetus?
3. Jelaskan Ante Natal Care (ANC) serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan janin dilihat dari riwayat kesehatan ibu!
4. Bagaimanakah fisiologi pecahnya ketuban dan interpretasi warna air
ketuban?
5. Bagaimanakah ciri bayi baru lahir normal, prosedur medis setelah bayi
lahir, prosedur pemeriksaan fisik dan penilaian bayi baru lahir?
6. Bagaimanakah alur resusitasi pada kegawatdaruratan neonatus?
7. Bagaimana penjelasan mengenai asfiksia neonatorum?
8. Bagaimana penjelasan mengenai sepsis neonatorum?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan proses embriologi manusia.
2. Menjelaskan kehamilan dan persalinan normal serta fisiologi fetus
3. Menjelaskan Ante Natal Care (ANC) serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan janin dilihat dari riwayat kesehatan ibu.
4. Menjelaskan fisiologi pecahnya ketuban dan interpretasi warna air
ketuban.
5. Menjelaskan ciri bayi baru lahir normal, prosedur medis setelah bayi
lahir, prosedur pemeriksaan fisik dan penilaian bayi baru lahir
6. Menjelaskan alur resusitasi pada kegawatdaruratan neonatus.
7. Menjelaskan tentang asfiksia neonatorum.
8. Menjelaskan tentang sepsis neonatorum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Istilah
ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala
nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar.
G1P0A0 merupakan singkatan dari riwayat obstetri kehamilan pertama (G
adalah gravid) dimana sebelumnya belum ada riwayat melahirkan (P
adalah partus) dan keguguran (A adalah abortus). G 1P0A0 juga dikenal
dengan istilah primigravida (kehamilan pertama).
HbsAg adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein
virus yang pertama muncul setelah infeksi dan bisa digunakan untuk
memantau viral clearance.
Ketuban atau amnion adalah cairan bening kekuningan yang mengelilingi
bayi belum lahir (janin) selama kehamilan yang berada dalam kantung
ketuban. Volume terbanyak pada usia kehamilan 34 minggu.
Mekonium berasal dari bahasa Yunani kuno meconium-arion atau seperti
opium. Mekonium adalah substansi mirip tar yang kental dan berwarna
kehijauan yang berada di usus janin selama kehamilan. Mekonium keluar
karena refleks vagus terhadap usus. Peristaltik usus dan relaksasi
sphingter ani menyebabkan mekoneum keluar. Aspirasi air ketuban yang
disertai mekonium dapat mengakibatkan gangguan jalan napas, gangguan
sirkulasi setelah lahir, hipoksia intrauterin hingga kematian.
Resusitasi (neonatus) adalah suatu metode yang dilakukan pada keadaan
darurat untuk menyelamatkan jiwa neonatus saat terjadi kegagalan napas
secara spontan.
embrio
merupakan
pertumbuhan
dan
lanjutan
dari
morula
yang
terus
mengalami
tubuh
embrio
pada
fase
gastrula,
yaitu
lapisan
dan
sistem
saraf;
lapisan
mesoderm
yang
akan
berdiferensiasi
menjadi
alat
pencernaan,
kelenjar
kali/menit.
Usia
17-24
minggu
komponen
mata
usia
25-28
minggu
(awal
trisemester
III)
terdapat
minggu
tumbuh-kembang
ini
terbentuk
sempurna,
Menjelaskan kehamilan
fisiologi fetus
dan
persalinan
normal
dan
KEHAMILAN NORMAL
ketiga (minggu ke-28 hingga ke-40). Dan bila dihitung dari saat
fertilisasi
hingga
lahirnya
bayi,
kehamilan
normal
akan
akan
mengakibatkan
terjadinya
perubahan
di
muskuloskletal,
sistem
kardiovaskuler,
sistem
dan
sistem
pernafasan.
Perubahan
ini
akan
fase
laten
berlangsung
selama
jam sampai
Fisiologi Neonatus
1. Pernapasan
Keadaan asfiksi ringan proses kelahiran ; kedaan hipoksik &
hiperkapnik ; pendinginan kulit tiba-tiba (akibat pemaparan
terhadap dunia luar)
Stimulus pusat pernapasan Tekanan negatif >25 mmHg
(inspirasi normal pertama sangat kuat) Membuka paru
Tekanan positif +/- 40 cm air Mengempiskan paru
2. Sirkulasi Darah
-
Tekanan
atrium
kanan
turun
tekanan
atrium
kiri
meningkat
Darah mengalir dari atrium kiri ke kanan
Penutupan foramen ovale
-
menurun
Darah mengalir dari aorta ke arteri pulmonalis
Kontraksi dinding otot duktus arteriosus & pertumbuhan
jaringan fibrosa kedalam duktus arteriosus
Duktus arteriosus tertutup
-
3. Nutrisi
-
ASI
belum
diproduksi,
neonatus
akan
memakai
pengaturan
suhu
tubuh
belum
bekerja
protein
memberikan
berdifusi
perlindungan
melalui
pada
plasenta,
bayi
hingga
dan
+/-
mampu
6
bulan
3.
pelayanan.
Tujuan
ANC
adalah
memelihara
dan
Kunjungan ulang
1 28 mg : 4 mg sekali
28 36 mg : 2 mg sekali
36 40 mg : tiap minggu
atau
TM I : 1 kali
TM II : 1 kali
TM III : 2 kali
Hal-hal yg hrs diperhatikan dlm kunjungan ulang :
Ibu
: keluhan utama, pemeriks. (kesadaran,
gizi, BB, tensi, nadi, respirasi, temperatur,
pucat/tdk, TFU, keadaan serviks, ukuran
pelvis), gejala/tanda2 spt sakit kepala,
perubahan visus, muntah2, air ketuban
merembes, dsb.
Janin
: DJJ, TBJ, letak & presentasi, engagement,
aktivitas, kembar/tunggal.
Lab
: Hb, hmt, protein dlm urine
Bila pada primigravida (mg ke-36) menilai ukuran panggul
dalam
siang hari
Membersihkan badan untuk mengurangi infeksi
Pemeliharaan payudara (membersihkan puting susu)
Memakai pakaian yang enak dipakai (tidak menekan badan)
karena
dapat
menyebabkan
bendungan
vena
dan
nyeri
pinggang
dan
mempertahankan
keseimbangan
Pengaruh kehamilan dan persalinan abnormal
Faktor lingkungan prenatal berpengaruh sejak knsepsi sampai lahir,
diantaranya :
1. Gizi ibu pada waktu hamil
lahir
mudah
terkena
infeksi,
lahir
mati,
dan
jarang
3. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis (2-8 minggu pertama kehamilan) adalah masa
yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misal obat-obatan
seperti thalidomide, phenytoin, methadion dan obat-obat antikanker,
yang dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan
ibu hamil perokok berat atau peminum alcohol kronis sering
melahirkan bayi BBLR, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Pada
ibu yang peminum alcohol dapat melahirkan bayi dengan gejalagejala FAS (Fetal Alcohol Syndrome), yang ditandai dengan BBLR,
kelianan neurologis dan perkembangan lambat serta dismorfik fasial.
Kercunan logam berat pada ibu hamil, missal karena makan ikan
atau hasil laut lain yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan
mikrosefali dan palsi serebral, seperti di Jepang yang dikenal dengan
penyakit Minamata.
4. Endokrin
Sistem endokrin mempengaruhi setiap aspek dari kehamilan,
termasuk implantasi, plasentasi, adaptasi maternal, pertumbuhan
embrio, pertumbuhan janin dan diferensiasi sel, proses persalinan,
serta transisi janin ke kehidupan di luar kandungan. Hormon-hormon
tersebut berasal dari ibu, plasenta maupun janin itu sendiri.
5. Radiasi
4.
terjadi
(amnionitis,
vaskulitis)
cukup
meninggikan
Hal-hal
tersebut
tentu
saja
meninggikan
angka
dapat
menghirup
cairan
tersebut
selama
proses
persalinan,
dapat
dilakukan
yang
berwarna
merah
jambu
menunjukkan
seperti
anggur
menunjukkan
adanya
riwayat
5.
gram
Bayi dengan berat badan sangat rendah: < 1.500 gram
Bayi dengan berat badan ekstrim rendah: < 1.000 gram
tampilannya normal
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi
akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
hematoma,
tengkorak
Perhatikan
adanya
perdarahan
kelainan
subaponeurotik/fraktur
kongenital
mikrosefali
2. Pemeriksaan mata
Periksa jumlah, posisi atau letak mata
seperti:
tulang
anensefali,
sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
kebutaan
Periksa keadaan sclera, apakah nampak gejala icterus atau tidak
Kaji eyeblink reflex: refleks gerakan seperti menutup dan
mengejapkan mata, jika bayi terkena sinar atau hembusan angin,
tidak)
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang
(Pierrerobin)
4. Periksaan hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret mukopurulen yang terkadang berdarah , hal
sumbing
Perhatikan jika ada bercak putih pada gusi maupun palatum
Kaji reflex rooting (mencari putting susu), reflex sucking/menghisap
dan reflex swallowing /menelan
6. Pemeriksaan leher
Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya
Pergerakannya harus baik, jika terdapat keterbatasan pergerakan
untuk
mengidentifikasi
adanya
sternum
atau
interkostal
pada
saat
bernapas
perlu
diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik
memeluk seseorang
Kaji refleks palmar
grasping/menggenggam:
timbul
bila
kita
dan
Bayi perempuan:
Pada bayi cukup bulan labia mayora telah menutupi labia minora
Pastikan lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret berwarna putih atau berdarah dari
vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl
bedding)
11.Pemeriksaan tungkai dan kaki
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki
Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan
neurologis
Mengkaji refleks Babinski: dengan mengusap / menekan bagian
menonjol dari dasar jari di telapak kaki bayi keatas dan jari-jari
membuka
12.Pemeriksaan spinal/punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tandatanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau
bercak
kecil
berambut
yang
dapat
menunjukkan
adanya
14.Pemeriksaan kulit
Perhatikan kondisi kulit bayi: warna, ruam, pembengkakan, tanda
tanda infeksi
Periksa adanya bercak atau tanda lahir
Perhatikan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi
kurang bulan
6.
Menjelaskan
neonatus.
alur
resusitasi
pada
kegawatdaruratan
ambulatory
bag,
serta
dipertimbangkan
berat
segera
berikan
resusitasi
menurut
guideline
resusitasi.
7.
pertama
kelahiran
dan
kemudian
disusul
dengan
anestesi
Gangguan aliran darah uterus :
Gangguan tonus otot uterus
Hipotensi, misalnya akibat perdarahan
Hipertensi, misalnya eklamsia
Gangguan menahun selama kehamilan, misalnya gizi buruk
Faktor plasenta
Solution placenta
Placenta previa
Faktor janin
Gangguan aliran darah pusat :
Tali pusat menumbung
Lilitan tali pusat
Factor neonates
Trauma persalinan , misalnya perdarahan intracranial
Kelainan
bawaan,
misalnya
hernia
diafragmatika,
terjadi
pada
bayi
biasanya
merupakan
amnioskop
yang
keadaan
Tingkatannya
perlu
tersebut
diketahui
jika
untuk
terdapat
asfiksia.
melakukan
tindakan
TANDA
SKOR
1
Frekuensi
Tidak ada
< 100/menit
> 100/menit
jantung
Usaha bernapas
Tidak ada
Lambat,
Tonus otot
Lumpuh
Ekstremitas agak
Gerakan aktif
Refleks
Tidak ada
fleksi
Gerakan sedikit
Gerakan kuat /
Warna kulit
Biru / pucat
Tubuh kemerahan,
melawan
Seluruh tubuh
teratur
ekstremitas biru
kemerahan
mengalir.
Bersihkan lendir dan cairan ketuban dari rongga mulut dan
faring
Bila perlu gunakan laringoskop untuk membantu penghisapan
usaha bernafas.
Berikan rangsang nyeri dengan memukul kedua telapak kaki
hangatkan
bayi
dengan
oksigen
yang
Na-bikarbonat
1-
TORCH
dan
pada
janin.
Hepatitis
Jika
memberikan
menginfeksi
pada
efek
periode
sebagai
glikogen,
distress
janin
merupakan
risiko
utama
kekurangan
kurva
pertumbuhan
dan
perkembangan
kehamilan
dapat
ditentukan
melalui
skor
Balard.
(Wiknjosastro, 2006)
Korioamnionitis
Persalinan prematur, persalinan lama, ketuban pecah
dini, pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang,
adanya bakteri patogen pada traktus genitalia, alkohol, rokok
merupakan faktor risiko terjadinya infeksi pada korion dan
amnion (korioamnionitis).
Korioamnionitis ditegakkan bila ditemukan demam >38 C
pada
ibu
dapat
meningkatkan mortalitas
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pada skenario,
warna
ketuban
pasien
yang
keruh
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Sholeh.
2010.
Pemeriksaan
Kekeruhan
Air
Ketuban.
Sari
Pediatri
2010;11(5):379-84.
Purwadianto, Agus dan Budi Sampurna.2013. Kedaruratan medik. Tangerang :
Binarupa Aksara.
Sadler,
T.W.
2000. Embriologi
Kedokteran
Langman.
Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.
Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005. hal.
136-138
Sherman M.P. 2014. Chorioamnionitis. Emedicine.medscape.com/article/973237
(Diakses pada 4 Maret 2015)
Soetjiningsih et.al. 2012. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, H. 2006. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dalam buku Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Perawatan Antenatal Slide Kuliah dr. Soetrisno Sp.OG. Bagian/SMF Obgin FK UNS
RSUD dr. Moewardi, Surakarta. 2014.