DIARE PERSISTEN
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau
tanpa lendir dan darah.
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih
dari 3 – 4 kali per hari, keadaan ini masih bersifat fisiologis atau normal
selama berat badan bayi meningkat normal dan menurut ibu bayi
fesesnya tidak berbeda konsistensinya dari biasanya.
KLASIFIKASI
Menurut UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI
Diare berdasarkan durasinya, dibagi menjadi :
Diare akut : berlangsung kurang dari 14 hari
Diare persisten : berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
infeksi
Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi
non-infeksi
ETIOLOGI
Infant Sindrom malabsopsi post gastroenteritis
Intoleransi protein/susu sapi
Defisiensi disakarida sekuder
Fibrosis kistik
Malabsorpsi lemak
Intoleransi laktosa
Tinja berlendir
Tinja berdarah
Enterotoksin bakteri
Janin akan mengadakan pernafasan intra uterine dan bila kita periksa terdapat banyak
air ketuban dan mekonium dalam paru. Bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis, bila
janin lahir aveoli tidak berkembang.
Tabel. Perbedaan Diare Osmotik dan Diare Sekretorik
Gangguan integritas lapisan mukosa usus akibat infeksi virus dan bakteri,
iskemia, dan peradangan.
Virus, bakteri dan parasit yang dapat menginfeksi antara lain adalah
Salmonella, Shigella, Giardia.
4. Dismotilitas
Fase 1
Riwayat anamnesis dan pemeriksaan fisik, yang meliputi
konsumsi jumlah cairan per hari.
Pemeriksaan fisik yang meliputi penilaian terhadap nutrisi
Pemeriksaan Feses (pH, pemeriksaan smear Leukosit, lemak,
telur cacing, dan parasit).
Kultur feses
Pemeriksaan toxin untuk Clostridium difficile
Pemeriksaan darah (Jumlah Eritrosit, laju endapan darah,
elektrolit, BUN, kreatinin).
Fase II
Sweat Test (sebuah pemeriksaan menentukan kadar klorida pada
keringat).
Pengumpulan feses selama 72 jam untuk mendeteksi lemak
pada feses.
Pemeriksaan elektrolit feses, osmolaritas
Pemeriksaan feses phenolphthalein, magnesium sulphate,
phosphate.
Pemeriksaan H2 pernafasan
Fase III
Pemeriksaan endoskopik.
Biopsi usus kecil
Pemeriksaan biopsi sigmoidoskopi dan kolonoskopi
Pemeriksaan Biopsi.
Fase IV
Pemeriksaan hormonal polipeptida intestinal vasoaktif, gastrin,
sekretin, dan 5-hydroxyindoleacetic.
TATALAKSANA
Penilaian derajat dehidrasi menurut WHO.4
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, syok
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering
(Komite Medik RSUP dr. SMX 50 mg/kgBb/hari, p.o, hari, p.o, 4 kali/hari, 5
Pada bayi yang tidak minum ASI diberikan susu rendah laktosa.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir cukup bulan, lahir secara spontan di polindes, dibantu
bidan, pasien lahir langsung menangis, BBL 2700 gr. Tidak ada
penyulit saat persalonan. Pasien tidak pernah di rawat di NICU,
tidak ada riwayat sesak napas, kuning, biru, ataupun kejang.
Riwayat Imunisasi
Menurut ibu pasien, pasien sudah diimunisasi lengkap
hingga campak (tidak membawa KMS).
Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan
kemudian dilanjutkan dengan pemberian bubur. Pasien
tidak pernah diberi susu formula. ASI masih diberikan
hingga sekarang.
Tanda vital
HR : 108 x/menit, teratur, kuat Status gizi :
angkat BB/U : -1,6 SD (gizi baik)
RR : 40 x/menit, tipe BB/PB : - 0, 5 SD (normal)
abdominotorakal
PB/U : - 1,8 SD (normal)
Suhu : 36,7 oC
Pemeriksaan fisik umum
Kepala
Bentuk normocephali, simetris, ubun-ubun besar tertutup, teraba datar.
Wajah
Mata : air mata (+), konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-), R. pupil
(+/+) isokor, mata cowong (-).
Telinga: bentuk dalam batas normal, sekret (-).
Hidung: bentuk dalam batas normal, deformitas (-), napas cuping hidung
(-),
rhinorrhea (-).
Mulut: sianosis sentral (-), mukosa bibir basah (+), pucat (-).
Tonsil : hiperemis (-)
Leher
Kaku kuduk (-).
Pembesaran KGB (-).
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Paru
Tak tampak ictus cordis,
Inspeksi precordial bulging, pektus
Bentuk dan ukuran normal, simetris, karinatum, maupun pektus
retraksi dinding dada (-) ekskavatum.
Palpasi Palpasi
Pengembangan dinding dada simetris, Ictus cordis teraba di ICS V
vocal fremitus (+/+) linea midklavikularis sinistra,
thrill (-).
Perkusi
Auskultasi
Sonor di kedua lapang paru
S1S2 tunggal, regular, murmur
Auskultasi
(-), gallop (-)
Bronkovesikuler (+/+), rales (-),
wheezing (-), ronki -/-
Abdomen Anus: terlihat sedikit
Inspeksi: distensi (-) kemerahan, darah (-)
Auskultasi: Bising usus Ekstremitas:
(+) meningkat
Atas: akral hangat (+/+),
Perkusi: timpani (+) di
pucat (-/-), ikterik (-/-),
seluruh lapang abdomen
sianosis (-/-).
Palpasi: turgor kulit baik,
Bawah: akral hangat
massa (-), hepar-lien-
(+/+), pucat (-/-), ikterik
renal tidak teraba
(-/-), sianosis (-/-).
Genitalia: dalam batas Tulang belakang: dalam
normal batas normal
Resume
Bayi laki-laki, usia 8 bulan dibawa dengan keluhan BAB encer sejak > 2 minggu
yang lalu. Awalnya, BAB-nya berwarna kuning, cair, ampas (+),darah (+),lender (-),
frekuensi 7-8 x/hari, volume ½ gelas / BAB. Saat ini, BAB cair, lendir (+) kehijauan,
darah (-), ampas (-), frekuensi 3-5 x /hari. BAB encer seperti cucian beras (-), BAB
yang sangat bau (-), perut kembung (-).
Demam (+) sejak 10 hari yll, batuk pilek (+) sejak ± seminggu yll, dahak susah
dikeluarkan. Pasien tidak mau makan, kuat minum ASI, rewel (+), kedua mata
bengkak. Berobat (+) ke dokter dan PKM, belum sembuh. Pernah diberi getah jarak,
konsumsi susu formula (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan k/u lemah, rewel, kes : CM, CRT : <3 detik,
HR : 108 x/menit, teratur, kuat angkat, RR : 40 x/menit, tipe abdominotorakal, T : 36,7
oC. BB : 7 kg, BBL : 2,7 kg, PB : 69,5 cm, LK : 43 cm, status gizi baik. Ubun-ubun
besar tertutup, air mata (+), anemis (-), mata cowong (-), napas cuping hidung (-),
rhinorrhea (-), mukosa bibir basah (+). Abdomen : distensi (-), bising usus (+)
meningkat, timpani (+), turgor kulit baik, organomegali (-), anus terlihat sedikit
kemerahan, akral hangat (+).
Diagnosis Kerja
Diare Persisten Dengan Dehidrasi Ringan Sedang e.c
Suspek bakteri
Diagnosis Banding
Suspek Amobiasis
Demam tifoid
Darah lengkap
Parameter 28/08/2013
HGB 8,62
HCT 25,7
WBC 15,5
MCV 71,3
MCH 23,9
MCHC 33,5
PLT 382
Widal : (-)
Planning
Planning Diagnostik Planning Terapi
FL + benzidin Test IVFD KAEN 3B 12 tpm
Inj Ceftriaxon 2 x 350 mg /
UL
iv
Kultur Feses Ambroxol syr 3 x ½ Cth
Sirup Paracetamol 3 x ¾
Cth
Renalit add lib
Zinc kid syr 1 x cth 1
L-Bio 2 x 1
Follow Up
Hari/ tgl S O A P
Diare (+) sejak tadi KU : lemah Diare persisten FL + benzidin
malam sebanyak Kesadaran : rewel dehidrasi ringan Test
Kamis,
2x, lendir (+), RR: 48 x/mnt sedang susp UL
29/8/2013 warna hijau (-), N: 120 x/mnt bakteri dd Kultur Feses
ampas, (-) T : 39,1 oC amoeba
Demam (+)
07.00 Batuk (+), sangat K/L : konjungtiva Planning Terapi
mengganggu, tidak anemis (+), edema IVFD KAEN
bias tidur tadi palpebra superior et 3B 12 tpm
malam. inferior ODS (+), air Inj Ceftriaxon 2
Pilek (+) mata (+), mata x 350 mg / iv
Muntah (-) cowong (-), Ambroxol syr 3
Makan sangat Tho : P/ : BV +/+, Rh x ½ Cth
sedikit -/-, Wh -/- Sirup
Minum ASI (+) C/ S1S2 tunggal, Paracetamol 3
kuat regular, m(-), g(-). x ¾ Cth
BAK lancar Abd : distensi (-), BU Renalit add lib
(+) ↑, turgor kulit Zinc kid syr 1 x
baik cth 1
Ext : Akral hangat (+) L-Bio 2 x 1
Hari/ tgl S O A P
Diare (+) sejak KU : lemah Diare persisten IVFD KAEN 3B
tadi malam Kesadaran : rewel dehidrasi ringan 12 tpm
Jumat, RR: 46 x/mnt
sebanyak 4x, sedang susp Inj Ceftriaxon 2 x
N: 124 x/mnt
30/8/2013 lendir (+), T : 36,1 oC
bakteri dd 350 mg / iv
ampas, (+) amoeba Inj lasix 1 x 3 mg
Demam (-) K/L : konjungtiva anemis (+), Ambroxol syr 3 x
07.00 Batuk (+), edema palpebra superior et inferior ½ Cth
sangat ODS (+), mata cowong (-), Sirup Paracetamol
Tho : P/ : BV +/+, Rh -/-, Wh -/-
mengganggu 3 x ¾ Cth
C/ S1S2 tunggal, regular, m(-), g(-).
Muntah (-) Abd : distensi (-), BU (+) ↑, turgor
Renalit add lib
Minum ASI (+) kulit baik Zinc kid syr 1 x
kuat Ext : Akral hangat (+) cth 1
L-Bio 2 x 1
Hasil FL
Warna : kehijauan
Konsistensi : lembek
Lendir : (+)
Darah (-)
Eritrosit : 0-2 / lp
Lekosit : > 20 /lp
Epitel : (-) /lp
Amuba : (+)
Kista : (-)
Bakteri : (+) 3
Telur cacing (-)
Diare
berkepanjangan
Diare persisten
Muntah
Reflek protektif untuk mengeluarkan bahan toksik dari
dalam tubuh atau untuk mengurangi tekanan dalam
organ intestinal.
• Obstruksi
GIT
Etiolog • NON OBSTRUKSI
i Non • SSP
GIT • Sistem lainnya
Demam 10 hari
Batuk pilek
Batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi
tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke
tenggorokan
Rhinore merupakan akibat adanya infeksi virus pada
mukosa hidung yang akan menyebabkan vasodilatasi
dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga
menyebabkan sekresi kelenjar mukosa.
DAFTAR PUSTAKA
Yustina S. Diare Persisten. Jember: Universitas Jember: 2011.h;1-23
Putra DS. Diare Persisten pada Anak. Pekanbaru: Universitas Riau: 2011. Diunduh dari:
http://www.dr-rocky.com/index.php/artikelkesehatananak/9-diare-persisten-pada-anak
Ghani L. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Diare Persisten Pada Anak Balita.Depkes RI . 1997.h;1-5
Dean C, Christine W. Questran. In : IBS for Dummies. 2011. Available at
http//www.books.goole.co.id on 4th August 2011.
Ghaino A, Marco ED. Persistent diarrhea. in walker, goutet, kleinman,eds. Pediatric
gastrointestinal disease chapter 10, 4th edition BC Decker inc hamilton . 2004.
Clinical Update : Persistent Diarrhoea. London. 1992. Available at
http//www.rehydrate.org/dd/pdf/su48.pdf on 4th August 2011.
Ghishan FK. Chronic diarrhea. in : Kliegman RM et al,editors. Nelson textbook of pediatrics.
18th edition. Philadelpia: Saunders, 2007.1621-1626
Suraatmaja, Sudaryat,dkk. Kapita Selekta Gastroenterologi. CV Sagung Seto. Jakarta:
2007.h;37-41
Satriya Putra, Deddy. Diare Persisten pada Anak. [online] 2010 [cited 29 June 2008]. Available
from:.URL:http://www.dklinikrockypediatric.com
Anonym. Persistent Traveler’s Diarrhea. Available from:.URL:http/wiki.medpedia.com
Bhutta, Zilfidar dkk. persistent and cronic Diarrhea : Working Group Report of the Second
World Congress of Pediatric Gastroenterology, Hepatology. [online] 2010 [cited 2010 August
19th]. Available from:.URL:http://www.journalofpediatric.ac.id.pdf
Markum, et al. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.