Pelatihan Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
di Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB
Melalui Metode Blended Learning
Epidemiologi
• Penyebab kematian tertinggi (setelah pnemonia)
di dunia dan di Asia Tenggara pada anak
balita.
• Penyebab kematian 31,4% bayi (usia 29 hari –
11 bulan) dan 25,2% anak usia 12 – 59 bulan
(RISKESDAS 2007)
• Prevalensi tertinggi pada anak balita (1-4
tahun) yaitu 16,7%.
Diare di Indonesia 2007
Riskesdas 2007
Diare di Indonesia 2018
Riskesdas 2018
Kematian umur 29 hari-11 bulan 2019
Kematian umur 12-59 bulan
2019
Penyebab diare di Dunia
(Data WHO 2020)
KEMATIAN AKIBAT KLB DIARE
2010
Angka kematian diare Rotavirus
120000
98621
100000
80000
60000
41057 39144
40000 32653 28218
25423
20000 10637 9970 9857 8788
0
Number of Death
Tinja
5ml/kg
Makanan dan (anak)
minuman
2 liter
200 ml
(dewasa)
7 liter
Sekresi endogen:
intestinal, pankreas, air liur, bilier dan
cairan lambung
Kondisi Normal
Puncak vili
Absorpsi
Kripta
Sekresi
Kondisi Diare
Destruksi enterosit
EIEC, Rotavirus, shigella
Berkurangnya absorpsi
Hipersekresi
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisis
• Pemeriksaan Penunjang
• Tatalaksana
Anamnesis
• Berapa lama diare?
• Berapa kali buang air besar dalam satu hari?
• Bagaimana warna dan konsistensi tinja?
• Apakah tinjanya ada darah dan atau lendir?
• Apakah ada muntah? Jika ada, berapa kali anak
muntah dalam satu hari?
Anamnesis...
• Penyakit penyerta lain? demam, batuk atau masalah
penting lain (kejang atau baru mengalami campak) ?
• Bagaiman cara pemberian makan?
• Jenis cairan dan berapa banyak cairan yang
dikomsumsi selama sakit (termasuk ASI)?
• Apakah ada penderita diare lainnya?
• Sumber air minum yang digunakan?
• Riwayat pengobatan yang telah diberikan selama
sakit?
• Riwayat imunisasi sebelumnya?
Pemeriksaan fisis
Glucose
• Menyusui lebih sering-lama. Beri oralit atau air matang sebagai tambahan
ASI. Setelah diare berhenti, lanjutkan kembali ASI eksklusif.
• Jika tidak ASI eksklusif, beri satu atau lebih cairan tambahan dibawah
ini:
• larutan oralit
• cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)
• air matang
• Nasihati ibu memberi oralit atau cairan tambahan lain sampai diare
berhenti (untuk mencegah dehidrasi)
• Jika anak muntah, tunggu 10 menit , lanjutkan dengan lebih lambat,
sedikit demi sedikit.
Rencana Terapi B (Dehidrasi Ringan/ Sedang)
Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba
• ASI dan makanan tetap diberikan selama diare kepada balita sesuai
umur anak dengan menu yang sama pada waktu sehat untuk
mencegah terjadinya malnutrisi.
• ASI harus diteruskan dan lebih sering.
• Makan seperti biasa, frekuensi lebih sering dalam jumlah yang
lebih kecil, sampai dua minggu setelah anak sembuh.
• Anak dengan susu formula, berusia kurang dari 2 tahun
dianjurkan untuk mengurangi susu formula dan menggantinya
dengan ASI sedangkan jika berusia lebih dari 2 tahun dianjurkan
untuk meneruskan pemberian susu formula.
4. Antibiotik selektif
• Tidak semua kasus diare memerlukan antibiotik.
• Indikasi antibiotik : diare berdarah/disentri
(kemungkinan Shigellosis), diare karena kolera atau
diare dengan disertai penyakit infeksi lain.
• Antibiotik yang tidak tepat akan memperpanjang
lamanya diare karena akan mengganggu flora normal
dan meningkatkan resistensi kuman.
Antibiotika…
• Ampisilin, amoksisilin, metronidazole, tetrasiklin,
golongan aminoglikosida, kloramfenikol, sulfonamid dan
kotrimoksazol tidak direkomendasi untuk strain
Shigella (WHO, 2005)
• Rekomendasikan WHO : golongan quinolone seperti
siprofloksasin ; dosis 30 – 50 mg/ kg BB dibagi dalam
3 dosis selama 5 hari.
• Pantau tanda perbaikan setelah 2 hari pengobatan
(tidak adanya demam, diare berkurang, darah dalam
feses berkurang dan peningkatan nafsu makan).
Antibiotika...
• Hentikan antibiotik jika tidak ada perbaikan.
• UKK Gastrohepatologi IDAI menganjurkan pemberian
sefalosporin generasi ketiga seperti sefiksim : dosis 5
mg/ kg BB/ hari per oral pada pasien rawat jalan.
• Trofozoit atau kista amoeba atau giardia pada hasil
pemeriksaan tinja mendukung diagnosis amoebiasis
atau giardiasis.
• Metronidazol dosis 7,5 – 10 mg/kg BB 3 kali sehari
selama 5 hari untuk kasus amoebiasis atau 5 mg/kg
BB 3 kali sehari selama 5 hari untuk kasus giardiasis.
5. Nasihat pada ibu/ keluarga
• Membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan
Kesehatan jika ada tanda bahaya.
• Tanda bahaya harus diketahui keluarga : buang air
besar cair lebih sering, muntah berulang, rasa haus
yang nyata, makan atau minum sedikit, demam, tinja
berdarah atau tidak membaik dalam 3 hari untuk
diare tanpa dehidrasi dan diare dengan dehidrasi
ringan/ sedang dan dalam 2 hari untuk diare berdarah
(disentri).
• Diajarkan cara menyiapkan dan memberikan oralit,
seng dan ASI/ makanan yang benar.
Pencegahan
• 258.000 /uL
• Urinalisis : Kuning orange/ BJ 1,020/ pH 7/ leukosit (-)/
nitrit (-)/ protein (-)/ glukosa (-)/ keton (-)/ bilirubin (-)/
urobilin (-)/ leukosit 0-1/ eritrosit 0-1
• Analisis Feces : Warna kuning kehijauan, konsistensi cair,
darah (-), lendir (-), bakteri (-), leukosit 0- 1/LPB,
eritrosit -/LPB, jamur (-), telur cacing (-), larva (-),
amoeba (-)
• Pemeriksaan apa saja yang dilakukan?
• Diagnosis?
• Tata laksana ?
• Edukasi?
Analisis kasus
• Laki-laki 10 bulan, 10
kg
• Diare 2 hari yang lalu.
6 – 7 kali/hari, cair,
ampas sedikit, tidak
DIARE
ada lender dan darah. AKUT
• Muntah sejak 3 hari
yang lalu, lebih dari 5
kali/hari. Muntah
sudah berkurang.
Tampak haus sejak pagi
ini.
BAK terakhir tidak
diketahui, karena anak Dehidrasi
pakai pempers, Ringan –
Saat di UGD, anak Sedang
tampak rewel, menangis
tanpa air mata
KRITERIA:
Kehilangan cairan 5 – 10% BB atau 50 –
100 ml/kgBB
Terdapat dua atau lebih tanda:
- Rewel, gelisah
- Mata cekung
- Minum dengan lahap, haus
- Cubitan kulit Kembali lambat
Diagnosis