Diare enterotoksigenik
(sekretorik)
etiologi
RM Tatalaksana &
edukasi
Manifestasi Komplikasi
Patofisiologis
klinis
Anamnesis
• Tidak ada demam
• Tidak ada darah pada tinja
• Tidak ada lemak, lender, warna cucian beras pada tinja
• Jajan pinggir jalan
• Ada mual dan muntah
• Tidak ada nyeri perut
• Bau normal
• Belum berobat
• Bb tidak turun drastic
• Tidak ada rpk
• Sebelumnya pernah mengalami hal serupa
Pemeriksaan fisik
• Tampak sakit berat
• Turgor kulit menurun
• Kesadaran apatis
• TTV : 85/50
• Suhu 36 derajat
• RR 26 / HR 115
• Pasien gelisah
• Akral dingin
WD Diare enterotoksigenik
Diare akut enterotoksigenik (non-invasif), disebut juga diare sekretorik
(watery diarrhea). Yang disebabkan oleh bakteri bakteri sebagai
berikut,
• Vibrio cholerae,
• Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC),
• Clostridium perfringens,
• Staphylococcus aureus,
• B. cereus,
• Aeromonas spp.
Diare sekretorik terjadi bila mukosa usus secara langsung mensekresi
cairan dan elektrolit ke dalam feses.
Epidemiologi
Amerika Serikat
200-300 juta
per tahun
Afrika 78%
kasus kematian
Indonesia
51.623 kasus
Etiologi
Mikroskopis
a. Eosin 2 %
b. Lugol
c. Sudan III
Komplikasi
01 02 03
04 05
Ileus paralitik diare
Faktor risiko
maknan
Perjalanan melalui mulut paling
sering disebabkan karena
kontaminasi makanan dari tangan
yang tidak bersih
lingkungan
Sumber air
Penyebab diare seperti bakteri, Adanya hubungan sosial ekonomi yang
virus, dan parasit dapat menular membentuk lingkungan seperti kondisi
melalui air yang terkontaminasi rumah yang kurang nyaman dan padat
dengan feses manusia sehingga membuat lingkungannya memiliki
sanitasi yang buruk
Differences diagnosis :
DD/ Diare enterovasif Diare enterotoksigenik (sekretorik)
Etiologi Yersinia enterocolitica, E.Colli (EHEC) , shigella, Vibrio cholerae dan eltor , ETEC,
Salmonella, Giardia lambia C.perfringens,
Dengan disertai gejala, mual, muntah dan demam yang tinggi, disertai
nyeri perut, tenesmus ani, diare disertai lendir dan darah
Edukasi &
tatalaksana
Edukasi
1. Hindari berpuasa
2. Minuman yang tidak mengandung gas
3. Hindari kafein dan alcohol
4. Memberikan makanan yang mudah dicerna
5. Hindari susu sapi
Tatalaksana
Kebutuhan cairan Nacl 0.9% ; skor/15 x 10% x
KgBB x 1 l
Plants Cells
Dilihat dari anamnesis dan juga pemerisaan fisik
maka diperoleh poin 5 sehingga bisa dimasukkan
dalam rumus sebagai berikut,
5/15 x 10% x 0 x 1 = 2
Tatalaksana
Tatalaksana
Penggunaan kodein adalah 15-60 mg 3x
sehari,
loperamid 2-4 mg/3-4 kali sehari.