EMFISEMA
OLEH :
VIRA NORWINA
1814401110022
Nama : Sundari
NPM : 1814401110021
Mahasiswa
( Sundari )
Menyetujui
A. Konsep Penyakit
1.1 Anatomi dan Fisiologi
Gastroenteritis akut (GEA) atau diare akut adalah buang air besar ( defekasi )
dengan tinja ( feses ) berbentuk cair atau setengah cair ( setengah padat ),
kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200
ml/24 jam. Define lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari
3 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lender dan darah.
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung penderita
diare atau melalui makanan/minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen yang
berasal dari tinja manusia/hewan atau bahaan muntahan penderita. ( Sudoyo
Aru,dkk 2009 )
3.1 Penyebab
Bakteri
Bakteri yang sering menjadi penyebab diare akut adalah E coli, Shigella sp,
V cholera, Salmonella non tifoid ( S gastroenteritis ), Campylobacter dan CI
difficile. Masa inkubasi masing-masing bakteri tersebut sekita 16-72 jam
Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
ETEC menyebabkan diare perjalanan (traveller’s diarrhea), enteroinvasive E
coli (EIEC) menyebabkan diare berdarah (disentri) dan Enterohemorragic E
coli (EHEC) menyebaban diare berdarah, colitis hemoragis berat dan
sindrom uremia hemolitik. E coli sering menimbulkan wabah diare yang
penularannya terjadi melalui makanan
Campylobacter
Menimbulkan infeksi asimptomatik. Manifestasi infeksi bakteri ini adalah
diare berair dan berdarah, nyeri perut dan demam. Sumber penularan
Campylobacter biasanya berhubungan dengan ternak ayam
Shigella sonnei
Hanya menimbulkan tampilan klinis ringan namun sering menyebabkan
wabah dan S dysentriae menyebabkan diare disenteri dan wabah.
V cholera sering menimbulkan diare yang berat dan wabah di Negara sedang
berkembang. Tanpa penanganan yang cepat pasien dapat mengalami keadaan
fatal akibat dehidrasi
Salmonella gastroenteritis
Atau non tifoid menyebabkan diare berair dan disentri. Manusia adalah satu-
satunya pembawa bakteri ini dan binatang merupakan reservoir untuk
salmonella
Virus
a. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan isi lumen usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltic
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
dapat timbul gastroenteritis pula.
Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
tejadi karena infeksi saluran cerna antara lain : pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dan
gangguan keseimbangan asam basa.
Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare
adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan pergeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit kemudian terjadi diare. Ganggguan
mobilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hippoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)
yang mengakibatan gangguan asam basa (asidosis metabolic dan
hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih0, hipoglikemia
dan gangguan sirkulasi darah.
6.1 pathway
Amnesis yang perlu digali adalah mengenai onset, frekuensi dan perkiraan
volume diare, ada tidaknya diare malam hari, ada tidaknya darah di tinja,
ada tidaknya gejala penyerta seperti demam, mual-muntah dan nyeri perut.
Pengumpulan informasi yang berhubungan dengan epidemiologi sangat
penting, seperti : makanan, penggunaan antibiotic perawatan sebelum,
aktifitas seksual, riwayat melakukan perjalanan, wabah diare disekitar
tempat tinggal pasien.
Diare dikategorikan berat apabila volume diare banyak, demam > 38,5 C,
tanda dehidrasi, diare berdarah
Diare berdarah atau disenteri ditemukan pada shigella, salmonella,
campylobacter, E histolytica, E coli penghasil toksin Shiga
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk menilai adanya tanda-tanda
dehidrasi (mokusa kering, mata cekung, rasa haus, takikardi, hipotensi, dan
turgor kulit menurun)
8.1 Penatalaksanaan
Penatalaksaan Gastroenteritis akut ini ada 2, yaitu secara medis dan non medis
Anti diare
Antibiotik
9.1 Komplikasi
Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Kejang
Bakterimia
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
10.1 Prognosis