Oleh :
SUNDARI
1814401110021
1
LAPORAN PENDAHULUAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Anatomi dan Fisiologi
2
bau, dan hipothalamus yag berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan
nutrien, penjagaan agar tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
1.5 Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol merupakan serabut saraf
yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan. Selain itu,
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
2. Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas
seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Dengan beraktivitas tubuh akan
menjadi sehat, sistem pernafasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi
dengan baik, dan metabolisme tubuh dapat optimal. Kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat
menyebabkan berbagai gangguan pada sistem muskuloskeletal seperti
atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan
fungsi organ internal lainnya (Alimul, 2006).
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan
untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan
dapat memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga komdisinya dapat
setara dengan kekuatan dan fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat
membuat fungsi fungsi gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal
dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan melancarkan
eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktivitas
fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen
menjadi lemah sehingga fungsi eliminasinya kurang efektif (Mubarak,
2008).
3. Etiologi
Menurut ( Hidayat, 2014 ) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai
berikut :
3.1 Kelainan postur
3.2 Gangguan perkembangan otot
3.3 Kerusakan system saraf pusat
3.4 Trauma langsung pada system moskuloskletal dan neuromuscular
3.5 Kekakuan otot
3
4. Patofisiologi dan Pathway
Mobilisasi
Gangguan
Hambatan
muskuloskl
Penurunan Kurang Kekuatan mobilitas
etal
kekutan adanya otot tidak fisik
otot pergerakkan memadai
Kekuatan
otot tidak Kurangnya
Hambatan memadai
Intoleransi Tidak mampu perawatan
mobilitas
aktivitas mempertahankan diri
fisik
keseimbangan
Mobilitas
ditempat
Hambatan
tidur
dalam
berjalan
4
5. Manifestasi Klinis
Menurut Potter & Perry, 2006 manifestasi klinis pada gangguan aktivitas
yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang
lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam
berjalan.
6. Pemeriksaan Penunjang
6.1 Sinar X, CT Scan, MRI.
6.2 Pemeriksaan LAB (HB, Alkali Fospat, Kreatinin, SGOT).
7. Penatalaksanaan
7.1 Pencegahan Primer
Merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan dan episodic.
Sebagai suatu proses yang belangsung sepanjang kehidupan, mobilitas
dan aktivitas tergantung pada system muskuloskletal, kardiovaskular,
pulmonal. Sebagai suatu episodic pencegahan primer diarahkan pada
pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul akibat mobilitas atau
ketidakefektifan.
Hambatan terhadap latihan
Pengembangan program latihan
Keamanan
7.2 Pencegahan sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat
dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan. Keberhasilan
interbvensi berasal dari suatu pengertian tentang berbagai factor yang
menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan.
Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan
pencegahan komplikasi ( Tarwoto & Wartonah, 2006 )
8. Komplikasi
8.1 Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
8.2 Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi
orthostatic
8.3 Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
8.4 Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
8.5 Status emosi stabil ( Rosidawati, dkk 2008 )
9. Prognosis
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh berisiko
terjadi gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung
pada umur klien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan serta tingkat
imobilisasi yang dialami. Misalnya, perkembangan pengaruh mobilisasi
5
lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan dengan klien yang lebi
muda.
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
1.1 Aspek Biologis : Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah riwayat
adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal, ketergantungan
terhadap orang lain dalam melakukan aktivitas, jenis latihan atau
olahraga yang sering dilakukan klien dan lain-lain.
1.2 Aspek psikologis : yang perlu dikaji di antaranya adalah
bagaimana respons psikologis klien terhadap masalah gangguan
aktivitas yang dialaminya, mekanisme koping yang digunakan
klien dalam menghadapi gangguan aktivitas dan lain-lain.
1.3 Aspek sosial kultural : Pengkajian pada aspek sosial kultural ini
dilakukan untuk mengidentifikasi dampak yang terjadi akibat
gangguan aktifitas yang dialami klien terhadap kehidupan
sosialnya, misalnya bagaimana pengaruhnya terhadap pekerjaan,
peran diri baik dirumah, kantor maupun sosial dan lain-lain.
1.4 Aspek spiritual : Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah
bagaimana keyakinan dan nilai yang dianut klien dengan kondisi
kesehatan yang dialaminya sekarang, seperti apakah klien
menunjukan keputusasaannya. Bagaimana pelaksanaan ibadah
klien dengan keterbatasan kemampuan fisiknya dan lain-lain
(Asmadi, 2008).
2. Pemeriksaan Fisik
Meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan dampak
imobilisasi terhadap sistem tubuh.
3. Pemeriksaan Penunjang
3.1 Sinar X, CT Scan, MRI.
3.2 Pemeriksaan LAB (HB, Alkali Fospat, Kreatinin, SGOT).
B. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa 1 : Hambatan mobilitas fisik b.d Penurunan Kekuatan otot.
(00085), (NANDA 2014)
b. Diagnosa 2 :Mobilitas di tempat tidur b.d Nyeri, Gangguan
Muskuloskeletal, kekuatan otot tidak memadai.(00198),
(NANDA,2014)
6
Kekuatan otot hambatan mobilitas fisik dalam
pasien berkurang
(mobilisasi berjalan untuk
dengan Kriteria
Hasil : sendi) mempertahan
3. Terapi latihan kan atau
1. Melakukan
aktivitas fisik mengembalik
kehidupan
(pengendalian an fungsi
sehari-hari
secara mandiri otot) tubuh
dengan alat
4. Latihan fisik autonomy dan
bantu
2. Meminta (Keseimbangan volunteer
bantuan untuk
) selama
aktivitas
mobilisasi, jika pengobatan
diperlukan
dan
pemulihan
dari kondisi
sakit atau
cedera.
2. menggunakan
gerakan tubuh
aktif dan
pasif untuk
mempertahan
kan atau
mengembalik
an
fleksibelitas
sendi.
3. menggunkan
aktivitas
tertentu atau
protocol
latihan yang
sesuai untuk
meningkatkan
atau
mengembalik
an gerakan
tubuh yang
7
terkendali.
4. Latihan fisik
(Keseimbanga
n) :mengguna
kan aktivitas,
postur, da
gerakan
tertent untuk
mempertahan
kan,
meningkatkan
, atau
memulihkan
keseimbangan
.
8
keletihan dan
ketegangan
atau cedera
musculoskelet
al.
3. Terapi latihan
fisik
(Pengendalian
Otot) :
menggunkan
aktivitas
tertentu atau
protocol
latihan yang
sesuai untuk
meningkatkan
atau
mengembalik
an gerakan
tubuh yang
terkendali.
4. menggunakan
gerakan tubuh
aktif dan
pasif untuk
mempertahan
kan atau
mengembalik
an
fleksibelitas
sendi..
9
kirang gerak keperawatan keletihan terjadinya
selama…x24 jam, (misalnya, letih
masalah intoleransi perawatan, nyeri 2. membantu
aktivitas dapat dan pengobatan) derajat
teratasi dengan 2. pantau respon dekompensasi
kritteriahasil : oksigenasi pasien jantung and
1. berpartisipaso misalnya, denyut pulmonal
dalam aktivitas nadi, irama penurunan
fisik tanpa jantung, dan TD, takikardi,
disertai frekuensi distritmia,
peningkatan pernafasan takipnea
tekanan darah, terhadap adalah
nadi dan RR aktivitas indikasi
2. mampu perawatan dri intoleransi
mlakukan atau aktivitas jantung
aktivitas sehari- keperawatan terhadap
hari 3. bantu klien untuk aktivitas
3. tanda-tanda mengindetifikasi 3. aktivitas yang
vital normal pilihan aktivitas berlebihan
4. energy akan
psikomotor memeprburuk
5. mampu keadaan klien
berpindah
dengan atau
tanpa bantuan
4 Hambatan berjalan Setelah diberikan 1. sediakan 1. menghind
b.d kekuatan otot asuhan kondisi ari klien
tidak memadai keperawatan lingkungan dari
dengan hambatan selama..x24 jam, yang aman kemungki
kemampuan klien dapat bagi klien nan terjadi
berjalan dengan melakukan 2. lindungi cedera
jarak tertentu mobilisasi secara dengan side 2. menghind
bertahap sesuai rails jika ari klien
dengan batas diperlukan dari resiko
kemampuannya 3. sediakan jatuh
dengan kriteria perangkat 3. memudah
hasil : pendukung kan klien
1. klien seperti step belajar
mampu stools, berjalan
mempertaha handrails jika agar tetap
nkan diperlukan aman
keseimbang
an saat
berdiri
2. klien
mampu
mempertaha
nkan
keseimbang
an saat
berjalan
5 Kurangnya Setelah diberikan 1. monitor 1. membantu
perawatan diri b.d suahn keperawatan kemampuan dalam
kelemahan selama…x24 jam, dan tingkat mengantis
diharaokan klien kekurangan ipasi/mere
10
dapat memnuhi dalam ncanakan
kebutuhan klien melakukan pemenuha
merawat diri dengn perawatn diri n
batas 2. beri motivasi kebutuhan
kemampuannya kepada klien secara
dengan kriteria untuk tetap individual
hasil : melakukan 2. meningkat
1. klien dapat aktivitas dan kan harga
melakukan beri bantuan diri dan
aktivitas dengan semangat
perawatan sungguh- untuk
diri sesuai sungguh berusaha
dengan 3. hindari terus-
kemampuan melakukan menerus
klien sesuatu untuk 3. klien
2. klien dapat klien yang mungkin
mengindent dapat menjadi
ifikasi dilakukan sangat
sumber sendiri oleh ketakutan
pribadi/kom klien, tetapi dan sangat
unitas untuk berikan tergantung
memberika bantun sesuai meskipun
n bantuan kebutuhan bantuan
sessuai yang
kebutuhan diberikan
bermanfaa
t dalam
mencegah
frustasi
DAFTAR PUSTAKA
11
Herdman, T. & Heather. (2014). Diagnosa Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi. 2012-2014, Jakarta : EGC.
12
Banjarmasin, …. Februari 2020
(………………………………) (……………………………..)
13